Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL PADA Ny.

N DENGAN
KETUBAN PECAH DINI DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA
RISIKO INFEKSI DI VK RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan


Tugas Stase Keperawatan Maternitas

DISUSUN OLEH :

SITI SUBEKTI
A3202051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2020/2021

Stikes Muhammadiyah
Gombong
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL PADA Ny. N DENGAN


KETUBAN PECAH DINI DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA
RISIKO INFEKSI DI VK RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Asuhan keperawatan ini telah disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Sri Wisnu Munawaroh, S.Kep.,Ns) (Eka Riyanti, M.Kep)

Mahasiswa

(Siti Subekti)

Stikes Muhammadiyah
Gombong
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas nikmat ilmu yang telah
diberikan kepada manusia supaya dapat mengenali dunia dengan ilmu pengetahuan untuk
kemaslahatan ummat manusia serta memberikan nikmat sehat dan sempat sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan maternitas yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN ANTENATAL PADA Ny. N DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DEN GAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA RISIKO INFEKSI DI VK
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN” ini tepat pada waktunya. Laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan maternitas ini disusun guna memberikan gambaran tentang proses
intervensi yang dapat dijadikan masukan/saran kepada rekan medis yang membantu proses
asuhan keperawatan anak yang dilakukan pada bayi/neonatus sebagai dengan tahap proses
Anak/neo
menunjang kesembuhan pasien. natus ??

Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing dan


ruang VK yang telah memberikan saran, bimbingan serta masukannya, serta semua pihak
yang berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
kesempurnaan hanya milik ALLAH Subhanahu wa ta’ala dan penulisan laporan askep ini
masih jauh dari kata sempurna. Namun penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan juga berharap ada saran untuk penulisan yang lebih baik kedepannya.

Kebumen, 23 Pebruari 2021

Penulis

BAB I

Stikes Muhammadiyah
Gombong
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Risiko Infeksi adalah berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik (SDKI 2016).
Infeksi adalah masuknya kuman patogen dan mikroorganisme kedalam tubuh
sehingga menimbulkan gejala tertentu. Peradangan muncul disuatu jaringan sebagai
akibat dan perubahan sekunder jika terdapat jejas akibat trauma, bakteri, panas,
ataupun bahan kimia lainnya pada jaringan tersebut.Yang ditandai dengan vasodilitasi
pembuluh darah lokal, peningkatan permeabilitas kapiler, pembekuan cairan dalam
ruang interstisial, migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan,
dan pembekuan sel (Guyton dan Chayatin 2008).
Risiko penularan infeksi adalah ketika kondisi individu berisiko menularkan
agen patogenik atau oportunistik kepada orang lain (Carpenito, 2012).

B. FAKTOR RISIKO

Sesuai sdki yaaaa

C. ETIOLOGI
Jenis mikroorganisme yang menyebabkan infeksi antara lain
1. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme yang paling sering menyebabkan infeksi.
Beberapa ratus bakteri dapat menyebabkan penyakit pada manusia, dan bakteri
dapat berkembang baik di udara, air, makanan, minuman, tanah, jaringan, cairan
tubuh dan juga benda mati. Cara penularan bakteri sama seperti cara perkembang
biakan bakteri.
2. Virus
Virus tersusun oleh asam nukleat, sehingga virus untuk memperbanyak diri harus
masuk ke dalam tubuh sel atau jaringan yang hidup.
3. Jamur

Stikes Muhammadiyah
Gombong
Jarum terdiri dari ragi dan kapang
4. Parasit
Parasit dapat hidup di organisme hidup yang lain seperti protozoa. (Kozier, 2010)

D. JENIS-JENIS INFEKSI
1. Kolonisasi
Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme dapat tumbuh dan
berkembang menjadi flora normal, tetapi tidak bisa menyebabkan penyakit. Infeksi
terbentuk ketika flora normal berhasil menyerang bagian tubuh yang tidak efektif
dan patogen tersebut dapat merusak jaringan.
2. Infeksi local
Terjadi jika terdapat mikroorganisme dibagian tubuh tertentu dan menyebabkan
bagian tubuh tersebut rusak.
3. Infeksi sistemik
Terjadi karena terdapat mikroorganisme di dalam individu tersebut.
4. Infeksi kronik atau akut
Infeksi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama dan biasanya terjadi berbulan-
bulan bahkan sampai menaun.

E. CARA PENULARAN MIKROORGANISME


Proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh baik pada manusia maupun
hewan, dapat melalui berbagai cara, diantaranya :
1. Kontak tubuh, kuman masuk ke dalan tubuh melalui proses penyebaran secara
langsung, maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui sentuhan
dengan kulit, sedangkan secara tidak langsung dapat melalui benda yang
terkontaminasi.
2. Makanan dan minuman. Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan
minuman yang telah terkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis,
penyakitan infeksi cacing, dan lain-lain.
3. Serangga. Contoh proses penyebaran kuman melalui serangga adalah penyebaran
penyakit malaria oleh plasmadium pada nyamuk anopeles, dan beberapa penyakit
saluran pencernaan yang dapat ditularkan melalui lalat.

