Anda di halaman 1dari 6

KESEHATAN KERJA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nurhayati, M.Kes (atybm27@gmail.com)

LATAR BELAKANG
Kesehatan dan keselamatan kerja sangatlah penting. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai
risiko bahaya kesehatan. Istilah “Keselamatan dan kesehatan kerja” dapat dipandang memunyai
dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah
(scientific approach) dan di sisi lain memunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu
program yang memunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja dapat
digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil
terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko
kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.
Terjadinya kesalahan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar. Dalam asuhan
keperawatan, yang menjadi taruhannya adalah nyawa pasien. Jika terjadi kesalahan dalam asuhan
keperawatan, maka akan menimbulakan dampak yang besar baik kepada klien / pasien maupun
kepada perawat sendiri. Nah, maka perlu melaksanakan dan menerapkan konsep K3 baik dalam
asuhan keperawatan maupun pekerjaan lainnya. Dengan melaksanakan dan menerapkan konsep
K3, tepatnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam asuham keperawatan, maka akan tercipta
lingkungan kerja yang aman dan efektif. Maka diperlukan penerapan K3 dalam asuhan
keperawatan.
HASIL
Keperawatan merupakan suatukegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. yang memberikan asuhan
keperawatan adalah seorang perawat. Dimana perawat merupakan seorang yang telah lulus
pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan
secara holistic dan professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban
memenuhi kebutuhan biopsikososiospiritual klien/perawat. Dalam pemberian asuhan
keperawatan, seorang perawat harus menerapkan konsep K3, yaitu sehat, kesehatan kerja, risiko
dan hazard. Dalam hal ini, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang penting dalam
pemberian asuhan keperawatan. Kesehatan kerja itu bersifat medis, dengan sasarannya adalah
manusia atau pekerja. Nah dalam asuhan keperawatan juga demikian, kesehatan kerja juga dapat
memengaruhi kesehatan perawat, dan jika kesehatan kerja perawat terganggu, maka akan
merugikan klien/pasien serta merugikan perawat itu sendiri. Taruhannya adalah nyawa pasien ,
dan juhga perawat tersebut mendapat kerugian yang dapat berupa kehilangan pekerjaan, bahkan
bisa dibawa ke jalur hukum oleh keluarga klien/pasien.
Kesehatan kerja sangat memengaruhi kinerja seorang perawat. Kinerja perawat yang tinggi
menunjukkan kepuasan yang paling nyata dirasakan oleh seseorang yang mempunyai motif
keberhasilan yang tinggi. Kepuasan biasanya terletak pada kinerja yang tinggi, bukan pada
imbalan yang diterima seperti dalam bentuk upah maupun gaji. Dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien, perawat melakukan prosedur / tindakan keperawatan yang banyak
dan menimbulkan resiko salah begitu besar. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko

PEMBAHASAN
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 432 tahun 2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Adapun tujuan umum
dari K3 adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Menurut Kurniawidjaja,
berikut berupa perincian tujuan K3:
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan
produktif.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancer.
3. Meningkatkan derjat kesehatan para petugas.
Menurut Ramli, faktor yang dapat memengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yakni;
1. Kebersihan
2. Air minum dan kesehatan
3. Kerapian dalam ruang kerja
4. Ventilasi, pemanas, dan pendingin
5. Tempat kerja, ruang kerja dan tempat duduk
6. Pencegahan kecelakaan
7. Pencegahan kebakaran
8. Gizi kerja
9. Penerangan, warna dan suara bising di tempat kerja.
Hak dan kewajiban tenaga kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja untuk:
1. Memberikan keterangan yang benar apabila diminta olehpegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja.
2. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
3. Memenuhi dan menaati semua syarat kesehatandan keselamatan kerja yang diwajibkan
4. Meminta pada pengurus agar melaksanakan semua syarat kesehatan dan keselamatan kerja
yang diwajibkan
5. Menyatakan kebenaran kerja pada pekerja dimana syarat kesehatan dan keselamatan kerja
serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut WHO, Kesehatann Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktoryang merugikan kesehatan,
da penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan
kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Manajemen K3RS merupakan
suautu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di RS.
Status kesehatan seseorang dapat ditentukan oleh empat faktor, yakni
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik, logam
berat, debu), biolois (virus, bakteri mikroorganisme), da sosial budaya (ekonomi,
pendidikan, pekerjaan)
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, dan tingkah laku
3. Pelayanan kesehatan; promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecatatan, rehabilitasi
4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Kesehatan kerja itu bersifat medis dengan sasarannya adalah manusia atau pekerja.
Kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat memengaruhi kesehatan para pekerja seperti:
1. Kurangnya pencahayaan yang mengakibatkan sakit mata
2. Tidak adanya system sirkulasi udara sehingga debu-debu atau partikel-partikel kecil akan
mengganggu system pernapasan pekerja
3. Pekerja yang bekerja dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya
4. Tingkat kebisingan yang melebihi batas ambang pendengar yang dapat mengakibatkan
ketulian pada pekerja

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan atas tindakan di atas,


1. Pemeriksaan pekerja secara berkala
2. Memberikan keterangan prosedur kerja sebelum bekerja
3. Pembuatan ventilasi yang baik
4. Mengubah cara-cara kerja yang dapat menyebabkan penyakit kerja
5. Pemakaian alat-alat pelindung diri secara teratur dan disiplin untukmenghindari risiko
kecelakaan kerja
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui jika tidak ada penerapan K3 dengan baik,
maka Perawatpun tidak dapat memberikan Asuhan Kepeprawatan dengan baik an benar. Karena
Perawatnya sendiri saja sudah terganggu, sehingga tidak dapat memeberikan asuhan keperawatan
kepada klien/pasien secara baik dan benar. Dalam Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan, dijelaskan bahwa Keperawatan didefinisikan sebagai kegiatan pemberian asuhan
kepada individu. Sedangkan asuhan keperawatan berupa rangkaian interaksi antara perawat
dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
klien dalam merawat dirinya.Hal ini menunjukkan bawha asuhan keperawatan adalah jembatan
penghubung antara perawat dengan klien dan lingkungan keperawatan. Jika perawat tidak sehat,
maka ia tidak dapat melakuka pekerjaannya dengan baik.
Maka dari itu, perlu dilaksanakannya pendidikan dan penyukuhan/pelatihan tentang
keksehatan kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri
baik fisik maupun mental,ang diperlukan antara lain:
a. Informasi umum Rumah sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3
b. Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya
c. SOP Kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya
Orientasi K3 di tempat kerja
d. Melaksanakan pendidikan, peatihan ataupun promosi/penyuluhan kesehatan kerja
secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3.

PENUTUP
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting bagi Perawat. Dimana K3 bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi- tingginya
bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko
akibat faktoryang merugikan kesehatan, da penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Sedangkan
Perawat berprofesi sebagai pemberi Asuhan Keperawatan kepada klien/pasien. Dengan adanya
K3, maka perawat dapat melalukan tugasnya dengan baik dan benar. Tidak merugikan
klien/pasien dan dirinya sendiri juga.

DAFTAR PUSTAKA

Anggeria, Elis.2017.Konsep Dasar K3:Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko dan Hazard dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan. www.id.scribd.com (diakses 30 September 2020)

Handayani, L. T.(2017).Analisis Jalur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Kepuasan


Terhadap Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di RS di
Jember.The Indonesian Journal of Health Science,9(1),52.

Hidayah, Aep Nurul.2019.Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).


www.aepnurulhidayat.wordpress.com (diakses 30 September 2020)

Indarwati, Retno, S,Kep.Ns.2018.Asuhan Keperawatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


www.fdokumen.com (diakses 30 September 2020)

Kementerian Kesehatan Indonesia.2017.Situasi Tenaga Keperawatan Indonesia.Pusdatin.

Rusli, Patimah.Fungsi Perawat dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja.www.academia.edu


(diakses pada 2 September 2020)
Setiarini, Nur Annisa, dkk.2014.Konsep Dasar K3, Hazard Dan Pengendaliannya.Makalah.
Simamora, R.h.(2011).Role Conflict of Nurse Relationship With Performance in the Emergency
Unit of Hospitals RSD DR. Soebandi Jember.The Malaysian Journal of
Nursing,3(2),23-32
Ulty.2020.Konsep Dasar k3 dalam Keperawatan. www.lancangkuning.com (diakses 30
September 2020)

Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai