Anda di halaman 1dari 18

NAMA : NOVA RAHMAN AZHARI

PENTINGNYA PENERAPAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN


BENAR

A. Pentingnya Penerapan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Seperti yang kita ketahui, negara Indonesia adalah negara yang


terdiri dari berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai
perbedaan dalam bahasa dan kebudayaannya. Maka diperlukan sebuah alat
yang mampu mempersatukan perbedaan yang ada. Salah satunya adalah
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia bagi
kita merupakan suatu karunia Tuhan, karena adanya bahasa itu sekaligus
telah melenyapkan persoalan bahasa nasional, yang sangat pelik dan
gampang menimbulkan masalah kedaerahan (Samsuri, 1981:27).

Ditegaskan dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang


menyatakan “kami putra dan putri indonesia mengaku bertanah air satu,
tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia berbangsa satu, bangsa
Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.” Sumpah ini membuktikan bahwa pengakuan
bertanah air satu, berbangsa satu Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa indonesia, memiliki fungsi yang luar biasa dalam
mempersatukan dan mengembangkan kepribadian bangsa.

Fungsi tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia


senantiasa berkepribadian, berperilaku, dan berbudi bahasa khas
Indonesia. Dampaknya, persatuan para pemuda yang terpisah-pisah dalam
suatu organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan menyatakan tekatnya
yang bulat untuk bersatu sebagai pemuda Indonesia dan menggunakan
bahasa Indonesia dalam setiap komunikasi nasional (Setyawati 2010:2).

Bagaimana agar penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa


persatuan menjadi sangat efektif. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dapat menjadi batu duga sifat kecendekiawannya. Seseorang
yang berbicara dengan baik dan cermat, dengan memperhatikan struktur
kalimat yang bagus, akan dipandang sebagai seseorang yang berwawasan
luas. Dan bagi seorang mahasiswa atau pengajar yang berbahasa dengan
cukup cermat, ternyata dari struktur kalimat yang rapi, pilihan kata yang
tepat, serta pilihan ragam bahasa yang tepat, serta pilihan ragam bahasa
yang sesuai konteks bicara, akan di pandang sebagai seorang yang
cendekiawan. Selain itu dia juga berwawasan yang luas tentang kehidupan.
Karena itu, dia dapat menempatkan diri lewat bahasa dan tingkah laku
berbahasa (Widjono Hs, 2012: 2).

Penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah


penting. Dewasa ini masalah terbesar yang berkenaan dengan kemajuan
bahasa Indonesia ialah menjadikannya sebagai bahasa yang dapat dipakai
dan dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia dari semua pelosok negeri dan
semua lapisan sosial (Elieva, 1991:10). Pada kenyataannya, penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar pada jaman sekarang telah
mengalami banyak penurunan. Contoh yang paling sederhana, yaitu :
Banyaknya generasi muda bangsa yang terbiasa mengetik status atau sms
seperti, “met maem” atau “aq gie cibuk” seharusnya tulisan yang benar,
yaitu : “selamat makan” dan “aku lagi sibuk”. Padahal tidak semua orang
mengerti tulisan singkatan seperti itu. Berikut adalah contoh bahasa tulis
yang sedang menjadi tren pada remaja Indonesia

1. Menggunakan angka untuk menggantikan huruf. Contoh: 4ku ciNT4 5


K4moe (Aku cinta kamu).
2. Kapitalisasi yang sangat berantakan. Contoh: IH kAmOE JaHAddd
(ih kamu jahat).
3. Menambahkan “x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti
beberapa huruf seperti “s” dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan
huruf-huruf yang tidak perlu serta merusak EYD atau setidaknya
bahasa yang masih bisa dibaca. Mengganti huruf “s” dengan “c”
sehingga seperti balita berbicara. Contoh:, “xory ya, becok aQ gx bica
ikut.”
4. menggunakan singkatan-singkata kata : semangka (semangat kaka),
stw (santai wae), otw ( on the way).
5. mengubah huruf vokal atau konsonan menjadi kata yang bernada
lebih rendah : semangat – cemungud.
6. Menganti huruf dengan angka maupun tanda-tanda dalam bacaan.
Contoh huruf i diganti !/1 (pap!).

