Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Sifat Perencanaan Kurikulum dan Model Kurikulum, Organisasi


Kurikulum, dan Implementasi Kurikulum
Makalah di susun untuk memenuhi tugas:

Manajemen Kurikulum Dan Program Pendidikan

oleh dosen:

Drs. Ramli Yusuf, M.Pd

Di Oleh:

Kelompok 1 :

Muhammad Zaini

Fitri ariani Fauji

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Alhamdulillahi rabbil alamin washalatu wassalamu ala asyrafil anbiyai wal


mursalin ala sayidina muhammadin wa ala alihi wasahbihi ajmain

Alahmdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah ta’ala, karena atas
karunia dan petunjuknya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang di
berikan oleh bapak Drs. Ramli Yusuf, M.Pd.; yang berjudul “Sifat Perencanaan
Kurikulum dan Model Kurikulum, Organisasi Kurikulum, dan Implementasi
Kurikulum” dalam memenuhi tugas mata kuliah manajemen kurikulum dan
program pendidikan di fakultas tarbiyah, prodi manajemen pendidikan islam
semester 4.

Selawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita


Nabi kita Shallallahu’Alaihi Wasallam, kepada keluarga nya, para sahabatnya,
serta ummatnya yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran sampai akhir jaman.

Kami menguckan banyak terima kasih terutama kepada dosen metode


studi islam, bapak Drs. Ramli Yusuf, M.Pd.;, yang telah memberikan tugas dan
ilmunya kepada kami khususnya mengenai Sifat Perencanaan Kurikulum dan
Model Kurikulum, Organisasi Kurikulum, dan Implementasi Kurikulum

Penulisan makalah ini sangat penting untuk di ketahui terutama kepada


para mahasiswa mahasiswi MPI semester 4 dimana dalam proses untuk menjadi
tenaga kependidikan yang baik, harus memperhatikan berbagai aspek, salah
satunya adalah yang sebagaimana sudah tercantum pada makalah ini.

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................I

DAFTAR ISI.........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

A. MODEL KURIKULUM......................................................................3
B. MODEL KURIKULUM......................................................................4
C. ORGANISASI KURIKULUM...........................................................7
D. IMPLEMENTASI KURIKULUM......................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. KESIMPULAN ..................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan bidang yang terus berkembang dan mengalami


perubahan seiring waktu. Kurikulum adalah salah satu komponen kunci dalam
sistem pendidikan yang berperan penting dalam menyusun rencana pembelajaran
dan mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami sifat
perencanaan kurikulum dan berbagai model kurikulum yang dapat digunakan
dalam mengorganisasikan proses pembelajaran.

Selain itu, Globalisasi dan perkembangan teknologi telah membawa


perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Pendidikan harus menyesuaikan
diri dengan tuntutan global dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi
tantangan masa depan. Dalam konteks ini, organisasi kurikulum menjadi penting
dalam memastikan bahwa materi pembelajaran relevan, berkelanjutan, dan
responsif terhadap kebutuhan siswa dan masyarakat.

Setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda.


Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasi
keberagaman siswa dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua siswa
untuk mencapai keberhasilan belajar. Oleh karena itu, implementasi kurikulum
menjadi aspek yang krusial dalam memastikan bahwa kurikulum dapat dijalankan
secara efektif dan memenuhi kebutuhan siswa secara individual.

Kurikulum yang baik dan terorganisir dengan baik dapat meningkatkan


kualitas pembelajaran. Melalui perencanaan yang matang, pemilihan model
kurikulum yang tepat, organisasi yang baik, dan implementasi yang efektif, kita
dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang memadai dan relevan bagi
siswa. Hal ini akan berdampak positif pada pencapaian hasil belajar siswa dan
pengembangan kompetensi yang dibutuhkan dalam masyarakat.

1
Dalam latar belakang masalah, Anda dapat membahas beberapa isu yang
relevan dengan topik tersebut untuk memberikan konteks yang jelas dan
memotivasi pentingnya penelitian dan pemahaman lebih lanjut dalam bidang
perencanaan kurikulum, model kurikulum, organisasi kurikulum, dan
implementasi kurikulum.

