Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan ole
h agen infeksisus (Smeltzer & Bare, 2001: 571). Pneumonia adalah peradangan paru yan
g disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur (Medicastore).
Pneumonia adalah penyakit infeksius yang sering menyebabkan kematian. Pneumon
ia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantong-kantong udara dalam
paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksi
gen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Kare
na inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meningg
al.
Epidemiologi/Insiden Kasus
Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia. Pneumokokus tipe 8 menyeb
abkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80%, sedangkan pada anak ditemukan ti
pe 14,1,6,dan 9. Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan
berkurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh
pneumokokus dan ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan bronchopneu
monia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.
Pneumonia sebenarnya bukan peyakit baru. Tahun 1936 pneumonia menjadi penyeb
ab kematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa d
ikontrol beberapa tahun kemudian. Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influen
za kembali merajalela. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor ti
ga setelah kardiovaskuler dan TBC. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi an
gka kematian. Kasus pneumonia ditemukan paling banyak menyerang anak balita. Menur
ut laporan WHO, sekitar 800.000 hingga 1 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat
pneumonia. Bahkan UNICEF dan WHO menyebutkan pneumonia sebagai penyebab kem
atian anak balita tertinggi, melebihi penyakit penyakit lain seperti campak, malaria, serta
AIDS.
Etiologi
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan pneumon
ia dan penyakit ini baru akan timbul apabila ada faktor- faktor prsesipitasi, namun pneu
monia juga sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun sebagai penyakit yang ter
jadi karena etiologi di bawah ini :
Bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Diplococus pneumonia, Pneu
mococcus, Streptococcus Hemoliticus aureus, Haemophilus influenza, Basilus friend
lander (Klebsial pneumonia), Mycobacterium tuberculosis. Bakteri gram positif yan
g menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus pneumonia, streptococcus au
reus dan streptococcus pyogenis
Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum disebabkan oleh vir
us influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus merupakan
penyebab utama pneumonia virus. Virus lain yang dapat menyebabkan pneumonia
adalah Respiratory syntical virus dan virus stinomegalik.
Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghi
rupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung.
Jamur yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Citoplasma Capsulatum, Cripto
coccus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Ca
ndinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.
Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderit
a AIDS.
Faktor lain yang mempengaruhi
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh yan
g menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, pe
ngobatan antibiotik yang tidak sempurna.
Patofisiologi
Pneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh bakteri yan
g masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan paru. Bakteri pneumokok ini
dapat masuk melalui infeksi pada daerah mulut dan tenggorokkan, menembus jaringan m
ukosa lalu masuk ke pembuluh darah mengikuti aliran darah sampai ke paru-paru dan sel
aput otak. Akibatnya timbul peradangan pada paru dan daerah selaput otak. Inflamasi bro
nkus ditandai adanya penumpukan sekret sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi
positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yan
g terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.Kolaps alveoli akan me
ngakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa meny
ebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang
berfungsi untuk melembabkan rongga pleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus da
lam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mengakibatkan penin
gkatan frekuensi nafas, hipoksemia, asidosis respiratorik, sianosis, dispnea dan kelelahan
yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas. Pathway terlampir.
Klasifikasi
Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di In
donesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia tahun 2003 menyebutkan t
iga klasifikasi pneumonia, yaitu:
Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia)
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada penderita immunocompromised.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Wajah terlihat pucat, meringis, lemas, banyak keringat, sesak, adanya PCH, Adanya
takipnea sangat jelas (25-45 kali/menit), pernafasan cuping hidung, penggunaan ot
ot-otot aksesori pernafasan, dyspnea, sianosis sirkumoral, distensi abdomen, sputum
purulen, berbusa, bersemu darah, batuk : Non produktif – produktif, demam mengg
igil, faringitis.
Palpasi
Denyut nadi meningkat dan bersambungan (bounding), nadi biasanya meningkat sek
itar 10 kali/menit untuk setiap kenaikan satu derajat celcius, turgor kulit menurun,
peningkatan taktil fremitus di sisi yang sakit, hati mungkin membesar.
