Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

D
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN
DI WISMA
CENDRAWASIH RSJ PROF. HB SAANIN
PADANG TAHUN 2016

Oleh :

KELOMPOK II
PRATEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2016

BAB I
Latar
Belakang

Salah satu gangguan jiwa yang


membutuhkan
tindakan
keperawatan adalah halusinasi.
Halusinasi
adalah
persepsi
sensori yang salah atau persepsi
enternal yang tidak realita atau
tidak ada (Keliat, 2009). Gejala
yang akan muncul pada pasien
halusinasi
adalah
sering
mendengar suara-suara dari luar
baik jelas ataupun tidak jelas.

Kesehatan jiwa adalah keadaan yang


menggambarkan kesatuan hubungan
yang erat antar pikiran dan perasaan,
ucapan
dan
tingkah
laku.
Keperawatan jiwa adalah proses
interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan
dalam
mempertahankan
perilaku
yang
konstribusi pada
fungsi
yang
terinterogasi.
Gangguan
jiwa
adalah adanya perubahan fungsi
jiwa yang menyebabkan gangguan
pada fungsi jiwa, sehingga
menimbulkan penderitaan pada
individu atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosial baik
peran
dikeluarga
maupun
masyarat

WHO,
(2013)
memperkirakan terdapat 450
juta jiwa diseluruh dunia
yang mengalami gangguan
mental,
sebagian
besar
dialami oleh orang dewasa
muda antara usia 18-21
tahun, hal ini dikarenakan
pada usia tersebut tingkat
emosional masih belum
terkontrol, WHO bahkan
memprediksi
angka
gangguan jiwa penduduk
dunia akan meningkat hingga
15 % pada tahun 2015.

Berdasarkan Data Riset


Kesehatan
Dasar
(RISKESDAS)
2013
ada 11,6% penduduk
Indonesia yang berusia
di atas 15 tahun
mengalami
gangguan
mental atau berkisar 19
juta penduduk dimana
0,46 % diantaranya
bahkan
mengalami
gangguan jiwa berat
atau sekitar 1 juta
penduduk
(RISKESDAS, 2013).

Riset Kesehatan Dasar


(RIKESDAS)
2014
menyebutkan 0,17%
penduduk
indonesia
mengalami gangguan
jiwa berat atau secara
absolute terdapat 400
ribu
jiwa
lebih
penduduk indonesia.
Prevalensi
tertinggi
terdapat di Provinsi
Jogjakarta dan Aceh
0,27% sedangkan yang
terendah di Provinsi
Kalimantan
Barat
0,07%.

Sumatra Barat jumlah penderita gangguan


jiwa pada tahun 2012 data dinas provinsi
sumatera barat dari jumlah penduduk
3.198.726 orang ada 0,26% yang menderita
gangguan jiwa (Data Dinas kesehatan
Sumatera Barat, 2012).

Data dari dinas kesehatan sumatera barat


kunjungan puskesmas pada tahun 2014
sebanyak 1.375.986 kunjungan, yang
mengalami gangguan jiwa 892 (0,06%) dari
total kunjungan.

Berdasarkan data rekam medis


yang
didapatkan
diruangan
Cendrawasih
RSJ
Prof.
HB.
Saanin di lihat dari 3 bulan
terakhir yaitu dari bulan Januari
Maret
2016
didapatkan
111
orang yang mengalami gangguan
jiwa
dengan
gangguan
Halusinasi,
87
orang
yang
mengalami
gangguan
jiwa
dengan
gangguan
Perilaku
kekerasan,
86
orang
yang
mengalami
gangguan
jiwa
dengan gangguan Harga dri
rendah,
42
orang
yang

berdasarkan Survey yang kelompok


lakukan pada tanggal 19 April 2016
didapatkan dari 40 orang yang di rawat di
ruangan Cendrawasih, 19 orang yang
mengalami gangguan jiwa dengan gangguan
Halusinasi, 15 orang yang mengalami
gangguan jiwa dengan gangguan Harga diri
rendah, dan 6 orang yang mengalami
gangguan jiwa dengan gangguan Perilaku
kekerasan. Hal ini menunjukkan tingginya
angka jiwa yang mengalami gangguan jiwa
dengan Halusinasi.

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

MANFAAT STUDI
KASUS

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Rentang respon
3. Proses terjadinya
hall
4. Faktor penyebab
hall
5. Klasifikasi hall
6. Tanda dan gejala
7. Mekanisme
koping
8. Penatalaksanaan
9. Prinsip tindakan
keperawatan

B.