Stikes Muhammadiyah
Gombong
4. Udara. Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran
penyakit sistem pernapasan. (Musrifatul & aziz 2006)

F. TANDA–TANDA INFEKSI (BATASAN KARAKTERISTIK)


Tanda infeksi secara klinis dapat dilihat pada respon klien, baik lokal maupun
sistemik. Tanda infeksi pada lokal meliputi:
1. Rubor atau kemerahan merupakan tanda yang pertama yang dilihat saat terjadi
infeksi.
2. Kalor atau panas merupakan sifat dari reaksi infeksi yang hanya terjadi pada
permukaan tubuh.
3. Dolor rasa sakit/nyeri terjadi akibat perubahan ion-ion tertentu /perubahan pH lokal
yang dapat merangsang ujung-ujung saraf.
4. Tumor atau bengkak disebabkan oleh pengiriman cairan dan sel sel dari sirkulasi
darah ke jaringan interstitial.
5. Fungsio Laesa atau perubahan fungsi/keterbatasan gerak. Yang menyebabkan
organ tersebut terganggu dalam menjalankan fungsinya secara normal.
Tanda infeksi sistemik meliputi demam, malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit
kepala dan diare. (Price & Wilso dalam Mubarak& Chayatin, 2008, p. 178)

G. FAKTOR YANG MENINGKATKAN KERENTANAN TERHADAP INFEKSI


Salah satu faktor yang menyebabkan kerentaan terhadap infeksi adalah adanya hospes
yang lemah. Hospes yang lemah ditandai dengan:
1. Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan
usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan sistem
perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka. (Aziz
Alimul, 2006, p.135)
2. Anemia
Anemia memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel
membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang mengalami
kekurangan kadar haemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan
yang lebih lama.

Stikes Muhammadiyah
Gombong
3. Hereditas
Faktor hereditas dapat mempengaruhi perkembangan infeksi, pada beberapa orang
yang mengalami kelainan bawaan yang berupa rendahnya imunoglobin serum,
menyebabkan rentan terhadap jenis infeksi tertentu. (Mubarak & Chayatin, 2008,
p.182)
4. Penyakit lain
Pada pasien dengan diabetes mellitus akan terjadi hambatan terhadap sekresi insulin
dan mengakibatkan peningkatan gula darah nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel.
Akibat hal ini terjadi penurunan protein-kalori tubuh yang berakibat rentan terhadap
infeksi. Anemia dapat memperlambat proses penyembuhan luka karena perbaikan
sel membutuhkan kadar protein yang cukup, oleh sebab itu orang yang mengalami
kekurangan kadar haemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan
yang lebih lama, sehinggaberisiko terjadinya infeksi. (Suparyanto, 2011)
5. Status imunisasi
Lengkap atau tidaknya status imunisasi seseorang berpengaruh terhadap
perkembangan infeksi. (Mubarak & Chayatin, 2008, p.182)
6. Terapi yang dijalani
Beberapa jenis terapi yang dapat menyebabkan rentan terhadap infeksi diantaranya
terapi radiasi dan kemoterapi yang tidak hanya menghancurkan sel kanker tapi juga
sel sel yang normal. (Mubarak & Chayatin, 2008, p.182)
7. Status nutrisi
Status nutrisi yang dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mensintesis
antibodi, terutama jika cadangan protein berkurang. (Mubarak & Chayatin, 2008,
p.182)
8. Kelelahan
Kondisi lelah dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga individu sangat rentan
terhadap virus yang dapat menyebabkan infeksi. (Mubarak & Chayatin, 2008,
p.182)
9. Stres
Stres dapat menyebabkan kadar kortison dalam darah naik dan dalam waktu yang
lama dapat menurunkan respon anti–inflamasi, kelelahan dan penurunan daya tahan
tubuh. (Mubarak & Chayatin, 2008, p.182)

Stikes Muhammadiyah
Gombong
10. Lamanya waktu tunggu pre operasi
Iwan dalam suparyanto 2011 mengatakan bahwa bertambah lama perawatan
sebelum operasi akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosokomial dimana
perawatan lebih dari 7 hari pre operasi akan meningkatkan kejadian infeksi pasca
bedah dan kejadian tertinggi didapat pada lama perawatan 7-13 hari. (Dikutip oleh
Hadibrata, 1989 : 17).

H. FOKUS PENGKAJIAN
??????

I. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY KEPERAWATAN


Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut:
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah
pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
2. Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler
korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh
sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi
dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan
kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion /
amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
3. Patofisiologi Pada infeksi intrapartum:
Ascending infection (naiknya mikroorganisme), pecahnya ketuban menyebabkan
ada hubungan langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar. Infeksi
intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran
infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ke ruang intraamnion.
Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin menjalar
melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal). Tindakan iatrogenik traumatik atau
higiene buruk, misalnya pemeriksaan dalam yang terlalu sering, dan sebagainya,
predisposisi infeksi (Prawirohardjo (2010).

