Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Manajemen Pembelajaran

Manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses


belajar mengajar, dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien.
Pada dasarnya, manajemen pembelajaran merupakan pengaturan
semua

kegiatan

dikategorikan

pembelajaran,

dalam

kurikulum

baik
inti

kegiatan

maupun

pembelajaran

penunjang,

yang

berdasarkan

kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya; oleh Kementrian Pendidikan


Nasional atau Kementrian Agama.
Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen pembelajaran adalah segala
usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran
sering disebut dengan manajemen kurikulum dan pembelajaran.

Pengertian
secara

luas,

manajemen

dalam

arti

pembelajaran

mencakup

demikian dapat diartikan

keseluruhan

kegiatan

bagaimana

membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada


penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen
pembelajaran merupakan bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah
pencapaian

tujuan-tujuan

melalui

aktivitas-aktivitas

orang

lain

atau

membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain, berupa peningkatan


minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang

belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta


mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.
Dengan
manajemen

berpijak

pembelajaran

dari

pernyataan-pernyataan

tersebut,

maka

dapat

terkait

definisi

dibedakan

antara

pengertian manajemen pembelajaran dalam arti luas dan manajemen


pembelajaran dalam arti sempit.
Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian proses
kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan pebelajar peserta didik
dengan

diawali

dengan

kegiatan

perencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen


pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu
dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masingmasing tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan
latar belakang profesionalisme mereka. Namun demikian, secara global
definisi mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa, manajemen pembelajaran
merupakan

proses

mengelola,

yang

meliputi

kegiatan

perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan


yang berkaitan dengan proses membelajarkan peserta didik dengan
mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya, guna mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran
merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen

pembelajaran merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam


manajemen pendidikan.
Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer
adalah guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik memiliki
wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan
manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan
pembelajaran,

mengendalikan

(mengarahkan)

serta

mengevaluasi

pembelajaran yang dilakukan.


Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan
tujuan pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya
proses-kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang
terdiri dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa yang
dilakukan

pendidik.

Oleh

karena

itulah,

untuk

mendapatkan

proses

pembelajaran yang berkualitas dan maksimal, maka dibutuhkan adanya


perencanaan.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui
pembelajaran serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
tersebut.

Konkretnya,

dalam

perencanaan

pembelajaran

ini

pendidik

membuat perangkat pembelajaran.


Pada

kegiatan

mengorganisasikan

pembelajaran,

pendidik

mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam

proses pembelajaran; baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta


media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara berbagai
sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada

kegiatan

mengendalikan

(mengarahkan)

pembelajaran,

pendidik melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran yang telah dibuat di


awal dalam perangkat pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan
penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam
kegiatan menilai itu lah pendidik dapat menemukan bagaimana proses
berlangsungnya pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan berbagai upaya untuk
meningkatkan

kualitas

pembelajaran

berikutnya.

Melalui

kegiatan

mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan


pembelajaran.
Senyatanya, manajemen pembelajaran merupakan bagian penting
dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sehingga dalam manajemen
pembelajaran pun memiliki beberapa kegiatan dan hal-hal penting untuk
diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen pembelajaran
tersebut

antara

lain:

penciptaan

lingkungan

belajar,

mengajar

dan

melatihkan harapan kepada peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar,


dan

meningkatkan

kedisiplinan

peserta

didik.

Disamping

itu,

dalam

penyusunan materi diperlukan juga rancangan tugas ajar dalam ranah

psikomotorik, dan rancangan tugas ajar dalam ranah afektif, selain


rancangan tugas ajar dalam ranah kognitif tentunya.

B. FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN


Adapun fungsi-fungsi Manajemen Pembelajaran
1.

Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemen
dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Anderson
(1989:47), perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan
kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang dimasa depan.
Yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran menurut Davis
(1996)

adalah

pekerjaan

yang

dilakukan

oleh

seorang

guru

untuk

merumuskan tujuan mengajar.


Dalam kedudukannya sebagai seorang manajer, guru melakukan
perencanaan pembelajaran yang mencakup usaha untuk :
a.

Menganilisis tugas.

b.

Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau belajar.

c.

Menulis tujuan belajar.

d.

Model perencanaan Pengajaran


Suatu model perencanaan pengajaran sistematik, mengandung beberapa
langkah, yaitu :
-

Identifikasi Tugas-tugas.

Analisis Tugas.

Penetapan Kemampuan.

Spesifikasi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap.

Identifikasi Kebutuhan Pendidikan dan Latihan.

Perumusan Tujuan.

Kriteria Keberhasilan Program.

Organisasi Sumber-sumber Belajar.

Pemilihan Strategi Pengajaran.

Uji Lapangan Program.

Pengukuran Realibitas Program.

Perbaikan dan Penyesuaian.

Pelaksanaan Program.

Monitoring Program.

http://unitkami4.blogspot.com/2013/11/makalah-kelompok-2manajemen.html

Manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar


mengajar, dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien.

Pada dasarnya, manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua


kegiatan pembelajaran, baik kegiatan pembelajaran yang dikategorikan
dalam kurikulum inti maupun penunjang, berdasarkan kurikulum yang telah
ditetapkan sebelumnya; oleh Kementrian Pendidikan Nasional atau
Kementrian Agama.
Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen pembelajaran adalah segala usaha
pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran
sering disebut dengan manajemen kurikulum dan pembelajaran.
Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas,
dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa
mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran.
Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan
bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah
pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau
membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain, berupa peningkatan
minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang
belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta
mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.

Dengan berpijak dari pernyataan-pernyataan terkait definisi manajemen


pembelajaran tersebut, maka dapat dibedakan antara pengertian
manajemen pembelajaran dalam arti luas dan manajemen pembelajaran
dalam arti sempit.
Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian proses
kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan pebelajar peserta didik
dengan diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen
pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu
dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masing-masing
tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan latar
belakang profesionalisme mereka. Namun demikian, secara global definisi
mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa, manajemen pembelajaran
merupakan proses mengelola, yang meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan
yang berkaitan dengan proses membelajarkan peserta didik dengan
mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya, guna mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran
merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen

pembelajaran merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam


manajemen pendidikan.
Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer adalah
guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik memiliki
wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan
manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan
pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan) serta mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan.
Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan tujuan
pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proseskegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri
dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa yang dilakukan
pendidik. Oleh karena itulah, untuk mendapatkan proses pembelajaran yang
berkualitas dan maksimal, maka dibutuhkan adanya perencanaan.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui
pembelajaran serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini pendidik
membuat perangkat pembelajaran.

Pada kegiatan mengorganisasikan pembelajaran, pendidik mengumpulkan


dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran;
baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar. Dan
dalam waktu yang sama, mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang
ada dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada kegiatan mengendalikan (mengarahkan) pembelajaran, pendidik
melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran yang telah dibuat di awal
dalam perangkat pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian
(evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam kegiatan
menilai itu lah pendidik dapat menemukan bagaimana proses
berlangsungnya pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan
mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan
pembelajaran.
Senyatanya, manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran dan pendidikan. Sehingga dalam manajemen
pembelajaran pun memiliki beberapa kegiatan dan hal-hal penting untuk
diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen pembelajaran
tersebut antara lain: penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan

melatihkan harapan kepada peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar,


dan meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Disamping itu, dalam
penyusunan materi diperlukan juga rancangan tugas ajar dalam ranah
psikomotorik, dan rancangan tugas ajar dalam ranah afektif, selain
rancangan tugas ajar dalam ranah kognitif tentunya.
http://ulashoim.blogspot.com/2013/06/hakikat-manajemenpembelajaran.html

Manajemen

pembelajaran

merupakan

proses

mengelola

yang

meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian


(pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan
proses membelajarkan siswa dengan mengikutsertakan berbagai
faktor

di

dalamnya

pembelajaran,
langkah

guru

kegiatan

guna

mencapai

sebagai
mulai

manajer

dari

tujuan.

Dalam

melaksanakan

merencanakan

mengelola
berbagai

pembelajaran,

mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi


pembelajaran yang dilakukan.

Dalam proses manajemen pembelajaran akan dibahas tentang


manajemen pengembangan kemampuan siswa, manajemen guru
terhadap pembelajaran, perencanaan pembelajaran, manajemen
strategi

pembelajaran,

manajemen

pengelolaan

pembelajaran, dan manajemen penilaian berbasis kelas.

kualitas

Manajemen Pengembangan Kemampuan Siswa


Kompetensi merupakan kemampuan yang dapat dilakukan siswa
yang

mencakup

keterampilan.

tiga

aspek,

Pembelajaran

yaitu:

pengetahuan,

berbasis

sikap

kompetensi

dan

adalah

pembelajaran yang memiliki standar, yaitu acuan bagi guru tentang


kemampuan yang menjadi fokus pembelajaran dan penilaian.
Bloom (Dharma, 2008:12) mengemukakan Kemampuan masingmasing siswa dalam suatu mata pelajaran akan disesuaikan dengan
kemampuan

kognitif,

kemampuan

afektif,

dan

kemampuan

psikomotorik. Berikut akan dijelaskan tentang klasifikasi hasil


belajar sebagai berikut:
Kemampuan

kognitif

adalah

merangsang

kemampuan

berpikir,

kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan


dengan

pemerolehan

konseptualisasi,

pengetahuan

penentuan,

dan

pengenalan,

penalaran.

pemahaman,

Menurut

Dharma

(2008:12) Kemampuan kognitif berkenaan dengan hasil belajar


intelektual yang terdiri dari 6 (enam) aspek yaitu: Pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, termasuk
kognitif tingkat rendah, sedangkan aspek analisis, sintesis, dan
evaluasi termasuk kognitif tingkat tinggi.

Kemampuan
perasaan,

afektif

emosi,

yaitu

sikap,

kemampuan
derajat,

yang

berkaitan

penerimaan

atau

dengan

penolakan

terhadap suatu objek. Krathwoohl et al (Yamin dan Maisah, 2009:80)


mengemukakan Mengembangkan kemampuan afektif ke dalam 5
(lima)

kelompok,

yaitu:

pengenalan,

pemberian

respon,

penghargaan, terhadap nilai, pengorganisasian, dan pengamalan.


Kemampuan psikomotorik yaitu kemampuan melakukan pekerjaan
dengan melibatkan anggota badan, dan kemampuan yang berkaitan
dengan gerak fisik, seperti: kegiatan praktik, demonstrasi dari
sebuah materi pelajaran. Kemampuan psikomotorik psikomotorik
tampak

dalam

bentuk

keterampilan

(skill)

dan

kemampuan

bertindak.

Perencanaan Pembelajaran
Proses suatu perencanaan dimulai dari penetapan tujuan yang akan
dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap,
kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Menurut Jihad dan Haris (Yamin dan
Maisah, 2009:123) Pembelajaran merupakan suatu proses yang
terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa
yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa
yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua
aspek ini berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada

saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa
dengan

siswa

di

saat

pembelajaran

sedang

berlangsung.

Perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk agar dapat dicapai


perbaikan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil

berpikir

secara

rasional

tentang

sasaran

dan

tujuan

pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah perilaku serta


rangkaian

kegiatan

yang

harus

dilaksanakan

sebagai

upaya

pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi


dan sumber belajar yang ada.
Uno

(2008:3)

pembelajaran

mengemukakan
dimaksudkan

bahwa

agar

perlunya

dapat

perencanaan

dicapai

perbaikan

pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan


asumsi sebagai berikut:
1. Untuk

memperbaiki

kualitas

pembelajaran

perlu

diawali

dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan


adanya desain pembelajaran.
2. Untuk merancang sesuatu pembelajaran perlu menggunakan
pendekatan sistem.
3. Perencanaan desain pembelajaran mengacu pada bagaimana
seseorang belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran mengacu
pada siswa secara perorangan.

5. Pembelajaran

yang

dilakukan

akan

bermuara

pada

ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini aka nada


tujuan langsung

pembelajaran,

dan tujuan

pengring

dari

npembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah
mudahnya siswa untuk belajar.
7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel
pembelajaran.
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan
metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap
administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses
pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan

pembelajaran.

Dengan

demikian,

penyusunan

perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena


didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

Proses Manajemen Pembelajaran


- Dr. Djailani, M.Pd
- Siraj, S.Pd., M.Pd

1.

Manajemen
Manajemen

adalah

kemampuan

dan

ketrampilan

khusus

untukmelakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang
lain dalam mencapai tujuan organisasi.Hersey dan Blanehara (1982)
memberikan pengertian bahwa pengelolaan merupakan kegiatan yang
dilakukan bersama dan melalui seseorang serta kelompok dengan maksud
untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen merupakan istilah lain dari
pengelolaan

yang

menurut

Suharsimi

Arikunto

(1996:2)

adalah

pengadministrasian, pengaturan, dan penataan suatu kegiatan.[4]


2.

Pembelajaran
Pembelajaran

adalah

upaya

mebelajarkan

siswa-siswa

belajar.

Pembelajaran juga diartikan sebagai sebuah proses perubahan tingkah laku


atau sikap yag disebabkan oleh pengalaman. Belajar menurut Gagne dalam
Dahar (1989) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
oganisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar pada
hakekatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah
laku pada diri individu yang sedang belajar (Diknas, 2004) Dari konsep
belajar

muncul

istilah

pembelajaran.

Degeng

dalam

Wena

(2009)

mengartikan pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Gagne dan


Briggs

mendefinisikan

pembelajaran

sebagai

suatu

rangkaian

events

(kondisi, peristiwa, kejadian, dsb ) yang secara sengaja dirancang untuk


mempengaruhi pembelajar, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung
mudah (Diknas, 2004).[5]

C.

Hakekat Manajemen Pembelajaran


Sesuai
manajemen
diartikan

perkembangan kebutuhan manusia, pemahaman tentang


juga

mengalami

perkembangan

sebagai

mengelola

orang-orang,

secara

luas.

mengambil

Manajemen

keputusan

dan

mengorganisasi sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang telah


ditentukan. Demikian definisi pengertian yang lain ialah menekankan
pengaturan orang-orang yang tugasnya mengarahkan usaha ke arah tujuantujuan

melalui

aktivitas-aktivitas

orang

lain

atau

membuat

sesuatu

dikerjakan oleh orang-orang lain. Sesuatu aktivitas menggerakkan oarang


lain, suatu kegiatan memimpin, atas dasar sesuatu yang telah diputuskan
terlebih dahulu[6].
Pemimpin organisasi disebut para manajer, sedangkan secara kolektif
mereka disebut manajemen. Secara umum manajemen diartikan sebagai
proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi
sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan.
Belajar

adalah

perubahan

perilaku,

sedangkan

pembelajaran

dipandang sebagai proses kegiatan menggerakkan orang-orang untuk


belajar. Dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta berbagai teknik-teknik
yang

bersifat

kelembagaan[7],

artinya

disesuaikan

dengan

pendidikan tertentu, seperti :


1)

Teknik menciptakan masyarakat belajar di sekolah,

2)

Teknik menciptakan masyarakat ilmiah di perguruan tinggi,

lembaga

3)

Teknik mengadakan dan mengatur sumber belajar,

4)

Teknik meningkatkan partisipasi alumni dan masyarakat,

5)

Teknik meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang sejenis,

6)

Teknik ketatausahaan yang tepat waktu dan konsisten.


Beberapa isu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
antara lain:

1)

Variasi aktivitas belajar cenderung kurang menyeluruh, dan hanya


didasarkan pada minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang guru,

2)

Aktivitas pendidikan yang diperoleh siswa terbatas, Aktivitas siswa kurang


berorientasi kepada gaya hidup di masa mendatang.
Berdasarkan pemikiran tersebut manajemen pembelajaran dapat
diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitasaktivitas orang lain, atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain
berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa
(orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu
dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa
mendatang[8].

Anda mungkin juga menyukai