Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perihal adab dan etika pada anak remaja di era revolusi sekarang ini

taukah kita bahwa kita sedang berada pada zaman era revolusi industri 4.0

yang mana mungkin tak banyak orang tahu apa itu era revolusi industri 4.0

dan kita masih bertanya-tanya apakah itu era revolusi industri 4.0, sedikit

penjelasan dari peneliti era revolusi industri 4.0 yaitu era dimana segala

sesuatu dan segla aktivitas dan kegiatan manusia tidak lepas dari yang

namanya tekonologi. Semua yang serba isntan dan mudah membuat manusia

kini tak perlu lagi susah payah dalam hal apapun, baik dari segi

berkomunikasi yang dulunya memakai surat sekarang sudah ada teknologi

yang bisa langsung berkomunikasi jarak jauh yaitu smartphone yang

memudahkan segala urusan kita, dan juga sekarang dari segala bidang

teknologi sudah menguasai dan mempermudah kehidupan dari kita yaitu baik

dari bidang pendidikan,pemerintahan,perindustrian dan lain sebagainya.

Dari bidang pendidikan bisa kita lihat sebagaimana pendidikan sekarang

sudah banyak mempermudah siswa di sekolah, yang dulunya kita membawa

buku banyak kurang banyak sekarang kita bisa mengakses atau belajar dari

internet dan komputer dan juga sudah bertransformasinya dunia pendidikan

kita sekarang ini karena pada dasarnya perkembangan zaman juga

mempengaruhi berubahnya sistem pendidikan yang ada di negeri kita,

perubahan kebiasaan belajar, perubahan kurikulum dan kompetensi itulah

1
2

yang menjadi bertransformsinya dunia pendidikan seiring berubahnya zaman

dan yang mana kita ketahui kita sekarang berada di era revolusi industry 4.0.

Dari yang sudah kita ketahui bersama sekarang ini semakin

berkembangnya zaman dan semakin majunya teknlogi juga mempengaruhi

pergaulan kita dalam bergaul dengan masyarakat, berubahnya kebiasaan hidup

dan pola pikir manusia sekarang itulah yang menjadi perhatian kita saat ini,

pada dasarnya era revolusi industri 4.0 ini sebenarnya ada dampak positif dan

negatifnya juga ada juga peluang dan tantangan kita dalam mengahadapi dan

menjalani hidup di era ini. Bisa kita lihat dari dampak positifnya yaitu senua

hal yang kita lakukan sekarang bisa lebih mudah dan dampak negatifnya yaitu

bisa kita lihat kita sekarang dimanjakan oleh teknologi dan membuat kita

banyak bermalasan dan kurangnya berinteraksi pada orang lain yang

menyebabkan kesenjangan sosial. Peluang yang bisa kita dapatkan di era

revolusi ini bisa kita ketahui yaitu sekarang sudah banyak orang yang bisa

berjualan online dan mendapatkan uang hanya dari hp melalui aplikasi dan

sebagainya dan tantanganya yaitu kita harus menjadi pribadi yang cerdas

dalam menghadapi era revolusi ini.

Seperti yang sudah kita bahas di atas era revolusi industri 4.0 ini

mempengaruhi kehidupan manusia termasuk di dalamnya adalah anak remaja

yang mana anak remaja yang menjadi generasi penerus bangsa. Tak dapat di

pungkiri anak remaja adalah asset berharga bagi bangsa kita, maka dari itu

anak remaja yang saat ini menjadi harapan bangsa haruslah menjadi generasi

yang baik yang berbudi pekerti yang luhur, memiliki moral,adab dan etika
3

serta sopan santun, agar terciptanya anak remaja yang menjadi generasi

penerus bangsa yang baik. Adab dan etika pada anak remaja sekarang haruslah

ada evaluasi karena bisa kita lihat pergaulan dunia luar mempengaruhi adab

dan etika remaja saat ini, hilangnya adab dan etika pada diri remaja

mempengaruhi bangsa kedepanya. Maka dari itu remaja sekarang haruslah

memiliki wawasan yang luas dan cerdas agar tidak hancur karena zaman tidak

hancur hanya karena mengikuti trend masa kini dan tidak hancur hanya karena

kurangnya berinteraksi dengan masyarakat, karena pada dasarnya hidup yang

sesungguhnya adalah kehidupan kita di masyarakat.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Tanpa adanya pendidikan, bangsa ini runtuh

dengan sendirinya. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

pendidikan dituntut berperan serta secara maksimal guna meningkatkan mutu

pendidikan tersebut. Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa “setiap warga Negara berhak

mendapatkan pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara

Indonesia”.1

1
Departemen Pendidikan Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Pasal
31 ayat 1 dan 3.
4

Dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional seperti yang

tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2003

pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional fungsi dan tujuannya yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak
Mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga demokratis
serta bertanggung jawab.2

Dengan demikian tujuan pendidikan berarti sasaran yang ingin dicapai

atau diraih setelah melalui proses pendidikan.Proses tersebut mempunyai

target atau tujuan dan perubahan yang ingin dicapai, dimana tujuan tersebut

harus melekat atau dimiliki oleh remaja dan diharapkan dapat memiliki

kompetensi tertentu sesuai dengan peringkat yang telah dilalui dan perubahan

adab terhadap remaja.

Adab memiliki arti yaitu kesopanan, perilaku, budi pekerti, akhlaq dan

moral serta tata cara pergaulan.3 Sebagaimana Allah telah menjelaskan tentang

adab dalam QS.An-Nisa 4 ayat 86 yaitu:



(٤:٨٦/‫النسآء‬)

Artinya: “Dan apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu

penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari

padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) Sesungguhnya

Allah memperhitungankan segala sesuatu” (Q.SAn-Nisa. 4: 86)


2
Kementrian Agama Republik Indonesia, (2006), Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah Tentang Pendidikan, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam, hlm. 9
3
Syaikh Ali Ahmad al-jurjawi,(2003) Hikmah Dibaik hukum Islam, Jakarta: Mustqim, hal,
510-511.
5

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang

memperlakukan kita dengan baik maka balaslah perlakuan tersebut dengan

yang lebih baik pula, walaupun tidak bisa membalas perbuatan itu dengan

lebih baik setidaknya balaslah dengan cara yang seimbang atau sama dengan

apa yang dilakukanya kepada kita, karena pada dasarnya apa yang kita perbuat

semuanya akan ada balasanya suatu saat nanti.

Disamping hal diatas adab dan etika sangatlah menjadi fokus masalah

dalam menghadapi arus perkembangan zaman yang semakin maju dan pesat,

maka dari itu adab memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pandangan

agama Islam, tidak hanya dalam agama Islam namun seluruh agama

mengajarkan adab. Adab secara umum juga penting dalam kehidupan

bermasyarakat.

Dalam hal ini bimbingan orang tua dalam membangun adab dan etika

pada anak remaja itu sangat penting di karenakan peran orang tua adalah peran

penting yang dapat mempengaruhi adab dan etika dalam diri dan jiwa anak-

anaknya terutama anak remaja,yang mana sangat harus diperbaiki baik dalam

hal adab,etika,moral dan cara bermasyarakat yang baik agar dapat di hargai di

dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat, karena pada dasarnya

kehidupan bermasyarakatlah yang nyata bagi manusia yang memang di dalam

ruang lingkup masyarakatlah dimana kita bisa bersosial lebih luas, mengenal

watak-watak orang di sekitar kita dan cakupan ilmu dalam bermasyarakat itu

juga sangat luas, ilmu tidak hanya dalam lingkup dunia pendidikan tetapi ilmu

itu banyak juga di dapat dalam kehidupan bermasyarakat, maka dari itu
6

jagalah dengan baik hubungan antar sesama manusia yang menjunjung tinggi

adab, etika dan moral agar dapat di hormati dan di hargai sebagai orang yang

baik dalam lingkaran masyarakat, dan pada dasarnya setiap agama bukan

hanya agama islam tetapi agama lain juga mengajarkan saling menghormati

antar sesama manusia agar dapat hidup rukun dalam adab dan etika yang baik.

Tanggung jawab orang tua dalam pemebentukan karakter anak adalah

sebagai alternative yang efektif dalam pembentukan moral adab dan etika

anak, dan juga orang tua berpengaruh besar karena mereka yang merawat anak

tersebut hingga usia remaja, nasehat dan juga bimbingan orang tua dalam

pembentukan karakter anak itu sangat penting dan menjadi hal inti dari

permasalahan yang dihadapi dimasa sekarang yang mana dunia luar sangat

sudah tidak baik dalam hal pergaulan, sebagai orang tua haruslah aktif dalam

hal ini agar anaknya tidak terjebak dalam dunia pergaulan yang salah.

Anak remaja pada saat ini memang tidak kurang dalam pengetahuan

dan kemajuan teknologi namun mereka perlu belajar kembali mengenai adab

dan etika yang mana semakin berkembangnya zaman suatu adab dan etika itu

perlahan pudar di dalam diri para remaja pada saat ini. Jika kembali lagi

mengacu kepada kehidupan bermasyarakat maka kita akan mengetahui betapa

pentingnya adab dan etika itu dalam kehidupan bermasyarakat agar

terciptanya generasi yang memiliki adab dan etika yang baik sesuai dalam

ajaran agama maupun undang-undang dalam negara yang mana aturan-aturan

yang harus diikuti oleh setiap remaja masa kini agar tidak salah mengambil

pergaulan dan terjerumus dalam kenikmatan masa muda yang tidak baik.
7

Selain itu teknologi yang mana sudah kita lihat dengan mata kepala kita

sendiri yang mana teknologi perlahan memanjakan kita dalam hal apapun bik

dalam hal pekerjaan, dalam dunia pendidikan pemerintahan dan lain

sebagainya, di era revolusi industri 4.0 ini kita sebagai manusia yang cerdas

haruslah pandai memilah dan memilih dan juga harus pandai dalam

menghaapi era ini karena semakin kita mengikuti perkembangan teknologi

maka kita akan semakin terbuai dan terjebak dalam siatuasi dan zona nyaman.

Dapat kita lihat di dunia pendidikan saat ini anak remaja anak sekolah

semakin pandai dan semakin di manjakan dalam hal belajar, dengan adanya

teknologi anak sekolah dizaman sekarang sudah tidak perlu lagi membawa

buku banyak-banyak dan berat seperti dulu. Sekarang belar semakin praktis

dan mudah melalui jaringan internet, segala apa yang dibutuhkan dan dicari

sekarang semuangya sudah tersedia di smartphone yang di dalamnya banyak

sekali manfaatnya bila kita pandai menyikapi dan menggunakanya. Sekarang

anak sekolah sudah diberi fasilotas disekolah seperti adanya wifi computer

dan lain sebagainya yang membuat merrka mudah dalam belajar dan menimba

ilmu.

Pada hakikatnya remaja saat ini tidak lepas dari yang namanya

smartphone, laptop,dan alat digital lainnya yang mungkin sangat berpengaruh

pada adab dan etika para remaja, karena smartphone dan alat digital lainya

yang sangat berkembang di era revolusi Industri 4.0 ini yang mana dunia

industri terkhususnya akan semakin gencar dalam penciptaan alat-alat dan

smartphone yang semakin canggih dan handal agar dapat bersaing dalam
8

dunia pemasaran teknologi yang mengakibattkan setiap manusia akan dibuai

oleh kemjuan teknologi yang semakin pesat dan mau tidak mau manusia itu

sendiri akan lama kelamaan bergantung pada teknologi yang semakin

memanjakan hidupnya di era sekarang.

Dan adapun adab dan etika reja di dusun tersebut kurang baik dalam

bergaul atau berinteraksi terkuhusunya pada orang yang lebih tua, tidak

adanya rasa hormat dan saling menghargai dan hilangnya sopan santun pada

pergaulan remaja disana, contohnya seperti cara bicara yang kurang sopan dan

tidak enak di dengar di telinga kita, dan perilaku yang sangat tidak

menggambarkan adanya moral dan attitude pada anak remaja di dusun

tersebut, mereka seakan tidak seperti orang yang tidak pernah dapat

bimbingan agama dari orang tuanya, bahkan tak jarang ada beberapa remaja

yang kadang berani melawan pada orang tuanya dan pada orang-orang

sekitarnya seakan dan berlagak seperti jagoan. Cara bermasyarakat yang

sepeerti inilah yang bisa menyebabkan kesenjangan sosial diantara rukun

bertetangga dan cara hidup bersosialisasi.

Tak hanya itu saja lagi perilaku remaja yang bisa kita lihat sekarang

yaitu lebih gemar bermaksiat daripada beribadah, kurangnya perhatian dari

orang tua dan tidak adanya dukungan dari luar serta pengaruh lingkungan

yang sangat besar terhadap perkembangan remaja di dusun tersebut

menyebabkan remaja disana sering bertindak tidak mengenakan dan adapun

faktor-faktor lingkungan yang ada di dusun tersebut yaitu maraknya perjudian

yang mengakibatkan para remaja ikut-ikutan dalam bermaksiat, maraknya


9

game judi online, maraknya pencurian, banyaknya mafia dan Bandar sabu di

sekitaran lingkungan dusun, Bandar togel dan yang lainya, dan juga anak

remaja di dusun tersebut sering dugem dan minum-minuman keras serta

mengkonsumsi obat-obatan terlarang, mereka hanya memikirkan kebahagiaan

sesaat dan hanya memikirkan kehidupan dunia yang penuh dengan

fatamorgana.

Maka dari itu remaja di dusun 14 desa tanjung jati perlu adanya

bimbiingan dan arahan agar mereka sadar bahwa adab dan etika mereka sudah

jauh dari ajaran agama islam, yang mana islam mengajarkan tentang ada,

etika, moral dan sopan santun antar sesama manusia terutamanya sesama

muslim, karena adab dan etika sangat penting dan menjalani kehidupan yang

panjang ini, dan sosialisasi antar sesama haruslah tetap erat dan menjaga tali

silaturahmi, adab, etika, moral, dan saling menghormati adalah kunci hidup

yang bahagia, agar tercipatanya kehidupan bermasyarakat yang aman, damai,

sejahtera dan tak jauh dari agama.

Tak dapat di pungkiri bukan hanya orang dewasa yang saat ini bisa

memegang smartphone melainkan anak-anak remaja dan juga anak-anak yang

masih kecil juga sudah pintar dalam menggunakan smartphone, dan ini tanpa

kita sadari anak-anak sekarang juga sudah bergantungan pada smartphone

yang dampak negatifnya itu dapat kita rasakan anak-anak kurang bersosial dan

juga kurangnya bimbingan dari orang tua dan pengawasan yang begitu rendah

tak hayal adab dan etika serta moral mereka dalam kehidupan juga semakin
10

rendah, hal ini di khawatirkan bisa memicu di anak-anak di era selanjutnya

akan kehilangan adab, etika dan moral dalam diri mereka.

Seperti halnya di Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat. Adab dan etika remaja di dusun tersebut kurang baik

dalam bergaul atau berinteraksi terkhususnya berinteraksi kepada orang yang

lebih tua. Tidak adanya rasa hormat atau saling menghargai antar sesama dari

segi cara bicara, perilaku, dan tindakan yang mana cara bermasyarakat seperti

itulah yang menjadi kesenjangan sosial antar sesama manusia dan juga

kurangnya didikan dan bimbingan dari orang tua yang membuat anak remaja

disana susah untuk berbicara dan bertingkah layaknya anak remaja yang

menghargai orang yang lebih tua. Inilah yang menjadi masalah pada diri

remaja disana tidak adanya penenaman adab dan etika dalam diri mereka yang

mana mereka selalu bertingkah sesuka hati mereka dan juga pergaulan yang

kurang baik di sekitar lingkungan menjadi pengaruh yang sangat kuat yang

mengakibatkan rendahnya moral dan attitude mereka.

Dan dari kasus atau inti masalah dari yang peneliti tulis diharapkan

agar kita sebagai manusia haruslah menjadi pribadi yang pintar dalam

menghadapi era revolusi ini, tetaplah menjaga tali persaudaraan dan

silaturahmi antar sesama manusia, adab dan etika dalam bermasyarakat

tetaplah dijaga, karna kita semua adalah makhluk sosial yang membutuhkan

orang lain, teknologi boleh saja semakin maju tetapi adab dan etika seta moral

harus tetap ada dalam diri kita masing-masing karena adab dan etika

menunjukan baik atau buruknya kita di mata orang lain.


11

Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti paparkan diatas maka

peneliti mencoba menulis skripsi tentang “MENANAMKAN ADAB DAN

ETIKA PADA ANAK REMAJA DALAM MENGHADAPI ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI DUSUN 14 DESA TANJUNG JATI KEC.

BINJAI KAB. LANGKAT”.

B. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, mendalam

dan tidak meluas maka penulis menetapkan focus penelitian yakni

“Menanamkan Adab dan Etika pada Anak Remaja dalam Menghadapi Era

Revolusi Industri 4.0 di Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kec. Binjai Kab.

Langkat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai

berikut:

1. Bagimana adab dan etika anak remaja pada era revolusi industri 4.0 di

Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kec. Binjai Kab. Langkat?

2. Apakah peran pendidikan dalam menanamkan adab dan etika anak

remaja pada Era Revolusi industri 4.0 di Dusun 14 Desa Tanjung Jati

Kec. Binjai Kab. Langkat?

3. Adakah hambatan dan alternatif untuk menanamkan adab dan etika

anak remaja dalam Menghadapi Era Revolusi industri 4.0 di Dusun 14

Desa Tanjung Jati Kec. Binjai Kab. Langkat?


12

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu:

1. Bagimana adab dan etika anak remaja pada era revolusi industri 4.0 di

Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kec. Binjai Kab. Langkat?

2. Apakah peran pendidikan dalam menanamkan adab dan etika anak

remaja pada Era Revolusi industri 4.0 di Dusun 14 Desa Tanjung Jati

Kec. Binjai Kab. Langkat?

3. Adakah hambatan dan alternatif untuk menanamkan adab dan etika

anak remaja dalam Menghadapi Era Reevolusi industri 4.0 di Dusun

14 Desa Tanjung Jati Kec. Binjai Kab. Langkat?

4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam

penulisan ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi

anak remaja terkhususnya bagi penulis untuk mengetahui lebih

lanjut tentang menanamkan adab dan etika anak remaja dalam

Menghadapi Era Revolusi 4.0 dengan ini dapat memperluas

pengetahuan yang menjadi referensi penelitian-penelitian

selanjutnya.

b. Untuk memberikan wawasan bagi penulis dan bagi pembaca pada

umumnya bagimana adab dan etika dalam bermasyarakat.

2. Manfaat Praktis
13

a. Agar memberikan gambaran pada anak remaja betapa penting adab

dan etika dalam menghadapi zaman digitalisasi.

b. Memberikan pengetahuan tentang adab dan etika kepada para

pembaca.

c. Bahan acuan bagi para remaja agar memiliki adab dan etika yang

baik dan benar sesuai dengan agama dan undang-undang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Penelitian ini terdiri atas beberapa teori sebagai seperangkat kontruk

(konsep) dan definisi yang berfungsi untuk mempermudah penulis dalam

melihat cakupan-cakupan yang akan di telaah dam memberikan landasan

yang kokoh untuk menemukan, mengenali dan merumuskan objek

penulisan. Adapun kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini,

yakni: 1. Adab

a. Pengertian Adab

Kata adab berasal dari “kata ta’dib untuk istilah pendidikan

islam bahwa kata adab telah mencakup amal dalam pendidikan,

sedangkan proses pendidikan islam itu sendiri adalah untuk

menjamin bahwasanya ilmu (‘ilm) di pergunakan secara baik di

masyarakat”.4 Maka dari itu adab memiliki kedudukan yang penting

dalam pendidikan dan kehidupan bermasyarakat, karena pada

dasarnya adab adalah sikap dan tingkah laku seseorang dalam

kehidupan dia sehari-hari.

Ada beberapa pengertian adab menurut ulama’:

1. Menurut Syekh Muhammad An-Naquib Al-Attas adab dapat


diartikan sebagai ilmu yang mana di dalamnya berisi tentang
tujuan dalam mencari ilmu dan pengetahuan. Dalam Islam tujuan
mencari pengetahuan iala selalu menanamkan sebuah kebaikan
yang dapat ditanamkan dalam diri manusia, sebagai mana manusia

Abdul Ghoni, (2017), Pemikiran Pendidikan Naquib al-Attas Dalam Pendidikan Islam
4

Kontemporer, “ Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi, hlm. 198-21.1


15

dan sebagai budi pekerti dan kejiwaan yang dapat dijadikan


sebagai pembeda seseorang dengan yang lainnya.5
2. Menurut Marwan Ibrahim AL-Kaysi, Adab merupakan sebuah
perilakju yang baik dan di ambil dari islam.berasal dari ajaran-
ajaran dan perintah-perintahnya. Dan dalam hal yang sama
seorang ilmuan AL-Jurnadi berpendapat bahwa adab adalah suatu
ilmu pengetahuan yang bisa menjauhkan orang lain dari sebuah
kesalahan-kesalahan. Adab merupakan sebuah relafansi yang
seharusnya menginformasikan sebuah praktik keahalian.6

b. Macam-macam Adab

Adab memiliki peran yang penting didalam hidup seseorang baik itu

hidup dalam individu, keluarga, dan dalam lingkungan sosial masyarakat.

Yang terpenting yaitu adab kepada sang maha kuasa Allah Swt. dan

Rasulnya.7 Dengan adanya adab seseorang akan lebih memiliki aturan

dalam hidupnya sehingga manusia tersebut merasa dihargai dan dihormati

di dalam ruang lingkup bermasyarakat dan akan lebih mudah bergaul

dalam pergaulan yang baik antar sesama manusia.

Sebagaimana Allah Swt. berfirman di dalam Q.S Al-Fuqon 25 ayat

63 yang berbunyi sebagai berikut:

       


(٢٥:٦٣ /‫ ) الفرقان‬    
Artinya:“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)

orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila

orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang

mengandung) keselamatan.” (QS.Al Furqon. 25: Ayat 63)

5
Lilik Hendrajaya Elfindri, (2012), Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi
untuk Pendidikan dan Profesional, Jakarta: Baduose Madia, hlm. 52.
6
Haris Abd, (2010), Etika Hamka, Yogyakarta: PT. Lkis Printing Cemerlang, hlm. 63.
7
Hanafi, (2017), Urgensi Pendidikan Adab dalam Islam, Jurnal Kajian KeIslaman, Vol 4
No 1, hlm. 62.
16

Adab yang baik bagi manusia yang harus dimiliki dalam diri manusia

yaitu:

1) Adab kepada Allah Swt.

2) Adab kepada Rasulullah

3) Adab kepada diri sendiri seperti: adab makan dan minum, adab

berkendaraan, adab berbicara, adab tidur, adab mandi, adab

menuntut ilmu, adab berpakaian, dan adab bersuci.

4) Adab kepada manusia secara umum yaitu seperti: adab terhadap

orang tua, adab kepada guru, adab kepada karib krabat, adab

terhadap istri/suami, adab terhadap anak, dan adab bertetangga.

5) Adab terhadap tumbuhan dan binatang.8

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adab

Adapun yang seperti kita lihat ada beberapa faktor yang tanpa

kita sadari ada yang mempengaruhi adab yaitu:

1) Ajaran Agama

Dalam hal ini dapat diartikan bahwa agama adalah landasan

manusia dikehidupan bermasyarakat sehari-hari ataupun menjadi

bekal hidup dimasa depannya. Mereka yang mendapat dalam bidang

pendidikan agama yang lebih tepatnya akan memiliki pengetahuan

yang terpenting adab dalam hidup bermasyarakat. Mereka yang

memiliki iman akan patuh terhadap aturan-aturan agamanya yang

mana cendrung memiliki rasa takut apabila melakukan perbuatan yang

tercela dan menjauhkan mereka dari aturan agamanya dan lebih


8
Ibid, hlm. 63.
17

gampang untuk menanamkan adab. Apabila manusia bisa patuh dalam

hukum syara hidupnya pasti akan lebih tentram bahagia serta

sejahtera.

2) Adat Istiadat
Dapat diartikan sebagai “hal yang bisa mempengaruhi sifat
manusia dan juga berpengaruh. Dalam adab, adab dikenal sebagai
sikap yang seharusnya diwariskan secara turun temurun yang
dilakukan dengan cara mempertahankan sejak dalam waktu yang
relatife lama. Dengan demikian hal tersebut dapat mempengaruhi
kebiasaan-kebiasaan manusia sehari-hari, dalam perihal adab ini
tidak adanya kesesuaian hukum ataupun ajarannya dalam agama.
Dalam masyarakat adab di anggap sebagai pembenaran yang
mereka anggap benar dalam hal ini, sangatlah diperlakukan untuk
memilah-milah setiap adat istiadat yang didalamnya memahami
tentang masyarakat yang beradab”.9

3) Nafsu

Nafsu yaitu yang menjadi faktor yang mendorong manusia

dalam mendapatkan sesuatu hal seperti hubungan biologis, ambisi,

makan hingga kekayaan. Nafsu manusia merupakan sesuatu yang

sering menghancurkan diri sendiri apabila tidak dapat dikendalikan

dengan baik oleh hal yang baik yang demikian berpegang teguh

pada agama. Untuk memperbaiki adab manusia harus bisa

mengendalikan hawa nafsu dengan baik dalam jiwanya. Demikian

juga haruslah rajin dalam menjalani perintah agama dan menjauhi

apa yang dilarang-Nya.

4) Undang-undang
Sebagai aturan dasar dalam sebuah kehidupan yang
dijadikan dasar-dasar dalam suatu Negara aturan inilah yang
nantinya akan mengatur sebaik-baiknya agar tercipta kemakmuran
serta kejayaan. Jika tidak adanya aturan maka sebuah Negara akan
memiliki berbagai hal negatif dikarenakan tiadanya hukum yang
9
Ibid, hlm. 67.
18

mengikat dalam hal ini seseorang yang memiliki adab seharusnya


memilih untuk tunduk dan patuh terhadap aturan undang-undang.10

2. Etika

a. Pengertian Etika

Istilah etika berasal dari bahasa latinethica (us) atau ethos,


dalam bahasa Jerman etiche dan dalam bahasa Gerik ethikos=a
body formal printcples or values, ethic= arti sebenarnya ialah
kebiasaan. Jadi, dalam pengertian aslinya, apa yang disebut baik itu
ialah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Etika merupakan
disiplin ilmu yang membicarakan tentang perbuatan atau tingkah
laku manusia, yang dapat dinilai baik dan dinilai jahat. Etika
sebagai suatu ilmu yang normatif, dengan sendirinya berisi norma
dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Istilah lain
dari etika, biasa digunakan kata: moral, susila, budi pekerti dan
akhlak.11
Etika dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah ethic,
yang berarti: melakukan dengan berdasarkan moralitas atau
melakukan selaras dengan standar-standar atau batasan-batasan
atau patokan moral, menyelaraskan tindakan dengan standar tidak
tanduk atau kelakuan atau prilaku dari suatu profesi tertentu. Etika
dalam perbincangan ini menunjukan pada pengertian atau suatu
sistem atau aturan moral dari suatu fisafat, agama, kelompok atau
profesi tertentu.12

Etika merupakan sebuah disiplin ilmu yang membahas

tentang perkataan, perbuatan dan sifat yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari dan dapat nilai baik atau buruk dan benar

atau salah. Kejujuran, kasih sayang, komitmen, kepedulian, kerja

sama dan kesungguhan merupakan cirri penting dari nilai-nilai

yang terdapat dalam sebuah etika, yang diwujudkan melalui

perilaku seseorang dan masyarakat dalam berinteraksi. Segala

bentuk pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan oleh

10
Ibid, hlm. 69.
11
Burhanuddin Salam, (2012), Etika Individual: Pola dasar Filsafat Moral, Jakarta:
Rineka Cipta, hlm. 3-4.
12
Solatun, (2007), Islam Dalam Komunikasi, Jakarta: Imagine, hlm. 7.
19

seseorang atau masyarakat baik secara sengaja atau tidak sengaja,

maka itu akan dianggap sebagai tindakan yang tidak beretika atau

tidak bermoral, dan bahkan bisa dianggap sebagai tidakan yang

tidak beradab.

Dapat difahami bahwa, beraktifitas dalam kehidupan sehari-

hari merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan oleh setiap

manusia. Segala aktifitas yang dilakukan harus disesuaikan dengan

standart-standart, batasan-batasan atau patokan nilai dari suatu

agama, fisafat, kelompok masyarakat, atau profesi tertentu. Etika

dapat terwujud melalui sebuah perbuatan, perkataan dan tindakan

yang dapat diterima dan dipertanggungjawabkan oleh seorang

manusia disaat melakukan interaksi dengan manusia lainnya.

Maka, beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari hendaknya

memilikin etika yang sesuai dengan syariat islam seperti bersifat

rendah hati dan tidak sombong. Sebagaimana yang telah disebutkan

dalam Al-Qur’an surah Al-Isra/ 37.

         


(١٧:٣٧/‫ ) اإلسراء‬    
Artinya:”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan

sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat

menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi

gunung”.(QS. Al-Isra’. 17: Ayat 37)


20

Syekh Muhammad Ali Ash-shabuni menafsirkan QS. Al-Isra’ ayat

37 dalam kitab Shafwatut Tafasir, bahwa janganlah kamun berjalan

dengan congkak dimuka bumi seperti gaya berjalan orang-orang

yang takabur yang membanggakan dirinya.13

Menurut Dr. H. Hamzah Yaqub pengertian etika teologis


ialah yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia,
yang didasarkan atas ajaran Allah. Segala perbuatan yang
diperintahkan Allah itulah yang baik dan segala perbuatan yang
dilarang oleh Allah itulah perbuatan buruk.14

Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang

bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan yang

menggambarkan nilai-nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk, juga

pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri. Etika mempersoalkan

bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku yang

ditentukan oleh berbagai norma dengan tujuan melahirkan

kebahagiaan, keutamaan dan kehidupan yang ideal.

Menutut Syaiful Sagala etika mempunyai arti kebiasaan,


akhlak, moral, watak, perasaan, sikap atau perilaku yang terikat
pada adat istiadat, kebiasaan yang dianut sekelompok masyarakat
tentu yang perilakunya selalu berlaku baik ketika sendiri maupun
bersama orang lain.15

Etika dalam pandangan filsafat dapat merujuk pada konsep

bahwa seseorang memiliki nilai-nilai dan perilaku moral pada

perkataan, perbuatan dan sikapyang dimilikinya. Baik itu nilai-nilai

yang bersumberkan dari agama, filsafat maupun sekelompok

13
Muhammad Ali Ash-ahabuni, (2004), Shafwatut Tafsir, Jakarta: Darul Fikr, hlm. 210
14
Akmal Hawi, (2014), Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali
Pers, hlm. 49.
15
Saiful Sagala, (2013), Etika dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, hlm. 11.
21

masyarakat. Dengan adanya kesesuaian antara perkataan,perbuatan

dan sikap, maka seseorang dapat memberikan motivasi kepda

seseorang untuk melakukamn tindakan yang dinilai baik dan benar

menurut agama, filsafat, sekelompok masyarakat, maupun suatu

profesi dan rika dapat menjadi standard nilai yang dapat mengatur

perilaku manusia.

Etika dapat mengatur manusia dalam bertindak dan

berperilaku dengan tujuan agar seseorang memiliki kebahagiaan,

keutamaan, dan kehidupan yang ideal. Etika juga dapat

memberikan kekuatan keoada seseorang dalam menghadapi

berbagai keadaan suka dan duku, tanpa harus menegeluh dan

menangis dalam menghadapinya, ketenangan jiwa dan raga

merypakan impian setiap orang yang dapat diperoleh melalui

pelaksanaan sebuah etika dan menjadika nya sebagai sebuah

kebiasaan, yang berakhir pada sebuah kepribadian.

b. Pentingnya Etika Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Etika dapat didefinisikan menjadi tiga bagian16: Pertama,

kata “etika” bisa dipakai dalam arti nilai dan norma-norma moral

yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam

mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika berarti juga kumpulan asas

atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Tiga, etika

mempunyai arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk.

16
K. Bertens, (2007), Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 6.
22

Istilah Etika itu sendiri berasal dari bahasa Prancis yakni

Etiquete yang berarti tata pergaulan yang baik antara manusia atau

peraturan/ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik

dalam hubungan dengan orang tua, istilah yang sepadan dengan

etika seperti tatakrama, tata sopan santun, norma sopan santun, tata

cara bertingkah laku yang baik, perilaku yang baik dan

menyenangkan. Kata tata krama berasaldari kata tata yang berarti

adat atau aturan atau norma, sedangkan kata krama berarti sopan

santun, kelakuan, tindakan dan perbuatan, sedangkan kata

pergaulan menunjukan hubungan manusia dengan manusia lain.

Dengan demikian pengertian etika dan tatakrama pergaulan berarti

sopan santun atau tata sopan santun antar sesama manusia.

Menurut Juhaya S. Praja Etika adalah “sebuah tatanan

perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat

tertentu yang berfungsi mengajarkan dan menuntun manusia

kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah

laku yang buruk, etika mengatur dan mengarahkan citra manusia

kejenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia.

Etika menuntut orang agar bersikap rasional terhadap semua

norma, sehingga etika akhirnya membantu manusia menjadi lebih

otonom. Etika dibutuhkan sebagai pengantar pemikiran kritis yang

dapat membedakan antara yang sah, apa yang benar dan apa yang

tidak benar”.17
17
Juhaya S. Praja, (2005), Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Jakarta: Kencana, hlm. 59-60.
23

Jadi kesimpulan dari pembahasan di atas etika dalam

kehiudpan bermasyarakat ialah bagaimana seharusnya perasaan,

sikap, cara berpikir seseorang dalam kehiudpan bermasyarakat

dapat dilihat dari kesadaran moral yang memuat keyakinan baik

buruk dan benar tidaknya suatu aturan yang berlaku di lingkungan

masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat dibutuhkan etika

dalam menjalaninya agar terjalinnya jiwa sosialisasi yang dapat

membangun sebuah moral dan etika di setia diri remaja.

c. Etika dalam Pandangan Islam

Etika (sikap) adalah pandangan seseorang terhadap lawan

bicaranya yang disertai dengan tindakannya. Etika adalah sebuah

pranata perilaku seseorang atau kelompok orang yang tersusun dari

suatu sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-gejala

alamiyah sekelompok masyarakat tersebut. Etika adalah tata cara

sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan antar

sesama.Manusia merupakan “makhluk sosial, artinya manusia tidak

akan pernah bisa hidup sendiri melainkan saling membutuhkan

antara yang satu dengan yang lainnya yang tersusun dari suatu

sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-gejala alamiyah

sekelompok masyarakat tersebut”.18

Dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki seseorang maka

pandangan manusia yang satu dengan yang lainnya akan berbeda.

Faisal Badroen, (2006), Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta: Kencana Perdana Media
18

Group, hlm. 17.


24

Pandangan manusia terhadap sesuatu bisa saja salah, sebab

pandangan manusia dalam memandang atau menilai sesuatu juga

dipengaruhi oleh apa yang ada didalam dirinya sendiri, seperti

perasaan, kemampuan berfikir, ilmu pengetahuan, dan pengalaman

pribadi. Untunglah Allah SWT menurunkan pedoman yang bisa

menuntunmanusia untuk tidak keluar darifitrahnya dan tidak

melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak sang

pencipta.

Demikian itulah yang dikatakan etika atau akhlak bagi

manusia yang dimilikinya sejak lahir. Etika “merupakan cara

menentukan baik buruknya perbuatan dengan tolak ukur akal

pikiran, sedangkan akhlak menentukan baik buruknya perbuatan

dengan tolak ukur ajaran Islam sebagai pedoman ( Al-Qur’an dan

Al-Sunnah ). Apabila keduanya telah satu terbentuklah etika atau

akhlak manusia yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam”.19

3. Remaja

a. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi, dimana akan terjadi

perubahan dalam dirinya, baik dalam fisik, emosional, intelektual

maupun sosial. Saat memasuki masa transisi kemungkinan dapat

menimbulkan masa krisis yang berarti bahwa bila masa krisis

tersebut tidak dapat dilalui secara harmonis maka dapat

menimbulkan gejala-gejala seperti keterlambatan, ketegangan,


19
Abdul Hayyic Al-Kattani, (2011), Fiqih Islam, Jakarta: Gema Insani, hlm. 7.
25

kesulitan penyesuaian diri kepribadian yang terganggu bahkan

menjadi gagal sama sekali dalam tugas menjadi makhluk sosial

untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik

untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya.

Remaja adalah “pemuda pemudi yang menganggap dirinya

sudah besar artinya sudah tidak kanak-kanak lagi, pada masa ini

pemuda pemudi mengalami perkembangan menuju dewasa. Secara

umum masa remaja merupakan peralihan transisi dari kanak-kanak

ke masa remaja dan pada masa remaja banyak sekali perubahan

yang terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya”.20

“Masa remaja, mappiare, berlangsung antara berumur 12

tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan usia 13 tahun

sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat di

bagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan

17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai

dengan 21/18 tahun adalah remaja akhir”.21 Adapula ahli psikologi

yang menganggap masa” remaja sebagai peralihan dari masa anak

ke masa dewasa, yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi

diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan

fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa”.22

20
Fuad Kauma, (2003), Sensasi Remaja Di Masa Puber, Jakarta Pusat: Kalam Mulia, hlm.
1
21
Mohammad Ali, Dkk, (2006), Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:
PT Bumi Aksara, hlm. 9.
22
Zulkifli, (2009), Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosidakarya, hlm. 63.
26

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

remaja adalah anak-anak yang mengalami masa-masa peralihan

transisi baik secara psikis maupun fisiknya dengan batasan-batasan

usia yang ditetapkan oleh para ahli, dengan adanya perubahan

kejiwaan atau psikis menimbulkan kebingungan di kalangan

remaja.

b. Remaja Dalam Pandangan Islam

Pendidikan islam adalah suatu usaha sadar untuk

mengembangkan dan mengantarkan manusia agar memiliki

kematangan jasmani dan rohaninya (mental). Pendidikan islam

tidak pula berarti pengetahuan mengenai agama semata, lebih dari

itu ia mencakup berbagai aspek pengetahuan yang universal dan

membutuhkan pendalaman pada suatu periode tertentu. Bagi anak

remaja diperlukan sekali adanya pemahaman, serta ketaatan ajaran-

ajaran agama yang dianut. Kenyataan sehari-hari menunjukan

bahwa anak-anak remaja melakukan kejahatan sebagian besar

kurang memahami norma-norma agama bahkan lalai melakukan

perintah agama antara lain: Tidak menjalankan puasa, tidak

menunaikan ibadah sholat dan lain-lain. Pada garis besarnya arti

agama perwujudan mencakup dan watak manusia kearah tujuan

yang benar, sedangkan sisi lain agama menyimpang segi

jasmaniah.
27

Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 30 menyebutkan bahwa sejak

lahirnya telah dibekali Allah dengan fitrah beragama. Sebagaimana

firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 30.

        


         
/‫ )ال ّروم‬      
(٣٠:٣٠
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada

agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan

manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah.

(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui” (Q.S. Ar Rum/30:30)

Fitrah Allah Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah

mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia

tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak

beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

Dari arti di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya anak itu telah

membawa fitrah beraga islam, dan kemudian tergantung pada

pendidik selanjutnya. Kalau mereka mendapat pendidikan agama yang

baik maka mereka akan menjadi orang yang taat beragama dengan

baik pula. Tetapi sebaliknya, bilamana benih agama yang telah dibawa

itu tidak beragama ataupun jauh dari agama islam.

c. Kenakalan Remaja

Didalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat perilaku

anak remaja zaman sekarang yang menyimpang deangan nilai-nilai


28

pancasila ataupun agama. Jadi kenakalan remaja adalah perilaku

yang dilakukan oleh seorang remaja baik secara individu maupun

kelompok yang perilaku atau sifatnya melanggar dari aturan-aturan

hukum, moral dan agama. Tumbuh kembang remaja di zaman

sekarang ini sudah tidak bisa dibanggakan lagi apalagi di andalkan.

Karena reaja saat ini sulit dikasih tahu dan dikontrol, bahkan orang

tuanya pun kewalahan untuk menasehatinya. Misalnya kenakalan

remaja pada zaman sekarang yaitu:

1. Bolos dari sekolah

2. Balap liar

3. Mengkonsumsi narkoba

4. Bermain judi

Kenakalan-kenakalan remaja tersebut sering kita lihat

disekitaran lingkungan kita, maka dari itu hal itulah yang menjadi

kasus permasalahan saat ini.

Dari pemaparran penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan

bahwa remaja adalah generasi bangsa yang menjadi harapan

bangsa kedepanya, maka dari itu remaja memiliki peran penting

dalam terbentuknya generasi bangsa yang mana nantinya

merekalah yang menjadi pemimpin di masa depan.

4. Era Revolusi Industri 4.0

a. Pengertian Era Revolusi Industri 4.0


29

Revolusi industry 4.0 diartikan “sebagai era industry

dimana seluruh entitas yang ada didalamnya dapat saling

berkomunikasi secara real time kapan saja dengan berlandaska

pemanfaatan teknologi internet dan CPS guna mencapai tujuan

kreasi nilai baru ataupun optimasi lain yang sudah ada dari setiap

proses di industry”.23 Istilah revolusi industri 4.0 sebagai sebuah

proses produksi (barang) yang berlangsung secara cepat baik

kuantitas maupun kualitas (hasil produksi).

Istilah ini diperkenalkan pada pertengahan abad 19 oleh Friederich

Engels dan Louis Auguste Blanqui. Kini telah memasuki fase

keempat, dimana perkembangan dan perubahan dari fase ke fase

memberi perbedaan artikulatif pada sisi kemanfaatan dan

kegunaannya. Fase pertama 1.0 bertumpu pada penemuan mesin

yang menitikberatkan pada mekanisasi produksi. Fase kedua 2.0

mulai beranjak pada etape produksi massal yang terintegrasi dalam

quality control dan standarisasi. Fase ketiga 3.0 memasuki tahapan

keseragaman secara massal yang bertumpu pada integrasi

komputerisasi. Fase keempat 4.0 telah menghadirkan digitalisasi dan

otomatisasi yang merupakan perpaduan internet dengan

manufaktur.24

Prasetyo H, & Sutopo (2018)Industri 4.0, Telah Klasifikasi Aspek Dan Arah
23

Perkembangan Riset, Jurnal Teknik Industri: j@ti Undip, Vol 13, No 1, Hal 17-26

24
Hendra Suwardana (2017) Revolusi Industri 4.0 berbasis Revolusi Mental, dalam Jurnal
Ilmiah Teknik Industri dan Manajemen, Jati Unik-Universitas Kediri, Vol.1 No.2, hal.102-110
30

Revolusi industri 4.0. adalah era dimana revolusi industry saat

perang dunia satu dan dua telah berakhir dan berujung pada

penjajahan. Era dimana revolusi teknik semacam industri dengan

teknologi mesin telah berakhir dan era dimana komputer telah

menjadi asisten paling hebat dalam dunia industri berakhir juga. Era

sekarang, bukan era komputer akan tetapi era dimana adopsi,

adaptasi dan replikasi ekosistem komputer telah diterapkan dalam

banyak hal dan bentuk. Mulai dari industri pabrik, insdustri

perdagangan, sampai kepada industri sosial yang disinyalir produk

teknologi telah “mengontrol” kehidupan manusia.25

b. Dampak era revolusi industry 4.0 di Indonesia

Sebagai sebuah gelombang revolusi industri, keberadaan

revolusi industri 4.0 memiliki dampak positif yang bermanfaat bagi

kehidupan dan sebaliknya memiliki dampak negatif yang

harusdihindari. Elaborasi dari berbagai dampak tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

1) Dampak Positif

Dampak positif revolusi industri 4.0 adalah

peningkatanfleksibilitas, efisiensi dan minimasi biaya proses.

Fleksibilitas dalam rantai nilai produk dapat dicapat dengan

penerapan proses produksi real time berbasis monitoring sensor.

Wurianto, A. B. (2018). Pengembangan Pendidikan Vokasi Bidang SosioHumaniora


25

Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Vokasi Indonesia , Vol.1, e-
ISSN 2654-6493, Hal. 89-94.
31

Sama halnya dengan fleksibilitas, penerapan revolusi industri 4.0

membawa manfaat dalam hal peningkatan efisiensi sumber daya

perusahaan. efisiensi dalam rantai nilai dicapai dengan tata kelola

data berbasis penambangan data (data mining). Manfaat lain dari

implementasi revolusi industri 4.0 adalah orientasi proses yang

berkesinambungan sebagai akibat kontinuitas penggunaan sumber

daya yang termonitor secara waktu nyata terintegratif.

2) Dampak negatif

Disamping dampak positif berupa perluasan koneksitas yang

mencakup berbagai entitas secara real time (waktu nyata) yang

memungkinkan penciptaan proses bisnis yang sangat cepat dan

murah, dampak negatif revolusi industri 4.0 juga tidak dapat

dipandang remeh. Dampak negatif berupa hilangnya berbagai profesi

yang biasa ditemui saat ini serta polarisasi kelompok sosial dalam

masyarakat adalah beberapa contoh resiko yang harus

diperhitungkan secara seksama dan hati-hati. Dampak negatif lain

dari penerapan revolusi industri 4 adalah resiko siber baik dalam

tataran proses produksi terintegratif maupun resiko siber dalam

tataran interkoneksitas antar manusia. Resiko siber tersebut dapat

berupa serangan siber, hacking, hilangnya data dan rapuhnya

integritas informasi.26

Carvalho, N., O.Chain, E. Cazarini, and M. Gerolamo (2018), Manufacturing in the


26

fourth industrial revolution: A Positive Prospect in Sustainable Manufacturing, Procedia


Manufacturing, Vol.21, pp.675-678.
32

Karena pada dasarnya setiap perkembangan zaman akan ada sisi

positif dan negatifnya, begitu pula dengan era revolusi 4.0 yang

sekarang ini lagi kita hadapi, baik dari segi kehiudpan, pekerjaan dan

penddikan bahkan pemerintahan, kita akan memutar otak agar

bagaimana bisa menghadapi era revolusi industry yang semakin

pesat dalam kehidupan kita.

c. Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 Pada Dunia Pendidikan

Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap Pendidikan di

Indonesia pada era modern ini, informasi dan teknologi

memengaruhi aktivitas sekolah dengan sangat masif. Informasi dan

pengetahuan baru menyebar dengan mudah dan aksesibel bagi siapa

saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi yang

sangat hebat sekali. Peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya

penyedia ilmu pengetahuan sedikit banyak bergeser menjauh

darinya. Di masa mendatang, peran dan kehadiran guru di ruang

kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang

sangat tinggi. Era revolusi industri 4.0 merupakan tantangan berat

bagi guru Indonesia. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-

mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar.

Pendidikan dan pembelajaran yang syarat dengan muatan

pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan

sebagaimana saat ini terimplementasi, akan menghasilkan peserta

didik yang tidak mampu berkompetisi dengan mesin. Dominasi


33

pengetahuan dalam pendidikan dan pembelajaran harus diubah agar

kelak anak-anak muda Indonesia mampu mengungguli kecerdasan

mesin sekaligus mampu bersikap bijak dalam menggunakan mesin

untuk kemaslahatan. Sistem pendidikan membutuhkan gerakan

kebaruan untuk merespon era industri 4.0. Salah satu gerakan yang

dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan literasi baru sebagai

penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama. Gerakan literasi

baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu 1)

literasi digital, 2) literasi teknologi, dan 3) literasi manusia.Tiga

keterampilan ini diprediksi menjadi keterampilan yang sangat

dibutuhkan di masa depan atau di era industri 4.0. Literasi digital

diarahkan pada tujuan peningkatan kemampuan membaca,

menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital (Big

Data), literasi teknologi bertujuan untuk memberikan pemahaman

pada cara kerja mesin dan aplikasi teknologi, dan literasi manusia

diarahkan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi dan

penguasaan ilmu desain.27

B. Penelitian Relevan

Adapun penelitian-penelitian yang relavan dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah:

Aoun, J.E. (2017). Robot-Proof: Higher Education In The Age Of Artificial Intelligence.
27

US: MIT Press.


34

1. Penelitian yang dilakukan oleh Suryati, yang berjudul “Penanaman

Adab Sopan Santun Peserta didik Terhadap Guru Pendidikan Agama

Islam Di SD Muhammadiyah Kleco Kotagede Yogyakarta”. Penelitian

yang termasuk jenis penelitian lapangan ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana penanaman adab sopan santun peserta didik terhadap guru

yang dilakukan di SD Muhammadiyah Kleco Kotagede Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan metode

pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil

penelitian menunjukan bahwa Guru PAI di SD Muhammadiyah Kleco

menerapkan beberapa cara agar adab tertanam pada diri peserta didik.

Hal yang dilakukan antara lain berjabat tangan ketika pagi hari, dan

lain-lain.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah sama-sama meneliti tentang Penanaman Adab, perbedaannya

penelitian ini membahas tentang adab sopan santun peserta didik

kepada guru, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan

membahas tentang menanamkan adab dan etika pada anak remaja.

2. Penelitian yang berjudul “Peran Guru Dalam Menanamkan Karakter

Sopan Santun Peserta didik di SDN Teluk Dalam 12 Banjarmasin” oleh

Rusmini. Penelititian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang

dilaksanakandengan tujuan untuk mengetahui begaimana guru berperan

dalam menanamkan karakter peserta didik utamanya yakni karakter

sopan santun di SDN Teluk Dalam 12 Banjarmasin. Penelitian ini


35

merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data yakni

wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini

menunjukan guru di SDN Teluk Dalam 12 Banjarmasin sudah dapat

dalam menerapkan sikap sopan santun. Dimana sikap tersebut bagian

dari keteladanan yang diberikan guru terhadap peserta didik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah sama-sama meneliti tentang menanamkan adab, perbedaannya

penelitian ini membahas tentang menanamkan karakter sopan santun

terhadap peserta didik sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan

membahas tentang menanamkan adab dan etika pada anak remaja.

3. Penelitian yang berjudul “Keteladanan Guru Dalam Pembinaan Akhlak

dan Kepribadian Peserta Didik, oleh Salsiyah. Penelitian ini

merupakan jenis penelitian lapangan yang dilaksanakan dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana guru PAI di SD Kaputren VIII Kraton

Yogyakarta memberikan keteladanan terhadap peserta didik, dimana

keteladanan ini lebih difokuskan pada pembinaan akhlak dan

kepribadian peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru PAI di SD

Kaputren Yogyakarta memberikan teladan perilaku yang baik dengan

berbagai cara agar pribadi dan akhlak peserta didik semakin baik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah sama-sama meneliti tentang Penanaman Adab, perbedaannya


36

penelitian ini membahas tentang keteladanan guru dalam membina

akhlak, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan membahas

tentang menanamkan adab dan etika pada anak remaja.

C. Kerangka Berfikir

Manusia telah diciptakan Tuhan berbeda dengan makhluk lainnya.Ia

mempunyai kepribadian sebagai makhluk yang paling mulia secara umum

manusia itu sama mempunyai pikiran dan perasaan, hanya nilai tinggi

rendahnya pribadi seseorang tergantung dari sifat dan tingkah lakunya.

Tingkah laku menusia itu bermacam-macam, ada yang digolongkan baik,

kurang baik dan tidak baik. Adapun untuk menjadikan tinngkah laku yang

baik dan berakhlak mulia yaitu dengan pembinaan akhlak dan pendidikan

akhlak.

Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang

didasarkan atas aturan agama, terutama agam islam. Norma tentang adab

ini digunakan dalam pergaulan antar manusia, antar tetangga, dan antar

kaum. Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu

mengetahui aturan adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama

islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab

dikaitkan dari segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan

dalam agama islam. Sedangkan, Etika adalah sebuah sesuatu di mana dan

bagaimana cabang utama fisafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang

menjadi studi mengenai standard dan penilaian moral. Etika mencakup


37

analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan

tanggung jawab.

rxy
Menanamkan adab Era Revolusi Industri
dan etika pada anak 4.0
remaja
(Variabel Y)
(Variabel X)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Prof. Dr.

Sugiyono Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode

baru, Karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode

postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.

Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, karena proses

penelitan lebih bersifat seni (kurang berpola), dan disebut juga

metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan

dengan interprestasi terhadap data yang ditentukan lapangan.28

Penelitian kualitatif (field research), yaitu metode penelitian yang

data-datanya ddintakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat.Menurut

Cresswel, Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang

lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia

dalam konteks sosial dengan menciptakangambaran meneyeluruh dan

kompleks yang disajikan, melaporkan gambaran terperinci dari

sumber informasi serta dilakukan dalam setting alamiah tanpa adanya

intervensi apapun dari penulis.29

Metode penelitian ini bersifat deskriptif dan triangulasi,deskriptif

yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

28
Sugiyono (2011) metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D, Bandung,
Alfabeta hal.7
29
Haris Herdiansyah (2014), Metode Penenelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
Jakarta: Salemba Humanika hal.8
39

menginterprestasi objek sesuai apa adanya. Penelitian deskriptif pada

umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan

secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang

diteliti secara tepat.30 Sedangkan triangulasi yaitu menggunakan

berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan atau simultan.31

Oleh karena itu dalam penelitian ini berusaha mengetahui dan

mendeskripsikan dengan jelas bagaimana Menanamkan Adab Dan

Etika Pada Anak Remaja dalam Menghadapi Era Revolusi Industri

4.0 Di Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kec. Binjai Kab. Langkat.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif, permasalahannya masih bersifat sementara maka

teori yang dilakukan dalam penyusunan proposal penelitian juga

masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti

memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam penelitian studi

Pustaka pengumpulan data dilakukan berdasarkan fakta ilmiah.

Menurut Sugiyono, “Penelitian kualitatif bersifat holistik, jumlah

teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak

karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di


32
lapangan”. Peneliti kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,

untuk mengetahui makna yang tersembunyi, mengembangkan teori,

30
Sukardi (2011), Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.157
31
Sugiyono (2015), Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Hal.15
32
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, hlm. 295
40

memahami interaksi sosial, memastikan kebenaran data, dan meneliti

sejarah perkembangan. Pemilihan metode ini didasarkan

pertimbangan bahwa yang akan dicari adalah data yang dapat

memberikan dan melukiskan realitas sosial yang lebih kompleks

sehingga menjadi gejala sosial konkrit.

C. Sumber Data

1. Data primer adalah “data yang diperoleh langsung dari sumber asli”.33

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara

langsung dengan yang bersangkutan.

2. Data sekunder adalah data pendukung data primer dalam penelitian ini.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan

orang tua dan masyarakat.

Diantara yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah

Kepala Desa, Kepala Dusun, dan Masyarakat tentang adab dan etika

pada anak remaja dalam menghadapi Era Revolusi 4.0 di desa Tanjung

Jati Dusun 14.

D. Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun 14 Desa Tanjung Jati

Kec. Binjai Kab. Langkat. Saat ini Dusun 14 di pimpim oleh

Kepala Dusun (Kadus) Bapak Muhammad Subki dan Desa

Tanjung Jati dipimpim oleh Ibu Aslinda S,E. Selak Kepala Desa

33
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 103
41

(Kdaes).Adapun waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan

dari bulan Juni hingga Desember 2021. Untuk mengenal lebih jauh

mengenai keberadaan Dusun tersebut sebagai lokasi penelitian.

Maka ada bebeapa hal yang akan penulis kemukakan, kondisi iklim

dan kondisi penduduk.

Kepala Desa
Aslinda Nasution S.E

Sekretaris Desa Bendahara Desa


Utari Saputri Ginting Yuli Sintia Oktaviani

KAUR Pembangunan KAUR Pemerintahan KAUR Kesejahteraan


Deni Prayogo Suprianto Sugiati

Staf Desa Operator Desa


Armaya Sari Fitri Rahayu

Kadus Dusun 14
Muhammad Subki

2. Demografi Dusun 14 Desa Tanjung Jati

Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Barat Kabupaten

Langkat memilki luas wilayah kurang lebih 1hektar.


42

Dusun 14 desa adalah dusun yang memiliki nama lain yaitu Pasar 6

purwogondo, dusun 14 ini juga bertepatan di dekat pemakaman

umum masyarakat Desa Tanjung jati secara geografis Dusun 14

berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Barat : yaitu bertepatan dengan perkebunan sawit

milik PTPN 2 Tanjung Jati

 Sebelat Timur : Yaitu Dusun XIII atau sering disebut

dengan dusun Ampera

 Sebelah Utara : Yaitu Dusun X atau sering disebut juga

Dusun Banjaran

 Sebelah Selatan :Yaitu Dusun 15 atau sering disebut

dengan dusun piturejo

3. Kondisi Iklim Dusun 14 Desa Tanjung Jati

Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

beriklim tropis 9m diatas permukaan laut, curah hujan 1800mm

dan sushu rata-rata harian 32

4. Kondisi Penduduk

Penduduk Dusun 14 Desa Tanjung Jati Kecmatan Binjai

Kabupaten Langkat berdasarkan data dari baselin tahun 2020

berjumlah 522 jiwa denagn jumlah keseluruhan rumah tangga (kartu

keluarga) 160, dengan jumlah detailnya yaitu:

 Laki-laki dewasa : 192jiwa

 Perempuan dewasa : 185jiwa


43

 Laki-laki anak-anak : 68jiwa

 Perempuan anak-anak : 77jiwa

Penduduk dusun 14 Desa Tanjung Jati terdiri dari berbagai suku dan

etnis dan suku jawa adalah suku asli di Dusun 14 selain itu ada juga

suku banten dan karo, namun itu tidak menjadi problema semua suku

hidup berdampingan di dusun tersebut, Mata pencarian penduduk di

Dusun 14 Desa Tanjung Jati yaitu rata-rata sebagai petani, buruh

ternak,buruh pabrik.

5. Kondisi pendidikan

Mayoritas masyarakat Dusun 14 Desa Tanjung Jati adalah lulusan

SMA/SMK saja. Dan juga ada yang hanya lulusan SD atau SMP

dan

hanya sedikit saja remaja yang memiliki minat untuk melanjutkan

ke perguruan tinggi. Kebanyakan remaja disana hanya sekolah

sampai tingkat SMA/SMK saja dan memutuskan ingin bekerja

dengan alasan tidak mampu untuk melanjutkan ke perguruan tingg,

karena tidak adanya motivasi dalam diri dan dorongan orang tua.

6. Waktu Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

Juni Juli Agust Sept Oktober Nov


No Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi Awal

2 Penyusunan
44

Proposal
3 Seminar
Pengumpulan
4
Data
Pengolahan
5
Data
Penyusunan
6
Skripsi
Sidang
7
Munaqasyah

E. Instrumentasi Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan

untuk memperoleh data tentang MenanamkanAdab dan Etika pada Anak

Remaja dalam Menghadapi Era Revolusi 4.0 di Tanjung Jati, Dusun 14.

1. Lembar Wawancara

Lembar wawancara berisikan keterangan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab

atau responden, baik berstruktur maupun tidak berstruktur.

KISI- KISI WAWANCARA

No Yang di Indikator Sub Indikator Jumlah Item


wawancarai Aitem
1 Orang Tua Peran Orang 1. Orang tua 3 1, 2,3
Tua sebagai panuta
anak di rumah
2. Orang tua sebagai 1 4
fasilitator
terhadap
perkembangan 1 5
anak
45

3. Orang tua sebagai


motivator
terhadap sikap 1 6
anak

2 7,8
4. Orang tua sebagai
pengaruh atau
director 1 9
5. Pemenuhan
Kebutuhan Anak
1 10
6. Pengaruh
pekerjaan orang
tua dalam proses
pendidikan adab
1 11
7. Meluangkan
waktu dalam
mendampingi
anak
8. Kesulitan yang di
alami dalam 1 12
mendampingi
anak

9. Solusi dalam
mengatasi
kesulitan yang di
alami.

2 Anak Penanaman 1. Pemenuhan 2 1, 2


adab dan etika Kebutuhan
di era revolusi Anak
4.0
2. Pengaruh
pekerjaan orang 1 3
tua dalam
proses
penanaman
adab dan etika
1 4
3. Meluangkan
46

waktu dalam
mendampingi
anak bagi orang 1 5
tua
4. Kesulitan yang
di alami dalam
menanamkan 1 6
adab dan etika
5. Faktor-faktor
kesulitan dalam
penanaman 1 7
adab dab etika
6. Solusi dalam
mengatasi 1 8
kesulitan yang
di alami pada
anak
7. Kelebihan dan
Kekurangan
proses
penanaman
adab dan etika

3 Tokoh Penanaman 1. Pemenuhan 2 1,2


Masyarakat adab dan etika Kebutuhan
Anak
2. Pengaruh
pekerjaan 1 3
orang tua
dalam
penanaman
adab dan etika
1 4
3. Meluangkan
waktu dalam
mendampingi
anak 1 5

4. Kesulitan
yang di alami
dalam
penanaman 1 6
adab dan etika
47

5. Solusi dalam
mengatasi
kesulitan yang
di alami.

2. Lembar Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu

dengan pancaindra lainnya. Dengan demikian, metode observasi

adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun

data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Dalam penelitian

ini observasi dilakukan terhadap kondisi lingkungan kerja.

INSTRUMEN OBSERVASI
Hal -hal yang di Observasi

KEADAAN
NO BENTUK DATA TIDAK KET
BAIK
BAIK
1 Keadaan Lingkungan Dusun
2 Proses menanamkan adab
dan etika pada anak remaja
3 Peran Orang Tua terhadap
pendidikan adab pada
anaknya
4 Faktor-faktor yang
mempengaruhi adab dan
etika anak
5 Penanaman jiwa keagamaan
pada anak
48

3. 3.3. Lembar Dokumentasi

Dokumentasi berupa laporan atau data yang disimpan dan bisa dikaji

ulang bila mana perlu. Dokumentasi ini diperlukan sebagai bukti

keakuratan data sehingga perlu untuk dilakukan. Dokumentasi bisa

berupa laporan, arsip, gambar dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data yang valid melalui

Teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Ada tiga macam pedoman wawancara, yaitu pedoman wawancara

terstruktur34. Pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman

wawancara yang hanya memuat garis besar hal-hal yang ingin

ditanyakan. Pedoman wawancara semistruktur dalam pelaksanaanya

lebih bebas jika dibandingkan deangan wawancara terstruktur.

Sedangkan pedoman wawancara yang disusun secara terperinci

sehingga menyerupai check list.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara

terstruktur yaitu mula-mula peneliti menanyakan beberapa pertanyaan

yang telah terstruktur kemudian satu persatu di perdalam untuk

mendapatkan keterangan lebih lanjut.

2. Pengamatan (Observasi)

34
Saur Tanpubolon (2014), Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
keilmuan, Jakarta: Erlangga hal.163
49

Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa “Observasi

merupakan dasar semua pengetahuan” Observasi digunakan dalam

penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari teknik yang telah

dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif digunakan untuk

melihat dan mengamati secara langsubf objek penelitian. Sehingga

peneliti mampu mencatat dan menghimpkeberadaan Dusun

tersebut sebagai lokasi penelitian. Maka ada bebeapa hal yang akan

penulis kemukakan, kondisi iklim dan kondisi penduduk.un data

yang diperlukan untuk mengungkap penelitian yang dilakukan.

Observasi dalam penelitian kualitatif, peneliti harus memahami

terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peranyang dilakukan

peneliti. Seperti bagaimana menanamkan adab atau etika pada anak

remaja dalam menghadapi era revolusi 4.0.

3. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan sejumlah arsip baik secara tertulis maupun tidak

tertulis yang berkaitan dengan penerapan metode lapangan dalam

meningkatkan pencapaian pemahaman tentang adab dan etika pada

anak remaja dalam menghadapi era revolusi 4.0. Dengan kata lain

yaitu digunakan sebagai sebagai pelengkap dari instrument

pengumpulan data lainnya dan diharapkan akam lebih luas dan benar-

benar dapat dipertanggung jawabkan kebenerannya.

KISI- KISI DOKUMENTASI


50

NO BENTUK DATA KETERANGAN


1 Letak Geografis
2 Kondisi Iklim
3 Kondisi Penduduk
4 Kondisi pendidikan

G. Teknik Pengabsahan Data

Keabasahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian

yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus

untuk menguji data yang diperoleh.

Agar data penelitian kualitatif dapat dipertanggung jawabkan

sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data, Adapun

uji keabsahan data yanag dapat dilaksanakan.

1.Credibility

Uji Credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap

data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil

penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah kareya

ilmiah yang dilakukan.

2.Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif.validitas eksternal merupakan derajat ketepatan atau dapat

diterpakannya hasil penelitian tersebut.


51

Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat

ini nmasih diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai

transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika

penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berada di situasi

sosial yang berbeda validitas nilai transfer.

3.Depandibility

Poenelitian depandibility atau reabilitas adalah penelitian apabila

penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan peroses

penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sma. Pengujian

depandibility dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan

data-data terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara

pembimbing yang independen mengaudit seluruhan aktivitas yang

dilakukan oleh peneliti.

4.Confirmability

Objektivitas penguji kualitatif disebut juga dengan uji

Confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila

hasil penelitan telah disepakati oleh banyak orang. Penelitian kualitatif

uji Confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan

dengan peroses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka

penelitian tersebut telah memenuhi standard Confirmability.35

5.Triangulasi

Hengki Wijaya (2018), Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, Makassar:
35

Sekolah Tinggi Theologia. Hal. 115-124


52

Adalah merupakan pendekatan multimode yang dilakukan

peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisi data, ide dasarnya

adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan

baiksehingga diperoleh kebenarantingkat tinggi jika didekati dari

berbagai sudut pandang.

H. Teknik Penganalisa Data

Analisa data penelotian ini menggunakan teknik model Miles dan

Huberman dengan tiga langkah analisis yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilokasi penelitian jumlahnya cukup

banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan terperinci.

Mereduksi data berarti: merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tena dab

polanya, dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian

sudah melakukan reduksi data dengan cara memfokuskan peneliti

pada menanamkan adab dan etika pada anak remaja dalam

menghadapi era revolusi 4.0.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data (menyajikan data), Display data dalam


53

penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk: uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles

dan Huberman yang dikutip dalam Sugiyono pada bukunya yang

berjudul Metode Penelitian Pendidikan menyatakan:

“ The most frequent from of display data for qualitative

research data in the has been narrative tex” artinta: yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif dengan teks bersifat naratif, selain dalam bentuk naratif,

display data juga berupa grafik, matriks, network (jejaring

kerja).36

3. Penariksn Kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi, yaitu mengambil kesimpulan terhadap data yang telah

disajikan secara terorganisir, sesuai dengan rumusan masalah yang

dikemukakan pada bab sebelumnya.

“Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila

kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

Hengki Wijaya (2018), Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, Makassar:
36

Sekolah Tinggi Theologia. Hal. 341


54

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel (dapat dipercaya).37

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran

yang utuh dari objek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari

objek penelitian, proses penarikan kesimpulan di dasarkan pada

gabungan informasi yang tersusunpada suatu bentuk pada

penyajian tersebut, kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh juga

diverifikasi selama penelitian berlamgsumg. Verifikasi itu

mungkin sesingkat pemikiran yang melintas dalam pemikiran

peneliti selama menulid dan merupakan sesuatu tinuauan ulang

catatan-catatan lapangan. Pada tahap sebelumnya verifikasi juga

dilangsungkan untuk memeriksa keabsahan data.

37
Hengki Wijaya (2018), Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, Makassar:
Sekolah Tinggi Theologia. Hal. 345

Anda mungkin juga menyukai