Asuhan
keperawatan
teoritis
1. Pengkajian
2. Daftar masalah
3. Pohon masalah
4. Daftar
diagnosa
keperawatan
5. Implementasi
6. Evaluasi
7. Dokumentasi
8. Intervensi
keperawatan

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Ruang Rawat:Wisma Cendrawasih


Tanggal dirawat : 15 April 2016

I. IDENTITAS KLIEN
a. Inisial klien : TN.D
b. Umur : 25 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. No. MR : 01.04.50
e. Tanggal Pengkajian :20 April 2016
f. Informan : klien
g. Alamat lengkap : Padang besi, lubuk
kilangan, padang

Alasan masuk
Klien masuk melaluiII. IGD
RSJ. Prof. HB.
Saanin Padang pada tanggal 15 April
2016 dan diantar oleh pihak keluarga
karena
klien
memukul
masyarakat
sekitar karena ada suara suara yang
menyuruhnya untuk memukul orang
tersebut, klien gaduh dan gelisah, emosi
klien labil, klien sering berbicara sendiri
dan ketawa ketawa sendiri. Keluarga
sudah berusaha membawa klien untuk
kontrol kepuskesmas namun karena
tidak ada perubahan dan hasil, maka
klien langsung diantarkan lagi ke RSJ
Prof
HB.
Saanin
Padang
untuk
mendapatkan
pengobatan
dan
perawatan lebih lanjut lagi.

III. F
AKTO
R PR
E D IS
POSI
SI

a. G a
nggu
an jiw
a dim
Klien
as a l a
me n g
tahun
lu :
alami
yang
sa
klien
l
suka alu yaitu s kit gangg
berbi
ejak t
uan
mara
c ar a
jiw a
h
a
h
un 2 0
sen d
sejak
mara
meny
1
1
i
h
i
d
r
,

uruhn
e
ya un karena a ketaw a se ngan kelu 5
yang
ndiri,
han
tu
da s
k
u ar a
Saan edua kali k melaku
d
a
n su k
kan n y
s
in Pa
nya
a
klien
uara
a d an
dang
perna
yang
diraw
h jug
pada
ini m
a
a
e
p ad a
t di
rupaka
bulan diraw at d tahun 201
RSJ
n
Prof.
6. Se
i RSJ
desem
be
HB.
Prof.
ber 2
0 15.
HB. S lumnya k
lien
aanin
padan
g

b. Pengobatan sebelumnya :
Klien sebelumnya pernah berobat dan
dirawat di RSJ Prof. HB Saanin Padang tahun
2015 dan klien sudah sembuh, pihak RSJ
membolehkan klien pulang dan klien dulu rutin
kontrol kepuskesmas dan meminum obatnya
dengan teratur tetapi penyakit klien kambuh lagi
karena selama 1 minggu sebelum masuk RJS
untuk kedua kalinya klien tidak pernah minum
obat lagi dan keluarga juga tidak ada lagi yang
mengontrol minum obat klien dan akhirnya klien
dimasukkan lagi ke RSJ Prof HB. Saanin
Padang pada tanggal 15 April 2016 untuk
mendapatkan pengobatan dan klien masih
dirawat sampai saat ini.

c. Trauma

Aniaya fisik
Klien sebelum sakit
pernah
menjadi
pelaku
aniaya fisik yaitu suka
berkelahi,
klien
tidak
pernah
menjadi
saksi
aniaya
fisik
dan
klien
pernah
menjadi
korban
aniaya fisik yang dilakukan
juga oleh warga setempat.

Aniaya seksual
Klien
tidak
pernah
menjadi
pelaku,
korban
ataau pun saksi aniaya
seksual.

Penolakan
Klien
orang-orang

mengatakan
tidak

dan ada juga yang takut


padanya. Klien melempar
orang
yang
menertawakannya
dangan kayu.
Kekerasan
dalam
keluarga
Klien memiliki riwayat
merusak
alat
rumah
tangga,
melempar
barang-barang
dan
mengancam orang.
Tindakan kriminal
Klien
tidak
pernah
menajadi pelaku, korban,
maupun
saksi
dalam
tindakan kriminal.
MK
:
Resiko
perilaku
kekerasan

d. Anggota keluarga yang


mengalami gangguan jiwa :
Tidak ada anggota keluarga
klien yang megalami gangguan
jiwa seperti klien.
MK : Tidak Ada Masalah

e. Pengalaman masa lalu


yang tidak menyenangkan :
Pada saat pengkajian,
tidak dapat dikaji dari
pasien tentang pengalaman
yang tidak menyenangkan
di masa lalu klien.
MK : Tidak Ada masalah

IV.
a.

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : TD:
120/80 mmHg, N:
70x/i, S: 36c, RR:
20x/i
b. Ukuran : BB : 50 kg,
TB : 165 cm
c. Keluhan fisik : klien
mengatakan tidak ada
keluhan yang dirasakan
oleh tubuhnya.
MK: tidak ada masalah

V. PSIKOSOSIAL
a.

Genogram

Penjelasan :
Tn. D anak ketiga dari tiga
bersaudara. Setelah ibu dan ayah
klien meninggal klien tinggal
bersama kakak no duanya. Klien
diasuh oleh kakaknya sejak kelas
VI SD setelah orang tuanya
meninggal.
Didalam
lingkup
keluarga klien jarang dilibatkan
dalam pengambilan keputusan.
Pola komunikasi yang diterapkan
adalah komunikasi satu arah.
Orang
yang
paling
dekat
dengannya
adalah
kakak
kandungnya. Tidak ada anggota
keluarga yang memiliki gangguan
jiwa yang sama dengan klien

MK : Ketidak efektifan koping


keluarga : penurunan

b. Konsep diri
Citra tubuh
Klien merasa dirinya
berbeda dengan orang
lain karena mengalami
gangguan jiwa. Klien
mengatakan menyukai
hidungnya karena dia
merasa
hidungnya
mirip artis india, tetapi
klien kurang menyukai
bentuk
badannya
karena terlalu kurus.

Identitas diri
Tn. D adalah laki-laki
yang berumur 25 Tahun
dan sebagai seorang
anak dari orang tuanya
serta adik dari kakakkakaknya.
Klien
sekarang tidak memiliki
pekerjaan.
Klien
memiliki
riwayat
pendidikan tamat SMA.

Peran diri
Didalam keluarga Tn. D
sebagai
adik
dari
3
saudara.
Klien
belum
bekerja.
Klien
mengatakan tidak begitu
banyak
melakukan
pekerjaan dirumah.

Ideal diri
Klien mengatakan agar bisa
cepat sembuh dan bisa segera
pulang dan klien berharap bisa
diterima dilingkungan keluarga
dan masyarakat.

Harga diri
Klien
mengatakan
tidak memiliki teman
dekat
karena
klien
beranggapan
tidak
ada yang menyukai
dirinya. Tetangga klien
menjauhinya
karena
menganggap
klien
seseorang
yang
berbahaya.
Klien
mengatakan
merasa
malu bila terus dirawat
di rumah sakit.
MK:
Harga
diri
rendah

c. Hubungan
sosial

a. Orang terdekat
Klien
mengatakan
orang
yang
paling
dekat
dengannya
adalah kakaknya karena
kakaknya
selalu
membantu
dan
memberi ia semangat
dan selama dia dirawat
dirumah
sakit
klien
tidak
ada
memiliki
teman dekat.

b.

Peran

serta
dalam
kegiatan
kelompok
/
masyarakat :
Klien
mengatakan
tidak ada mengikuti
kegiatan
di
kampungnya,
tetapi
sejak sakit klien lebih
sering dikamar, jarang
berkomunikasi dengan
orang
lain
kecuali
dengan . Klien merasa
lingkungan sekitarnya
tidak menerima klien
karena klien sakit dan
selama dirawat klien
ada mengikuti acara
penyuluhan dan senam
pagi.

c.
Hambatan
dalam
berhubungan
dengan
orang lain :
Tn. D mengatakan agak
pendiam, kalau ada yang
mengajaknya bicara baru mau
bicara. Klien juga jarang
berkumpul dengan temanteman yang lain karena klien
malas berinteraksi dengan
yang lain. Klien mengatakan
percuma karena orang lain tak
akan menerimanya dan tidak
akan nyambung pembicaraan
dengan orang lain.
MK : isolasi sosial

d. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan :


Klien mengatakan ia beragama Islam. Klien
mengatakan malas shalat sejak ia sakit karena
menurutnya orang sakit tidak perlu shalat.

b.Kegiatan ibadah:
Sebelum
dirawat
klien
mengatakan
sering meninggalkan
shalat.
Selama
dirawat
klien
mengaku tidak ada
melakukan
ibadah
shalat karena malas
dan bagi klien tidak
masalah.
MK : Tidak
masalah

ada

VI. Status
Mental

a. Penampilan :
Klien berpenampilan kurang rapi
terlihat dari pakaian klien kadang kadang
tidak sesuai, wajah klien kusam, kulit klien
tampak kering, gigi klien kurang bersih.
Klien juga mengatakan malas mandi karena
dingin, klien mengatakan kadang kadang
mandi kalau diingatkan atau dipaksa mandi
oleh perawatnya
MK : defisit perawatan diri

b. Pembicaraan

Saat berinteraksi pembicaraan klien jelas dengan nada yang keras dan
kacau tetapi jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaan perawat.