Perkusi
Perkusi pekak bagian dada dan suara redup pada paru yang sakit.
Auslkutasi
Terdengar stridor, bunyi nafas bronkovesikuler atau bronkial, egofoni (bunyi menge
mbik yang terauskultasi), bisikan pektoriloquy (bunyi bisikan yang terauskultasi mel
alui dinding dada), ronchii pada lapang paru. Perubahan ini terjadi karena bunyi dit
ransmisikan lebih baik melalui jaringan padat atau tebal (konsolidasi) daripada mela
lui jaringan normal.
Pemeriksaan Diagnostik
Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi strukstural (misal: Lobar, bronchial); dapat juga men
yatakan abses luas/infiltrat, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlok
alisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrat nodul (lebih sering virus). Pad
a pneumonia mikroplasma, sinar x dada mungkin bersih.
GDA (Gas Darah Arteri)
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit
paru yang ada
Pemeriksaan darah.
Pada kasus pneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah
netrofil) (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000-40.000/m dengan pergeseran
LED meninggi.
LED meningkat.
Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan kom
plain menurun, elektrolit Na dan Cl mungkin rendah, bilirubin meningkat, aspirasi
biopsi jaringan paru
Rontegen dada
Ketidak normalan mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan pen
yakit paru yang ada. Foto thorax bronkopeumonia terdapat bercak-bercak infiltrat p
ada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolida
si pada satu atau beberapa lobus.
Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah
Dapat diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal,bronskoskopi fiberoptik, at
au biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab, seperti bakteri da
n virus. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi la
ngsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetap
i cara ini tidak rutin dilakukan karena sulit.
Tes fungsi paru
Volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan nafas mun
gkin meningkat dan complain menurun. Mungkin terjadi perembesan (hipokemia).
Elektrolit
Natrium dan klorida mungkin rendah.
Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka
Dapat menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV), karakter
istik sel raksasa (rubella).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop
, akan terdengar suara ronchi. Selain itu juga didukung oleh pemeriksaan penunjang sepe
rti: rontgen dada, pembiakan dahak, hitung jenis darah, gas darah arteri.
Therapy
Pemberian antibiotik per-oral/melalui infus.
Pemberian oksigen tambahan
Pemberian cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Antibiotik sesuai dengan program
Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
Cairan, kalori dan elektrolit glukosa 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1 ditambah lar
utan KCl 10 mEq/500 ml cairan infuse.
Obat-obatan :
Antibiotika berdasarkan etiologi.
Kortikosteroid bila banyak lender.
Komplikasi
Bila tidak ditangani secara tepat, akan mengakibatkan komplikasi. Komplikasi dari
pneumonia / bronchopneumonia adalah :
Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan akan masuk
ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah dan
mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik ke dalam dan timbul
efusi.
Efusi pleura
Abses otak
Endokarditis
Osteomielitis
Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura t
erdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
Infeksi sitemik.
Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
A. Pengkajian
Data Subjektif
d) Klien mengatakan sering mengeluarkan dahak yang kental, berbusa dan berwarn
e) Klien mengatakan lebih merasakan nyaman saat duduk tegak di tempat tidur de
ngan condong ke arah depan tanpa mencoba untuk batuk atau nafas dalam.
Data Objektif
a) Suhu tubuh klien teraba panas, lebih dari 37,5 0C dan klien tampak menggigil.
an.
g) Tampak area solid (konsolidasi) pada lobus-lobus paru dalam hasil rontgen dad
a.
yang terauskultasi), dan bisikan pektoriloquy (bunyi bisikan yang terauskultasi melalui din
ding dada).
