OLEH :
DENPASAR 2023
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengertian
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemik
akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala
berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri
pada mata, otot dan persendian hingga perdarahan spontan (WHO, 2010).
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) sering disebut juga Demam
Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh
virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Suriadi. 2010). Dengue
Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang
dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi
Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegepty atau oleh AedesAlbopictus (Titik Lestari, 2016).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam ringan disertai dengan
sakit kepala, nyeri pada mata, nyeri otot dan nyeri sendi hingga perdarahan
spontan.
2. Etiologi
Penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah virus
dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang
dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang
ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu
serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype
bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain.
Virus Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang, stabil pada suhu 37
derajat celcius. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah
menurut (Nursalam,2008) adalah :
1. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar
rumah seperti bak mandi
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila hal
dibawah ini dipenuhi :
1. Demam, riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :
a) Uji bendung positif
b) Petekie, ekimosis, purpura
c) Perdarahan mukosa
d) Hematemesis atau melena
3. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul)
4. Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma sebagai berikut:
a) Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar usia dan jenis
kelamin
b) Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilaihematokrit sebelumnya.
c) Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia
3. Klasifikasi
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat
sebagai berikut:
1. Derajat I : Demam 2-7 hari disertai gejala klinis lain atau perdarahan
spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II : Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di
kulitdan atau perdarahan lain.
3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya
nadi cepat danlemah, tekanan darah menurun disertai kulit dingin,
lembab dangelisah.
4. Derajat IV : Renjatan berat/ syok hebat dengan nadi tidak teratur dan
tekanan darah yang tidak dapat diukur.
4. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty dimana virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka
terjadilah viremia (virus masuk ke dalam aliran darah). Kemudian akan
bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody yang
tinggi akibatnya terjadilah peningkatan permeabilitas pembuluh darah
karenareaksi imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh darah dan
menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau terjadi
vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah trombosit
(trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor terjadi
perdarahan hebat. Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes
(kebocoranplasma)keluar dari pembuluh darah sehingga darah mengental,
aliran darah menjadi lambat sehingga organ tubuh tidak cukup
mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan. Pada keadaan hipoksia
akan terjadi metabolisme anaerob, hipoksia dan asidosis jaringan yang
akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan
semakin berat akan menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti
jantung, paru-paru sehingga mengakibatkan hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi pleura, syok dan dapat mengakibatkan kematian.
Jika virus masuk ke dalam sistem gastrointestinal maka tidak jarang klien
mengeluh mual, muntah dan anoreksia. Bila virus menyerang organ hepar,
maka virus dengue tersebut menganggu sistem kerja hepar, dimana salah
satunya adalah tempat sintesis dan osidasi lemak. Namun, karena hati
terserang virus dengue maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak
tersebut menjadi bahan keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar
atau hepatomegali, dimana pembesaran hepar ini akan menekan abdomen
dan menyebabkan distensi abdomen. Bila virus bereaksi dengan antbody
maka mengaktivasi sistem koplemen atau melepaskan histamine dan
merupakan mediator factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah atau terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF dengan
derajat I,II,III, dan IV
Menurut WHO 2009, dikatakan bahwa DBD memiliki beberapa fase
yaitu fase febris dapat berlangsung sekitar 2-7 hari disertai dengan gejala
lainnya, fase kritis dan fase pemulihan, Seperti yang terlihat dalam gambar
dibawah ini :
1. Fase demam
Pasien biasanya mengalami demam tinggi yang tiba-tiba. Fase demam
akut biasanya berlangsung 2-7 hari dan sering disertai dengan
kemerahan pada wajah,eritema kulit, sakit badan, mialgia, arthralgia
dan sakit kepala. Beberapa pasienmungkin memiliki sakit tenggorokan
faring, noreksia, mual dan muntah. Haltersebut bisa sulit untuk
membedakan secara klinis dari demam berdarah nondengue penyakit
pada fase awal demam. Tes tourniquet positif dalam fase
inimeningkatkan probabilitas dengue. Selain itu, fitur klinis tidak
dapat dibedakanantara kasus demam berdarah parah dan tidak parah.
Oleh karena itu pemantauanuntuk peringatan tanda-tanda dan
parameter klinis lainnya adalah penting untukmengenali
perkembangan ke fase kritis. Mild manifestasi perdarahan
sepertimembran petechiae dan perdarahan mukosa (mis. hidung dan
gusi). Massivependarahan vagina (pada wanita usia subur) dan
perdarahan gastrointestinal dapat terjadi selama tahap ini tetapi tidak
umum terjadi. Hepar sering membesar setelahbeberapa hari demam.
Kelainan paling awal dalam jumlah darah lengkap adalahpenurunan
progresif dalam sel putih yang harus waspada dokter
untukkemungkinan demam berdarah tinggi.
2. Fase Kritis
Terjadi pada saat penurunan suhu badan sampai normal. Saat
suhu turun menjadi 37,5-380C atau kurang dan tetap di bawah tingkat
ini, biasanya pada hari 3-7 penyakit terjadi peningkatan kapiler
permeabilitas secara paralel dengan tingkat hematokrit meningkat
yang menandai awal fase kritis. Periode kebocoran plasma klinis
signifikan biasanya berlangsung 24-48 jam. leukopenia Progresif
diikutidengan penurunan cepat dalam jumlah trombosit biasanya
mendahului kebocoranplasma.Pada titik pasien tanpa peningkatan
permeabilitas kapiler akan membaik, sementara dengan peningkatan
permeabilitas kapiler dapat menjadi lebih buruk sebagai Hasil volume
plasma yang hilang. Tingkat kebocoran plasma bervariasi.Efusi pleura
dan asites mungkin secara klinis terdeteksi tergantung pada derajat
kebocoran plasma dan volume terapi cairan. Oleh karena itu dada x-
ray dan USG perut bisa bermanfaat alat untuk diagnosis. Tingkat
kenaikan atas dasar hematokrit sering mencerminkan tingkat
keparahan kebocoran plasma. Shock terjadi ketika volume kritis
plasma hilang melalui kebocoran. Hal ini seringdidahului oleh tanda-
tanda awal. Suhu tubuh dapat di bawah normal saat shockterjadi.
Dengan shock yang berkepanjangan, hasil organ konsekuensi
hipoperfusidi progresif organ penurunan, asidosis metabolik dan
koagulasi intravasculardisebarluaskan. Ini pada gilirannya
menyebabkan perdarahan parah menyebabkanhematokrit turun dan
menjadi shock berat. Leukopenia biasanya terlihat selamafase demam
berdarah, total jumlah sel darah putih dapat meningkat pada
pasiendengan pendarahan hebat.
3. Fase Pemulihan
Jika pasien bertahan pada fase kritis 24-48 jam, reabsorpsi bertahap
kompartemen cairan ekstravaskuler terjadi dalam 48-72 jam
berikutnya. Pada umumnya pasien kembali mempunyai nafsu makan,
gejala gastrointestinalmereda,status hemodinamik stabil dan diuresis
terjadi kemudian. Beberapa pasien mungkin memiliki ruam dari
"pulau-pulau putih di laut merah. Beberapa mungkinmengalami
pruritus umum. Bradikardi dan perubahan elektrokardiografi
biasaterjadi selama tahap ini. Hematokrit yang stabil atau mungkin
lebih rendah karena efek pengenceran yang diserap cairan. Jumlah sel
darah putih biasanya mulai naik segera setelahpenurunan suhu badan
sampai yg normal tetapi pemulihan jumlah trombositbiasanya lebih
dari itu dari jumlah sel darah putih. Distress pernapasan dari
efusipleura masif dan ascites akan terjadi pada setiap saat jika cairan
intravena yangberlebihan telah diberikan. Selama kritis dan / atau
pemulihan fase, terapi cairanyang berlebihan berhubungan dengan
edema paru atau kongestif gagal jantung.
5. Manifestasi Klinis
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain :
1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis,
hematoma.
4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
5. Nyeri otot (myalgia), tulang sendi (atralgia), abdoment, dan ulu hati
6. Sakit kepala.
7. Perdarahan
8. Pembengkakan sekitar mata.
9. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
10. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darahmenurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat
dan lemah).
6. Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik
1. Darah Lengkap
a. Trombosit menurun
b. HB meningkat lebih 20%
c. HT meningkat lebih 20%
d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3
e. Protein dalam darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah
2. Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)
a. Rontgen thorax : efusi ureum
b. Uji tes tuorniket (+)
7. Penatalaksanaan Medis
1. Tirah baring
2. Pemberian makanan lunak.
3. Pada pasien dengan demam tinggi, anoreksia dan sering muntah
menyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien minum 1,5
sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, susu dan bila
mau lebih baik diberikan oralit. Apabila hiperpireksia diberikan obat
anti piretik dan kompres air biasa.
4. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, NaCl). Pada
pasien rejatan berat, cairan yang diberikan biasanya Ringer Laktat
pemberian infus diguyur dengan cara membuka klem infus tetapi
biasanya vena-vena telah kolaps sehingga kecepatan tetesan tidak
mencapai yang diharapkan, makauntuk mengatasinya dimasukkan
cairan secara paksa dengan spuitdimasukkan cairan sebanyak 200 ml,
lalu diguyur.
4. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
5. Anti konvulsi jika terjadi kejang
6. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N, RR).
7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
9. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari
8. Komplikasi
Dalam penyakit DBD jika tidak segera ditangani akan menimbulkan
komplikasi adalah sebagai berikut :
1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura
B. TINJAUAN ASKEP
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat,
no. rekam medis, diagnosa medis.
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Demam tinggi dan mendadak, perdarahan (petekie, ekimosis,
purpura pada ekstremitas atas, dada, epistaksis, perdarahan gusi),
kadang – kadang disertai kejang dan penurunan kesadaran.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Badan panas, suhu tubuh tinggi secara mendadak dalam waktu 2 –
7 hari, terdapat bintik merah pada ektremitas dan dada, selaput
mukosa mulut kering, epistaksis, gusi berdarah, pembesaran hepar,
kadang disertai kejang dan penurunan kesadaran.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pernah menderita DHF, malnutrisi.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang terserang DHF.
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Apakah lingkungan tempat tinggal sedang terserang wabah DHF.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi,
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan (grade)
DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
a. Grade I kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, tanda
tanda vital dan nadi lemah.
b. Grade II kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, ada
perdarahan spontan: ptekie, perdarahan gusi, telinga, serta nadi
lemah, kecil dan tidak teratur.
c. Grade III kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi
lemah kecil, tidak teratur serta tensi menurun.
d. Grade IV kesadaran coma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba, tensi
tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekremitas dingin,
berkerigat, kulit tampak biru.
1) Sistem intergumen
Adanya ptekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul
keringat dingin dan lembab, kuku sianosis/tidak.
2) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam
(flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan
(epsitaksis). Pada grade I,II,III,IV pada mulut didapatkan mukosa
mulut kering.
3) Dada
Bentuk simetris dan kadang kadang terasa sesak, pada foto thorax
terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan
(efusi pleura),rales, ronchi yang biasanya terdapat pada grade III
dan IV.
4) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly) dan
asites.
5) Ekstremitas
Akral teraba dingin serta terjadi nyeri otot, sendi, tulang.
D. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan nafsu makan
berkurang/menurun
2) Eliminasi/ buang air besar : kadang-kadang anak mengalami diare
atau konstipasi. Sementara DHF pada grade III- IVsering terjadi
hematuria.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering
kencing, sedikit/banyak, sakit/tidak. pada DHF grade IV sering
terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur karena
mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
5) Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga
kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk
membersihkan tempat sarang nyamuk
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
untuk menjaga kesehatan
E. Data Penunjang
1. Hematokrit normal : PCV/ Hm= 3 X Hb sampai meningkat >20 %.
2. Trombositopenia, kurang dari 100.000/mm3.
3. Masa perdarahan dan protombin memanjang.
4. Ig G dengue positif.
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,
hiponatremia, hipokloremia.
6. Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, neutropenia,
aneosinofilia, peningkatan limfosit, monosit, dan basofil.
7. SGOT / SGPT mungkin meningkat.
8. Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
9. Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit pengetahuan b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1. Agar dapat mengetahui tanda
kurang terpapar informasi selama ... x 24 jam diharapkan masalah - gejala yang muncul pada penyakit
teratasi dengan kriteria hasil : N: dengan tepat.
1. pasien dan keluarga mampu - Gambarkan tanda dan gejala yang 2) Agar dapat mengetahui gambaran
menjelaskan kembali apa yang bias muncul pada penyakit, proses penyakit dengan tepat.
dihelaskan perawat / tim kesehatan. dengan cara yang tepat.
- Gambarkan proses penyakit yang 3) Agar dapat mengatahui perubahan
tepat . gaya hidup yang dapat mencegah
E: komplikasi.
- Diskusikan perubahan gaya hidup 4) Agar pasien dapat memilih terapi
yang mungkin diperlukan untuk atau penanananya sendiri
mencegah komplikasi dimasa
hyang akan dating dan atau proses
pengontrolan penyakit.
C:
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan.
2. Ansietas b/d kurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1) Agar dapat mengetahui perubahan
terpapar informasi selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Identifikasi saat tingkat ansietas pada tingkat ansietas
teratasi dengan kriteria hasil : berubah. 2) Agar pasien mampu mengambil
1. Vital sign dalam batas normal. - Identifikasi kemampuan keputusan
2. Postur tubuh, ekspresi wajah, mengambil keputusan.
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas N: 1) Agar mengetahui situasi yang dapat
menunjukkan berkurangnya - Pahami situasi yang membuat menyebabkan ansietas
kecemasan ansietas. 2) Agar dapat memberikan kenyamanan
- Tempatkan barang pribadi yang pada pasien
memberikan kenyamanan.
E: 1) Agar klien tidak merasa sendiri
- Anjurkan keluarga untuk tetap 2) Agar klien mengetahui prosedur
bersama pasien (jika perlu). yang akan dialami
- Jelaskan prosedur atau sensasi
yang mungkin dialami. 1) agar ansietas cepat tertangani
C:
- Kolaborasi pemberian obat
ansietas bila perlu.
3. Ketidak efektifan pola Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1) Untuk mengetahui apakah ada pola
nafas b/d pola nafas selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Monitor pola pernafasan pernafasan yang abnormal
abnormal teratasi dengan kriteria hasil : abnormal. 2) Untuk mengetahui frekuensi irama
1. Ttv dalam rentang normal (tekanan - Monitor frekuensi dan irama nafas
darah, nadi dan pernafasan) pernafasan.
2. Frekuensi pernafasan dalam N: 1) Untuk memberikan kenyamanan
rentang normal ( tidak ada suara - Atur posisi pasien ( semi pada klien
nafas abnormal) fowler/fowler) 2) Agar klien merasa nyaman
- Beri minuman hangat 3) Untuk membantu menangani pola
- Beri oksigen jika perlu nafas tidak efektif pada klien
E:
- Anjurkan asupan cairan 1) Agar tidak terjadi dehidrasi
2000ml/hari 2) Agar pasien bisa batuk dengan benar
- Ajarkan teknik batuk efektif
C: 1) untuk mempercepat proses
- Kolaborasi pemberian keefektifan pola nafas
bronkodilator, eksprektoral dan
mukillitil jika perlu
4. Resiko perdarahan b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1) Untuk memantau apakah ttv klien
gangguan kongggulasi ( selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Pemantauan ttv. masih dalam batas normal
trombositopenia) teratasi dengan kriteria hasil : - Pemantauan cairan. 2) Untuk mengetahui keseimbangan
1. Tidak ada hematuria dan - Monitor tanda tanda pendarahan. antara intake dan outtake cairan
hematemesis. N:
2. Hemoglobin dalam batas normal - Pertahankan bed rest selama 1) Agar pendarahan tidak semakin
3. Hematokrit dalam batas normal pendarahan aktif. parah
4. Tekanan darah dalam batas normal - Lakukan manual pressure (tekan 2) Agar darah yang keluar dapat
sistol dan diastole. pada area pendarahan). berhenti /tiak semakin deras
5. Suhu tubuh dalam batas normal - Gunakan ice pack dalam area 3) Untuk memperlambat pendarahan
pendarahan.
E: 1) Agar anak tetap aman
- Edukasi meningkatkan asupan 2) Agar kluarga klien mengetahui
cairan anak. proses penyakit
- Edukasi proses penyakit. 3) Untuk memperlambat pendarahan
C:
- Pemberian produk darah (platelet 1) Agar asupan cairan anak tetap
atau fresh frozen plasma) jika terpenuhi
perlu. 2) Agar klien dan keluarga mengetahu
proses penyakit.
3) Untuk memperlambat proses
pendarahan.
5. Ketidak efektifan perfusi Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1) Untuk mengetahui apakah ada
jaringan perifer b/d selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Monitor adanya daerah tertentu daerah tertentu yang hanya peka
penurunan nadi perifer teratasi dengan kriteria hasil : yang hanya peka dengan dengan panas/dingin/ tajam/ tumpul.
1. Tidak ada tanda tanda peningkatan panas/dingin/ tajam/ tumpul. 2) Untuk mengetahui adanya paretese
tekanan intrakranial (tidak lebih - Monitor adanya paretese. 3) Untukmengetahui adanya
dari 15mmH). - Monitor adanya tromboplebitis. tromboplebitis.
2. Tekanan systole dan diastole dalam N :
rentang yang di harapkan. - Batasi gerak pada leher kepala 4) Untuk megetahui proses penyakit
dan punggung 5) Untuk engetahui proses pengobatan
E:
- Edukasi proses penyakit. 6) Untuk mempercepat proses
- Edukasi program pengobatan. penyembuhan
C:
- Pemberian analgetik jika perlu .
6. Resiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1. Untuk mengetahui status dehidrasi
ketidakseimbangan cairan selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Monitor status dehidrasi. pasien
b/d pendarahan teratasi dengan kriteria hasil : - Monitor ttv. 2) Untuk mengetahui keadaan umum
1. Tidak ada tanda tanda dehidrasi. N: pasien
2. Ttv dalam batas normal. - Pemantauan ttv. 3) Untuk mengetahui keadaan umum
- Pantau intake dan outtake cairan. pasien
- Pertahankan cairan intake dan 4) Untuk mengetahui intake dan output
output cairan yang akurat. cairan pasien
E: 5) Untuk mempertahankan intake dan
- Berikan penggantian nesogatrio output cairan yang akurat
sesuai output. 6) Untuk mengganti intake
- Timbang popok jika di perlukan. 7) Untuk mengetahui jumlah cairan yg
C: keluar
- Kolaborasi pemberian cairan 8) Untuk memberikan cairan melalui
intravena jika perlu. intravena
7. Hipertermi b/d proses Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1. Untuk mengetahui penyebab
penyakit (virus dalam selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Identifikasi penyebab hipertermia. hipertermi
darah) teratasi dengan kriteria hasil : - Minitor suhu tubuh . 2. Untuk mengetahui suhu tubuh
1. Nadi dan respirasi dalam - Mmonitor kasar elektrolit. pasien
rentang normal N: 3. Untuk mengetahui elektrolit
2. Tidak ada perubahan warna - Berikan cairan oral. pasien
kulit dan tidak ada pusing - Sediakan lingkungan yang 4. Untuk menjaga cairan pasien
nyaman. 5. Atar pasien merasa nyaman
- Lakukan pendinginan eksternal. selama perawatan
E: 6. Untuk menurunkan suruh tubuh
- Anjurkan tirah baring. pasien
C: 7. Untuk mempertahankan kondisi
- Kolaborasi pemberian cairan dwn pasien
elektrolit intravena jika perlu. 8. Untuk menjaga dan mengatur
cairan dan elektrolit pasien
8. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1. Untuk mengetahui lokasi,
pecedera fisiologis selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Identifikasi lokasi, karakteristik, karakteristik, durasi, frekuensi,
teratasi dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, kualitas, dan intensitas nyeri
1. Pasien mampu melapor bahwa intensitas nyeri. 2. Untuk mmengetahui skala nyeri
nyeri berkurang. - Indentifikasi skala nyeri. pasien
2. Menyatakan rasa nyaman - Identifikasi respon nyeri non 3. Untuk mengetahui respon verbal
setelah nyeri berkurang. verbal. non verbal pasien
N: 4. Untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkubgan yang pasien dengan lingkungan yang
memperberat rasa nyeri. nyaman
- Berikan teknik non farmakologis 5. Agar pasien dapet melakukan
untuk mengurangi rasa nyeri teknik non farmakologi untuk
(terapi pijat( mengurangi nyeri
E: 6. Agar pasien dapat mengetahui
- Jelaskan penyebab periode dan penyebab nyeri
pemicu nyeri. 7. Agar pasien mengetahui strategi
- Jelaskan strategi pereda nyeri. pereda nyeri
C:
- Kolaborasi pemberian analgetik.
9. Resiko syok b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1) Untuk mengetahui suhu dan
kurangnya volume cairan selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Monitor suhu dan pernafasan. pernafasan
tubuh akibat pendarahan teratasi dengan kriteria hasil : - Minitor input dan output. 2) Untuk mengetahui keseimbangan
1. Nadi dalam batas yang di harapkan - Monitor tanda awal syok. input dan output
2. Frekuensi nafas dalam batas yang - Manajemen cairan 3) Untuk mengetahui tanda awal syok
di harapkan N: 4) Ugar dapat memanajemen cairan
- Tempatkan pasien pada posisi
supine kaki elevasi untuk 5) Untuk meningkatkan preload dengan
meningkatkan preload dengan tepat
tepat.
E: 6) Agar kluarga tau tanda dan gejala
- Ajarkan keluarga tentang tanda syok
dan gejala syok. 7) Agar kluarga tau langkah menangani
- Ajarkan keluarga tentang langkah syok
mengatasi syok 8) Untuk dapat melakuka tindak
- Edukasi dehidrasi. lanjutjika terjadi dehidrasi
C:
- Kolamborasi dalam pemberian
terapi oksigen, intravena dan
tranfusi darah jika diperlukan.
10. Deficit nutrisi b/d ketidak Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1) Untuk mengetahui kebiasaan
mampuan mencerna selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Identifikasi kebiasaan makan dan makan dan prilaku makan yang di
makanan teratasi dengan kriteria hasil : prilaku makan yang di ubah. ubah.
1. Intake dan output cairan seimbang. - Monitor intake dan output csiran 2) Untuk dapat megetahui intake dan
nilai hemoglobin tekanan darah output csiran nilai hemoglobin
kenaikan bb. tekanan darah kenaikan BB.
N: 3) Untuk mengetahui faktor faktor
- Pertimbangkan faktor faktor yang yang mempengaruhi pemenuhan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi (misalnya
kebutuhan gizi (misalnya usia,tahap pertumbuhan dan
usia,tahap pertumbuhan dan perkembangan).
perkembangan). 4) Untuk mengetahui standar nutrisi
- Gunakan standar nutrisi sesuai diet yang di berikan
program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan. 5) Untuk dapat modifikasi diet
E: (misalnya penurunan/
- Informasikan perlunya modifikasi penambahan bb pembatasan
diet (misalnya penurunan/ natrium atau cairan, pengurangan
penambahan bb pembatasan kolesterol
natrium atau cairan, pengurangan
kolesterol. 6) Untuk mempercepat proses
C: penyeimbangan nutrisi
- Rujuk pada ahli gizi jika perlu.
11. Intoleransi aktifitas b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan O: 1) Untuk mengetahui respon fisik,
kelemahan selama ... x 24 jam diharapkan masalah - Monitor respon fisik, emosi, emosi, sosial dan spiritual
teratasi dengan kriteria hasil : sosial dan spritual
1. Ttv normal N: 2) Agar jadwal latihan waktu luang
2. Mampu berpindah dengan / tanpa - Bantu klien untuk membuat klien tersusun dengan baik
bantuan jadwal latihan di waktu kuang. 3) Agar mengetahui aktivitas yang
3. Mampu melakukan aktifitas sehari - Bantu klien mengidentifikasi mampu dilakukan klien.
- hari ADL secara mandiri aktivitas yang mampu di lakukan.
E: 4) Agar klien bisa beraktivitas
- Ajarkan klien latihan fisik. 5) Untuk mempertahankan kenyamanan
- Ajarkan klien teknik ambulasi. klien
C:
- Kolaborasi dalam pemberian obat 6) Untuk mempercepat proses
inhalasi jika perlu. penyembuhan
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai atau tidak. Evaluasi berpatokan pada kriteria hasil saat
merencanakan tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
OLEH
229012923
2023
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. V
No Rekam Medis : 797383 Tanggal pemeriksaan Tanggal lahir
Tempat/ tanggal lahir : Karangasem 10 – 12-2018
Umur : 4 Tahun 4 bulan 10 hari 2022 04 20
Jenis Kelamin : Perempuan 2018 12 10
Suku bangsa : Bali Indonesia
Bahasa yang dimengerti : Indonesia 4 4 10
Agama : Hindu
4 tahun 4 bulan 10 hari
Nama Ayah/ Ibu/ wali : Ibu. Ar
Pendidikan ayah/ibu/wali : SMA Apabila hari dibawah 15 dibulatkan kebawah
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Ibu rumah tangga
Alamat/ no telp : Jln GN Batur Gg Nangka III no menjadi
7A Dps 5/082339358453
tahun 4 bulan
Diagnosa medis : DHF gr I
Tanggal MRS : 20 April 2023
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
BB : 14 kg TB : 96 cm LP : 50 cm
LLA : 42 cm LK : 50 cm
• Ket
= Pria
= Wanita
= Anak
Makan/ minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
e. Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB pasien 1x sehari feses kental, berwarna kuning
kecoklatan, BAK pasien 6 sampai 8 kali sehari.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan saat sakit pasien BAB 1x sehari,saat
pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya belum BAB hari ini,
pasien BAK 6 x sehari warna kuning jernih
f. Pola hubungan
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga maupun teman
sebayanya sangat baik. Keluarga pasien mengatakan saat sakit pasien diantar oleh
kedua orang tuanya, yang menjaga pasien di RS yaitu ibunya sendiri karena ayahnya
masih bekerja
g. Koping
Ibu Pasien mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya, tampak wajah ibu pasien
gelisah dan tegang.
h. Kognitif dan persepsi
Ibu pasien mengatakan anaknya terkena DHF, anak tidak mengalami gangguan
pendengaran, pengelihatan, peraba, perasa, pendengaran
i. Konsep diri
Citra Tubuh : Tidak terkaji.
Harga Diri : Tidak terkaji
Peran : Tidak terkaji
Identitas : Tidak terkaji
Ideal Diri : Tidak terkaji
j. Seksual
Ibu pasien mengatakan tidak ada kelainan pada organ. reprodukusi, pasien berjenis
kelamin perempuan, umur pasien yaitu 4 tahun 4 bulan
k. Nilai
Pasien beragama Hindu
m. Ekstrimitas
Atas
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, ptekie tidak ada
Palpasi : Akral hangat, turgor kulit elastis, tidak ada nyeri tekan, CRT < 2
detik.
Bawah
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi dan edema. Ptekie tidak ada
Palpasi : Turgor Kulit elastis, tidak ada nyeri tekan , CRT kembali < 2 detik.
n. Neurologi
- Tidak terkaji
XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium (20/04/2023 Pk. 07.28) : di Puskesmas I DenBar
Hematologi
DL 5 DIFF
2. Pemeriksaan Swab Nasofaring tgl 20 April 2023 pukul 10:50 WITA di RSUD
Wangaya
Jenis Pemeriksaan Hasil Result Nilai Rujukan Metode
Test
Reference Range
Negarive Negative
XIII. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis, dll)
GIZI
a. Kebutuhan cairan 1500 ml/hari
b. Kebutuhan energi perhari 1800 kal
c. Kebutuhan kalori 1500 kkal/hari
d. Kebuthan protein 1.8 gr/kg/ hari-→ 36 gr/hari
e. Dibeikan diit snack pediasure 2 x 200cc pagi dan sore hari
Mendesak lambung
HCL meningkat
Nausea
-
Menghilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah
Resiko hipovolemia
kontak antibody
sistem kardiovaskuler
agregasi trombosit
melepas ADP
trombositopenia
resiko perdarahan
XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
1. Nausea berhubungan dengan peningkatan asam lambung dd Ibu pasien mengatakan
anak makannya cuma habis ¼ porsi RS, ibu mengatakan anaknya mengeluh mual,
bibirnya terasa pahit, tampak sisa makanan RS ¾ porsi
2. Ansietas pada orang tua berhubungan dengan stres hospitalisasi ditandai dengan Ibu
Pasien mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya, tampak wajah ibu pasien
gelisah dan tegang.
3. Resiko hipovelemia berhubungan dengan faktor resiko peningkatan permealibitas
dinding pembuluh darah dd mukosa bibir tampak kering
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan faktor resiko trombositipenia, DHF grade I
hari ke 3, ditandai dengan trombositipenia (PLT = 109)
XVI. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Nama/TTD
Keperawatan
1 Nausea Setelah dilakukan asuhan Intervensi Utama: Manajemen Mual
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi Observasi
dengan tingkat nausea menurun dengan
1. Identifikasi pengalaman mual 1. Mengetahui faktor yang
kriteria hasil:
peningkatan asam
Luaran Utama: Tingkat Nausea memungkinkan terjadinya mual.
lambung dd Ibu
1. Nafsu makan meningkat 2. Identifikasi faktor penyebab mual 2. Mengetahui faktor yang
pasien
(5), makanan habis 1 porsi memungkinkan terjadinya mual.
mengatakan anak
2. Keluhan mual menurun (5)
makannya cuma
3. Perasaan asam, pahit 3. Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi dan 3. Mengetahui tingkat mual yang
habis ¼ porsi RS, dimulut menurun (5) tingkat keparahan dialami pasien.
ibu mengatakan
4. Monitor asupan nutrisi dan kalori. 4. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi
anaknya mengeluh
dan mencegah terjadinya mual
mual, bibirnya
dan muntah yang berlanjut.
terasa pahit,
Terapeutik Terapeutik
tampak sisa
makanan RS ¾
1. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab 1. Mempertahankan saturasi
porsi
mual oksigen pada pasien agar tetap
stabil
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Antiemetik dapat memblok
1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika
reseptor mual dan mengurangi
perlu
rasa mual.
2.
- Memberikan asupan
1 18.00 DS : ibu pasien
makanan dalam
Wita mengatakan anaknya
porsi kecil tapi
mulai bisa makan walau
sering
sedikit
DO : pasien tampak
makan perlahan.habis ½
porsi RS
- Melatih teknik
2. 18.30 DS ; Ibu pasien
relaksasi nafas
wita mengatakan mau
dalam kepada ibu
mencoba teknik nafas
pasien
dalam
DO : ibu pasien tampak
mencoba teknik nafas
No Tanggal No. Jam Implementasi Evaluasi Nama/
Diagnosa TTD
dalam, ibu pasien
tampak lebih tenang.
- Memonitor DL DS
DO : WBC/HB/HT/PLT
7.75/ 14.1/ 43.5/ 79
- Memonitor DL DS
DO : WBC/HB/HT/PLT
12.76/ 13.2/ 39.3/ 60
- Memonitor DL DS
DO : WBC/HB/HT/PLT
13.78/13.5/40.3/48
Mengetahui,
Mahasiswa
Pembimbing Klinik /CI
Clinical Teacher/CT
NIK : 209012762