Kurikulum adalah dokumen yang mencakup rencana pembelajaran suatu


institusi pendidikan. Perencanaan kurikulum melibatkan serangkaian keputusan
strategi yang mempengaruhi bagaimana pendidikan disampaikan kepada siswa.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang sifat perencanaan kurikulum dan model
kurikulum, serta organisasi dan implementasi kurikulum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sifat Perencanaan Kurikulum?
2. Apa saja Model Kurikulum di indonesia ?
3. Bagaimana Organisasi Kurikulum yang ada di indonesia?
4. Bagaimana Implementasi Kurikulum di laksanakan ?
C. TUJUAN PENULISAN.
1. Mengetahui sifat-sifat perencanaan kurikulum
2. Mengetahui model kurikulum
3. Mengetahui organisasi kurikulum yang ada di indonesia
4. Mengetahui implementasi kurikulum di laksanakan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat perencanaan kurikulum.

Dalam perencanaan, kurikulum memiliki Keempat sifat dalam merencanakan


kurikulum. Ke empat sifat ini penting untuk menciptakan kurikulum yang
relevan, adaptif, dan efektif dalam memenuhi kebutuhan siswa dan
mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan. Sifat-sifat tersebut
antara lain :

1. Kontekstual:

Kontekstual dalam perencanaan kurikulum mengacu pada pemahaman dan


penerapan kurikulum yang sesuai dengan konteks sosial, budaya, dan ekonomi di
mana institusi pendidikan beroperasi. Setiap daerah atau negara memiliki
karakteristik yang unik dan kebutuhan pendidikan yang berbeda. Oleh karena itu,
kurikulum harus dipertimbangkan dengan memperhatikan nilai-nilai, norma-
norma, tradisi, dan tantangan yang ada dalam masyarakat setempat. Dalam
kontekstual, perencanaan kurikulum juga harus mempertimbangkan kebutuhan
siswa dengan latar belakang yang beragam, termasuk keragaman budaya, bahasa,
dan agama.

2. Berkelanjutan

Sifat berkelanjutan dalam perencanaan kurikulum menekankan pentingnya


perubahan dan penyesuaian yang terus menerus dalam menghadapi perkembangan
zaman dan kebutuhan siswa. Kurikulum harus dirancang dengan pemikiran jangka
panjang dan mengakomodasi perubahan sosial, teknologi, dan ekonomi yang
terjadi. Selain itu, perencanaan kurikulum harus mencakup evaluasi strategi yang
teratur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dan untuk
mengidentifikasi perbaikan bidang yang perlu diperhatikan.

3. Responsif

3
Sifat responsif dalam perencanaan kurikulum menunjukkan pentingnya
merespons kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat, dan perkembangan global.
Kurikulum harus mengakomodasi perbedaan individu siswa, termasuk gaya
belajar, minat, dan kemampuan mereka. Selain itu, kurikulum harus responsif
terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi terkini. Kurikulum yang
responsif juga mempertimbangkan kebutuhan dan harapan masyarakat terkait
dengan keterampilan dan pengetahuan yang diharapkan siswa miliki untuk
mempersiapkan dirinya dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks.

4. Terintegrasi

Sifat terintegrasi dalam perencanaan kurikulum mengacu pada penggabungan


komponen-komponen pembelajaran menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Kurikulum tidak hanya terdiri dari mata pelajaran yang terpisah, tetapi juga harus
menawarkan hubungan antar disiplin ilmu dan penerapan konsep secara lintas
mata pelajaran. Dengan pendekatan terintegrasi, siswa dapat memahami hubungan
yang saling terkait antara topik, memperkuat pemahaman mereka, dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Integrasi juga
melibatkan hubungan antara kurikulum sekolah dengan kehidupan nyata dan
pengalaman siswa di luar kelas.

B. Model Kurikulum:

Model kurikulum ini penting untuk menciptakan kurikulum yang efektif,


relevan, dan sesuai dengan kebutuhan dan konteks siswa dan masyarakat. Dengan
model kurikulum yang tepat akan menimbulkan implementasi yang sangat efektif,
relevan, di karenakan model kurikulum menentukan bagaimana menyampaikan
kurikulum ini sesuai dengan kebutuhan dan sesui konteks siswa dan masyarakkat.
Ada beberapat model :

1. Model Linier

4
Model ini mengikuti urutan yang terstruktur dengan perbedaan antara mata
pelajaran yang berbeda. Fokus utamanya adalah pada hasil pembelajaran dan
sering kali diimplementasikan melalui kurikulum berbasis mata pelajaran. Model
ini mengikuti urutan yang terstruktur, dengan pembedaan antara mata pelajaran
yang berbeda dan fokus pada hasil pembelajaran.

Model kurikulum linier, juga dikenal sebagai model tradisional, mengikuti


urutan yang terstruktur dengan perbedaan antara mata pelajaran yang berbeda.
Kurikulum dirancang dengan tujuan memastikan bahwa siswa memiliki
pemahaman yang luas dalam berbagai disiplin ilmu. Setiap mata pelajaran yang
diajarkan secara terpisah dan berurutan sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah ditetapkan. Misalnya, siswa belajar matematika pada semester pertama,
bahasa Inggris pada semester kedua, dan seterusnya. Kurikulum linier sering kali
diimplementasikan melalui pendekatan berbasis mata pelajaran.

2. Model Spiral

Model kurikulum spiral tekanan pengulangan konsep dengan tingkat kesulitan


yang meningkat. Konsep-konsep yang diajarkan secara bertahap dalam lingkaran
spiral, di mana siswa memperdalam pemahaman mereka seiring berjalannya
waktu. Dalam setiap iterasi melalui lingkaran spiral, siswa mempelajari konsep
dengan lebih mendalam dan kompleks. Misalnya, dalam matematika, siswa dapat
mempelajari operasi hitung dasar-dasar pada tingkat awal, kemudian
mengembangkannya dengan konsep-konsep yang lebih rumit di tingkat
berikutnya. Model ini mendorong pengulangan, penguatan, dan penerapan konsep
secara berkelanjutan.

3. Model Berbasis Proyek

Model kurikulum berbasis proyek pengalaman praktis, kolaborasi, dan


memecahkan masalah yang terkait dengan proyek-proyek nyata. Siswa terlibat
dalam proyek-proyek yang relevan dengan dunia nyata, di mana mereka dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari. Kurikulum ini

5
berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi,
dan komunikasi. Melalui proyek-proyek, siswa dapat mengalami pembelajaran
yang lebih autentik dan terhubung dengan kehidupan sehari-hari.

4. Model Tematik

Model kurikulum tematik menggabungkan mata pelajaran yang berbeda ke


dalam tema-tema yang saling terkait. Kurikulum didesain berdasarkan topik atau
tema tertentu yang mencakup beberapa disiplin ilmu. Misalnya, tema “alam
semesta” dapat mencakup aspek-aspek seperti astronomi, fisika, geografi, dan
bahasa. Pendekatan ini memungkinkan siswa membuat hubungan antara konsep-
konsep yang dipelajari dalam konteks yang lebih luas, menawarkan pemahaman
yang lebih holistik dan keterkaitan antara disiplin ilmu.

5. Model Berbasis Kompetensi

Model kurikulum berbasis kompetensi pada pengembangan keterampilan dan


kompetensi yang relevan dengan kehidupan dan karier siswa. Kurikulum
dirancang untuk mencapai tujuan yang lebih spesifik dalam hal keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang harus dimiliki siswa. Fokusnya adalah pada
pelanggaran muatan yang diperlukan untuk

6. Model Kurikulum Berbasis Masalah (Problem-BasedLearning)

Model ini menekankan pada pembelajaran melalui pemecahan masalah. Siswa


diberikan masalah atau tantangan nyata yang harus mereka selesaikan melalui
penyelidikan, analisis, dan penerapan pengetahuan yang relevan. Model ini
mendorong pemikiran kritis, kolaborasi, dan kemampuan memecahkan masalah.

7. Model Kurikulum Berbasis Komunitas

Model ini berfokus pada integrasi pendidikan dengan kehidupan masyarakat


dan komunitas sekitar. Siswa belajar melalui pengalaman langsung di komunitas,
terlibat dalam proyek-proyek sosial, dan menerapkan pengetahuan mereka dalam
konteks kehidupan nyata.

6
8. Model Kurikulum Berbasis Keterampilan (Kurikulum Berbasis
Keterampilan)

Model ini pengembangan emosi keterampilan praktis yang relevan dengan


kehidupan dan karier siswa. Kurikulum pelatihan pada keterampilan pembelajaran
seperti keterampilan komunikasi, keterampilan berpikir kritis, keterampilan kerja
tim, dan keterampilan digital.

9. Model Kurikulum Berbasis Ekspedisi

Model ini melibatkan pembelajaran melalui eksplorasi dan penjelajahan.


Siswa terlibat dalam perjalanan lapangan, lingkungan belajar, dan kegiatan di luar
ruangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang topik tertentu.

10. Model Kurikulum Berbasis Teknologi (Technology-Enhanced Curriculum)

Model ini menekankan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran.


Kurikulum dirancang dengan memanfaatkan berbagai alat dan sumber daya
teknologi, seperti perangkat lunak, aplikasi, dan media digital, untuk
meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa.

11. Model Kurikulum Berbasis Nilai

Model ini menempatkan nilai-nilai dan sikap sebagai fokus utama dalam
perencanaan kurikulum. Kurikulum dirancang untuk mempromosikan nilai-nilai
pembelajaran seperti integritas, kerjasama, keadilan, dan keberlanjutan.

Setiap model kurikulum memiliki pendekatan dan karakteristik yang berbeda


dalam perencanaan pembelajaran. Pilihan model kurikulum yang tepat harus
mempertimbangkan konteks, tujuan pendidikan, dan kebutuhan siswa yang
spesifik.

C. Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum merupakan proses pengorganisasian materi


pembelajaran menjadi sebuah program atau rencana pembelajaran yang terstruktur

7
dan sistematis. Kurikulum organisasi mencakup tiga aspek utama, yaitu struktur,
komponen, dan prinsip-prinsip dasar.

1. Kurikulum struktur organisasi

Struktur organisasi kurikulum terdiri dari dua jenis, yaitu struktur horizontal
dan struktur vertikal. Struktur horizontal mengacu pada pembagian mata pelajaran
menjadi tingkat kelas atau semester, sementara struktur vertikal mengacu pada
pembagian mata pelajaran berdasarkan tingkat keterampilan atau kemampuan
siswa.

Struktur horizontal membagi mata pelajaran ke dalam tahun ajaran, semester,


dan sesi, dengan tujuan memberikan panduan yang jelas bagi guru dan siswa
tentang urutan dan jumlah materi pembelajaran yang harus dicapai dalam jangka
waktu tertentu. Struktur horizontal juga membantu guru merencanakan dan
mengatur waktu pembelajaran dengan lebih efektif.

Struktur vertikal membagi mata pelajaran ke dalam level keterampilan atau


kemampuan siswa, dengan tujuan memudahkan guru dalam menyesuaikan materi
pembelajaran dengan kemampuan siswa. Struktur vertikal juga membantu guru
untuk merencanakan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa.

2. Komponen organisasi kurikulum

Komponen organisasi kurikulum meliputi standar kompetensi, kompetensi


dasar, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

a. Standar kompetensi adalah kemampuan yang harus dicapai oleh siswa


pada akhir pembelajaran. Standar kebutuhan biasanya terdiri dari
kebutuhan inti dan kebutuhan pendukung. Kompetensi inti adalah
kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam semua mata pelajaran,
sedangkan kompetensi pendukung yang berkaitan dengan mata pelajaran
tertentu.

8
b. Kompetensi dasar adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa pada
setiap tingkatan pembelajaran. Kompetensi dasar merujuk pada
kemampuan siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu dan harus
diintegrasikan dengan standar kompetensi.
c. Materi pembelajaran adalah bahan pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran, termasuk buku teks, buku panduan guru, presentasi slide,
video pembelajaran, dan sumber daya pembelajaran lainnya.
d. Metode pembelajaran adalah cara atau teknik yang digunakan oleh guru
untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang ditentukan. Beberapa
metode pembelajaran yang umum digunakan adalah ceramah, diskusi
kelompok, simulasi, dan pembelajaran berbasis proyek.
e. Evaluasi pembelajaran adalah proses pengukuran kemampuan siswa dalam
mencapai standar kompetensi. Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan
melalui tes, tugas, proyek, pelaporan, atau portofolio
.
3. Prinsip – prinsip organisasi kurikulum

Prinsip-prinsip dasar dalam organisasi kurikulum melibatkan aspek


fleksibilitas, kesinambungan, relevansi, dan keterpaduan antara mata pelajaran.

a. Prinsip fleksibilitas mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan,


minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam kurikulum organisasi,
penting untuk memberikan ruang gerak yang cukup bagi guru dalam
menyesuaikan metode, strategi, dan materi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa dan kebutuhan pembelajaran mereka.
Fleksibilitas memungkinkan guru untuk memfasilitasi pembelajaran yang
inklusif dan berdiferensiasi, sehingga setiap siswa dapat mencapai
potensinya secara maksimal.
b. Prinsip kesinambungan mengacu pada pengorganisasian kurikulum secara
terintegrasi dan progresif dari satu tingkat ke tingkat berikutnya. Mata
pelajaran dan kompetensi yang diajarkan pada tingkat sebelumnya harus
memberikan dasar yang kokoh untuk pembelajaran pada tingkat

9
selanjutnya. Kesinambungan dalam kurikulum membantu siswa
membangun pemahaman yang mendalam dan keterampilan yang
berkembang seiring waktu, serta menghindari keterlibatan dan fragmentasi
pengetahuan.
c. Prinsip relevansi tekanan pentingnya menyajikan materi pembelajaran
yang memiliki hubungan nyata dengan kehidupan sehari-hari, kebutuhan
siswa, dan konteks sosial budaya mereka. Kurikulum harus dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat melihat keterkaitan antara apa yang
mereka pelajari dengan pengalaman pribadi mereka dan penerapan dalam
kehidupan nyata. Relevansi dalam kurikulum membantu siswa memahami
kegunaan dan kepentingan pembelajaran, serta meningkatkan motivasi dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar.
Keterpaduan antara mata pelajaran Prinsip keterpaduan antara mata
pelajaran mengakui pentingnya mengintegrasikan dan menghubungkan
materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Kurikulum harus
dirancang dengan pemikiran bahwa pengetahuan dan keterampilan tidak
terpisah dalam ruang lingkup tertentu, tetapi saling terkait dan dapat
dikaitkan dengan konteks yang lebih luas. Keterpaduan antara mata
pelajaran membantu siswa memahami hubungan yang ada antara berbagai
disiplin ilmu, mengembangkan pemikiran lintas disiplin, dan
meningkatkan pemahaman yang mendalam tentang topik yang dipelajari.

Dalam mengorganisasi kurikulum, perlu mempertimbangkan aspek-aspek


tersebut agar kurikulum dapat mengakomodasi kebutuhan dan karakteristik siswa,
memfasilitasi pembelajaran yang bermakna, serta memberikan landasan yang kuat
untuk perkembangan siswa secara holistik.

D. Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum adalah proses penerapan kurikulum dalam


lingkungan pendidikan. Implementasi kurikulum membutuhkan komitmen dan

10
dedikasi dari semua pihak yang terlibat. Penting bagi sekolah dan institusi
pendidikan untuk menyediakan lingkungan yang mendukung, sumber daya yang
memadai, dan dukungan yang berkelanjutan untuk implementasi kurikulum yang
efektif. Implementasi kurikulum ini melibatkan serangkaian kegiatan yang
meliputi:

1. Perencanaan Implementasi:

Tahap awal implementasi melibatkan perencanaan yang matang. Ini meliputi


penetapan jadwal, alokasi sumber daya, penugasan guru, dan pengembangan
materi dan bahan pembelajaran yang sesuai. Perencanaan Implementasi:
Perencanaan implementasi kurikulum merupakan langkah awal yang penting
dalam memastikan bahwa kurikulum dapat diterapkan dengan sukses. Proses
perencanaan melibatkan beberapa aspek, pengaturan termasuk jadwal, alokasi
sumber daya, penugasan guru, dan materi pengembangan dan bahan pelajaran
yang sesuai.

Penetapan jadwal melibatkan penentuan waktu dan durasi setiap mata


pelajaran atau kompetensi dalam kurikulum. Ini melibatkan pengaturan jam
pelajaran, waktu istirahat, dan waktu tambahan yang mungkin dibutuhkan untuk
melibatkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler atau proyek.

Alokasi sumber daya melibatkan pengelolaan sumber daya yang diperlukan


untuk mendukung implementasi kurikulum. Ini termasuk anggaran untuk membeli
bahan pelajaran, perangkat teknologi, peralatan laboratorium, dan sumber daya
manusia seperti guru, pendukung staf, atau fasilitator yang diperlukan.

Penugasan guru melibatkan penempatan guru yang berkualitas dan


berkompeten untuk mengajar mata pelajaran atau kompetensi tertentu dalam
kurikulum. Penting untuk memastikan bahwa guru memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan baik.

11
Pengembangan materi dan bahan pembelajaran meliputi pembuatan atau
pemilihan bahan pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan kurikulum. Ini
melibatkan pengembangan atau penyesuaian buku teks, modul, presentasi, video,
dan sumber daya pendukung lainnya yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.

2. Pelatihan Guru

Guru perlu mendapatkan pelatihan yang sesuai untuk memahami dan


menerapkan kurikulum dengan baik. Pelatihan ini dapat mencakup pemahaman
konsep, strategi pembelajaran, metode penilaian, dan pengembangan bahan ajar.

Pelatihan guru merupakan langkah penting dalam implementasi kurikulum


yang sukses. Guru perlu mendapatkan pelatihan yang sesuai untuk memahami dan
menerapkan kurikulum dengan baik. Pelatihan ini dapat mencakup pemahaman
konsep, strategi pembelajaran, metode penilaian, dan penerapan teknologi dalam
pembelajaran.

