Anda di halaman 1dari 13

MODEL - MODEL MANAJEMEN KURIKULUM DI INDONESIA

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Kurikulum
Kelas : MPI Semester 3A

Dosen Pengampu:
Dr. Jusaini Kamal, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 6:


1. Muhammad Fauzi R (181250022)
2. Sarika (181250005)
3. Dinda Febri Nurfitriyana (181250039)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA
HASANDUIN BANTEN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat,
karunia, anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima. Serta petunjuk-Nya
sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyelesaian
penyusunan makalah ini.

Tujuan makalah ini adalah untuk mengembangkan kemampuan intelektual


dari masing-masing kelompok dari berbagai hal, terutama dalam mata
kuliah Manajemen Kurikulum. Selain itu makalah ini dibuat untuk memudahkan
kita mempelajarinya.

Kami menyadari bahwa mata kuliah Manajemen Kurikulum ini mempunyai


banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari, oleh karena itu kritik saran yang bersifat
membangun selalu kamu harapkan demi terwujudnya makalah ini dengan baik.

Demikian kata pengantar yang bisa kami sampaikan, semoga dengan makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Serang, 14 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perekmbangan Manajemen Kurikulum 3
B. Model Manajemen Kurikulum 1994 3
C. Model Manajemen Kurikulum Berbasis Kompetensi 5
D. Model Manajemen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 6
E. Model Manajemen Kurilukum 2013 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu, dewasa


ini berkembang sangat pesat, baik secara teoretis maupun praktis. Jika dahulu
kurikulum tradisional lebih banyak terfokus pada mata pelajaran dengan sistem
penyampaian penuangan, maka sekarang kurikulum lebih banyak diorientasikan
pada dimensi-dimensi baru, seperti kecakapan hidup, pengembangan diri,
pembangunan ekonomi dan industry, era globalisasi, dengan
berbagai permasalahannya, politik, bahkan dalam praktiknya telah menyentuh
dimensi teknologi informasi dan komunikasi. Kurikulum sendiri adalah sebagai
kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi serta metode belajar apa
yang akan di terapkan oleh seorang guru untuk menyampaikan pelajaran tersebut
kepada siswa atau akan di ajarkan kepada siswa di sekolah. Jika ingin membangun
suatu bangsa, maka bangunlah yang pertama sistem pendidikannya, dan jika anda
ingin membangun pendidikan, maka bangunlah yang tersendiri. Dengan demikian,
konsep kurikulum teknologis dapat berbentuk aplikasi teknologi pendidikan dan
dapat juga berbentuk penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak dalam
pendidikan.

Prosedur pembelajaran didasarkan pada psikologi behaviorisme dan teori


stimulus-respons (S R Bond). Artinya, tujuan yang dirumuskan harus berbentuk
perilaku (behavioral objective) yang dapat diukur dan diamati serta diarahkan
untuk menguasai sejumlah kompetensi. Metode stimulus-respons ini sangat sering
di gunakan oleh guru, karena metode ini sangat baik untuk menumbuhkan
semangat belajar siswa, karena dengan metode stimulus-respons ini guru banyak
memberikan rangsangan-rangsangan, seperti pertanyaan, tugas, dan kuis. Yang
menuntut peserta didik memberikan respons. Jika jawaban peserta didik betul,
maka harus segera diberitahukan karena merupakan reinforcement antara stimulus
dengan respons atau antara pertanyaan dengan jawaban. Jika salah harus diberikan
perbaikan atau feedback. Sehingga siswa dapat memberikan respons yang tepat

1
dan tuntas (mastery learning). Pendekatan pembelajaran ini secara individual,
artinya peserta didik menghadapi tugas dengan kecepatan masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam pembahasan


makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Manajemen Kurikulum ?


2. Bagaimana Model Manajemen Kurikulum 1994 yang Disempurnakan
1999 ?
3. Bagaimana Model Manajemen Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
4. Bagaimana Model Manajemen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
5. Bagaimana Model Manajemen Kurikulum 2013 ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dalam pembahasan


makala ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Manajemen Kurikulum


2. Untuk mengetahui Model Manajemen Kurikulum 1994
3. Untuk mengetahui Model Manajemen Kurikulum Berbasis Kompetensi
4. Untuk mengetahui Model Manajemen KurikulumTingkat Satuan Pendidikan
5. Untuk mengetahui Model Manajemen Kurikulum 2013

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Manajemen Kurikulum

Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian


Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum
memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak
tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan
tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik,
sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Dalam sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah menjadi
stigma negative dalam masyarakat karena seringnya berubah tetapi kualitasnya
masih tetap diragukan. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program
pendidikan yang dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika tidak
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar
dan mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai,
serta kejernihan arah dan tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan suatu kurikulum
tidak terlepas dari arah perkembangan suatu masyarakat. Perkembangan kurikulum
di Indonesia pada zaman pasca kemerdekaan hingga saat ini terus mengalami
perubahan sesuai dengan tuntutan zaman dan akan terus menerus mengalami
penyempurnaan.1

B. Model Manajemen Kurikulum 1994 yang Disempurnakan 1999


Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter
yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak,

1
Hamalik,Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: remaja Rosda Karya. 2007. Hlm
.173.

3
materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran
matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya
pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak
melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi
sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan
agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-
hari.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di
antaranya sebagai berikut :
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
2. Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi kepada materi pelajaran/isi,
sehingga materi pelajaran cukup padat.
3. Memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh
Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru dapat memilih dan menggunakan strategi
yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah
kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu
jawaban), dan penyelidikan.
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep
dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah
ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-
pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,
terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi
(content oriented), di antaranya sebagai berikut :
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.

4
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang
terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi
pelajaran, guru sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada
penyampaian materi.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang
dapat diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan
teknik paper and pencil test.2

C. Bagaimana Model Manajemen Kurikulum Berbasis Kopetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat diartikan sebagai suatu konsep


kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugastugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu.
Kurikulum berbasis Kompetensi berorientasi pada: pertama, hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna dan kedua, keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
dengan kebutuhan.
Menurut Depdiknas (2002) sebagaimana dikutip Sholeh Hidayat bahwa
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.

2
Fijra, https://fijrakembar.wordpress.com/category/kurikulum-1994/. 01/04/2011

5
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.

Kurikulum yang berbasis kompetensi ini memberikan keleluasaan kepada


lembaga Sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran
sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta
didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah. Dengan demikian sekolah
diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran yang efektif, dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan
masyarakat, berorientasi pada hasil (Output), dan dampak (Outcome), serta
melakukan penilaian, pengawasan, dan pemantauan secara terus dan berkelanjutan.
Kurikulum tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menekankan kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi
2. Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa.
3. Berpusat pada siswa.
4. Orientasi pada proses dan hasil.
5. Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual.
6. Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, (siswa dapat belajar dari
apa saja).
7. Buku pelajaran bukan satu-satunya sumber belajar.
8. Belajar sepanjang hayat : Belajar mengetahui (Learning how to know), Belajar
melakukan (Learning how to do), Belajar menjadi diri sendiri (Learning how to
be), Belajar hidup dalam keberagaman (Learning how to live together).3

D. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh


masing-masing satuan pendidikan (sekolah), dengan mengacu pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi, serta berpedoman pada panduan yang disusun
oleh BSNP. Kurikulum tersebut disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Dalam

3
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm. 11, hlm. 12

6
mekanismenya, penyusunan KTSP yang dilakukan sekolah, yaitu sekolah harus
menentukan tim penyusun KTSP yang terdiri dari kepala sekolah sebagai ketua
merangkap anggota, guru, konselor, komite sekolah, dan narasumber, serta dinas
pendidikan setempat.
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum yang telah ada agar
lebih familier dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan untuk memiliki
tanggung jawab yang memadai. Dimana penyempurnaan kurikulum yang
berkelanjutan ini dimaksudkan agar Sistem Pendidikan Nasional selalu relevan dan
kompetitif sehingga sejalan dengan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan Standar Nasional
Pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Adapun landasan yang mendasari adanya
KTSP ini yaitu UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, PP No. 19/2005 tentang SPN,
Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi, Permendiknas No. 23/2006 tentang
Standar Kompetensi. Sedangkan implementasinya berdasarkan pada Peraturan
Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI
dan No. 23 tentang SKL.4
Ciri – Ciri Manajemen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
1. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan
program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan
peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.
2. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Guru harus mandiri dan kreatif.
4. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.

E. Model Manajemen Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan
tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka

4
Masnur, Muslich. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, PT. Bumi Aksara, cet. I,
2007

7
ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan
yang lebih baik.5

5
Mulyasa, H.E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013. Hal. 172

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum merupakan substansi manajemen yang utama di
sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan
oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya, diantaranya yaitu produktivitas,
demokratisasi, koopertif, efektif dan efisiensi, serta mengarahkan visi, misi, dan
tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses
menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional,
sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai
dan output (kelulusan siswa).

B. Saran
Demikian makalah yang kami susun. Sepenuhnya kami menyadari akan
adanya kesalahan dan kekeliruan juga kekurangan, kritikan dan saran yang
membangun sangat kami harapkan sebagai perbaikan dalam penyusunan makalah
kami kedepan. Besar harapan kami makalah ini dapat berguna bagi pembaca
umumnya dan kami selaku penyusun khususnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: remaja Rosda


Karya. 2007.

Fijra, https://fijrakembar.wordpress.com/category/kurikulum-1994/. 01/04/2011

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Masnur, Muslich. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, PT. Bumi Aksara,
cet. I, 2007

Mulyasa, H.E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung: PT


Remaja Rosdakarya. 2013.

Anda mungkin juga menyukai