Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIABETES

MELITUS JUVENILE

Disusun Oleh :
1. Syamsul Bahri A11601380
2. Tantri Puspita Rahayu A11601381
3. Tini Nofiriyanti A11601382
4. Tinung Puspitasari A11601383
5. Tri Aji nugroho A11601384
6. Tri Wahyuni A11601385
7. Tuhfah Faridatunnisa A11601386
8. Ulvi Atikah Azhari A11601387

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I TINJAUAN MEDIS
A. Definisi ................................................................................................. 1
B. Etiologi ................................................................................................. 1
C. Pathway................................................................................................. 2
D. Manifestasi Klinis ................................................................................. 2
E. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Fokus sesuai Teori ............................................................. 5
B. Daftar Diagnosa sesuai pathway........................................................... 7
C. Intervensi Keperawatan sesuai Diagnosa Keperawatan ....................... 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….14

ii
BAB I
TINJAUAN MEDIS

A. Definisi
Diabetes mellitus juvenile adalah diabetes kronis yang onsetnya dimulai pada
saat kanak – kanak dan remaja (9-12 tahun). Pada kasus diabetes remaja
sekunder diakibatkan oleh defisiensi insulin oleh autoimun, yaitu
penghancuran sel penghasil insulin dipankreas (sel beta-pankreas) oleh
system kekebaalan, (Erwin. 2008)

B. Etiologi
Dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab diabetes tipe1.
Namun yang pasti penyebab utama diabetes tipe 1 adalah factor
genetik/keturunan. Resiko perkembangan diabetes tipe 1 akan diwariskan
melalui faktor genetik.
1. Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leucosite antigen).
HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
transplantasi dan proses imun lainnya.
2. Faktor-faktor Imunologi
Adanya respons autotoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing, yaitu autoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
3. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.

1
C. Pathway

KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
DEFISIT VOLUME
CAIRAN
KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN
PERIFER

Retinapati,

Neuropati,
RESIKO INFEKSI
refropati

D. Manifestasi Klinis
Diabetes melitus ditegakkan berdasarkan ada tidaknya gejala. Bila dengan
gejala (polidipsi, poliuria, polifagia), maka pemeriksaan gula darah abnormal
satu kali sudah dapat menegakkan diagnosis DM. Sedangkan bila tanpa
gejala, maka diperlukan paling tidak 2 kali pemeriksaan gula darah abnormal
pada waktu yang berbeda (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD Clinical Practice
Consensus Guidelines 2009).

2
Kriteria hasil pemeriksaan gula darah abnormal adalah:
1. Kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl atau
2. Kadar gula darah puasa >126 mg/dl atau
3. Kadar gula darah 2 jam postprandial >200 mg/dl.
Untuk menegakkan diagnosis DM tipe 1, maka perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang, yaitu C-peptide <0,85 ng/ml. C-peptide ini merupakan salah satu
penanda banyaknya sel β-pankreas yang masih berfungsi. Pemeriksaan lain
adalah adanya autoantibodi, yaitu Islet cell autoantibodies(ICA), Glutamic
acid decarboxylase autoantibodies(65K GAD), IA2( dikenal sebagai ICA 512
atau tyrosine posphatase) autoantibodiesdan Insulin autoantibodies
(IAA).Adanya autoantibodi mengkonfirmasi DM tipe 1 karena proses
autoimun. Sayangnya pemeriksaan autoantibodi ini relatif mahal (Rustama
DS, dkk. 2010; ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dlakukan pada DM tipe 1 dan 2 umumnya tidak
jauh berbeda.
1. Glukosadarah : meningkat 200-100mg/dL
2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5. Elektrolit :
Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
Fosfor : lebih sering menurun
6. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (
lama hidup SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk
membedakan DKA dengan control tidak adekuat versus DKA yang
berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru)

3
7. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
8. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
9. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/
penurunanan fungsi ginjal
10. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
11. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada
tipe1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya
(endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukan antibody .(autoantibody)
12. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
13. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
14. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.

4
BAB II
TINJAUAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Fokus sesuai Teori


Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, keadaan
umum pasien, tanda-tanda vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat
keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-
hari.
1. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register,
tanggal pengkajian dan diagnosa medis. Identitas
ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain. Jenis
kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor dapat mempercepat
atau memperberat keadaan penyakit infeksi.
2. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
Ds yang mungkin timbul :
a) Klien mengeluh sering kesemutan.
b) Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari
c) Klien mengeluh sering merasa haus
d) Klien mengeluh mengalami rasa lapar yang berlebihan (polifagia)
e) Klien mengeluh merasa lemah
f) Klien mengeluh pandangannya kabur
Do yang timbul :
a) Klien tampak lemas.
b) Terjadi penurunan berat badan
c) Tonus otot menurun
d) Terjadi atropi otot
e) Kulit dan membrane mukosa tampak kering

5
f) Tampak adanya luka ganggren
g) Tampak adanya pernapasan yang cepat dan dalam
3. Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat
kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
4. Tanda-tanda Vital
5. Meliputi pemeriksaan: Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam
posisi yang berbeda, kaji tekanan nadi, dan kondisi patologis. Biasanya
pada DM type 1, klien cenderung memiliki TD yang meningkat/ tinggi/
hipertensi.
a) Pulse rate
b) Respiratory rate
c) Suhu
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada penyakit ini biasanya didapatkan
a) Inspeksi : kulit dan membrane mukosa tampak kering, tampak
adanya atropi otot, adanya luka ganggren, tampak pernapasan
cepat dan dalam, tampak adanya retinopati, kekaburan pandangan
b) Palpasi : kulit teraba kering, tonus otot menuru.
c) Auskultasi : adanya peningkatan tekanan darah
7. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ? Riwayat
Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya Berapa lama klien
menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur
atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi
penyakitnya.

Hal – hal yang biasanya didapat dari pengkajian pada klien


dengan diabetes mellitus :
1) Aktivitas/ Istirahat

6
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot
menurun.
2) Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang
penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
3) Integritas Ego
Stress, ansietas
4) Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria), diare
5) Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan
berat badan, haus, penggunaan diuretik.
6) Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
7) Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
8) Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya
infeksi / tidak)
9) Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

B. Daftar Diagnosa Sesuai Pathway


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hiperglikemia
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis: kerusakan pancreas
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih (poli
uria dan dehidrasi)
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (DM)

7
C. Intervensi Keperawatan sesuai Diagnosa Keperawatan
No. NOC NIC Rasionalisasi
Dx
1 Perfusi Jaringan: Perifer (0407) Perawatan Perawatan
Dilakukan tindakan Sirkulasi (02079) Sirkulasi (02079)
keperawatan selama 3 X 24 jam  Periksa sirkulasi  Untuk mengetahui
pasien diharapkan membaik perifer (mis:nadi status sirkulasi
dengan indikator: perifer, edema, pasien
Indikator Skala pengisian kapiler,  Untuk mencegah
Pengisian warna, suhu, ABI) keparahan
kapiler jari 1 3 4 5  Identifikasi faktor gangguan sirkulasi
Pengisian resiko gangguan  Untuk mencegah
kapiler jari sirkulasi (mis: terjadinya syok
kaki diabetes, perokok,  Untuk mencegah
Suhu kulit hipertens dll) adanya jaringan
ujung kaki  Hindari yang nekrosis
dan tangan pengambilan  Untuk mencegah
Nilai rata darah dn adanya infeksi
rata TD pemasangan infus  Untuk
Keterangan diarea meningkatkan
1. Deviasi berat dari kisaran keterbatasan sirkulasi pasien
normal perfusi  Untuk menangani
2. Deviasi yang cukup besar  Lakukan gangguan sirkulasi
dari kisaran normal pencegahan dengan cepat dan
3. Deviasi sedang dari infeksi tepat
kisaran normal  Lakukan
4. Deviasi ringan dari perawatan kaki
kisaran normal dan kuku
5. Tidak ada deviasi dari  Ajarkan program
kisaran normal diet untuk
memperbaiki
sirkulasi(mis:

8
Indikator Skala rendah lemak
Nekrosis jenuh, minyak
Mati rasa 1 3 4 5 ikan omega 3)
Kelemaha Informasikan
n otot tanda dan gejala
Kerusakan darurat yang harus
kulit dilaporkan (mis:
Keterangan: luka tidak sembuh,
1. Berat hilangnya rasa,
2. Cukup berat rasa sakit yang
3. Sedang tidak hilang saat
4. Ringan istirahat)
5. Tidak ada
2 Status nutrisi (1004) Manajemen
Dilakukan tindakan nutrisi (1100)
keperawatan selama 3 X 24 jam  Menentuka status  Untuk
pasien diharapkan membaik gizi pasien dan menentukan gizi
dengan indikator: kemampuan pasien dan
Indicator Skala pasien untuk kemampuan
Asupan memenuhi pasien untuk
gizi 1 2 3 4 5 kebutuhan gizi memenuhi
Asupan  Mengidentifiaksi kebutuhan gizi
makanan adanya alergi atau
Asupan intoleransi  Untuk
cairan makanan pada Mengidentifikasi
Energy pasien adanya alergi atau
Rasio BB  Menetukan jumlah intoleransi
dan TB kalori dan jenis makanan pada
Hidrasi nutrisi yang pasien
Keterangan : dibutuhkan untuk  Untuk
1. Sangat menyimpang dari memenuhi Menentukan
rentang normal persyaratan gizi jumlah kalori dan

9
2. Banyak menyimpang dari  Menentukan apa jenis nutrisi yang
rentang normal yang menjadi dibutuhkan untuk
3. Cukup menyimpang dari preferensi bagi memenuhi
rentang normal pasien persyaratan gizi
4. Sedikit menyimpang dari  Mengatur diet  Untuk
rentang normal yang Menentukan apa
5. Tidak menyimpang dari diperlukan(menye yang menjdi
rentang normal diakan makan ana preferensi bagi
mengandung pasien
protein tinggi,  Untuk Mengatur
mengurangi diet yang
konsumsi garam, diperlukan(menye
dan memberikan diakan makan ana
suplemen mengandung
 Memastikan protein tinggi,
makanan disajikan mengurangi
dengan yang konsumsi garam,
menarik dan pada dan memberikan
suhu yang paling suplemen
cocok untuk  Untuk
konsumsi secara Memastikan
optimal makanan disajikan
 Menganjurkan dengan yang
pasien untuk menarik dan pada
duduk pada posisi suhu yang paling
tegak di kursi cocok untuk
 Memonitor kalori konsumsi secara
dan asupan makan optimal
 Memonitor  Untuk
cenderungan Menganjurkan
terjadinya pasien untuk

10
penurunan berat duduk pada posisi
badan tegak di kursi
 Untuk Memonitor
kalori dan asupan
makan
 Untuk Memonitor
cenderungan
terjadinya
penurunan berat
badan
3 Keseimbangan cairan (0601) Manajemen cairan
Dilakukan tindakan (4120)
keperawatan selama 3 X 24 jam  Timbang BB tiap  Untuk mengetahui
pasien diharapkan membaik hari dan monitor keseimbangan
dengan indikator: status pasien cairan didalam
Indicator Skala  Monitor TTV tubuh pasien
TD  Monitor  Untuk mengetahui
Denyut 1 2 3 4 5 makanan/cairan status
nadi radial yang dikonusmsi hemodinamika
Keseimban  Berikan terapi IV pasien
gan intake  Monitor status gizi  Untuk mengontrol
dan output pasien kecukupan cairan
dalam 24 pasien
jam  Untuk memenuhi
BB stabil kebutuhan cairan
Turgor pasien
kulit  Untuk memonitor
Kelembaba status gizi pasien
n
membrane
mukosa

11
Berat jenis
urin

Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
Indicator Skala
Kehausan
Pusing 1 2 3 4 5

Keterangan:
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

4 Penyembuhan luka : sekunder Kontrol infeksi


Dilakukan tindakan  Ajarkan cuci
keperawatan selama 3 X 24 jam tangan bagi  Untuk mencegah
pasien diharapkan membaik petugas maupun penularan
dengan indikator: pasien penyakit/infeksi
Indicator Skala  Pakai sarung  Untuk mencegah
Granulasi tangan saat penularan
Pembentu 1 2 3 4 5 perawatan luka penyakit/infeksi
kan bekas  Pastikan  Untuk mencegah
luka menggunakan penularan
teknik perawatan penyakit/infeksi
luka yang benar

12
Ukuran  Dorong untuk  Untuk
luka istirahat meningkatkan
berkurang  Berikan antibiotic imun pasien
Keterangan :  Ajarkan pada  Untuk mencegah
1. Tidak ada pasien dan kluarga terjadinya
2. Terbatas tentang bagamina penyebaran bakteri
3. Sedang pencegahan  Untuk mencegah
4. Besar infeksi pda luka /infeksi pada luka
5. Sangat besar

Indicator Skala
Erythema
disekitar 1 2 3 4 5
kulit
Peradanga
n luka
Nekrosis
Lubang
pada luka
Bau busuk
luka
Keterangan
1. Sangat besar
2. Besar
3. Terbatas
4. Sedang
5. Tidak ada

13
DAFTAR PUSTAKA

Brink SJ, Lee WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010).Diabetes in children and


adolescents, basic training manual for healthcare professionals in
developing countries, 1sted. Argentina: ISPAD, h 20-21.
Erwin. 2008. Diabetes Juvenil. Diakses pada tanggal 20 April 2019.
https://www.academia.edu/10361708/Diabetes_Juvenile
Hayonmada, Chindi K, dkk. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Diabetes Melitus Tipe 1 (Dm Juvenile). Manado: Universitas
Pembangunan Indonesia
ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009. Pediatric Diabetes 2009: 10.
Diakses pada tanggal 20 April
2019.http://repository.maranatha.edu/3415/3/0910085_Chapter1.pdf
Rustama DS, Subardja D, Oentario MC, Yati NP,Satriono, Harjantien N (2010).
Diabetes Melitus. Dalam: Jose RL Batubara Bambang Tridjaja AAP
Aman B. Pulungan, editor. Buku Ajar Endokrinologi Anak, Jakarta:
Sagung Seto 2010, h124161.

14

Anda mungkin juga menyukai