Nim : 191440108
Gejala ispa akan berlangsung antara 1-2 minggu. Sebagian besar penderita akan mengalami
perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala tersebut adalah:
1. Batuk
2. Bersin
3. Pilek
4. Hidung tersumbat
5. Nyeri tenggorokan
6. Sesak napas
7. Demam
8. Sakit kepala
9. Nyeri otot
D. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Infeksi saluran pernapasan bawah (lower respiratory tract infections/ LRTI), yaitu infeksi yang
menyerang saluran pernapasan bawah, seperti pita suara, trakea, bronkus, bronkiolus, dan
paru-paru. Infeksi saluran pernapasan bawah umumnya lebih serius dibandingkan infeksi
saluran pernapasan atas. LRTI adalah penyebab utama kematian di antara semua penyakit
infeksi. Dua infeksi yang paling umum terjadi di saluran napas bagian abwah adalah bronkitis
dan pneumonia. Sementara itu, influenza menyerang saluran pernapasan atas ataupun bawah.
Namun, stran virus influenza yang lebih berbahaya, seperti H5N1 (flu babi) yang sangat merusak
cenderung berdampak fatal di paru-paru. Infeksi saluran pernapasan bawah, meliputi bronkitis,
bronkiolitis, pneumonia, aspergilosis, atau tuberkulosis (TBC). Patofisiologi infeksi saluran
pernapasan bawah (ISPB) diawali dengan masuknya patogen melalui proses inhalasi, aspirasi,
ataupun penyebaran secara hematogen. Patogen akan berinokulasi dan multiplikasi pada epitel
saluran pernapasan kemudian menimbulkan reaksi inflamasi dan respon sistemik. Reaksi
inflamasi pada saluran pernapasan tersebut akan menimbulkan gejala seperti batuk produktif,
sesak, dan perubahan bunyi napas. Respon sistemik yang paling sering muncul adalah demam.
Gejala infeksi saluran pernapasan bawah, antara lain:
1. Batuk berdahak.
2. Sesak napas.
3. Mengi.
4. Demam.
Komplikasi yang bisa terjadi akibat infeksi saluran pernapasan, antara lain Infeksi saluran
pernapasan bawah, meliputi sepsis, empiema, abses paru, dan efusi pleura. Dokter akan
mendiagnosis infeksi saluran pernapasan dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan
fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
1. Foto Rontgen dada untuk melihat corakan dan kondisi paru-paru serta jalan napas.
2. Pemeriksaan darah untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah yang
merupakan tanda infeksi.
3. Pemeriksaan dahak atau kultur dari sampel dahak untuk melihat pertumbuhan bakteri.
E. Diagnosis Infeksi Saluran Pernapasan
Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan gejala yang dialami oleh pasien.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk pada hidung,
tenggorokan, leher, dan dinding dada. Untuk memastikan penyebab infeksi saluran napas dan
untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi pasien, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan penunjang, seperti:
1. Pemeriksaan darah, untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah yang
merupakan tanda infeksi.
2. Pemindaian dengan Rontgen dan CT scan, untuk memeriksa kondisi paru-paru serta jalan
napas.
3. Pemeriksaan dahak atau sputum, untuk mendeteksi kuman, termasuk bakteri penyebab
infeksi saluran pernafasan, termasuk pneumonia atau TBC
4. Pemeriksaan pulse oximetry, untuk mendeteksi adanya gangguan pernapasan dan
memeriksa banyaknya oksigen yang masuk ke paru-paru
5. Pemeriksaan molekular, seperti tes PCR juga terkadang dibutuhkan untuk mendeteksi
penyakit akibat infeksi virus, seperti COVID-19.