Generasi muda zaman sekarang seolah sudah tidak berminat lagi


untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang mana
pada dasarnya adalah bahasa nasional Negara Indonesia. Mereka malah
lebih menyukai bahasa asing yang sebenarnya hanyalah tamu di negara
tercinta kita ini. Rasa nasionalis harus kita terapkan sedini mungkin
terhadap generasi kita, hal ini bisa kita berikan melalui pembelajaran di
sekolah.

Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia diharapkan


dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter, dan kepribadian.
Orang yang menguasai bahasa Indonesia secara aktif dan pasif akan dapat
mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya secara runtut,
sistematis, logis, dan lugas. Hal ini dapat menandai kemampuan
mengorganisasi karakter dirinya yang terkait dengan potensi daya pikir,
emosi, keinginan, dan harapannya, yang kemudian diekspresikannya
dalam berbagai bentuk: artikel, proposal proyek, penulis laporan, lamaran
pekerjaan, dan sebagainya (Rahardi, 2006:3). Terutama dalam masalah
bahasa, karena belakangan banyak bahasa-bahasa yang dibuat-buat yang
tidak jelas apa tujuannya. Contoh kecilnya yang lagi marak sekarang
adalah bahasa-bahasa alay.

Sebenarnya pada dasarnya bahasa alay adalah bahasa Indonesia,


namun banyak yang dirubah baik dari segi pengucapan dan tulisannya.
Belum adanya peraturan yang khusus dalam penggunaan bahasa
Indonesia, membuat bahasa alay semakin berkembang. Bahasa alay pada
umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja
sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja
memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana
komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal
yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak
dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki
karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri
ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat
kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia.
Oleh karena itu, kita harus bisa mempertahankan bahasa Indonesia sebagai
bahasa komunikasi, Agar tidak tergeser oleh bahasa alay dan bahasa
modern yang lain. Kita harus bisa membuat bahasa Indonesia menjadi
lebih menarik dan mudah untuk dipelajari, agar para remaja ini lebih
tertarik mempelajarinya.

Anggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang kurang


menarik dipelajari dan sukar untuk dipelajari membuat masyarakat
sekarang kini lebih sering menggunakan bahasa daerah, asing atau bahasa
populer dalam kehidupannya, bahkan ironisnya, ada anggapan bahwa
bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah untuk dipelajari sehingga
mereka tidak mau mendalami tentang bagaimana menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Mereka beranggapan kalau yang terpenting
dalam berbahasa, adalah asal lawan bicaranya mengerti, seperti yang
dinyatakan Sugono (2009:21), bahasa bukan sekadar alat komunikasi,
bahasa itu alat pikir dan alat ekspresi maka bahasa itu bersistem. Oleh
karena itu, berbahasa bukan sekadar berkomunikasi (asal
mengerti/pokoknya mengerti); berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan
bahasa yang berlaku. Namun, dalam kenyataannya, masih banyak
masyarakat Indonesia yang masih belum bisa menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

Yang dimaksud pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar


adalah penggunaan sesuai dengan fungsi dan situasinya. Seperti yang kita
ketahui, bahasa Indonesia mempunyai banyak ragam. Jika digunakan
ragam resmi dalam suasana non resmi mungkin bahasa yang digunakan
menurut tata bahasa baik, tetapi ragam tidak tepat. Begitu juga, misalnya
jika dipakai ragam lisan dalam laporan resmi, berkesan janggal. Jadi,
bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang baik menurut ragamnya
dan benar menurut tata bahasanya. Dan yang dimaksud dengan menguasai
bahasa adalah dapat menggunakan ragam bahasa sesuai dengan fungsi dan
situasinya (Sugihastuti, 2000:17).

Kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus mampu


menguasai bahasa sendiri dengan baik dan benar. Jangan sampai
pemakaian dan pemahaman kita terhadap bahasa sendiri, kalah dengan
pemakaian dan pemahaman kita terhadap bahasa asing yang masuk ke
negara tercinta Indonesia, kita juga harus bisa melestarikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan nasional.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya, maka dapat


ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana Menerapkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Yang


Baik dan Benar Pada Siswa?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diharuskan untuk mampu
menjalin hubungan dengan orang-orang disekitar kita. Oleh sebab itu,
diperlukan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan benar.
Ada beragam alat komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi.
Menurut Wahyono (2013:19), apabila dilihat dari media (sarana) yang
digunakan untuk menghasilkan bahasa, pemakaian bahasa dapat
dibedakan ke dalam dua macam ragam bahasa, yaitu (1) ragam bahasa
lisan dan (2) ragam bahasa tulis. Dan salah satu alat yang paling efektif
untuk berkomunikasi adalah berbicara. Dengan berbicara, orang akan
lebih mudah dalam berkomunikasi dan mengutarakan keinginannya.
Menurut Rahardi (2006: 14), sosok bahasa memiliki salah satu peran
dan fungsi yang mendasar, yakni sebagai medium penyampai maksud
atau tujuan, sebagai saluran atau lorong penyampai pikiran, gagasan,
ide, dan keinginan.

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi


diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak
diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita
mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek
moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman
dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran
perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan
kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan masa depan kita (Keraf, 1997 : 4).

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbicara


merupakan sesuatu yang penting. Apalagi bagi seorang siswa,
berbicara bukan hanya sebagai alat komunikasi, melainkan juga
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Keterampilan berbicara ini
tidaklah mudah untuk didapatkan. Untuk mendapatkan keterampilan
berbahasa yang baik dan benar, para siswa harus belajar untuk
menggunakannya setiap hari. Mereka harus terus melatih keterampilan
berbicara mereka hingga mereka tidak perlu lagi membuka kamus
untuk mengetahui benar tidaknya yang mereka ucapkan. Sebenarnya,
setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan menggunakan bahasa.
Namun, keterampilan menggunakan bahasa bukan merupakan warisan,
melainkan dapat diperoleh melalui proses belajar, baik melalui
pelatihan maupun pengalaman (Sugono, 2009:14). Akan tetapi, hal ini
tidaklah didukung oleh lingkungan tempat para siswa ini belajar.

Kebanyakan siswa di Indonesia menggunakan bahasa


Indonesia hanya pada waktu proses belajar mengajar terjadi. Namun,
ada juga guru yang membiarkan siswa mereka untuk menggunakan
bahasa daerah mereka sebagai bahasa komunikasi pada waktu proses
belajar mengajar terjadi, bukan bahasa Indonesia. Padahal, bahasa
resmi yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah bahasa
Indonesia. Sikap acuh tak acuh guru inilah yang malah akan membuat
kedudukan bahasa Indonesia tergeser. Oleh karena itu, peran
pemerintah sangatlah penting dalam melestarikan bahasa Indonesia.

Pemerintah harus mulai lebih tegas dalam hal pemakaian


bahasa Indonesia. Mereka harus mampu bekerja sama dengan pihak
sekolah dan masyarakat dalam upaya pelestarian bahasa Indonesia.
Paling tidak, pemerintah bekerja sama dengan para guru untuk
membuat pemakaian bahasa Indonesia ini menjadi sesuatu yang
bernilai, penting, dan wajib di mata para siswa. Sehingga para siswa
menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam menggunakan bahasa
indonesia.

Sungguh ironis bila hal ini tidak segera diatasi. Siswa akan
melupakan fungsi penting dari bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa
persatuan. Untuk itu, penerapan bahasa Indonesia sejak dini harus
mulai ditanamkan pada diri siswa agar tercipta generasi masa depan
yang berjiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Karena bagaimanapun
juga, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia
yang harus kita jaga dan lestarikan agar tidak kalah dengan bahasa
asing.

2. Bagaimana Membuat Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Yang Menarik


Untuk Dipelajari?

Dalam upaya untuk melestarikan bahasa Indonesia, tentunya


dibutuhkan strategy yang matang agar bahasa Indonesia terlihat
menarik untuk dipelajari dan digunakan. Disini peran guru sangatlah
penting dalam pengajaran bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia
lebih menarik untuk dipelajari. Guru harus mampu menghilangkan
pikiran negatif tentang bahasa Indonesia, yang dapat menghambat
minat siswa untuk mendalami bahasa Indonesia. Adapun uraian
mengenai pikiran yang negatif seperti berikut.

a. Bahasa Indonesia sulit untuk dipelajari

Tentunya, kita tahu kalau setiap individu itu mempunyai


kemampuan yang berbeda dalam mengerti sesuatu. Dalam kasus
ini, kita tidak bisa hanya menyalahkan kapasitas siswa itu sendiri.
Metode yang baik dan benar adalah salah satu hal yang harus kita
perhatikan. Pendidik disini mempunyai peran yang sangat penting.
Mereka harus bisa menciptakan metode yang tepat, agar bahasa
Indonesia menjadi lebih mudah untuk dipelajari.

Bahasa merupakan keterampilan. Belajar berbahasa


dilakukan dengan berbahasa. Oleh karena itu, mekanisme
pembelajaran yang tepat harus mengaktifkan mahasiswa untuk
berbahasa: memahami, mengaplikasi, menganalisis materi ajar, dan
mengevaluasi hasil pembelajaran. Pemahaman ini harus
diekspresikan kembali, dan tidak ada pemahaman jika siswa tidak
mampu mengungkapkannya kembali (Widjono, 2007:7). Oleh
karena itu, pendidik harus mampu membuat strategi pembelajaran,
khususnya bahasa Indonesia agar menarik bagi siswa.

Dalam hal membuat strategi pembelajaran, pendidik perlu


mempertimbangkan beberapa hal, antara lain bagaimana cara
mengaktifkan siswa, melakukan stimulus dengan mengajukan
pertanyaan,mencari informasi dari berbagai media,
membandingkan dan mensintesiskan informasi, serta mengamati
(mengawasi) kerja siswa secara aktif, melakukan praktik. Sehingga
suasana di kelas menjadi lebih menyenangkan dan siswa menjadi
lebih faham.

Pendidik juga harus mampu menjadi motivator bagi


siswanya. Ada kalanya siswa akan menemui kesulitan dalam
percobaannya menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Banyak kesalahan akan mereka hadapi, menurut Corder dalam
ardian (1990:62), semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput
dari kesalahan. Disinilah peran penting pendidik, bagaimana
mereka bisa menyemangati anak didiknya agar mereka terus-
menerus berlatih. Menurut Lowie dalam Samarin (1988:89),
berdasarkan pengalaman saya, saya tak yakin bahwa seseorang,
bahkan yang berbakat luar biasa sekalipun, akan dapat mencapai
hasil sepenuhnya dalam waktu lebih kurang dari satu tahun. Ini
bearti kalau tidak ada sesuatu yang bisa dengan mudah didapatkan.
Paling tidak, dengan melakukan hal-hal tersebut, pikiran negatif ini
bisa dikurangi.

b. Bahasa Indonesia tidak menarik

Dalam era globalisasi ini, kita harus mampu menyesuaikan


diri dengan perkembangan yang ada. Akan tetapi, bila kita tidak
bisa memilahnya, tentunya dampak negatiflah yang akan kita
dapatkan. Begitu juga dengan bahasa, bahasa asing yang masuk
tanpa terfilter dengan baik akan membuat kedudukan bahasa
Indonesia tergeser dengan sendirinya.

Sebenarnya, secara nasional kedudukan bahasa Indonesia


adalah pada tingkat pertama, bahasa daerah adalah tingkat kedua,
dan bahasa asing pada tingkat ketiga. Menurut chaer (2004:240),
bagi sebagian besar orang indonesia dilihat dari segi emosional,
keakraban, dan perolehan, bahasa daerah menduduki tingkat
pertama, bahasa Indonesia menduduki tempat kedua, dan bahasa
asing ada pada tingkat ketiga. Jadi, sikap kebanyakan masyarakat
Indonesia terhadap bahasa Indonesia, adalah berdasarkan segi
emosional, keakraban, dan perolehan. Inilah yang membuat bahasa
Indonesia jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak masyarakat yang mulai acuh tak acuh dengan


bahasa Indonesia dan lebih memilih untuk menggunakan bahasa
asing yang mereka anggap lebih gaul dan modern. Oleh karena itu,
guru dan para orang tua harus mampu untuk menerangkan tentang
arti penting bahasa Indonesia bagi negara Indonesia. Mereka harus
mampu menanamkan rasa cinta pada tanah air dan nasionalisme ke
dalam pribadi anak-anak. Mereka harus bisa menciptakan suatu
metode yang membuat bahasa Indonesia menyenangkan untuk
dipelajari, agar mereka lebih tertarik mempelajari bahasa
Indonesia. Sehingga, bahasa gaul dan modern tidak bisa menggeser
bahasa Indonesia.