Pelatihan guru dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti pelatihan


formal dalam bentuk workshop atau seminar, kolaborasi antar guru dalam bentuk
pertemuan tim, atau pelatihan mandiri melalui pembacaan dan penelitian mandiri.
Penting bagi sekolah atau institusi pendidikan untuk menyediakan waktu dan
sumber daya yang cukup untuk pelatihan ini.

Selain itu, kolaborasi antara guru juga penting dalam pelatihan. Guru-guru
dapat saling berbagi pengalaman, ide, dan praktik terbaik dalam menerapkan
kurikulum. Ini dapat dilakukan melalui sesi diskusi atau pertemuan tim di mana
guru dapat belajar satu sama lain.

3. Pengembangan Bahan Pembelajaran

Guru perlu mengembangkan atau menggunakan bahan pembelajaran yang


sesuai dengan kurikulum. Bahan pembelajaran dapat berupa buku teks, modul,
presentasi, video, dan sumber daya pendukung lainnya. Bahan pembelajaran harus
memuat penangkapan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

12
Pengembangan bahan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merupakan
langkah penting dalam implementasi kurikulum yang berhasil. Bahan
pembelajaran harus mendukung larangan kompetensi dan tujuan pembelajaran
yang ditetapkan

4. Pelaksanaan Pembelajaran

Implementasi kurikulum melibatkan pelaksanaan pembelajaran di dalam


kelas. Guru menggunakan strategi pengajaran yang relevan dan menghadirkan
materi pembelajaran kepada siswa. Interaksi antara guru dan siswa terjadi dalam
proses ini, di mana siswa mengembangkan pemahaman dan keterampilan melalui
pembelajaran aktif.

Setelah perencanaan dan persiapan dilakukan, langkah selanjutnya dalam


implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan ini
melibatkan guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai peserta aktif dalam proses
pembelajaran.

Guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum yang telah dirancang,


mengikuti rencana pembelajaran, dan memanfaatkan bahan pembelajaran yang
telah disiapkan. Mereka harus memilih strategi pengajaran yang sesuai untuk
memfasilitasi pemahaman siswa, mendorong partisipasi secara aktif, dan
mempromosikan pembelajaran yang bermakna.

Selama pelaksanaan pembelajaran, guru harus memastikan bahwa siswa


terlibat secara aktif, mendapatkan umpan balik yang memadai, dan memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, kelompok kerja, atau kegiatan
praktis. Guru juga harus memperhatikan kebutuhan individu, mengidentifikasi
kesulitan atau hambatan dalam pembelajaran, dan memberikan dukungan yang
sesuai.

Penting bagi guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif


dan inklusif, dimana siswa aman untuk bertanya, bereksperimen, dan merasa
berbagi pemikiran mereka. Guru juga harus memotivasi untuk belajar dengan
memberikan tantangan yang relevan kepada siswa, mengaitkan materi dengan

13
kehidupan nyata, dan menjelaskan kepentingan dan relevansi pembelajaran dalam
konteks yang lebih luas.

5. Penilaian dan Evaluasi

Evaluasi terhadap pembelajaran siswa merupakan bagian penting dari


kurikulum implementasi. Guru melaksanakan penilaian untuk mengukur
keinginan siswa terhadap tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum. Hasil penilaian digunakan untuk memberikan umpan balik
kepada siswa, memperbaiki proses pembelajaran, dan perbaikan kurikulum.

Penilaian dan evaluasi adalah komponen penting dalam implementasi


kurikulum untuk mengukur motivasi siswa terhadap tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian dapat dilakukan melalui
berbagai bentuk, seperti tes, tugas proyek, presentasi, diskusi, atau observasi.

Guru harus mengembangkan instrumen penilaian yang valid dan reliabel, yang
mencerminkan kompetensi yang diharapkan dan memberikan informasi yang
bermakna tentang kemajuan siswa. Hasil penilaian digunakan untuk memberikan
umpan balik kepada siswa tentang kekuatan dan kelemahan mereka, serta untuk
mengidentifikasi perbaikan area dalam pengajaran dan pembelajaran.

Selain itu, evaluasi juga melibatkan refleksi terhadap proses pembelajaran dan
efektivitas kurikulum secara keseluruhan. Guru dan tim pengajar dapat melakukan
evaluasi formatif dan sumatif untuk mengidentifikasi keberhasilan, kesulitan, dan
tantangan dalam kurikulum implementasi. Temuan evaluasi ini dapat digunakan
untuk membuat perbaikan dalam desain, pengajaran, atau perubahan kurikulum
yang diperlukan.

6. Pemantauan dan Penyempurnaan

Implementasi kurikulum juga melibatkan pelatihan terhadap pelaksanaan dan


dampak kurikulum tersebut. Melalui pemantauan, masukan dari siswa, guru, dan
pemangku kepentingan lainnya dikumpulkan untuk mengevaluasi keberhasilan

14
kurikulum dan mengidentifikasi perbaikan area. Berdasarkan temuan tersebut,
kurikulum dapat ditingkatkan untuk meningkatkan efektivitasnya.

Pemantauan dan Penyempurnaan Pemantauan adalah langkah penting dalam


implementasi kurikulum yang melibatkan pengamatan dan pengukuran terhadap
pelaksanaan kurikulum serta dampaknya terhadap siswa dan proses pembelajaran.
Pemantauan dilakukan untuk memastikan bahwa kurikulum diimplementasikan
sesuai dengan rencana, bahwa siswa mencapai kompetensi yang ditetapkan dan
bahwa ada perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitasnya.

Pemantauan dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti observasi kelas,


wawancara dengan guru dan siswa, pengumpulan data hasil belajar, dan analisis
kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dari pelatihan ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan dalam kurikulum
implementasi.

Berdasarkan hasil pembinaan, langkah selanjutnya adalah menyempurnakan


kurikulum. Perbaikan dapat dilakukan dengan memperbaiki atau mengubah
strategi pengajaran, menyediakan lebih banyak sumber daya pendukung, atau
menyesuaikan bahan pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Pemantauan dan
penyempurnaan yang berkelanjutan merupakan komponen penting dalam siklus
perbaikan kurikulum.

Selain pembinaan internal yang dilakukan oleh guru dan tim pengajar,
pemantauan eksternal juga dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan, pemerintah,
atau organisasi penjaminan mutu. Pemantauan eksternal dapat memberikan sudut
pandang tujuan dan memberikan masukan yang berharga untuk meningkatkan
kurikulum implementasi.

Selain itu, penting untuk melibatkan pemangku kepentingan lain, seperti orang
tua siswa, masyarakat, atau pakar pendidikan, dalam pemantauan dan evaluasi.
Kolaborasi dengan pemangku kepentingan membantu memperoleh perspektif
yang beragam dan memastikan bahwa kebutuhan dan harapan semua pihak
terpenuhi dalam kurikulum implementasi.

15
7. Kolaborasi dan sertifikasi Pemangku Kepintingan

Implementasi kurikulum melibatkan keterlibatan dan keterlibatan aktif dari


pemangku kepentingan pendidikan, seperti guru, kepala sekolah, orang tua, dan
komunitas. Kerjasama ini penting untuk mendukung dan memperkuat kurikulum
implementasi, serta memastikan bahwa tujuan dan harapan semua pihak tercapai.

Secara keseluruhan, implementasi kurikulum melibatkan perencanaan yang


matang, pelatihan guru yang memadai, pengembangan bahan pembelajaran yang
relevan, pelaksanaan pembelajaran yang efektif, penilaian dan evaluasi yang
komprehensif, pemantauan yang berkelanjutan, dan upaya penyempurnaan.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan kolaboratif, kurikulum implementasi
dapat berhasil mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari materi yang telah dibahas sebelumnya tentang sifat


perencanaan kurikulum, model kurikulum, organisasi kurikulum, dan
implementasi kurikulum adalah sebagai berikut:

1. Sifat perencanaan kurikulum mencakup kontekstual, berkelanjutan,


responsif, dan terintegrasi. Kontekstual berarti kurikulum harus relevan
dengan kehidupan sehari-hari siswa dan konteks sosial budaya mereka.
Berkelanjutan mengacu pada kesinambungan pembelajaran dari satu
tingkat ke tingkat berikutnya. Responsif berarti kurikulum harus dapat
menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan siswa. Terintegrasi
mengacu pada penghubungan dan keterpaduan antara mata pelajaran
dalam kurikulum.
2. Terdapat berbagai model kurikulum yang dapat digunakan, antara lain
model linier, model spiral, model berbasis proyek, model tematik, dan
model berbasis kompetensi. Setiap model memiliki pendekatan unik
dalam menyusun dan menyajikan materi pembelajaran kepada siswa.
Pemilihan model kurikulum harus mempertimbangkan kebutuhan siswa,
tujuan pembelajaran, dan konteks pendidikan.

3. Organisasi kurikulum melibatkan struktur dan pengaturan materi


pembelajaran dalam suatu kurikulum. Struktur organisasi kurikulum harus
mempertimbangkan kontinuitas dan keterpaduan antar mata pelajaran,
serta memberikan fleksibilitas bagi guru untuk mengadaptasi metode dan
materi sesuai dengan kebutuhan siswa.
4. Implementasi kurikulum merupakan tahap pelaksanaan kurikulum di
dalam kelas. Penting untuk memiliki strategi yang efektif dalam
mengimplementasikan kurikulum, termasuk perencanaan pembelajaran

17
yang matang, pemilihan metode dan materi yang tepat, serta penggunaan
penilaian yang relevan untuk mengukur pencapaian siswa.

pemahaman yang mendalam tentang sifat perencanaan kurikulum, model


kurikulum, organisasi kurikulum, dan implementasi kurikulum sangat penting
dalam merancang dan melaksanakan kurikulum yang efektif, responsif, dan
relevan. Kurikulum yang baik akan membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran, mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan, dan siap
menghadapi tantangan masa depan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Berlian, RM (2009). Merancang dan Menilai Kursus dan Kurikulum:


Panduan Praktis (edisi ke-3). San Fransisco: Jossey-Bass.

Depdiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar


Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Eisner, EW (2002). Imajinasi Pendidikan: Pada Desain dan Evaluasi


Program Sekolah (edisi ke-3). UpperSaddleRiver, NJ: MerrillPrenticeHall

Fenwick, T., &Parsons, J. (Eds.). (2009). Seni Evaluasi: Sumber untuk


Pendidik dan Pelatih (edisi ke-2). Toronto: Penerbitan Pendidikan Thompson.

Fosnot, CT (Ed.). (1996). Konstruktivisme: Teori, Perspektif, dan Praktek.


New York: Pers Perguruan Tinggi Guru.

Gardner, H. (1999). Intelijen Dibingkai Ulang: Berbagai Kecerdasan untuk


Abad ke-21. New York: Buku Dasar.

Glatthorn, AA, Boschee, F., &Whitehead, BM (2012). Kepemimpinan


Kurikulum: Strategi Pengembangan dan Implementasi. ThousandOaks: Publikasi
Sage.

Henson, KT (2018). Perencanaan Kurikulum: Mengintegrasikan


Multikulturalisme, Konstruktivisme, dan Reformasi Pendidikan (edisi ke-5). New
York: Rute.

Jacobs, HH (Ed.). (2004). Mendapatkan Hasil dengan Pemetaan


Kurikulum. Aleksandria, VA: ASCD.

Jacobs, HH (2010). Kurikulum 21: Pendidikan Penting untuk Dunia yang


Berubah. Aleksandria, VA: ASCD.

Kelly, AV (2004). Kurikulum: Teori dan Praktek (edisi ke-5). London:


Publikasi Sage.

19
Kemendikbud. (2016). Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Marsh, CJ (2010). Kurikulum: Pendekatan Alternatif, Masalah yang


sedang berlangsung (edisi ke-4). UpperSaddleRiver, NJ: PearsonEducation.

Marzano, RJ (2007). Seni dan Ilmu Pengajaran: Kerangka Komprehensif


untuk Pengajaran yang Efektif. Aleksandria, VA: ASCD.

Oliva, PF (2013). Mengembangkan Kurikulum. Boston: Pearson.

Ornstein, AC, &Hunkins, FP (2013). Kurikulum: Landasan, Prinsip, dan


Isu. Boston: Pearson.

Ornstein, AC, &Hunkins, FP (2013). Kurikulum: Landasan, Prinsip, dan


Isu. Boston: Pendidikan Pearson.

Posner, GJ (2004). Menganalisa Kurikulum. New York: McGraw-Hill.

Popham, WJ (2008). Penilaian Kelas: Yang Perlu Diketahui Guru. Boston:


Pearson.

Popham, WJ (2008). Penilaian untuk Pemimpin Pendidikan. Boston:


Pendidikan Pearson.

Stenhouse, L. (1975). Pengantar Penelitian dan Pengembangan


Kurikulum. London: Buku Pendidikan Heinemann.

Stufflebeam, DL, &Shinkfield, AJ (2007). Evaluasi Teori, Model, dan


Aplikasi. San Fransisco: Jossey-Bass.

Tyler, RW (1949). Prinsip Dasar Kurikulum dan Instruksi. Chicago:


Universitas ChicagoPress.

Tyler, RW (2013). Prinsip Dasar Kurikulum dan Instruksi. Chicago:


Universitas ChicagoPress.

20
Taba, H. (1962). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. New York:
Harcourt, Brace, dan Dunia.

Wiggins, G., &McTighe, J. (2005). Memahami dengan Desain (2nd ed.).


Aleksandria, VA: ASCD.

21

Anda mungkin juga menyukai