B. Diagnosis Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya eksudat pada alv
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli.
piler
Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan kognitif dan neur
PK: Sepsis
C. Intervensi Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya eksudat pada alv
Tujuan:
Setelah diberikan askep selama ... x ... jam, diharapkan bersihan jalan nafas klien kembal
normal range)
Intervensi:
Respiratory monitoring
2) Perhatikan gerakan dada, amati simetris, penggunaan otot aksesori, retraksi otot
Rasional: menunjukkan keparahan dari gangguan respirasi yang terjadi dan men
lan napas yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecukupan pertukaran udara.
Rasional: mengetahui permasalahan jalan napas yang dialami dan keefektifan pol
Airway suctioning
Rasional: waktu tindakan suction yang tepat membantu melapangan jalan nafas
pasien
Rasional : Mengetahui adanya suara nafas tambahan dan kefektifan jalan nafas
Rasional: jalan nafas merupakn area steril sehingga alat digunkan juga steril unt
10) Pilihlah selang suction dengan ukuran setengah dari diameter endotrakeal, trakh
Rasional: penggunaan dimater yang lebih kecil agar tidak menyumbat jalan nafa
11) Gunakan aliran rendah untuk menghilangkan sekret (80-100 mmHg pada dewasa
12) Monitor status oksigen pasien (SaO2 dan SvO2) dan status hemodinamik (MAP
Rasional : Mengetahui adanya perubahan nilai SaO2 dan satus hemodinamik, jik
13) Lakukan suction pada oropharing setelah selesai suction pada trakea
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli.
Tujuan:
Setelah diberikan askep selama ... x ... jam diharapkan pola napas klien efektif dengan k
riteria hasil:
normal range)
- Tidak tampak retraksi dinding dada (skala 5 = no deviation from normal range)
Tanda-tanda vital
Intervensi :
Monitoring respirasi
Rasional : Ketidakefektifan pola napas dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan RR
b) Pantau adanya penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada p
ada klien
Rasional : Penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada menunjukkan t
Memfasilitasi ventilasi
Rasional : Posisi semifowler dapat membantu meningkatkan toleransi tubuh untuk inspir
piler
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x ...jam diharapkan gangguan pertukara
- AGD klien dalam batas normal (Ph = 7,35-7,45 ; PCO2 = 35-45 ; HCO3 = 22-
Intervensi :
Airway Management
a) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu.
Respiratory Monitoring
a) Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi.
Rasional : Pemantauan AGD dapat menunjukkan status respirasi dan adanya kerusakan
ventilasi klien.
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x ... jam diharapkan nyeri terkontrol de
Intervensi :
Pain Management :
1. Kaji intervensi nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, onset, frek
yang sesuai.
3. Diskusikan dengan klien faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri klien.
Rasional : Menyebabkan relaksasi pada otot-otot dan mengurangi nyeri yang dir
asakan
Tujuan :
Setelah diberikan askep selama ... x ... jam, klien diharapkan panas badan klien berkura
Intervensi :
dapat membantu dalam diagnosis, misalnya kurva demam lanjut berakhir lebih dari 24 j
menunjukkan infeksi paru; kurva intermiten atau demam yang kembali normal sekali dal
am periode 24 jam menunjukkan episode septic, endokarditis septic, atau TB. Menggigil
2) Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu me
ndekati normal.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotelam
us, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organism
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x ... jam diharapkan perfusi jaringan pe
Intervensi :
Ciculation Precaution
2) Auskultasi frekuensi dan irama jantung. Catat terjadinya bunyi jantung ekstra.
Rasional : Takikardia sebagai akibat hipoksemia dan kompensasi upaya peningkatan alira
n darah dan perfusi jaringan. Gangguan irama berhubungan dengan hipoksemia, ketida
kseimbangan elektrolit, dan / peningkatan regangan jantung kanan. Bunyi jantung ekstra
nsasi.
Rasional : Gelisah, bingung, disorientasi, dan/ atau perubahan sensori/ motor dapat me
nunjukkan gangguan aliran darah, hipoksia, atau cedera vaskuler cerebral (CSV) sebagai
Rasional : Kulit pucat atau sianosis, kuku, membrane bibir atau lidah; atau dingin, burik
menunjukkan fase kontriksi perifer (shock) dan / atau gangguan darah sistemik.
5) Tinggikan kaki/ telapak bila di tempat tidur/ kursi. Dorong pasien untuk latian k
aki dengan fleksi/ ekstesi kaki pada pergelangan kaki. Hindari penyilangkan kaki dan du
duk atau berdiri terlalu lama. Pakai/ tunjukkan bagaimana menggunakan atau melepas s
Rasional : Tindakan ini dilakukan untuk menurunkan stasis vena dikaki dan pengumpula
bih.
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x ... jam diharapkan kebutuhan nutrisi
a. Status nutrisi:
nge)
- Serum albumin dalam batas normal (3,4-4,8 gr/dl) (skala 5 = no deviation from
normal range)
- Berat badan dapat dipertahankan / Tidak terjadi penurunan berat badan (skala
Intervensi :
Nutrition therapy
b. Monitor makanan/cairan yang dimakan dan hitung asupan kalori tiap hari deng
an tepat.
c. Monitor ketepatan diet order yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien.
Rasional : Mencegah klien mendapat asupan yang tidak sesuai dengan prosedur.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi ya
Rasional :Untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang sesuai dengan kebutuh
an klien
Rasional : Membantu menambah cairan/elektrolit tubuh bila asupan oral tidak memenuh
i kebutuhan.
Rasional : Dengan memantau berat badan klien dengan teratur dapat mengetahui kenai
Rasional : membantu mengetahui masukan kalori harian klien disesuaikan dengan kebut
Rasional : kadar albumin dan elektrolit yang normal menunjukkan status nutrisi baik. Saji
Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan tonus otot akiba
t kerusakan neuromuscular dan imobilisasi di tandai dengan pasien tidak mampu mela
kukan ADL
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x ... jam diharapkan perawatan diri klie
- Mulut, gusi, dan lidah dalam keadaan bersih (skala 5 = not compromised)
- Gigi dan sela-sela gigi dalam keadaan bersih (skala 5 = not compromised)
Intervensi :
Bathing
Rasional: Mencegah klien menggigil dan memberikan rasa nyaman pada klien.
3) Berikan salep dan cream pelembab pada daerah kulit yang kering.
Rasional: Memberikan rasa nyaman dan membantu dalam pencegahan timbulnya penya
kit kulit.
Rasional: Mengkaji keadaan kulit dan membantu dalam pencegahan timbulnya penyakit
kulit
jutnya.
Self-care Assistance:bathing/hygiene
Rasional: Mengetahui program diet yang sedang diberikan kepada pasien dan membant
u pasien memlh menu sesuia selera dan tidak bertentangan dengan diet
2) Bantu klien dalam hal makan
Nail care
Rasional: memenuhi kebutuhan perawatan kuku dan mencegah infeksi karena kuku yang
kotor
ekuat
3) Berikan minyak untuk melembabkan mukusa oral dan bibir sesuai kebutuhan
Perineal Care
Rasional: pembersihan secara rutin dan teratur membantu perineal tetap bersih
Nutrition Management
1) Kolaborasi dengan ahli gisi mengenai jumlah kalori, jenis nutrisi yang dibutuhka
Rasional: Kolaborasi dengan ahli gisi membantu menentukan kebutuhan nutrisi pasien d
engan tepat
2) berikan asupan kalori sesuai anjuran atau kebutuhan tubuh melalui NGT
Rasional: asupan kalori memberikan energi kepada pasien dan membantu memperbaiki
Rasional: asupan nutri dan kalori yang adekuat mempercepat proses kesembuhan pasien
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x ...jam diharapkan tidak terjadi kerusak
Intervensi:
scale/Norton scale
Rasional: Alat pengkajian membantu dalam mengetahui risiko klien mengalami dekubitus
Rasional: Perubahan status kulit merupakan salah satu indikator yang mengidentifikasikan
ulkus dekubitus
3) Hilangkan kelembaban berlebih pada kulit, hasil dari pengeluaran keringat, drain
Rasional: Kelembaban yang berlebih mempercepat terjadinya proses kerusakan pada kuli
t.
4) Berikan barier perlindungan seperti krim atau bahan penyerap seperi pad.
5) Inspeksi kulit di sekitar tulang yang menonjol dan tekanan lain ketika reposisi di
Rasional: Tulang yang menonjol paling rentan menyebabkan luka pada kulit sehingga p
7) Hindari penggunaan air panas ketika mandi dan gunakan sabun yang lembut.
Rasional: Penggunaan air panas dapat merusak integritas kulit, sabun yang lembut mem
8) Pastikan klien mendapatkan intidake yang adekuat seperti cairan, protein, vitami
aga status hidrasi dan elastisitas kulit, vitamin dan kalori membantu mempertahankan in
tegritas kulit.
Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan gangguan aliran dara
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x ...jam diharapkan tercapai keefektifan
- Tekanan darah sistolik normal (120 mmHg) (skala 5 = no deviation from normal
range)
- Tekanan darah diastolik normal (80 mmHg) (skala 5 = no deviation from norma
l range)
Seizure Control
rated)
Intervensi :
Cerebral Perfusion Promotion
1) Pantau tingkat kerusakan perfusi jaringan serebral, seperti status neurologi dan
Rasional: kegagalan perfusi jaringan serebral dapat mempengaruhi status neurologi dan
2) Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan posisi kepala yang tepat (0, 15,
Rasional : posisi yang tepat dapat membantu memperlancar aliran darah ke otidak sehi
3) Monitor status respirasi (pola, ritme, dan kedalaman respirasi; PO2, PCO2, PH, d
an level bikarbonat)
Rasional : status respirasi dapat menjadi indikator keadekuatan perfusi oksigen ke otidak
Rasional: oksigenasi yang tidak adekuat dapat menurunkan perfusi oksigen ke otidak.
Oxygen Therapy
Seizure management
Rasional: pada stroke hemoragik pemantaun mata dan kepala penting apa adanya perb
Rasional: satus neurologik pasien membrikan gamabran seizure dan dapat memberikan i
3) Monitor TTV
Rasional: perubahan TTV menunjukan adanya perbaikan atau perburukan kondisi pasien
asien
mg/IV
ungan yang dapat mengurangi derajat membran terhadap Natrium termasuk pengurang
an potensiasi pasca tetanik pada sinap. Citicolin juga memperbaiki fungsi kognitif denga
Rasional: arang-barang yang berbahaya bisa digunakan untuk mencederai diri pasien
Rasional: memberikan keamanan bagi pasien dan tidak menimbulkan risio jatuh
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x ...jam diharapkan status ventilasi klien
Intervensi:
Rasional : Pemilihan mode yang tepat akan menurunkan komplikasi pernafasan lebih lan
Rasional : Pengaturan secara rutin akan menunjukkan hasil yang tepat dan sesuai denga
Rasional : Sebagai tanda penunjuk adanya perubahan kondisi klien yang mendadak dan
5) Berikan agen untuk paralisis otot, sedatif, dan analgetik golongan narkotik secar
a tepat
Rasional : Untuk mencegah adanya perlawanan antara pernafasan normal klien dengan
Rasional : Fisioterapi dada dapat membantu mengeluarkan dahak atau sekret dalam sal
Rasional : Mengurangi timbunan sputum atau sekret pada saluran nafas klien
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi akibat pemasangan ventilator dan menjaga hygin
12) Monitor perkembangan kondisi klien terhadap pengaturan ventilator dan lakukan
Rasional : Perubahan status kondisi klien akan memperngaruhi perubahan mode ventilat
or
13) Hentikan pemberian makan melalui NGT saat suction dan 30 sampai 60 menit s