3. Hambatan Dalam Mempelajari Bahasa Indonesia

Tentunya dalam setiap usaha pasti akan ada hambatan yang


menghadang, begitu pula dalam upaya pelestarian bahasa Indonesia.
Berikut beberapa hambatan yang ada, antara lain seperti di bawah ini :
a. Banyak guru di sekolah yang beranggapan kalau bahasa Indonesia
itu tidak lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama
bila sekolah itu terletak di daerah terpencil.
b. Tidak adanya penilaian khusus dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Hal ini mengakibatkan siswa
enggan untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan
sehari-hari mereka. Tidak adanya penilaian dan pengawasan yang
nyata dari guru didalam maupun diluar kelas mengakibatkan
sikap acuh tak acuh dalam penggunaan bahasa Indonesia. Disini
penggunaan hadiah serta penilaian yang nyata bisa digunakan
untuk menambah semangat para siswa dalam menggunakan
bahasa Indonesia.
c. Belum adanya peraturan ketat tentang penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
d. Bahasa daerah masih menjadi bahasa yang paling digemari karena
bahasa daerah lebih mudah untuk digunakan.
e. Masuknya budaya asing yang dianggap lebih gaul dan modern.

4. Bagaimana Melestarikan Bahasa Indonesia?

Salah satu cara melestarikan bahasa Indonesia, adalah melalui


pembelajaran. Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia
diharapkan dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter, dan
kepribadian. Orang yang menguasai bahasa Indonesia secara aktif dan
pasif akan dapat mengekspresikan pemahaman dan kemampuan
dirinya secara runtut, sistematis, logis, dan lugas. Hal ini dapat
menandai kemampuan mengorganisasi karakter dirinya yang terkait
dengan potensi daya pikir, emosi, keinginan, dan harapannya, yang
kemudian diekspresikannya dalam berbagai bentuk: artikel, proposal
proyek, , lamaran pekerjaan, dan sebagainya (Widjono, 2007:3).
Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah
menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan
nasional sangat ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai
mata pelajaran diajarkan di sekolah, salah satunya adalah pelajaran
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas
Bangsa Indonesia. Karena itu mata pelajaran Bahasa Indonesia
sangatlah penting untuk diajarkan.

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting


dalam kehidupan bangsa dan negara, Indonesia. Pentingnya peranan
bahasa itu bersumber pada kedudukan bahasa, Indonesia sebagai
bahasa nasional dan sebagai bahasa resmi negara. Hal ini mempunyai
fungsi sebagai alat untuk menjalankan admistrasi negara, sebagai alat
pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
sosial budaya.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tentunya


bukan hanya siswa lulus dalam ujian, melainkan mereka harus mampu
berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Mereka dibimbing dalam keterampilan berbahasa agar mampu
memahami bahasa yang dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman, agar mampu berkomunikasi dengan baik dan benar.

C. Tujuan Makalah

Seperti yang kita tahu, pembelajaran bahasa Indonesia adalah salah


satu materi yang diajarkan di sekolah. Penting bagi seorang murid untuk
memahami bahasa dan menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar,
karena penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat
mengembangkan potensi para siswa dalam perkembangan intelektual dan
emosional siswa serta penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
mata pelajaran.
Peserta didik diharapkan bisa berkomunikasi secara lebih efektif
dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka juga diharapkan
bisa semakin menghargai bahasa Indonesia dan bangga terhadap bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Sangatlah penting bagi para pendidik dan para
petinggi negara ini untuk bisa mencontohkan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, agar para siswa atau para remaja terbiasa
dengan penggunaan bahasa Indonesia.

D. Pembahasan

Bahasa merupakan komunikasi antara seseorang dengan orang lain


sehingga membentuk sebuah interaksi melahirkan pemahaman antara
keduanya. Bahasa juga dapat diibaratkan sebagai sebuah remote control
yang dapat menyetel manusia tertawa, sedih, menangis, semangat dsb.
Bahasa juga dapat digunakan untuk memasukkan gagasan -gagasan ke
dalam pikiran manusia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang
dipakai Indonesia. Sebagai warga Negara Indonesia, kita pasti tahu, betapa
pentingnya bahasa Indonesia dan betapa pentingnya sebuah bahasa dalam
kehidupan sehari-hari. Lain daerah maka lain pula bahasanya.

Orang Sumatera memiliki bahasa sendiri, orang Jawa memiliki


bahasa sendiri, orang Kalimantan memiliki bahasa sendiri. Dan ragam
bahasa itu menjadi kebanggaan kita sebagai warga Negara Indonesia.
Karena itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah
penting untuk mempersatukan perbedaan yang ada. Namun, pada
kenyataannya penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak
diperhatikan sama sekali oleh para generasi bangsa. Terutama para siswa,
kita tidak boleh membiarkan siswa kita melupakan fungsi penting dari
bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa persatuan. Untuk itu, penerapan
bahasa Indonesia sejak dini harus mulai ditanamkan pada diri siswa agar
tercipta generasi masa depan yang berjiwa nasionalisme dan cinta tanah
air. Karena bagaimanapun juga, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
Republik Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan agar tidak kalah
dengan bahasa asing.

Sebagai generasi penerus bangsa, para siswa hendaknya diberi


pengertian akan pentingnya bahasa Indonesia. Kita tidak boleh
membiarkan bahasa asing yang masuk ke Negara Indonesia menggeser
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Akan menjadi aneh
kalau orang Indonesia bahasa asingnya baik dan struktur bahasanya bagus,
tapi bila untuk menulis dalam bahasa Indonesia, mereka tidak bisa
menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena itu, pondasi
awal untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar, adalah
melalui pendidikan.

Penting bagi generasi penerus bangsa ini, untuk lebih mengerti


tentang pentingnya pendidikan bahasa Indonesia. Selanjutnya, pemerintah
harus terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di
bidang bahasa Indonesia. Apabila metode yang digunakan masih
menggunakan metode yang lama, maka hasil yang didapatkan tidak akan
maksimal. Agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang
bagus, maka dibutuhkan metode baru dan variasi dalam pengajaran
bahasa Indonesia.

Dengan penggunaan metode dan tehnik pengajaran yang variatif,


minat siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia semakin meningkat.
Selain itu, guru hendaknya mulai menggunakan penilaian khusus untuk
pemakaian bahasa Indonesia di kelas maupun di luar kelas, agar siswa
lebih bersemangat dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Selanjutnya, perlu adanya kerja sama antara guru bahasa Indonesia dengan
guru dari mapel lain dan para orang tua peserta didik, agar bisa bersama-
sama membimbing dan mengawasi perkembangan bahasa para siswa. Di
samping itu, penyediaan buku-buku bahasa Indonesia yang baru juga
sangat penting. Karena dengan membaca, siswa akan mempunyai
perbendaharaan kosakata yang berlimpah, serta mereka akan dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa, menulis, dan minat mereka
dalam bidang bahasa Indonesia. Dan tidak kalah pentingnya, adalah
membuat pembelajaran bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan
menyenangkan.

Guru perlu mengembangkan berbagai variasi dalam pembelajaran.


Bukan saja variasi dalam penggunaan metode pembelajaran misalnya,
namun guru juga dapat mengembangkan variasi dalam penggunaan
sumber belajar dan praktik berbahasa dalam pembelajaran. Pembelajaran
bahasa Indonesia dianggap gagal bila pendidik lebih mementingkan teori
daripada praktik berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia juga belum
banyak memanfaatkan lingkungan, baik lingkungan di dalam maupun di
luar kelas. Padahal, lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber belajar
sehingga siswa dapat aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan belajar siswa dapat dijadikan
sebagai sumber belajar yang variatif, inovatif, dan menarik bagi siswa.

Lingkungan belajar siswa di luar kelas, adalah saat mereka berada


di lingkungan social. Di Negara ini, masyarakat kita terkenal sebagai
masyarakat feodal, suatu masyarakat yang menekankan komunikasi
sepihak saja dan tidak ada terjadi dialogia yang wajar. Di rumah, di dalam
keluarga, para ibu-bapak berbicara, sedangkan putera – puterinya
diharapkan mendengar saja barang kata orang tua yang “ telah makan
banyak garam.” Di sekolah para ibu-bapak guru yang terus-menerus
berbicara, sedangkan murid-murid mestilah mendengarkan saja “pepatah
dan petitih” ibu-bapak guru. Demikian pula di dalam masyarakat ibu-
bapak penguasalah yang menentukan segalanya, yang memberikan
“instruksi,” sedangkan rakyat (termasuk dosen dan mahasiswa) mestilah
mendengarkan saja dan melakukan semua yang di-“instruksi”-kan tanpa
bantahan, biarpun bertentangan dengan pikiran, perasaan, keinginan, dan
kepentingannya (Samsuri, 1981:38-39). Kalau seperti ini, maka akan
terjadi kesulitan dalam pengembangan bahasa kita. Karena itu, penerapan
bahasa Indonesia yang baik dan benar haruslah dimulai dari diri kita dulu.
Peran orang tua dan guru disini sangatlah penting untuk meningkatkan
hasrat anak dalam mempelajari bahasa Indonesia, bagaimana mereka bisa
membuat bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan lebih mudah untuk
dipelajari

Tidak kalah pentingnya peranan dari masyarakat sekitar dan juga


para petinggi negeri ini, mereka hendaknya mampu untuk menjadi teladan
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bagaimanapun
juga, anak itu belajar dari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan.
Disini, pendidikan merupakan cara terbaik untuk melestarikan bahasa
Indonesia agar menjadi bahasa yang benar–benar digunakan sesuai
peraturan dan fungsinya. Melalui pendidikan, anak akan belajar tentang
pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan pentingnya
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mudah-mudahan para generasi muda kita sekarang sadar akan


semua itu, kalau bukan para generasi muda yang menerapkan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, lalu kepada siapa kita berharap, maka
dari itu, generasi muda harus menanamkan rasa nasionalisme dengan
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh untuk para adik-
adik kita yang masih TK, SD, SMP bahkan dikalangan orang- orang
dewasa sekalipun. Jangan sampai kita menjadi tamu di negeri sendiri.
E. Kesimpulan

Bahasa Indonesia, merupakan warisan bangsa yang perlu


diperhatikan dan dilestarikan agar tidak punah di negaranya sendiri.
Dengan adanya arus globalisasi hendaknya tidak menjadikan bahasa
Indonesia terpojok dengan masuknya berbagai bahasa asing di negara kita,
melainkan mampu menjadi sebuah media bagi kita masyarakat Indonesia
untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia serta dapat
diteruskan kepada generasi penerus.

Pendidikan bahasa Indonesia menjadi aspek penting yang harus


diajarkan kepada para siswa, Oleh karena itu, penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sangatlah penting. Dalam proses belajar
mengajar, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar masih
kurang diperhatikan. Ini dikarenakan para siswa masih belum mempunyai
kesadaran tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
pendidikan dan identitas bangsa yang harus dilestarikan, dan dalam
kenyataannya, penggunaan bahasa Indonesia masihlah kalah dengan
bahasa daerah, popular, dan asing.

Untuk membiasakan penggunaan bahasa Indonesia, diperlukan


dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pendidik, orang tua,
dan peserta didik itu sendiri. Salah satunya melalui dukungan materil dari
pemerintah dan peraturan yang jelas tentang penggunaan bahasa
Indonesia, penggunaan metode pengajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan dari pendidik, pengawasan dan pembinaan akan
pentingnya bahasa Indonesia dari orang tua, dan tekad untuk menjadi lebih
baik dari peserta didik itu sendiri.
F. Saran

Sebaiknya pembelajaran bahasa Indonesia lebih menitik beratkan


pada praktiknya, bukan teorinya. Selain itu, penerapan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar di sekolah terlebih dahulu harus dimulai
dari para pendidik atau petinggi sekolah. Selain itu, pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebaiknya bukan hanya di dalam kelas, tapi
juga di luar kelas. Sehingga ini akan membuat para siswa terbiasa
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Serta pemberian hukuman
atau hadiah sebagai motivator bagi siswa agar berbahasa dengan baik dan
benar . pemerintah juga harus tegas dalam hal ini. Mereka harus bisa
menyediakan fasilitas yang dapat mendukung pembelajaran bahasa
Indonesia lebih efektif. Dan tidak kalah pentingnya, adalah sosialisasi
kepada masyarakat akan pentingnya bahasa Indonesia. Dengan ini, paling
tidak masyarakat akan lebih tahu tentang pentingnya berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai