Oleh :
Paru-paru
Reseptor peradangan
Bronkus & alveoli
hipothalamus
Mengganggu kerja makrofag
infeksi Suhu tubuh Dx : Hipertermi
Dx : Risiko
Edema Intake cairan Hipovolemia
Nutrisi berkurang
Peningkatan
Dx : Defisit Nutrisi metabolisme
4. Implementasi
Melaksanakan implementasi sesuai dengan apa yang direncanakan di intervensi keperawatan
5. Evaluasi
No Hari/Tgl/Jam No Evaluasi Nama dan
Diagnosa TTD
1 1 S=Data yang disampaikan langsung oleh
klien/keluarga
O= Frekuensi pernafasan normal (18-
30x/mnt), produksi sputum menurun,
mampu batuk efektif, tidak ada suara nafas
tambahan (wheezing atau ronchi)
A=Apakah kriteria hasil pada intervensi
tercapai, tercapai sebagian dan /atau tidak
tercapai
P=Planning/Rencana yang dibuat
berdasarkan hasil analisa: pertahankan
kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau
modifikasi intervensi
2 2 S=Data yang disampaikan langsung oleh
klien/keluarga
O= Saturasi oksigen kembali normal (92-
100%), PaCO2 pasien kembali normal (80-
100 mmHg), PaCO2 pasien kembali normal
(35-45 mmHg)
A=Apakah kriteria hasil pada intervensi
tercapai, tercapai sebagian dan /atau tidak
tercapai
P=Planning/Rencana yang dibuat
berdasarkan hasil analisa: pertahankan
kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau
modifikasi intervensi
3 3 S=Data yang disampaikan langsung oleh
klien/keluarga
O= Frekuensi pernafasan normal (18-
30x/mnt), tidak ada dyspnea, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas, irama
pernafasan menjadi teratur, suara auskultasi
nafas normal (vesikular)
A=Apakah kriteria hasil pada intervensi
tercapai, tercapai sebagian dan /atau tidak
tercapai
P=Planning/Rencana yang dibuat
berdasarkan hasil analisa: pertahankan
kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau
modifikasi intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Bennete, M.J. 2013. Pediatric Pneumonia. (online). Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview. (30 November 2020).
Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi ke-5.
Singapore:Elsevier
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC SLE/LES (Sistemik Lupus Eritematosus). Jilit
2. Hlm 221-226. Jogjakarta: Mediaction.
Smeltzer. C.S & Bare.B (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta: EGC.
Tim Pogja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Oleh :
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. B
No Rekam Medis : 170504
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar/ 17 Agustus 2015
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa yang dimengerti : Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali
Agama : Hindu
Nama Ayah/ Ibu/ wali : Tn. A
Pendidikan ayah/ibu/wali : DIII Pariwisata
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Wiraswasta
Alamat/ no telp : Jl. Kartini No.107 Denpasar
081239587355
Diagnosa medis : Pneumonia
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang selama
masa pertumbuhannya hingga saat ini dan sudah sesuai dengan pertumbuhan anak pada
umumnya.
b. Lingkungan rumah :
Pasien bersama keluarga tinggal di komplek perumahan yang tidak padat, dengan
lingkungan yang sebagian besar masih berupa lahan persawahan.
c. Penyakit keluarga :
Keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keluarga atau keturunan seperti Asma
Genogram
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Garis keluarga
: Garis hubungan tinggal bersama
: Pasien
Saat sakit
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
d. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan anaknya tidur jam 9 malam, tidak terbangun pada tengah
malam dan bangun pukul 6 / 7 pagi
Saat sakit :
Ibu pasien mengatakan anaknya tidur pukul 9 malam, terkadang terbangun tengah
malam karena merasa asing dengan lingkungan rumah sakit, dan bangun pukul 7
pagi.
e. Eliminasi
BAB :
Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan BAB 1x/hari, dengan konsistensi lembek, bau khas,
tidak ada darah saat BAB
Saat sakit
Ibu pasien mengatakan BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek, bau khas,
tidak ada darah saat BAB
BAK :
Sebelum sakit
Pasien mengatakan kencing kurang lebih 4-5x/hari, dengan warna urine
jernih, tidak ada darah, tidak nyeri saat berkemih, bau khas.
Saat sakit
Pasien mengatakan kencing kurang lebih 1-2x/hari, dengan warna urine
kuning, tidak ada darah, tidak nyeri saat berkemih, bau khas.
f. Pola hubungan
Ibu pasien mengatakan anaknya dirumah biasanya dengan ibu dan saudaranya karena
ayahnya bekerja, dan ia sering bermain dengan tetangga yang usianya sama
dengannya.
g. Koping
Pasien mengatakan senang bermain dengan teman-temannya, dan tidak merasa cepat
bosan, apabila pasien merasa bosan, pasien lebih sering menemani kakaknya.
h. Kognitif dan persepsi
Ibu pasien mengatakan sebelumnya mengira anaknya hanya mengalami penyakit flu
biasa karena masih anak-anak dan lingkungan rumah yang berdebu, namun setelah
dibawa ke rumah sakit, ibu dan keluarga pasien cemas setelah mengetahui diagnosa
An. B, namun keluarga pasien tetap percaya terhadap perawatan di rumah sakit.
i. Konsep diri
Citra diri : Pasien mengatakan merasa sangat suka pada bagian rambutnya
Identitas diri : Ibu pasien mengatakan bahwa An. B merupakan anak kedua dari
dua bersaudara
Peran diri : Ibu pasien mengatakan An. B sebagai anak yang manja
Ideal diri : Pasien mengatakan tidak suka bila sakit karena tidak bisa bermain
dengan teman-temannya
Harga diri : Ibu pasien mengatakan An. B sangat mudah akrab dengan orang lain
j. Seksual
Pasien tidak memiliki masalah dalam organ reproduksinya, pasien berjenis kelamin
laki-laki dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
k. Nilai
Pasien mengatakan senang mengikuti ibunya sembahyang di merajan dan senang
membantu kakak serta ibunya ketika membuat banten.
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, tidak ada kelainan aurikula, tidak tampak adanya lesi,
tidak ada seruman, cairan dan darah dari lubang telinga dan tidak menggunakan alat
bantu dengar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada area aurikula, tidak ada benjolan
f. Hidung
Inspeksi : Hidung pasien tampak simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi, terdapat
pernafasan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat caries gigi, tidak ada stomatitis, bibir tidak
tampak pucat, tidak ada deviasi pada uvula, tidak ada peradangan tonsil
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
h. Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
JVP, tidak ada hiperpigmentasi
Palpasi : Nadi carotis teraba kuat, tidak adanya nyeri tekan, tidak ada benjolan
i. Dada
Paru-paru
Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada bekas luka pada lapang dada, terdapat tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada, taktil vocal premitus teraba jelas kanan
kiri, tidak ada kelainan pada costa maupun tulang vertebra
Perkusi : Suara lapang dada sonor
Auskultasi : Suara nafas wheezing
Jantung
Inspeksi : Tidak ada hematomegali, iktus cordis tampak
Palpasi : Frekuensi nadi pasien 90 x/mnt, iktus cordis teraba di ICS 5, tidak terdapat
thrill.
Perkusi : Suara jantung dullnes
Auskultasi : BJ 1 BJ II normal terdengar lupdup (S1 S2 tunggal reguler)
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka atau jahitan bekas oprasi di lapang abdomen pasien,
bentuk abdomen bulat, tidak ada distensi abdomen, tidak ada penonjolam umbilicus,
tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran organ, tidak ada lesi
Auskultasi : Bising usus 10 x/mnt
Perkusi : Suara abdomen timpani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan
k. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Ekstrimitas
Atas
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, tidak ada
kelainan polidaktili/sindaktili, tidak ada sianosis, tidak terdapat clubbing finger
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit elastis, akral teraba hangat, tidak ada
edema, CRT < 2 detik
Bawah
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, tidak ada
kelainan polidaktili/sindaktili, tidak ada sianosis, tidak terdapat clubbing finger
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit elastis, akral teraba hangat, tidak ada
edema, CRT < 2 detik
m. Neurologi
Tidak dilakukan pemeriksaan
ANALISIS DATA
DATA PENYEBAB/ ETIOLOGI MASALAH/ PROBLEM
DS: Agen infeksius : Bakteri,
virus, jamur, dan benda
- Pasien mengeluh sesak nafas Pola Nafas Tidak Efektif
asing
DO: ↓
Menginfeksi area bronkus
- Pasien tampak sulit bernafas
dan parenkim
- Saat bernafas ada tarikan ↓
Pneumonia
dinding dada bagian bawah
↓
kedalam Kuman berkolonisasi
jaringan ikat paru
- Terdapat pernafasan cuping
↓
hidung Proses peradangan
↓
- Auskultasi terdengar suara
Hambatan upaya nafas
wheezing ↓
Pengembangan paru tidak
- Terdapat infiltrasi pada lapang
maksimal
paru dibagian dextra ↓
Sesak nafas
- RR : 45 x/menit
↓
Pola Nafas Tidak Efektif
XV. IMPLEMENTASI
Tanggal / No dx Implementasi Evaluasi Nama/TTD
Jam
6 1 Observasi:
Desember 1. Memonitor status pernapasan S:-
2020 (frekuensi, kedalaman, usaha napas) O: Pasien tampak kesulitan bernafas, terdapat
07.15 pernafasan cuping hidung, RR : 43x/mnt, Diah Mas P
WITA saat bernafas ada tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam
14.00 2. Memonitor bunyi napas tambahan S : Pasien mengatakan merasa sesak nafas
WITA O: Terdengar suara nafas wheezing
(wheezing atau ronchi)
Diah Mas P
15.30 Terapeutik: S : Pasien mengatakan sudah lebih nyaman
WITA 1. Memposisikan pasien semi fowler O: Pasien tampak rileks
14.00 2. Memonitor bunyi napas tambahan S : Pasien mengatakan merasa sesak nafas
WITA O: Terdengar suara nafas wheezing
(wheezing atau ronchi) Diah Mas P
15.30
WITA Terapeutik: S : Pasien mengatakan sudah lebih nyaman
1. Memposisikan pasien semi fowler O: Pasien tampak rileks
Diah Mas P
08.15 S : Pasien mengatakan merasa sesak nafas
WITA 2. Memberikan terapi oksigen berkurang
O: RR : 40 x/mnt Diah Mas P
07.00
WITA Kolaborasi: S:-
1. Mengkolaborasikan pemberian terapi O: RR : 40 x/mnt, terdengar suara nafas
obat dengan nebulizer atau wheezing Diah Mas P
bronkodilator
8 1 Observasi:
Desember 1. Memonitor status pernapasan S:-
2020 (frekuensi, kedalaman, usaha napas) O: Pasien tampak kesulitan bernafas, RR :
07.15 38x/mnt, saat bernafas ada tarikan dinding Diah Mas P
WITA dada bagian bawah kedalam
14.00 S : Pasien mengatakan merasa sesak nafas
WITA 2. Memonitor bunyi napas tambahan O: Terdengar suara nafas wheezing
(wheezing atau ronchi) Diah Mas P