Stikes Muhammadiyah
Gombong
Path way disesuaikan dengan antenatal yaa

J. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL


1. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer:
ketuban pecah sebelum waktunya
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

Stikes Muhammadiyah
Gombong
Risiko infeksi (D.0142):
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik. Faktor risiko :
Penyakit kronis, efek prosedur invasif, peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan (ketuban pecah sebelum waktunya).

Ansietas (D.0080):
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
1) Krisis situasional
2) Kebutuhan tidak terpenuhi
3) Krisis maturasional
4) Ancaman terhadap konsep diri
5) Ancaman terhadap kematian
6) Kekhawatiran mengalami kegagalan
7) Disfungsi sistem keluarga
8) Hubungan orangtua-anak yang tidak memuaskan
9) Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10) Penyalahgunaan zat
11) Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan)
12) Kurang terpapar informasi

Gejala dan Kriteria:


1) Mayor
a) Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi
b) Objektif : Tampak gelisah, sulit tidur, tampak tegang
2) Minor
a) Subjektif : Mengeluh pusing, anoreksia, merasa tidak berdaya
b) Objektif : Frekuensi napas nadi dan tekanan darah meningkat, tremor, muka
tampak pucat, kontak mata buruk.

Stikes Muhammadiyah
Gombong
Defisit pengetahuan (D.0111):
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
1) Keteratasan kognitif
2) Gangguan fungsi kognitif
3) Kekeliruan mengikuti anjuran
4) Kurang terpapar informasi
5) Kurang minat dalam belajar
6) Kurang mampu mengingat
7) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

Gejala dan Kriteria :


1) Mayor
a) Subjektif :Menanyakan masalah yang dihadapi
b) Objektif :Menunjukan persepsi yang salah terhadap masalah.
2) Minor
a) Subjektif : -
b) Objektif : Menunjukan perilaku berlebihan (misalkan apatis, bermusuhan,
histeria)

K. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Standar Intervensi
Diagnosa Standar Luaran Keperawatan
Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia (SLKI)
(SIKI)
1 Risiko infeksi Setelah diberikan asuhan Pencegahan Infeksi (I.14539)
dengan faktor risiko keperawatan selama ........ jam Observasi
ketidak adekuatan diharapkan tingkat infeksi  Monitor tanda dan gejala
pertahanan tubuh (L14137) menurun dengan kriteria infeksi lokal dan sistemik
primer: ketuban hasil:
pecah sebelum 1. Kebersihan tangan Terapeutik
waktunya meningkat  Batasi jumlah pengunjung
2. Kebersihan badan meningkat  Cuci tangan sebelum dan
3. sesudah kontak dengan
4. Dll sesuai SLKI pasien dan lingkungan
Jangan diibikin kotak kotak pasien
karena belum ada pasien, isi sesuai  Pertahankan tekhnik aseptic
slki yaaa pada pasien berisiko tinggi

Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
 Anjurkan meningkatkan

Stikes Muhammadiyah
Gombong
asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan

Induksi persalinan I.07212


Observasi
Terapeutik
Kolaborasi

Sesuai SIKI
Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas I.09314
berhubungan dengan keperawatan selama ........ jam Observasi
krisis situasional diharapkan tingkat ansietas pasien  Identifikasi saat tingkat
menurun (L.09093) dengan kriteria ansietas berubah
hasil:  Monitor tanda tanda ansietas
 Verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang dihadapi menurun Terapeutik
 Pahami situasi yang
membuat ansietas
Indikator A T  Dengarkan dengan penuh
perhatian
Verbalisasi khawatir 2 4  Gunakan pendekatan yang
akibat kondisi yang tenang dan meyakinkan
dihadapi
Prilaku gelisah 2 4 Edukasi
 Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
Perilaku tegang 2 4 perlu
 Latih teknik relaksasi
 Kolaborasi pemberian obat
Diaforesis 2 4 anti ansietas, jika perlu

Tambahkan intervensi yang


1. Meningkat sesuai, lihat siki
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun

Jangan dibikin seperti ini, kan belum


ada pasiennya, baru teori
Tambahkan lebih banyak, lihat SLKI
Pilih yg sesuai kasus kpd
secara umum
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan I.12383
b.d kurang terpapar keperawatan selama ...... jam Observasi
informasi diharapkan tingkat pengetahuan  Identifikasi kesiapan dan
pasien meningkat (L.12111) dengan kemampuan menerima
kriteria hasil: Informasi Terapeutik
 Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi dll Terapeutik
  Sediakan materi dan media

Stikes Muhammadiyah
Gombong
pendidikan kesehatan
Indikator A T  Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
Perilaku sesuai  Berikan kesempatan untuk
anjuran bertanya
Verbalisasi minat
dalam belajar Edukasi
Kemampuan 2 4  Jelaskan factor risiko yang
menjelaskan dapat mempengaruhi derajat
pengetahuan tentang kesehatan
satu topic  Ajarkan perilaku hidup bersih
Kemampuan 2 4 dan sehat
menggambarkan
pengalaman
sebelumnya yang
sesuai dengan topik
Perilaku sesuai
dengan pengetahuan

Keterangan:
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat

Tambahkan data yang sesuai


Lihat SLKI

Stikes Muhammadiyah
Gombong
BAB II
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Ruang :
Waktu Pengkajian :

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Karangjambe, Condongcampur RT01/RW 04 Sruweng
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Tanggal masuk RS : 24 Pebruari 2021
No RM : 461792
Diagnosa Medik : G1P0A0 .H 38 +1 Dengan Kala1 Laten KPD

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. I
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki - Laki
Alamat : Karangjambe, Condongcampur RT01/RW 04 Sruweng
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta

C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan keluar cairan dari jalan lahir.

