Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keterampilan Menyimak

1. Pengertian Menyimak

Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan

mendengarkan. Namun, ketiga makna itu sebenarnya mempunyai makna

yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Alwi (Penyunting)


(2007:1066), mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi
dengan telinga. Prosesnya datang secara kebetulan tanpa unsur
kesengajan. Mendengarkan mempunyai arti mendengarkan sesuatu dengan
sungguh-sungguh. Berarti prosesnya terjadi dengan unsur kesengajaan
untuk mendengar sesuatu yang menarik perhatiannya. Sedangkan
menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan dengan
sungguh-sungguh apa yang diucapkan orang lain. Prosesnya jelas dengan
unsur kesengajaan karena dalam kegiatan menyimak, seorang penyimak
harus dapat memahami apa yang sedang disimaknya.

Dalam keterampilan menyimak, kemampuan menangkap dan

memahami makna pesan baik yang tersurat maupun yang tersirat yang

terkandung dalam bunyi, unsur kemampuan mengingat pesan, juga

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengertian menyimak.

Maka dengan demikian, menyimak dapat dibatasi sebagai proses besar

mendengarkan, menyimak serta menginterpretasikan lambang-lambang

lisan (Anderson, dalam Sutari 1997:19).

Mendengar hanyalah kegiatan pasif karena prosesnya hanya

penerimaan bunyi saja tanpa memperhatikan makna yang terkandung di

5
6

dalamnya. Sedangkan kegiatan mendengarkan prosesnya sudah mulai ke

pemahaman akan tetapi tidak terlalu jauh.

Mendengar hanyalah kegiatan pasif karena prosesnya hanya

penerimaan bunyi saja tanpa memperhatikan makna yang terkandung di

dalamnya. Sedangkan kegiatan mendengarkan prosesnya sudah mulai ke

pemahaman akan tetapi tidak terlalu jauh.

Menurut Tarigan (1987:28), menyimak adalah suatu proses

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah

disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Hal senada juga disampaikan oleh (Akhadiat, dalam Sutari

1997:19), bahwa menyimak merupakan suatu proses yang mencakup

kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi,

dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan

proses mendengarkan ujaran untuk memperoleh gagasan atau ide dari

seseorang serta dapat memahami apa yang diucapkannya.

2. Menyimak Pemahaman

Salah satu tujuan menyimak adalah menerima rangsang untuk

memahami suatu pesan tertentu. Mendengar untuk tujuan memahami

disebut menyimak komprehensif. Seseorang dikatakan sebagai penyimak

komprehensif yang baik apabila ia mampu menerima, memperhatikan dan


7

memberikan makna dan pesan yang sedekat mungkin sama dengan pesan

yang disampaikan oleh pembicara.

Bagan proses menyimak dan proses merespon hasil simakan

Rangsang Bunyi

Penerimaan oleh alat dengar

Perhatian dan penyeleksian

Pemberian makna

Merespon
secara terbuka

Rangsang Bunyi

Untuk dapat menjadi penyimak komprehensif, penyimak hanya

perlu berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan, selanjutnya

kaitkan antara satu pesan dengan pesan lainnya untuk sampai pada

pemahaman yang dikehendaki.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak pemahaman,

diantaranya:

a. Memori (Ingatan)

Salah satu faktor yang berhubungan langsung dengan menyimak

pemahaman adalah memori. Dengan memori manusia dapat

menghubungkan konsep yang satu dengan lainnya.


8

b. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan kesulitan utama yang dihadapi oleh

penyimak. Alasan yang mendasari kurangnya konsentrasi,

diantaranya: kurangnya kedisiplinan, motivasi diri dan kurangnya

tanggung jawab.

Kedisiplinan diri akan mudah dilatih apabila secara pribadi

pendengar termotivasi untuk mendengarkan pesan yang akan diingat.

Adapun untuk segi tanggung jawab dan meningkatkan konsentrasinya

dengan melatih perilaku-perilaku:

1) Jujur terhadap penutur apabila ia mempunyai kesulitan dalam

menangkap pesan yang disampaikan penutur, misalnya karena

terlalu lelah, sibuk atau tertekan oleh pikiran-pikiran lain.

2) Mempraktekan atau melatih kemampuan mendengar.

3) Melatih kebiasan menuliskan pendapat orang lain.

c. Perbendaharaan Kata

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan menyimak

pemahaman adalah ukuran kosakata. Apabila penyimak memiliki

kosakata yang cukup, maka penyimak dapat mengembangkan sistem

kategorisasi dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang

kita kembangkan dalam proses menyimak.

d. Menarik Kesimpulan

Kemampuan lain yang perlu dimiliki oleh penyimak

pemahaman adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan. Seorang

penyimak yang baik harus dapat menyimak gagasan utama maupun


9

rinciannya. Karena kesimpulan adalah hasil penafsiran murni dari

penyimak atas pembicaraan yang didengarnya, maka dikhawatirkan

terdapat kesalahan atau kekeliruan interpretasi antara pesan yang

disampaikan dengan pesan yang diterima oleh penyimak (Sutari,

1997:63-80).

3. Tujuan Menyimak

Telah dijelaskan di atas bahwa menyimak merupakan kegiatan

mendengarkan dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan sesuatu

sesuai dengan tujuannya.

Seseorang yang melakukan suatu kegiatan (menyimak) tentunya

mempunyai suatu tujuan yang diharapkan dari apa yang sedang

dikerjakan. Karena tujuan orang menyimak itu beraneka ragam maka

dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Untuk Mendapatkan Fakta

Seorang penyimak yang bertujuan ingin mendapatkan fakta

biasanya melalui kegiatan membaca koran, menyimak radio,

televisi, mengikuti diskusi dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar

ia memperoleh suatu kebenaran yang sebenarnya sedang terjadi

atau memperoleh pengetahuan baru.

b. Untuk Belajar

Tujuan lain dari menyimak adalah untuk belajar, dengan

tujuan ini diharapkan akan memperoleh suatu pengetahuan atau

ilmu baru dari apa yang disampaikan oleh seorang pembicara.


10

c). Untuk Mendapatkan Hiburan

Hiburan merupakan sarana untuk melepaskan sebuah ketegangan

dan kebosanan dari berbagai aktivitas yang telah dilakukan.

Seseorang yang telah banyak melakukan aktivitas tentunya

akan menimbulkan suatu kelelahan. Karena lelah inilah seseorang

perlu menyegarkan pikirannya melalui berbagai macam kegiatan

misalnya menyimak radio, televisi dan sebagainya.

Dengan tujuan untuk mendapatkan hiburan ini, maka

seorang pembicara harus mampu menciptakan suasana yang

menyenangkan agar penyimak terhibur (Sutari, 1997:23).

4. Ciri-ciri Penyimak Ideal

Penyimak yang ideal yaitu penyimak yang memiliki:

a. Kondisi Fisik

Seorang penyimak dikatakan prima kondisi fisiknya apabila

sehat secara keseluruhan terutama telinga dan tidak dalam keadaan

lelah.

b. Kondisi Mental

Kondisi mental dikatakan baik apabila memiliki sikap yang

baik, yaitu sikap yang berpikir positif yang tidak berprasangka

buruk.

c. Perhatian

Seorang penyimak haruslah fokus terhadap sesuatu yang

sedang disimaknya agar tercapai tujuan yang diinginkan.


11

d. Motivasi

Motivasi merupakan suatu cara untuk menumbuhkan

dorongan agar melakukan suatu kegiatan.

e. Konsentrasi

Merupakan suatu keinginan keras untuk memusatkan

perhatian yang terus menerus kepada suatu pembicaraan (Sutari,

1997: 66).

5. Faktor yang Mempengaruhi Menyimak

a. Unsur Pembicara

Pembicara haruslah menguasai materi, memiliki rasa percaya

diri yang tinggi dan yakin pembicaraannya akan berhasil, berbicara

sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik

atau bervariasi dan mampu menumbuhkan rasa segar dalam

berbicara.

b. Unsur Materi

Unsur yang diberikan haruslah aktual dan bermanfaat.

c. Unsur Penyimak

1) Faktor Fisik

Kondisi fisik seseorang merupakan faktor penting yang

menentukan keefektifan serta kualitas keefektifannya dalam

menyimak. Apabila fisik kita lemah tentunya perhatian akan

dangkal, tingkah lakunya juga tidak karuan.

Selain kondisi fisik, lingkungan fisik juga ikut

bertanggungjawab atas ketidakefektifan menyimak seseorang.


12

Ruangan mungkin sekali terlalu panas, dingin, bising sehingga

mengganggu orang yang sedang menyimak.

2) Faktor Psikologi

Dalam faktor ini mencakup beberapa masalah :

a) kurangnya simpati terhadap pembicara,

b) keasyikan terhadap minat pribadi,

c) kebosanan yang menyebabkan tiadanya perhatian pada

pembicara (guru Omarbakri.blogspot.com.2009).

6. Meningkatkan Keterampilan Menyimak

Salah satu tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa

terampil dalam berbahasa seperti: terampil menyimak, terampil

berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Menyimak

merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting. Karena dengan

dipahaminya ujaran seseorang tentunya kita bisa melakukan suatu

kegiatan. Keterampilan menyimak juga lebih rumit dan sulit dari

keterampilan berbicara. Karena sang pembicara sudah jelas mengetahui

apa yang akan disampaikannya nanti sedangkan penyimak harus mampu

menafsirkan maksud yang telah diucapkan sang pembicara. Selain itu

penyimak juga harus mampu memahami apa yang diucapkan pembicara

dan dapat mengingat apa yang telah disimaknya.

Menyimak yang baik menuntut seseorang untuk perhatian,

memusatkan perhatian, dan berimajinasi. Seorang penyimak juga harus

bisa masuk ke dalam pikiran pembicara dan berusaha untuk memahami

dan mengerti apa yang pembicara maksudkan. Selain itu penyimak juga
13

harus mampu membaca ekspresi wajah gerak mimik dan bahasa yang di

pakai, agar penyimak dapat dengan mudah menangkap dan memahami

apa yang diucapkan pembicara. Oleh karena itu, setiap guru diharapkan

dapat meningkatkan keterampilan menyimak.

Beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan menyimak :

a. Bersikaplah secara Positif

Kita harus menganggap bahwa pembicara adalah orang yang

pandai, banyak pengetahuannya sehingga apa yang diucapkan akan

berguna dan menyenangkan bagi kita.

b. Carilah Petunjuk-Petunjuk Nonverbal

Gaya, mimik, gerak gerik dan gerakan pembicara merupakan

bagian vital dari pesannya. Penyimak yang mampu menangkap

bahasa tubuh pembicara maka dengan mudah akan memahami dan

mengingat isi dari dari pembicara.

c. Cegahlah Gangguan-Gangguan

Agar dapat menjadi penyimak yang baik, kita harus dapat

mencegahnya dengan memusatkan perhatian secara penuh pada

ujaraan sang pembicara.

d. Simak dan Tangkaplah Maksud Pembicara

Pada permulaan pembicaraan, biasanya pembicara akan

mengutarakan maksud dan tujuannnya. Pahamilah tujuan utama

pembicaraan itu sehingga akan mengetahui apa yang sebenarnya

diucapkannya.
14

e. Carilah Tanda-Tanda yang Akan Datang

Pembicara yang berpengalaman akan menyatakan maksud dan

tujuan mereka dengan jelas, memberi penekanan pada butir penting.

Hal ini dimaksudkan agar penyimak mengikuti apa yang

disajikannya. Kita harus menjadi penyimak serta mendapatkan

tanda-tanda bagi apa yang akan dikemukakan. Kalau upaya ini

berhasil maka semakin mudahlah kita mengerti pesan ujaran

tersebut. Berarti kemampuan menyimak kita semakin meningkatt

(Tarigan, 1987: 73).

Hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan daya simak, menurut

Tarigan, (1987: 145) yaitu:

a. Pengalaman Audio
1) Menyimak rekaman film yang berkaitan bahasa dan
sastra.
2) Turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan spontan, yang
tidak dipersiapkan dahulu.
3) Menyimak para siswa saat menceritakan suatu kejadian.
b. Aneka Kegiatan Peningkat Daya Simak
1) Menyimak Konversatif
2) Menyimak Apresiatif
3) Menyimak Eksplorasif
4) Menyimak Konsentratif
c. Sikap Guru
1) Memberi reaksi lisan yang wajar
2) Memberi perhatian
3) Sediakanlah waktu untuk menyimak

B. Wawancara

1. Pegertian Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk

mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah.

Prosesnya bisa dilakukan secara langsung bertatap muka langsung dengan


15

narasumber. Namun, bisa dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui

telepon, internet atau surat (http ://Satrioarismunandar6.

blogspot.com/20_Teknik_Wawancara).

Jenis-jenis wawancara, antara lain:

a.. Wawancara berita yaitu wawancara yang dilakukan untuk memperoleh

keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber tentang suatu

masalah

b. Wawancara pribadi yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang

pribadi dan pemikiran seseorang (narasumber). Berita yang dihasilkan

berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi, perjalanan

hidupnya dan pandangan-pandanganya mengenai berbagai masalah

yang terkait profesinya.

c. Wawancara ekslusif yaitu wawancara yang dilakukan oleh seorang

wartawan atau lebih (tapi berasal dari satu media) secara khusus

berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah disepakati bersama.

d. Wawancara keliling yaitu wawancara yang dilakukan seorang

wartawan dengan menghubungi berbagai interview secara terpisah

yang satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita

yang akan ditulis. Misalnya, ada peristiwa kebakaran (http

://lgsp.wordpress.com/2006/09/29.Teknik_Wawancara).

2. Menyimak Wawancara

Menyimak wawancara merupakan suatu kegiatan mendengarkan

dengan seksama untuk mendapatkan informasi dari narasumber mengenai

suatu hal.
16

Dari hasil simakannya itu penyimak akan mendapatkan tambahan

perbendaharaan kata yang dapat meningkatkan keterampilan

berbahasanya, baik lisan maupun tulisan. Apabila penyimak memahami

apa yang sedang dibicarakan oleh pembicara maka memahami isi

pembicaraan berarti menambah informasi atau pengetahuan.

Wawancara memang merupakan kegiatan penting untuk

mengetahui informasi. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi yang

lengkap dan akurat.

Dalam kegiatan menyimak terdapat dua tipe perilaku yaitu sebagai

berikut.

a. Menyimak Faktual

Menyimak faktual berarti menangkap serta memahami fakta-

fakta, konsep-konsep, serta informasi yang disampaikan pembicara.

Pada saat kita menyimak, kita mencoba menangkap ide-ide pokok,

gagasan-gagasan penting sang pembicara atau narasumber. Kegiatan

yang dilakukan saat menyimak faktual adalah:

1) memusatkan perhatian pada pesan-pesan orang lain,


2) berusaha mendapatkan fakta-fakta

b. Menyimak Empatik

Menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap

psikologis dan emosional sang pembicara atau narasumber dan

bagaimana sikap tersebut mempengaruhi ujarannya. Menyimak

empatik ini dapat juga disebut menyimak pesan aktif atau menyimak

pemahaman. Setiap pesan berisi dua bagian, yaitu isi atau materi
17

faktual dan perasaan. Kegiatan yang dilakukan saat menyimak empatik

adalah:

1) memperhatikan isyarat-isyarat nonverbal (gerak gerik anggota


tubuh),
2) menempatkan diri pada posisi orang lain,
3) memusatkan perhatian pada pesan bukan penampilan (Tarigan,
1987:87-90).

3. Media Rekaman

Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang berarti

“perantara” atau “pengantar”. Sedangkan rekaman adalah mengambil

bunyi. Jadi media rekaman adalah alat yang digunakan sebagai perantara

untuk mengambil bunyi atau suara pada tape recorder.

Kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode belajar

sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan

siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil

teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu

menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak

tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan

perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat

menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan

bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan

pengajaran yang diharapkan. Disamping menggunakan alat-alat yang

tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan

membuat media pembelajaran yang akan digunakan apakah media tersebut


18

belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran (Hamalik, dalam

Arsyad :2).

Manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, antara lain:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih

dapat dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai

tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Menurut Nurgiantoro (2001:233-234), Pengajaran menyimak yang

dilaksanakan dengan menggunakan media rekaman mempunyai beberapa

kelebihan, antara lain :

a. Dapat membandingkan prestasi antar kelas yang satu dengan yang

lain walaupun selang waktu yang cukup lama.

b. Dapat digunakan berkali-kali jika tes memiliki tingkat kesahihan dan

keterpercayaan yang memadai.

c. Dalam pengajaran bahasa asing dapat menggantikan penutur asli.

d. Dapat mengontrol pelaksanaan tes dengan baik.

Sedangkan kelemahan penggunaan media rekaman adalah harus

menyiapkan perangkat keras diruang kelas dan apabila mati lampu maka

akan menghambat program itu. Di samping itu, berhubung belum banyak

tersedia program rekaman untuk latihan atau tes dalam bahasa Indonesia,
19

maka guru perlu menyiapkannya sendiri. Hal ini juga merupakan

pekerjaan tambahan yang tidak mudah dilakukan.

4. Rekaman Wawancara

Wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan

untuk menilai kemampuan berbicara seseorang dalam suatu bahasa.

Tujuan utama dilakukannya wawancara adalah untuk menentukan tingkat

kefasihan berbicara seseorang. Akan tetapi, peneliti mencoba untuk

mengubah dari tes kemampuan berbicara menjadi tes kemampuan

menyimak yaitu melalui media rekaman.

Wacana yang akan diambil untuk tes kemampuan menyimak

berbentuk dialog. Rangsangan diperdengarkan kepada siswa berupa

sebuah dialog antara orang pertama sebagai pewawancara dengan orang

kedua sebagai narasumber selama lima menit. Selama mendengarkan

dialog siswa diperbolehkan membuat catatan-catatan yang dianggap

penting. Setelah selesai mendengarkan dialog, siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan secara tertulis dalam

lembar tugas yang disediakan. Peneliti mengambil materi penelitian

berupa wawancara karena kegiatan wawancara merupakan kegiatan yang

menyenangkan yang di dalamnya memuat informasi atau pendapat

seseorang mengenai suatu hal.

Dari kegiatan wawancara tersebut siswa dapat berandai-andai

menjadi sosok seseorang yang diinginkan, akan tetapi karena dalam

penelitian ini yang dibahas adalah kemampun menyimak, maka para siswa

dituntut untuk mendegarkan atau menjadi audiens dalam wawancara


20

tersebut. Sehingga siswa harus mampu menangkap dan memahami apa

yang disampaikan dalam wawancara tersebut. Peneliti mengambil media

kaset rekaman karena peneliti berasumsi dengan kaset rekaman kegiatan

belajar akan lebih menarik sehingga kelas bisa terkondisikan karena

perhatian siswa tertuju pada suara yang diperdengarkan. Siswa juga akan

lebih berantusias mendengarkan daripada wacana yang dibacakan guru.

C. Kerangka Berpikir

Upaya meningkatkan kemampuan menyimak pemahaman melalui media

rekaman wawancara pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Banyumas tahun

ajaran 2008-2009, dapat peneliti gambarkan tindakan sebagai berikut.

Kondisi Awal Hasil Evaluasi Siswa Kurang


Memuaskan

Siklus I
Tindakan Melaksanakan tindakan pembelajaran
menyimak wawancara melalui media
kaset rekaman

Siklus II
Melaksanakan tindakan pembelajaran
menyimak wawancara melalui media
kaset rekaman

Siswa dapat meningkatkann


kemampuan menyimak wawancara
Kondisi Akhir melalui media rekaman
21

D. Hipotesis

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka

hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui media

kaset rekaman wawancara, tape recorder serta motivasi dan latihan-latihan

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menyimak pemahaman pada

siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Banyumas semester genap tahun ajaran

2008-2009.

Anda mungkin juga menyukai