OLEH :
(14420231070)
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
1. Definisi
Demam Thypoid merupakan suatu penyakit infeksi
sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh atau panas yan Panjang,
penyakit ini dapat menyebar pada orang lain dengan media
makanan atau air liur yang telah dikontaminasi oleh bakteri (Huda
dan Kusuma, 2016).
Demam thypoid merupakan penyakit yang sering dijumpai
di negara yang beriklim tropis, untuk salah satu gejala awat
penyakit ditandai dengan demam yang berkepanjangan. Adapun
demam yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit ini
umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat
(sangat tinggi) naik- turun. Hal ini terjadi pada sore dan malam
hari sedangkan di pagi hari hampir tidak terjadi demam. Hal inilah
yang biasanya tidak disadari oleh penderita maupun keluarga
penderita (Dinkes, 2013).
2. Etiologi
Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi (S.thypi)
90 % dan salmonella parathypi (S. Parathypi A dan B serta C).
Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, mempunyai flagela,
dapat hidup dalam air, sampah dan debu. Namun bakteri ini dapat
mati dengan pemanasan suhu 600 selama 15-20 menit. Akibat
infeksi oleh salmonella thypi, pasien membuat antibodi atau
aglutinin yaitu:
1. Aglutinin O (antigen somatik) yang dibuat karena
rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
2. Aglutinin H (antigen flagela) yang dibuat karena
rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
3. Aglutinin Vi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat
karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang
ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin
besar pasien menderita tifoid (Sudoyo, 2009).
3. Patofisiologi
11. Batuk
12. Epistaksis
13. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung merah serta
tremor)
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Leukosit
Menurut buku – buku disebutkan pada demam typoid terdapat
leucopenia dan limfositosis relative, tetapi kenyataan
leucopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus
demam typoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada
batas- batas normal, malahan kadang-kadang terdapat
leukositosis. Walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi
sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit tidak
berguna untuk diagnosis demam typoid.
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Alasan Masuk
Biasanya klien masuk dengan alasan demam, perut tersa
mual dan kembung, nafsu makan menurun, diare/konstipasi, nyeri
kepala.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya penyakit pasien typoid adalah demam, anorexia,
mual , muntah, diare, perasaan tidak enak diperut, pucat, nyeri
kepala, nyeri otot, lidah kotor, gangguan kesadaran berupa
samnolen sampai koma.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit demam
typoid atau pernah menderita penyakit lainnya?
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang pernah menderita penyakit
demam typoid atau penyakit keturunan?
d. Genogram
e. Pengkajian
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Aktivitas/ istirahat
4) Sirkulasi
5) Kenyamanan
6) Seksual/reproduksi
7) Psikososial
8) Keselamatan
9) Proteksi
10) Kebutuhan komunikasi dan pengajaran
11) Kebutuhan spiritual
2. Masalah keperawatan
f. Hipertermi b.d proses penyakit
g. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
h. Risiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
3. Intervensi
No
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena (IV)
- Kolaborasi pemberian
antipiretik dengan dokter
Edukasi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic)
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, D. S. T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Diagnosis Keperawatan
Indonesia (1st ed., pp. 328–xiv). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.