KEPERAWATAN GERONTIK
Dosen Pembimbing :
Putri Kristyaningsih,S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun oleh :
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
A. Definisi
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami
radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan
napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus,
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi
umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada
B. Anatomi Fisiologi
Sistem respirasi adalah sistem yang memiliki fungsi utama untuk melakukan respirasi dimana
utama sistem respirasi adalah untuk memastikan bahwa tubuh mengekstrak oksigen dalam jumlah
yang cukup untuk metabolisme sel dan melepaskan karbondioksida (Peate and Nair, 2011).
Sistem respirasi terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan bawah. Sistem
pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring. Sedangkan sistem pernafasan bawah terdiri
1. Hidung
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama dalam sistem
respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian internal. Di hidung bagian
eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang dan hyaline kartilago yang terbungkus
2. Faring
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang 13 cm. Dinding
faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane mukosa. Otot rangka yang
terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap sedangkan apabila otot rangka kontraksi
Panduan Program Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 2
maka sedang terjadi proses menelan. Fungsi faring adalah sebagai saluran untuk udara dan
makanan, menyediakan ruang resonansi untuk suara saat berbicara, dan tempat bagi tonsil
(berperan pada reaksi imun terhadap benda asing) (Tortorra and Derrickson, 2014).
3. Laring
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan dimana jaringan ini
menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan bagian tunggal adalah tiroid, epiglotis,
dan cricoid. Tiroid dan cricoid keduanya berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis
melindungi saluran udara dan mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati udara dari laring
menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia sehingga dapat
menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan didorong keatas melewati esofagus untuk
ditelan atau dikeluarkan lewat dahak. Trakea dan bronkus juga memiliki reseptor iritan yang
menstimulasi batuk, memaksa partikel besar yang masuk kembali keatas (Peate and Nair,
2011).
5. Bronkus
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan kiri, yang mana
cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan kiri pula. Didalam masing-masing paru,
bronkus terus bercabang dan semakin sempit, pendek, dan semakin banyak jumlah
cabangnya, seperti percabangan pada pohon. Cabang terkecil dikenal dengan sebutan
bronchiole (Sherwood, 2010). Pada pasien PPOK sekresi mukus berlebih ke dalam cabang
6. Paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga lobus di paru
sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara kedua paru terdapat ruang yang
bernama cardiac notch yang merupakan tempat bagi jantung. Masing-masing paru
Panduan Program Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 3
dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang disebut parietal dan visceral pleura.
Parietal pleura membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleura membatasi paru itu
sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini mengurangi
gesekan antar kedua pleura sehingga kedua lapisan dapat bersinggungan satu sama lain saat
bernafas.
C. Klasifikasi
a. Asma bronkhiale
respon yang berlebihan dari trakea dan bronkus terhadap bebagai macam rangsangan,
yang mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang tersebar luas diseluruh paru dan
b. Status asmatikus
(Smeltzer, 2001). status asmatikus merupakan keadaan emergensi dan tidak langsung
wheezing, ronchi ketika bernapas (adanya suara bising ketika bernapas), kemudian bisa
dengan tachypnea. Namun makin besarnya obstruksi di bronkus maka suara wheezing
dapat hilang dan biasanya menjadi pertanda bahaya gagal pernapasan (Brunner &
Suddarth, 2001).
c. Asthmatic Emergency
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan karena reaksi alergi
penderita terhadap allergen dan tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap orang yang
sehat.
Panduan Program Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 4
b. Asma intrinsik
Asma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari
allergen. Asma ini disebabkan oleh stres, infeksi dan kodisi lingkungan yang buruk
seperti klembaban, suhu, polusi udara dan aktivitas olahraga yang berlebihan.
3. Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) (2006) penggolongan asma berdasarkan
2) serangan singkat
D. Manifestais Klinis
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan mengi (whezzing)
telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-batuk kronis dapat merupakan
satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan berat didada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi :
1. Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau keluhan
khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma akan muncul bila
penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi bronchial di
laboratorium.
2. Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada kelainan,
tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran pernafasan. Biasanya terjadi
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik dan tes
fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi
4. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu dengan
Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang makin banyak
antara lain :
b. Sianosis
5. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa serangan
asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.
Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan
menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor
pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot
pernapasan atau pertemuan neuromuskular yang terjadi pada pernapasan akan sangat
mempengaruhi ventilasi.
Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma
4. Trauma
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung
dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan.
Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin menyebabkan
gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi lambung yang bersifat asam.
Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain
1. Hipoksia atau hipoksemia, yang menyebabkan kadar oksigen dalam darah menjadi rendah.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesadaran dan gejala parah lainnya.
2. Jika dispnea berlanjut selama beberapa waktu, ada risiko gangguan kognitif sementara atau
permanen. Hal ini juga bisa menjadi tanda timbulnya atau memburuknya masalah medis
lainnya.
G. Patofisiologi
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah spasme otot
polos, edema dan inflamasi membran mukosa jalan udara, dan eksudasi mucus intraliminal, sel-
sel radang dan debris selular. Obstruksi menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang
merendahkan volume ekspresi paksa dan kecepatan aliran, penutupan prematur jalan udara,
hiperinflasi paru, bertambahnya kerja pernafasan, perubahan sifat elastik dan frekuensi
pernafasan. Walaupun jalan udara bersifat difus, obstruksi menyebabkan perbedaaan satu
bagian dengan bagian lain, ini berakibat perfusi bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan
menyebabkan kelainan gas-gas darah terutama penurunan pCO2 akibat hiperventilasi.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen menyebabkan
degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan
konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul
spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang pembentukan mukkus dan meningkatkan
permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium
paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif berlebihan
terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami degranulasi. Di
manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah
bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara.
3. Posisi.
4. Bronkodilator (theophyline).
6. Edukasi.
7. Psikoterapi.
1. Pengkajian
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
2) Sakit kepala
4) Papiledema
2. Pemeriksaan Fisik
a. System pernafasaan :
2) Palpasi : simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernafasaan tertinggal
daerah trauma
7) Suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung paradok
b. System neurologis
c) Intoleransi aktivitas
Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
KASUS
terdengar redup, klien berusaha bernapas menggunakan otot bantu napas, dan lebih nyaman bernapas
dengan mulut.
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. K
Alamat : kediri
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 75 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : kawin
Lama tinggal di panti : Tidak Pernah
Orang yang paling dekat dihubungi : Ny. S (istri) dan Ny. T (anak)
Hubungan dengan klien : ayah dan suami
B. Riwayat Keluarga
Pasangan
Hidup / Meninggal : hidup
Umur : 69 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status kesehatan :-
Tahun meninggal : 1952
Penyebab meninggal : -
Anak
Hidup / Meninggal : Hidup
Umur : 46 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Status kesehatan : Sehat
Tahun meninggal : Belum meninggal
Penyebab meninggal : Tidak ada
Genogram :
X X
C. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Tidak Bekerja
Pekerjaan sebelumnya : Petani
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Dari anak
D. Riwayat Lingkungan Hidup
Kebersihan dan kerapihan ruangan : Bersih dan Rapih
Penerangan : Penerangan jelas
Keadaan kamar mandi dan WC : Ada kamar mandi dan WC yang bersih
Pembuangan sampah : Ada
E. Riwayat Rekreasi
Hobi / minat : Tidak ada
Keanggotaan organisasi : Tidak ada
Liburan / perjalanan : Tidak pernah
F. Sumber/sistem Pendukung yang digunakan :
keluarga
G. Status Kesehatan
Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : sesak napas
Gejala yang dirasakan : lemas
Faktor pencetus : usia
Timbulnya keluhan : (-) Ya ( ) Tidak
Upaya mengatasi : Mengkonsumsi obat penurun darah tinggi
Konsumsi obat – obatan sendiri : (-) Ya ( ) Tidak
Konsumsi obat tradisional : ( ) Ya (-) Tidak
Obat-obatan
NO NAMA OBAT DOSIS
1 Aminophilin 125-200 mg
2 Ketotifen 2 x 1 mg
3
4
Panduan Program Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 17
Status kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah di derita : asma
Riwayat alergi (obat, makanan, debu, binatang) : Tidak ada
Riwayat kecelakaan : Tidak ada
Riwayat dirawat di RS : Tidak ada
Riwayat konsumsi obat : Tidak ada
H. Aktivitas Hidup Sehari-hari
Nutrisi
Frekuensi makan : 2 x dalam sehari
Pantangan makanan : Menghindari makanan pedas dan berkolesterol
tinggi
Keluhan yang berhubungan dengan makan : tidak ada
Eliminasi
BAK : Frekuensi : 3 x dalam sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : Ya
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada
BAB : Frekuensi : 1 x dalam sehari
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : tidak ada
Pengalaman memakai pencahar : tidak ada
Aktivitas
Aktifitas sehari – hari : Memelihara kambing
Keluhan saat aktifitas : lemas, mudah lelah
Kebersihan diri : Bersih
Kemampuan kemandirian : Mandiri
Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 7 jam
Lama tidur siang : 1 jam
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : tidak ada
Psikososial
Cemas : (-) Ya ( ) Tidak
Depresi : (-) Ya ( ) Tidak
Gugup : ( ) Ya (-) Tidak
Kesulitan dalam mengambil keputusan : ( ) Ya (-) Tidak
Kesulitan berkonsentrasi : ( ) Ya (-) Tidak
(………………………)
Keterangan :
Skor Penilaian
0–2 Fungsi intelektual utuh
3–4 Kerusakan intelektual ringan
5–7 Kerusakan intelektual sedang
8 – 10 Kerusakan intelektual berat
a. Bisa dimaklumi jika terdapat lebih dari satu kesalahan, bila subyek hanya berpendidikan sekolah
dasar.
b. Bisa dimaklumi jika terdapat kurang dari satu kesalahan, bila subyek mempunyai pendidikan di
atas sekolah menengah atas
SKOR SKOR
MAX MANULA
ORIENTASI
5 5 Sekarang ( hari ), ( tanggal ), ( bulan ), ( tahun ), dan ( musim ) ?
5 5 Sekarang kita berada dimana : ( jalan ), ( no. Rumah ), ( kota ),
( kabupaten ), ( propinsi )
REGRISTASI
3 3 Minta klien menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk tiap
benda. Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama tersebut.
Berikan Bila masih salah, ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut. Sampai ia dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah
jumlah percobaan dan catatlah ( misal : bola, kursi, sepatu )
( Jumlah percobaan ............................)
PERHATIAN DAN KALKULASI
5 3 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah. Berhenti
setelah 5 hitungan ( 93, 86, 79, 72, 65 ).
Kemungkinan lain, ejalah kata ”dunia” dari akhir ke awal ( a-i-n-u-d )
MENGINGAT
3 3 Tanyakan kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas.
BAHASA
2 2 a. Apakah nama benda-benda ini ? Perlihatkan pensil dan jam tangan
1 1 b. Ulanglah kalimat berikut : ” tidak ada jika, dan, atau tetapi ”
3 3 c. Laksanakan 3 perintah ini : Ambil selembar kertas dengan tangan
kanan anda, lipat kertas menjadi dua dan letakkan di lantai
1 1 d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ” PEJAMKAN MATA
1 1 ANDA ”
1 1 e. Tulislah sebuah kalimat
f. Tirulah gambar ini
Keterangan :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : Kemungkinan ada gangguan fungsi kognitif
Nilai 0 – 16 : Ada gangguan kognitif
INDEKS KATZ
PENILAIAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-
HARI
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi.
B Kemandirian dalam semua kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F, dan G.
Keterangan:
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain.
Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun dianggap mampu.
APGAR
KELUARGA
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Seorang laki-laki dengan usia 75 tahun datang ke Poliklinik karena mengeluh sesak napas.
hasil TTV klien menunjukkan : TD = 170/90 mmHg, RR = 25 x/menit, HR = 86 x/menit,
auskultasi napas terdengar redup, klien berusaha bernapas menggunakan otot bantu napas,
dan lebih nyaman bernapas dengan mulut.
ANALISA DATA
dispnea
dispnea
Intoleransi aktivitas
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. K
No Rekam Medis : Asma
Hari Rawat ke : 3
2. Intoleransi aktifitas
b.d dyspnea d.d Setelah dilakukan Manajemen Energi
mudah lelah intervensi selama 3x24 Observasi
jam maka: - Identifikasi gangguan fungsi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. K
Dx Medis : Asma
2. 26 11.00