Stikes Muhammadiyah
Gombong
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien rujukan dari Puskesmas Pejagoan dengan G1P0A0 + KPD ke VK RSUD Dr
Soedirman Kebumen pada tanggal 16 November 2020 pukul 06.41 WIB dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir. Saat datang kondisi klien………………….
(keluhan, kondisi dan ttv saat dating, bisa jadi beda dengan saat pengkajian)
Saat dikaji klien menanyakan tentang kondisi nya. (lengkapi saat pengkajian dengan
kondisi yang mendukung data diagnose risiko infeksi dan ansietas, sesuai kondisi pasien
yaa) Klien mengatakan khawatir dan cemas dengan kondisi nya, diaforesis + (tdk dengan
symbol)

E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien mengatakan sebelumnya belum pernah hamil dan belum pernah mengalami
abortus. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat kesehatan menurun seperti DM,
asma, jantung dan penyakit menular seperti TBC.

F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat kesehatan
yang menurun seperti DM, asma, jantung dan penyakit menular seperti TBC.

G. GENOGRAM

Keterangan :
: Perempuan, : Pasien
: Laki-laki

: Tinggal dalam 1 rumah

Stikes Muhammadiyah
Gombong
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Klien mengatakan mengalami menarche pada usia 15 tahun dengan lama menstruasi
kurang lebih 7 hari dan teratur dengan siklus 29 hari. Darah yang keluar biasanya
banyak pada hari pertama sampai hari keempat, berwarna merah kecoklatan dan
bau khas darah. Klien mengatakan mengalami keputihan pada saat menjelang
menstruasi dan mengalami disminorea pada hari pertama menstruasi

I. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU


Jenis Keadaan Bayi Masalah
No Tahun Penolong JK
Persalinan Waktu Lahir Kehamilan
Hamil saat
1 - - - - -
ini
Pengalaman menyusui : tidak Berapa lama : -

J. RIWAYAT KB
Klien mengatakan belum pernah melakukan program KB

K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI


HPHT : 02 Juni 2020
Taksiran Partus : 09 Maret 2021
BB sebelum hamil : 54 kg
TD sebelum hamil : 118/64 mmHg
Letak/Presentasi Usia Data
TD BB/TD TFU DJJ Keluhan
Janin Gestasi Lain
118/64 54 kg / 24 Leopold I : Bokong 147 x/ 38 Kenceng-
mmHg cm menit Minggu kenceng
118/64 Leopold II :
+1 tak ada
mmHg sebelah kanan
bagian kecil janin,
sebelah kiri bagian
datar memanjang ??
Leopold III :
kepala
Leopold IV : kepala
sudah masuk PAP

Stikes Muhammadiyah
Gombong
L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Keadaan mental
Klien mengatakan senang dengan kehamilannya dan keluarganya juga menerima
kehamilannya dengan senang.
2. Adaptasi psikologis
Klien mengatakan sangat bersyukur dengan kehamilan pertamanya
3. Penerimaan terhadap kehamilan
Klien mengatakan sangat senang dan bersyukur atas kehamilannya yang pertama.
4. Masalah khusus : tidak ada

M. POLA HIDUP YANG MENINGKATKAN RESIKO KEHAMILAN


Klien mengatakan selama hamil tidak ada masalah kesehatan.

N. PERSIAPAN PERSALINAN
1. Senam hamil
Klien mengatakan selama hamil belum pernah melakukan senam kehamilan.
2. Rencana tempat melahirkan
Klien mengatakan sejak pertama hamil sudah menentukan tempat persalinannya
di Puskesmas Pejagoan
3. Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
Klien mengatakan sudah menyiapkan semua perlengkapan persalinan dari
kebutuhan bayi dan kebutuhan ibu
4. Kesiapan mental ibu dan keluarga
Klien mengatakan siap menjalani persalinan dan klien juga mendapatkan
kudungan dari suami dan keluarga
5. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan
Klien mengatakan sudah tahu tanda-tanda melahirkan dan apabila nyeri klien
meminta bantuan suami untuk mengusap-usap bagian punggung klien
6. Perawatan payudara
Klien mengatakan belum tahu cara perawatan payudara, klien hanya tahu
perawatan payudara dengan mandi saja

Stikes Muhammadiyah
Gombong
O. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI
Klien mengatakan hanya minum obat yang diberikan oleh bidan pada saat
memeriksakan kehamilannya

P. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Klien mengatakan memeriksakan kehamilannya di puskesmas dan ketika sakit
klien berobat ke puskesmas Pejagoan
2. Pola Nutrisi-Metabolik
Klien mengatakan selama hamil makan sebanyak 3x sehari dengan porsi nasi,
sayur, lauk pauk dan minum sebanyak 6-8 gelas sehari
3. Pola Eliminasi
Klien menggatakan BAK sebanyak 6-8 kali sehari dengan warna kuning
jernih dan klien belum BAB sejak masuk RS
4. Pola Latihan-Akivitas
Klien mengatakan aktivitas sehari-hari di rumah saja sebagai ibu rumah
tangga, dan klien mengatakan sejak usia kehamilan 7 bulan klien sering
merasa lelah ketika beraktivitas
5. Pola Kognitif Perseptual
Klien mengatakan sudah mengetahui bagaimana tanda-tanda melahirkan dan
kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk ibu dan bayi
6. Pola Istirahat-Tidur
Klien mengatakan sulit untuk istirahat dan sering terbangun saat tidur karena
kenceng-kenceng
7. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Klien mengatakan senang sengan kehamilannya dan tugasnya bertambah menjadi
seorang ibu
8. Pola Peran dan Hubungan
Klien mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga harmonis
9. Pola Reproduksi/Seksual
Klien mengatakan selama hamil sudah ada kesepakatan dengan suami untuk
mengurangi frekuensi hubungan seksual

Stikes Muhammadiyah
Gombong
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stress)
Klien mengatakan senang dengan kehamilannya yang pertama dan klien
mengatakan senang dan nyaman jika ditemani oleh suami dan ibunya
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Klien mengatakan ibadah teratur sholat 5 waktu dan selalu berdoa supaya diberi
kelancaran dalam persalinan dan diberikan kesehatan baik ibu maupun bayinya

Q. PEMERIKSAAN FISIK
Status Obstetrik : G1P0A0 H 38+1 minggu
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 94kg / 156 cm

Tanda Vital
 TD : 118/64 mmHg
o
 Suhu : 36,5 C

 Nadi : 90 x/menit
 RR : 21 x/menit
Kepala Leher
Kepala : bentuk kepala mesochepal
Mata : konjungtiva ananemis, sklera anikterik
Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut : mukosa bibir kering, tidak sianosis
Telinga : simetris, tidak ada gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Masalah Khusus : tidak ada
Dada
Jantung I : Tidak terlihat ictus cordis
Pa : ictus cordis teraba
Pe : Pekak
A : Reguler, tidak ada suara tambahan
Paru I : Pengembangan dada terlihat simetris

Stikes Muhammadiyah
Gombong
Pa : Pengembangan dada teraba simetris
Pe : Sonor
A : Vasikuler, tidak ada suara tambahan
Payudara : tidak ada benjolan, areola melebar
Puting susu : puting susu tidak inverted
Pengeluaran ASI : tidak keluar
Masalah Khusus : tidak ada
Abdomen
Uterus
TFU : 34 cm
Kontraksi : ya
Leopold I : bokong
Leopold II : kiri : bagian kecil, kanan : punggung
Leopold III : kepala, penurunan kepala : sudah
Leopold IV : sudah masuk PAP
Pigmentasi
Lineanigra : terdapat lineanigra dari bawah pusar sampai tulang kemaluan
Striae : terdapat strie dibagian perut
Fungsi pencernaan : klien belum BAB sejak masuk RS
Masalah khusus : tidak ada
Perineum dan Genital
Vagina : tidak ada varises
Kebutuhan : menggunakan pembalut
Keputihan
Jenis/warna : putih
Konsistensi : kental
Bau : tidak berbau
Hemorroid : tidak terdapat hemorroid
Masalah khusus : tidak ada
Ekstremitas
Ekstremitas atas : tidak terdapat edema dan varises
Ekstemitas bawah : tidak terdapat edema dan varises, reflek patela (+)
Masalah khusus : tidak ada

Stikes Muhammadiyah
Gombong
R. PEMERIKSAAN PENUJANG
Nama : Ny. N
Tanggal : 12-02-2021 pukul

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metoda


MATOLOGI
DARAH LENGKAP
15.7 3.6-11
Lekosit
3.8
3.8-5.2 Flowcytometry
Eritrosit
10.80 rb/ul Flowcytometry
Hemoglobin 11.7-15.5
juta/L Flowcytometry
Hematokrit 34
35-47 gr/dl Flowcytometry
MCV 88
80-100 % Flowcytometry
MCH 28
26-34 fL Flowcytometry
MCHC 32
32-36 pg Flowcytometry
Trombosit 335
150-440 g/dl Flowcytometry
HEMATOLOGI
rb/ul
Golongan Darah ABO
A A/B/O/AB
KIMIA
Slide Aglutinasi
DIABETES
Gula Darah Sewaktu
76 70-105
IMUNOSEROLOGI
HBs Ag Negative Negative

S. PROGRAM TERAPI

Nama Indikasi
RL/D5 % Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan Elektrolit. Cairan ringer
laktat umumnya diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang
menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang
banyak. Selain itu, cairan ini juga sering digunakan sebagai cairan
pemeliharan ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Misoprostol Untuk membuka leher rahim sekaligus merangsang kontraksi yang
merupakan salah satu obta dalam protokol induksi persalinan.

Stikes Muhammadiyah
Gombong
Dexamethao Deksametason ditujukan untuk pematangan paru janin.
n Dexamethasone adalah obat kortikosteroid jenis glukokortikoid sintetis
yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, dan anti
inflamasi.
Amoksisilin

T. ANALISA DATA

Tgl/Jam Data Problem Etiologi


24-02-2021 Ds: klien mengatakan Resiko Ketidakadekuatan
keluar cairan dari jalan lahir Infeksi pertahanan tubuh
Jam 08.30
sejak jam 21.00 wib primer: ketuban
WIB
Do: pecah sebelum
- Klien G1P0A0 38+1 minggu waktunya
Kala 1 fase laten lama
- TTV
TD : 118/64 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 90 x/menit
RR : 21 x/menit
- Terlihat cairan ketuban di?
Warna? bau?
- Dikaji adakah tanda infeksi
lain? Lengkapi data RPS
bila ada
24-02-2021 DS: Ansietas Krisis Situasional
- Klien menanyakan tentang
Jam 08.30
kondisi nya
WIB
- Klien mengatakan khawatir
dan cemas dengan kondisi
nya
- TTV
TD : 118/64 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 90 x/menit

Stikes Muhammadiyah
Gombong
RR : 21 x/menit
- Diaforesis
- Dll adakah tanda yang lain,
lihat SLKI?

U. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Hari, tanggal : Rabu, 24 Pebruari 2021
1. Resiko Infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
Ketuban pecah sebelum waktunya
2. Ansietas berhubungan berhubungan dengan krisis situasional

Stikes Muhammadiyah
Gombong
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. N
Ruang : (VK)
No TTD &
Tgl/Jam SLKI SIKI
DX Nama
24-02-21 1 Setelah dilakukan tindakan selama Pencegahan Infeksi (I.14539)
Pukul 1x24 jam diharapkan tingkat infeksi Observasi
08.20 menurun dengan kriteria hasil:  Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
 Kebersihan tangan meningkat
 Kebersihan badan meningkat Terapeutik
 Batasi jumlah pengunjung
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
Dll sesuai SLKI  Pertahankan tekhnik aseptic pada pasien berisiko tinggi
boleh diibikin kotak kotak karena
sudah ada pasien, isi sesuai slki yaaa Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan

24-02-21 2 Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas I.09314


Pukul keperawatan selama ........ jam Observasi
08.20 diharapkan tingkat ansietas pasien  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
menurun (L.09093) dengan kriteria  Monitor tanda tanda ansietas
hasil:
Terapeutik
Indikator A T  Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
Verbalisasi 2 4
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
khawatir akibat

Stikes Muhammadiyah
kondisi yang Edukasi
dihadapi  Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
Perilaku gelisah 2 4 perlu
 Latih teknik relaksasi
 Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu
Perilaku tegang 2 4

Tambahkan intervensi yang sesuai, lihat siki


Diaforesis 2 4

1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun

Jangan dibikin seperti ini, kan belum


ada pasiennya, baru teori
Tambahkan lebih banyak, lihat SLKI
Pilih yg sesuai kasus kpd
secara umum

W. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Stikes Muhammadiyah
No TTD &
Tgl/Jam Implementasi Respon
DP Nama
24-2-21 1 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik DS :
08.30 wib dan lokal. Klien mengatakan pergerakan janinnnya kurang
2. Mengobservasi keadaan ibu, DJJ, tanda-tanda DO :
vital tiap 2 jam (dopler .CTG ) TD : 118/64 mmHg
08.50 wib 3. Melakukan pemasangan infus Infuse RL Suhu : 36,5oC
20tts/menit + Injeksi misoprostol mg/iv, Nadi : 90 x/menit
dexametahson 1 ampul / iv, amoxixilin 500 RR : 21 x/menit
mg/oral Klien kooperatif saat dilakukan pemeriksaan
CTG dan dopler
Klien kooperatif saat pemasangan dan
pemberian terapi
09.00 Memonitor masukkan nutrisi dan cairan yang Klien mau makan dan minum
cukup.
09.30 Mengajarkan pasien dan keluarga tanda dan Klien dan keluarga belajar cara mencuci tangan
gejala infeksi. dan memakai masker
10.00 Mengajarkan cara menghindari infeksi Klien mendengarkan penjelasan dari petugas
tentang tanda tanda infeksi
10.30 Mengobservasi keadaan ibu, DJJ, tanda-tanda Klien kooperatif saat pemeriksaaan
vita tiap 2 jam (dopler .CTG )
11.00 Mengganti infus D5 % 16 tpm IVFD D5 % 16 TPM
12.40 2 1. Menggunakan pendekatan yang Klien mendengarkan penjelasan dari petugas
menenangkan dengan cara bina hubungan tentang kondisi ibu dan janin

Stikes Muhammadiyah
saling percaya (BHSP). Klien memahami pentingnya istirahat yang
2. Menganjurkan suami untuk menemani ibu cukup
3. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
4. Memberi informasi pada ibu dan keluarga
bahwa air ketuban sudah merembes, tetapi
janin berada dalam kondisi baik
Menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa Klien mengatakan kawatir tetang prosedur
yang dirasakan selama prosedur tindakan. tindakan yang akan dilakukan
Mengajarkan teknik relaksasi nafas dan dan Klien mampu melakukan teknik relaksasi dan
distraski dengan zikir berzikir
Memberitahu kepada keluarga mengenai DS :
tindakan yang akan dilakukan yaitu rencana Klien mengatakan kawatir dan cemas tentang
operaso Sectio caeris untuk itu perlu persetujuan kondisi janin nya.
suami dengan menandatangani lembar Klien mengatakan paham dan setuju dengan
persetujuan tindakan medis prosedur yang akan dilakukan mengenai
program SC
DO :
Klien dan suami setuju dan kooperatif saat
mengisi informan konsent

X. EVALUASI

Stikes Muhammadiyah
TTD&
Tgl/Jam No DP SOAP
Nama
24-02-21 1 S : Ibu mengatakan masih cairan dari jalan lahir yang berwarna jernih, tidak berbau.
13.40 wib O:
Palpasi : Leopold I: TFU 2 jari di atas pusat, (21 cm), Leopold II: punggung kanan: teraba datar
seperti papan (punggung), punggung kiri : teraba bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold
teraba bulat, keras, melenting (kepala), Leopold IV: bagian terendah janin masuk panggul
(divergen).
Auskultasi: DJJ (+), frekuensi 150 kali/ menit (CTG), teratur, punctum maximum di kuadran
kiri bawah pusat.
Inspeksi: cairan ketuban merembes, warna jernih, tidak berbau, tanda infeksi seperti merah,
bengkak dan panas: tidak ada
Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: Composmentis
0
TTV: TD 100/ 70 mmHg, S: 36,7 C N: 88 kali/ menit, RR: 14 kali/ menit.
Hasil CTG
- Baseline 90 x/ menit (Bradikardia)
- Deselerasi lambat
- Fetal movement negatif
- Variabilitas < 5
Klien mau makan dan minum menu yang disediakan
Kontrol Risiko

Indikator A T R

Stikes Muhammadiyah
Kemampuan 2 4 3
mencari
faktor resiko
Kemampuan 2 4 3
mengidentifi
kasi
Kriteria hasil faktor risiko
Sesuaikan Kemampuan 2 4 3
dengan SLKI mengenali
yaaa perubahan
status
kesehatan
Kemampuan 2 4 3
berpartisipasi
dalam
skrining
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
A : Risiko infeksi masih bisa terjadi. (yang benar: tingkat infeksi menurun)
P : Intervensi dilanjutkan
1. Edukasi klien dan suami untuk prosedur tindakan selanjutnya
2 S : Ibu mengatakan cemas dan kawatir berkurang menghadapi keadaan yang dialaminya
sekarang berharap anaknya lahir dengan sehat dan selamat.

Stikes Muhammadiyah
Ibu mengatakan siap menjalani proses operasi yang akan dilakukan demi keselamatan janinnya.
O : Ibu hamil pertama, G1P0A0, tampak ibu tenang dan tidak menanyakan keadaanya.
Tingkat ansietas

Indikator A T R
Prilaku gelisah 2 4 3

Perilaku tegang 2 4 3

diaforesis 2 4 3

Verbalisasi kawatir 2 4 3

1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun
A : Masalah teratasi.
P: Intervensi dihentikan.

Stikes Muhammadiyah
Stikes Muhammadiyah
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Teori menurut Mansjoer (2008) keluhan utama yang biasa ditemukan antara lain:
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan,
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3. Janin mudah diraba.
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air
ketuban sudah kering.
Pada kasus nyata yang dialami Ny .N ditemukan data-data antara lain:
1. Ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang berwarna jernih, tidak
berbau sejak tanggal 23 Pebruari 2021 jam 21.00 WIT, Ibu merasa ada rembesan
ciaran seperti air kencing.
2. Palpasi : pada Leopold I, II, III dan IV: bayi mudah teraba, Auskultasi: DJJ (+),
frekuensi 150 kali/ menit, teratur, punctum maximum di kuadran kiri bawah pusat,
Inspeksi: cairan ketuban merembes, warna jernih, tidak berbau. Ibu juga
mengatakan takut dengan keadaan yang dialaminya sekarang, takut dengan keadaan
anaknya karena baru hamil pertama.
Berdasarkan uraian diatas penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus
nyata karena keluhan yang terdapat pada kasus yang dialami Ny .N. sesuai dengan
teori. (tambahkan penjelasannya)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan SDKI (2016) terdapat empat diagnosa keperawatan (tidak harus 4, kalau
kasus persalinan, ada nyeri dll sesuaikan dengan kondisi, perbaiki pathway) pada kasus
ketuban pecah dini (KPD) yaitu:.
1. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer.
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi? Lihat SDKI
Pada kasus nyata yang dialami Ny. N ditemukan dua diagnosa keperawatan yang
muncul yaitu: Ansietas berhubungan dengan stressor dan Risiko infeksi berhubungan

Stikes Muhammadiyah
Gombong
dengan ketuban pecah dini.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Berdasarkan SDKI (2016), perencanaan keperawatan merupakan tahap ketiga dalam
proses keperawatan. Menurut teori intervensi keperawatan yang dilakukan untuk
Diagnosa 1:.
Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini yaitu: Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien lain. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan. Observasi keadaan ibu. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik bila perlu. Ajarkan cara menghindari
infeksi
Diagnosa 2:
Ansietas berhubungan stressor yaitu: Gunakan pendekatan yang menenangkan.
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. Temani pasien
untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut. Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan prognosis. Anjurkan keluarga untuk menemani pasien.
Dengarkan dengan penuh perhatian. Identifikasi tingkat kecemasan. Instruksikan
pasien menggunakan teknik relaksasi
Pada kasus Ny.N. dua diagnosa keperawatan yang berurutan sesuai dengan prioritas
masalah keperawatan yaitu ansietas berhubungan dengan stressor dan risiko infeksi
berhubungan dengan ketuban pecah dini, semua intervensi sudah dilaksanakan sesuai
dengan teori.

Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis menarik kesimpulan bahwa tidak adanya
kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang dialami Ny.N.
Intervensi sehubungan dengan induksinya? Dari dx risiko infeksi ada intervensi ttg
induksi persalinan, knp tdk diambil, berikan alasannya?

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai
data yang baru (Mansjoer, 2008).

Stikes Muhammadiyah
Gombong
Pada hari senin, 24 Pebruari 2021 di lakukan implementasi keperawatan pada
Diagnosa keperawatan 1:
1. Membersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
2. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
3. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
4. Mengobservasi keadaan ibu dan janin yaitu DJJ dan tanda-tanda vital.
5. Melakukan pemasangan infuse RL 16 tetes/menit, melayani injeksi dexametason 5
mg.iv, cefazolin 1000 mg/iv di ket atas ada amoksisilin? dan dexamethason 1
ampul /IV.
6. Mengajarkan cara menghindari infeksi.

Ansietas berhubungan dengan stressor yaitu:


1. Menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling
percaya (BHSP) antara perawat dan pasien.
2. Menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang dirasakan selama prosedur
tindakan.
3. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.
4. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis.
5. Menganjurkan suaminya untuk menemani ibu.
6. Mendengarkan semua keluhan ibu dengan penuh perhatian.
7. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.
8. Mengintruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi (teknik napas dalam).

Diagnosa keperawatan 2:
Pada implementasi tersebut penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus nyata dimana semua intervensi yang sudah direncanakan dapat dilaksanakan
sesuai dengan yang diharapkan.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Mansjoer (2008) evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan kriteria yang
dibuat pada tahap perencanaan mengenai masalah keperawatan rasa ansietas dan risiko
infeksi . Evaluasi yang diharapkan sesuai teori dimana dua diagnosa keperawatan yaitu

Stikes Muhammadiyah
Gombong
risiko infeksi dan ansietas berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi teratasi.
Pada kasus yang dialami Ny. N. yaitu ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi teratasi yaitu pasien tidak lagi mengalami cemas yang ditandai
dengan keadaan umum tampak tenang dalam menjlani prosedur tindakan medis yang
akan dilakukan yaitu program operasi dan tidak lagi menanyakan keadaan janinnya
dan diagnose keperawatan risiko infeksi tidak terjadi. Hal ini karena adanya kerjasama
yang baik dari pasien, keluarga, dokter SPOG dan tenaga medis yang lain dan dalam
praktek adalah keadaan ibu dan janin baik, tidak terjadi hal-hal yang menjadi
komplikasi dari tindakan yang dilakukan selama ibu dirawat di ruang VK RSUD DR
SOEDIRMAN KEBUMEN.
Berdasarkan hal tersebut diatas pada evaluasi keperawatan penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang dialami oleh Ny.N. karena
semua masalah keperawatan dapat diatasi dengan baik sesuai dengan teori.

JURNAL?? BELUM YAAA

Stikes Muhammadiyah
Gombong
DAFTAR PUSTAKA

ADA BBRP INKONSISTENSI DARI TEORI, KASUS DAN


PEMBAHASAN, SILAHKAN DIPERBAIKI LAGI
RUMUSAN DX, INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
PERGUNAKAN SDKI, SLKI, SIKI
TATA CARA PENULISAN SESUAI ATURAN KAMPUS
JURNAL DAN DAFTAR PUSTAKA BELUM ADA
TETAP SEMANGAT MBAK BEKTI…

Stikes Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai