Anda di halaman 1dari 5

CARA MEMBUAT LATAR BELAKANG

Langkah-langkah:
1. Buatlah sebuah topik yang akan disusun dalam sebuah latar belakang, sehingga memudahkan
penulis dalam menyusun sebuah paragraf yang padu dan saling terkait!
2. Setiap paragraf harus saling terkait satu sama lainnya meskipun berbeda topik.
3. Latar belakang dibuat dari hal-hal yang bersifat umum ke khusus!
4. Bagian terpenting dari latar belakang adalah adanya masalah yang menjadi alasan suatu
penelitian diadakan.
5. Setiap paragraph minimal 5 kalimat.

Contoh:

JUDUL MAKALAH: “PENTINGNYA MENYUSUN KERANGKA KARANGAN SEBELUM


MEMBUAT SEBUAH KARANGAN”

Topik 1 (paragraf 1): Manusia memiliki akal dalam berpikir (bersifat umum).
Manusia diciptakan memiliki akal untuk berpikir dalam mengambil sebuah keputusan.
Akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di bumi. Dengan akal, manusia
dapat mengenali dirinya sendiri, menentukan baik buruk dari setiap perbuatan dan
mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing individu. Akal untuk berpikir
merupakan upaya memindahkan fakta ke dalam otak dengan perantaraan indera yang disertai
dengan adanya informasi pendahulu untuk menafsirkan fakta tersebut.

Topik 2 (paragraf 2): Bahasa dalam bentuk tertulis.


Dalam menyampaikan pikirannya, manusia memerlukan alat komunikasi yaitu bahasa
(kalimat sambung antara paragraf 1 dengan paragraf 2). Bahasa adalah bentuk pernyataan
pikiran sesorang yang dapat merumuskan maksud dan perasaan seseorang. Bahasa dapat
disampaikan dalam bentuk tulisan yang menjadi wadah sekaligus merupakan hasil pemikiran.
Melalui kegiatan menulis, manusia dapat mengkomunikasikan pikirannya dan melalui kegiatan
berpikir, manusia dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis. Dengan kata lain, menulis
dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang.
Topik 3 (paragraf 3): Keterampilan dasar dalam menulis.
Sebenarnya di samping dituntut kemampuan berpikir dan menulis yang memadai, juga
dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa
tulis, dan motivasi yang kuat (kalimat sambung antara paragraf 2 dengan paragraf 3). Untuk
menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam
menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan.
Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu
komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis. (Semi, 2003:4)

Topik 4 (paragraf 4): Pengertian menulis.


Keterampilan menulis seseorang akan semakin baik apabila dilatih secara terus menerus
(kalimat sambung antara paragraf 3 dengan paragraf 4). Menurut Rusyana (1988:191),
menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis atau mengarang adalah proses
menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca
(Tarigan, 1986:21). Kedua pendapat tersebut sama-sama mengacu kepada menulis sebagai proses
melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide,
pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-
lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami
apa yang dikomunikasikan penulis.

Topik 5 (paragraf 5): Karangan secara umum.


Bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan
tema yang utuh disebut karangan (kalimat sambung antara paragraf 4 dengan paragraf 5).
Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk
tulisan yang teratur. Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf
tersebut berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum tentu
dapat terwujud keselurahan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan suatu
informasi kepada pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja
sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.
Topik 6 (paragraf 6): Karangan yang baik (harapan/ idealnya sebuah karangan).
Karangan yang baik adalah karangan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca dan
memberikan manfaat langsung bagi pembaca meskipun karangan tidak begitu mendalam,
pengungkapan yang jelas ditandai dengan mudahnya sebuah karangan dicerna pembaca, mampu
menciptakan kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan baik dan tidak berbelit-belit,
menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas
(kalimat sambung antara paragraf 5 dengan paragraf 6). Karangan yang baik biasanya penuh
tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam karangan itu menjadikan pembaca
merasa bahwa si penulis hadir di dalam karangan yang ditulisnya. Karangan mampu
mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realistis. Pengungkapan harus
runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa pengarang benar-benar menguasai
dan menghayati permasalahan yang diuraikannya.

Topik 7 (paragraf 7): Masalah atau kendala yang sering dihadapi di lapangan seputar karangan.
Namun kenyataannya dalam mengemukakan gagasan melalui kegiatan menulis dalam
bentuk karangan tidaklah mudah (kalimat sambung antara paragraf 6 dengan paragraf 7).
Sampai saat ini kegiatan itu termasuk aspek kegiatan berbahasa yang dianggap sulit. Ini dikeluhkan
oleh banyak orang baik peserta didik di pendidikan dasar sampai dengan tingkat menengah,
mahasiswa di pendidikan tinggi, dan bahkan orang-orang yang sudah menamatkan perguruan
tinggi pun masih ada yang mengeluhkan sulitnya menulis serta menyusun sebuah karangan.
Masalah seperti itu muncul karena kurangnya kemampuan untuk mengembangkan ide (Masalah

yang harus disampaikan). Tidak jarang kita melihat banyak karangan yang isi dan
pengembangannya menjauh bahkan keluar dari tema utama yang telah ditetapkan. Selain itu juga
masih banyak ditemukan karangan yang antara tema satu dengan tema lainnya dalam paragraf
yang berbeda saling tumpang tindih. Hal ini disebabkan karena penulis kesulitan menuangkan ide
yang dimiliki dalam bentuk kata-kata dan merangkainya dalam jalinan kalimat untuk membentuk
paragraf yang mudah dimengerti maksud dari tulisan yang dibuat. Contoh nyata yang masih
penulis lihat sampai saat ini adalah masih banyak mahasiswa yang belum tepat dalam penulisan
sebuah karangan dan pada saat berpresentasi di depan kelas baik itu dalam hal tanda baca dan
penulisan kalimat mereka masih banyak melakukan kesalahan. Selain itu, dari segi isi banyak
ditemukan paragraf-paragraf dan kalimat-kalimat yang tidak relevan dengan topik penelitian serta
tidak tersusun secara sistematis sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.

Topik 8 (paragraf terakhir): Pentingnya tulisan peneliti/ penulis dan dalam hal ini adalah
pentingnya karangan. Di akhir paragraf dilengkapi dengan judul makalah.
Sebenarnya ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah-masalah
yang timbul ketika kita ingin membuat karangan agar menjadi sebuah karangan yang baik
(kalimat sambung antara paragraf 7 dengan paragraf 8). Salah satu diantaranya adalah dengan
membuat kerangka karangan, sebab kerangka karangan ini merupakan rencana penulisan yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide
yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat
untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
Mengingat hal ini sangatlah penting untuk dibahas terutama bagi pemula, agar tulisan tidak kaku
dan tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam
makalah ini dengan mengambil judul ”Pentingnya Menyusun Kerangka Karangan Sebelum
Membuat Sebuah Karangan” yang akan dibahas dalam bab selanjutnya.

Contoh:
Tema : Penulisan Karangan yang baik dan benar

Kerangka Topik : 1. Manusia memiliki akal dalam berpikir

2. Bahasa dalam bentuk tertulis

3. Keterampilan dasar dalam menulis

4. Pengertian menulis

5. Karangan secara umum

6. Karangan yang baik (harapan/ idealnya sebuah karangan)


7. Masalah karangan yang sering dihadapi di lapangan

a) Kurangnya kemampuan untuk mengembangkan ide


b) Tema satu dengan tema lainnya dalam paragraf yang berbeda
saling tumpang tindih
c) Masih banyak mahasiswa yang belum tepat dalam penulisan
sebuah karangan sesuai dengan PUEBI
d) Paragraf-paragraf dan kalimat-kalimat yang tidak relevan dengan
topik penelitian serta tidak tersusun secara sistematis sesuai dengan
kaidah penulisan yang berlaku

8. Pentingnya tulisan si penulis terkait dengan karangan

a) Pentingnya kerangka karangan untuk mempermudah struktur


penulisan agar bersifat sistematis
b) Menambah wawasan penulis tentang cara menulis yang baik
c) dll

Anda mungkin juga menyukai