MK : tidak ada masalah


c. Aktivitas motorik

Klien gelisah dan kadang tampak lesu, kadang tampak tegang, suka
mondar-mandir. Klien dapat melakukan aktivitas di ruangan seperti
menyapu bila diarahkan perawat.

MK : tidak ada masalah

d. Alam perasaan

Klien sering terlihat senyum sendiri dan suara menjadi pelan, terutama
bila bercerita tentang keluarganya

MK : tidak ada masalah


e. Afek

Saat interaksi klien kooperatif dan menjawab apa yang ditanyakan oleh
perawat. Afek klien tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan. Klien
selalu tersenyum saat berinteraksi tanpa ada stimulus yang
menyenangkan.

MK : hambatan komunikasi

f. Interaksi saat
wawancara :
Selama
interaksi
kontak
mata
kurang,
bahkan terkadang
tatapan
klien
tajam.
Klien
kooperatif
dan
mendominasi
pembicaraan dalam
kondisi tertentu
MK
:
Resiko
perilaku kekerasan

g. Persepsi
Klien mengatakan mendengar suara
suara
yang
menyuruhnya
untuk
mengancam
dan
memukul
orang,
menyuruh untuk tidak boleh minum obat.
Klien mengatakan mendengar suara suara
tersebut 2x kali dalam sehari yaitu pada
pagi dan malam hari. Klien mengatakan
suara - suara ini lebih sering muncul saat
sendiri, respon klien saat mendengar suara
itu klien merasa takut dan gelisah. Klien
terlihat tertawa, tersenyum sendiri,
mondar mandir dan gelisah.
MK : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran

h. Proses pikir
Bila
sedang
bercerita pembicaraan
sering berbelit-belit dan
melompat dari satu
topic ke topic lain. Di
tengah-tengah interaksi
klien kadang diam dan
melanjutkan
pembicaraan kembali.
MK
:
Gangguan
Proses pikir

i. Isi pikir
Klien tidak ada
menyakini sesuatu
yang
diucapkan
terus-menerus atau
dipertahankan.
MK :Tidak ada
masalah

j. Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung, Klien
mengatakan bahwa saat ini dia berada
di RSJ sebagai pasien. Tingkat
kesadaran klien baik. Klien dapat
mengetahui hari, tanggal dan jam saat
interaksi.
MK : tidak ada masalah
k. Memori

- Daya ingat jangka panjang


Klien tidak bisa mengingat lagi tahun berapa
kedua orang tuanya meninggal, dan klien tidak
mengingat sejak tahun berapa dia sakit, klien hanya
ingat dia mulai dirawat di RSJ sejak tahun 2015.
- Daya ingat jangka pendek
Klien dapat megingat kejadian yang terjadi
padanya, terutama kejadian sebelum di bawa kerumah
sakit.
- Saat ini
Klien dapat mengingat dengan baik nama perawat
serta nama nama pasien yang seruangan dengan
dia. MK: Gangguan proses pikir

l.Tingkat konsentrasi dan


berhitung :
Perhatian
dan
tingkat
konsentrasi
klien
mudah
dialihkan dan sering meminta
pertanyaan
diulangi.
Klien
mampu berhitung sederhana
seperti
berapa
jumlah
5
ditambah 2.
MK : Gangguan Proses Pikir

m. Kemampuan penilaian :
Klien mampu mengambil
keputusan
yang
sederhana
dengan bantuan orang lain.
Ketika disuruh mandi atau
merapikan tempat tidur terlebih
dahulu klien memilih untuk
merapikan tempat tidurnya.
MK : tidak ada masalah

n. Daya tilik diri


Klien
mengatakan
menyadari
penyakit
yang
sedang dialaminya sehingga dia
di bawa ke rumah sakit jiwa
ini. pasien mengatakan tidak
ada menyalahkan orang lain
atas apa yan terjadi pada
dirinya saat ini. Klien berharap
agar bisa cepat sembuh dan
keluar dari rumah sakit dan
bisa bisa mencari pekerjaan.
MK : tidak ada masalah

a. Makan

VII. Kebutuhan Persiapan


Pulang

Klien makan 3 x
sehari
dengan
porsi
sedang,
dengan komposisi
(nasi, lauk, sayur
dan buah) klien
mampu
mampu
makan
dengan
benar,
tidak
berantakan,
mampu
meletakkan piring
kotor
pada
tempatnya.
MK : tidak
masalah

ada

b. BAB / BAK
Klien BAB dan BAK
dikamar
mandi
dan
membersihkannya.
MK : tidak ada masalah

mandiri
mampu

c. Mandi
Klien jarang mandi dan harus
disuruh terlebih dahulu baru mau
mandi. Saat mandi klien hanya
menggunakan
sabun
dan
jarang
memakai shampo saat keramas dan
klien juga jarang menggosok gigi nya.
MK : gangguan pemeliharaan kesehatan

d. Berpakaian / berhias
Klien mandiri dalam berpakaian
dan dalam berdandan klien tampak
kurang rapi seperti memakai bedak
yang acak-acakan dan rambut yang
acak-acakan.
MK : gangguan pemeliharaan kesehatan

e. Istirahat dan tidur


Klien tidur malam
lebih kurang 7 jam dan
tidur siang lebih kurang
2 jam.
MK : tidak ada masalah

f. Penggunaan obat
Klien tau nama obat dan warna obat yang
diminumnya, dan tau semua kegunaan obat
yang diminum, klien tau keuntungan dan
kerugian tidak minum obat.
MK : tidak ada masalah
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan jika sakit dia pergi
kepuskesmas.
MK : tidak ada masalah

h. Kegiatan didalam
rumah
Klien
mengatakan
dirumah masih mampu
melakukan
kegiatan
seperti
menyapu,
mengepel,
mencuci
pakaian, dll.
MK : tidak ada
masalah

i.

Kegiatan / aktivitas diluar rumah


Klien mampu melakukan perjalanan mandiri
dengan berjalan kaki. klien tidak ada mengikuti
aktivitas atau acara di lingkungan masyarakat.
MK : tidak ada masalah

VIII. Mekanisme
Koping

Klien lebih banyak diam


apabila
ada
masalah
daripada bercerita dengan
orang
lain.
Klien
mengatakan kalau ada
masalah
klien
selalu
marah-marah
bahkan
sampai memukul orang
lain.
MK : ketidakefektifan
koping individu

IX. Masalah Psikososial Dan


Lingkungan

a. Masalah dengan
dukungan kelompok
Klien
dekat
dengan
kakaknya
namun tidak terlibat
dalam
kelompok
tertentu

b. Masalah berhubungan dengan


lingkungan
Klien
sering
mengganggu
lingkungan dengan mengejar orang
lain yang lewat di depan rumah
karena ia merasa orang orang
tersebut suka ngejek ngejek dia.
Klien tidak punya teman dekat di
rumah maupun selama dirawat di RS.

c.
Masalah
dengan
pendidikan
Klien
mengatakan
dia
pernah sekolah tetapi cuman
sampai tamat SMA dan setelah
itu klien putus sekolah

d.
Masalah
dengan
pekerjaan
Sampai
sekarang klien
tidak
mempunyai
pekerjaan, dari
dulu dia hanya
membantu
kakaknya .

e.Masalah dengan perumahan


Klien mengatakan tidak ada
masalah dengan perumahannya

f. Masalah ekonomi
Klien tidak punya masalah dengan
ekonomi pada saat ini karena klien di biayai
oleh kakaknya.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan kalau dia diizinkan
pulang, dia akan berobat jalan ke poli klinik
RSJ HB Saanin Padang atau ke Puskemas di
daerah tempat tinggalnya.
MK : isolasi sosial

X. Pengetahuan

Klien tampak kurang


mengetahui
tentang
penyakitnya,
faktor
penyebab dan koping
yang
seharusnya
dilakukan,
klien
mengetahui
jumlah,
nama obat dan warna
obat yang diminumnya.
MK
:
kurang
pengetahuan

XI. Aspek
Medik

a. Diagnosa medik :
Skizofrenia Paranoid
b. Terapi medik :
Risperidol 2 x 5 mg
Diazetpam 2 x 2 mg

ANALISA DATA

yang mau diprint\BAB III print.docx

B. DAFTAR MASALAH

Gangguan persepsi
sensori : Halusinasi
pendengaran
Resiko perilaku
kekerasan
Isolasi sosial
Defisit perawatan
diri

Harga diri rendah


Gangguan proses
pikir
Ketidakefektifan
koping individu
Kurang
pengetahuan

C. POHON MASALAH

yang mau diprint\BA


B III print.docx

D. DAFTAR DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Gangguan persepsi
sensori : Halusinasi
pendengaran
Resiko perilaku
kekerasan
Defisit perawatan
diri
Isolasi sosial

Harga diri rendah


Gangguan proses
pikir
Ketidakefektifan
koping individu
Kurang
pengetahuan

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

intervensi .bab 3.docx

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

yang mau diprint\implementasi dan eavaluasi


print.docx

TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai