Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian KB Kalender

KB kalender adalah usaha untuk mengatur kehamilan dengan menghindari


hubungan badan selama masa subur seorang wanita. Sebab pembuahan memang
hanya terjadi pada saat masa subur, atau lebih tepatnya 12-24 jam setelah puncak
masa subur (sel telur dilepas). 12- 24 jam ini dari masa hidup sel telur rata-rata.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur/ovulasi (Notodiharjo, Riono. 2002).

2. Manfaat KB Kalender

Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun
konsepsi.

a. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
b. Manfaat konsepsi

Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan


melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan
kesempatan bisa hamil (Notodiharjo, Riono. 2002).

3. Keuntungan dan Kerugian KB Kalender


a. Keuntungan KB Kalender :
 Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan tanpa
biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli alat
kontrasepsi.
 Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena bisa
dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya memakai
alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
 Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi
kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom misalnya.
Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari pasangan untuk
ketat berpantang selama masa subur.
 Dalam kendali wanita
 Meningkatkan pengetahuan mengenai kesuburan
 Dapat dipadukan dengan metode lain (Notodiharjo, Riono. 2002).
b. Kerugian KB Kalender :
 Tidak dapat diandalkan karena tidak memperhitungkan siklus yang tidak
teratur.
Kerugian Kemungkinan kegagalan yang jauh lebih tinggi. Ini terutama bila
tidak dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengetahui dengan
pasti masa subur, karena tidak ada yang bisa menjamin ketepatan
perhitungan sebab masa suburpun terjadi secara alami, selain itu kedua
pasangan tidak bisa menikmati hubungan suami istri secara bebas karena
ada aturan yang ditetapkan dalam sistem ini. Masa berpantang yang cukup
lama dapat membuat pasangan tidak bisa menanti dan melakukan
hubungan pada waktu berpantang. Kerugian lain dari KB kalender adalah
bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi
umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang.
Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidak teratur, saat terjadi
ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada
kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab
(misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.
 Stres, penyakit, dan perjalanan dapat mempengaruhi siklis menstruasi.
 Membutuhkan motivasi.
 Membutuhkan catatan siklus menstruasi selama 6-12 bulan sebelum
digunakan (Notodiharjo, Riono. 2002).
4. Cara Penggunaan KB Kalender

Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:

1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).


2. Fertility phase (masa subur).
3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).

Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu
21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal
enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat
data yang telah dicatat (Saifuddin, BA. 2008).

Bila haid teratur (28 hari)


Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur
adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid (Saifuddin, BA. 2008).

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret


ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari
ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret
hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk
melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kontrasepsi (Saifuddin, BA. 2008).

Bila haid tidak teratur

Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur (Saifuddin, BA.
2008).

Rumus :

Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18

Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus
terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).

Langkah 1 : 25 – 18 = 7

Langkah 2 : 30 – 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini,
suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama
harus menggunakan kontrasepsi (Saifuddin, BA. 2008).

DAPUS
Notodiharjo, Riono. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana : Metode KB
tanpa bantuan obat-obatan dan peralatan. Jakarta.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai