Anda di halaman 1dari 29

Makalah

Tahap Manajemen Kurikulum


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Kurikulum Dan
Program Pendidikan”

Dosen Pengampu :
Drs Imam Syafi’i M. Pd. I

Disusun Oleh :
1. Muhammad Wailul Fajri 211101030043
2. Mutia Zahrani 211101030034
3. Nafirotul Hasanah 211101030027
4. Anisya Nadila Salsabila Ervani 211101030022

KELOMPOK 01
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2022
PRAKATA
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Tahap Manajemen Kurikulum”. Sholawat dan salam
kami sampaikan kepada baginda rasulullah SAW yang telah memberikan cahaya
terang benderang bagi umat manusia.

Dalam penyusunan makalah ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih


kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku rektor UIN KHAS Jember
2. Drs Imam Syafi’i M. Pd. I selaku dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Kurikulum Dan Program Pendidikan
3. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam


penulisan makalah ini, untuk itu penulis berharap adanya saran dan kritik yang
baik. Penulis berharap dengan makalah ini dapat berguna dan lebih bermanfaat
bagi kita semua.

Jember, 09 September 2022

ii
DAFTAR ISI
Hal
PRAKATA ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
A. Latar belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
A. Perencanaan............................................................................................... 6
1. Pengertian Perencanaan Kurikulum .................................................... 6
2. Kerangka Kerja Perencanaan Kurikulum............................................ 7
3. Komponen Perencanaan Kurikulum ................................................... 8
B. Pengembangan Kurikulum ........................................................................ 11
1. Makna Pengembangan Kurikulum ...................................................... 13
2. Landasan Pengembangan Kurikulum ................................................. 14
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum ......................................... 15
4. Pendekatan Pengembangan Kurikulum .............................................. 16
C. Implementasi/Pelaksanaan Kurikulum...................................................... 18
1. Pengertian Implementasi/Pelaksanaan ................................................ 18
2. Tahap-tahap pelaksanaan / implementasi kurikulum .......................... 19
3. Model Implementasi Kurikulum ......................................................... 20
4. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum .......................................................... 21
D. Evaluasi Kurikulum .................................................................................. 23
1. Pengertian Evaluasi Kurikulum .......................................................... 23
2. Model Evaluasi Kurikulum ................................................................. 24
3. Langkah – langkah Evaluasi Kurikulum ............................................. 26
4. Teknik – teknik Pelaksanaan Evaluasi ................................................ 26
5. Tujuan Evaluasi Kurikulum ................................................................ 27
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 28
A. Kesimpulan ............................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai unsur yang saling
berkaitan erat dan membantu satu sama lain. Suatu proses kegiatan
kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya
saling kerja sama di antara seluruh proses kegiatannya. Apabila salah satu
dari sistem kurikulum tidak berfungsi dengan baik, maka sistem kurikulum
akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Kurikulum dan pembelajaran memiliki posisi penting dalam sistem
pendidikan nasional. Kurikulum sebagai program pendidikan (ideal
curriulum) menekankan pada proses pembelajaran operasional.
manajemen kurikulum dan pembelajaran menjadi komponen penting
dalam sistem pendidikan nasional yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam implementasi kurikulum dan pembelajaran diperlukan
manajemen efektif dan efisien, sehingga menjaga kedaulatan sistem
pendidikan nasional dalam rangka menjaga nilai-nilai kebangsaan dan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dicita-
citakan para pendiri bangsa. Dalam proses pengorganisasian ini akan
berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Perencanaan, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi
Kurikulum?
2. Apa saja model Implementasi dan Evaluasi Kurikulum?
3. Bagaimana tahapan pelaksanaan implementasi dan Evaluasi Kurikulum?
4. Bagaimana prinsip pengembangan dan implementasi kurikulum?
5. Apa saja kerangka kerja perencanaan kurikulum?
6. Apa saja komponen perencanaan kurikulum?
7. Apa landasan pengembangan kurikulum?
8. Bagaimana pendekatan pengembangan kurikulum?
9. Apa teknik-teknik Pelaksanaan Evaluasi?
10. Apa tujuan Evaluasi Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Perencanaan, Pengembangan,
Implementasi dan Evaluasi Kurikulum.
2. Untuk mengetahui model Implementasi dan Evaluasi Kurikulum.
3. Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan implementasi dan Evaluasi
Kurikulum.

4
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan dan implementasi
kurikulum.
5. Untuk mengetahui komponen – komponen perencanaan kurikulum
6. Untuk mengetahui kerangka kerja perencanaan kurikulum
7. Untuk mengetahui landasan-landasan pengembangan kurikulum.
8. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan kurikulum
9. Untuk mengetahui teknik-teknik Pelaksanaan Evaluasi.
10. Untuk mengetahui tujuan Evaluasi Kurikulum.

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membina siswa/ peserta didik ke arah perubahan
tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa/ peserta didik. Kurikulum adalah
semua pengalaman yang mencakup yang diperoleh baik dari dalam maupun
dari luar lembaga pendidikan, yang telah direncanakan secara sistematis dan
terpadu, yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai
tujuan pendidikan.
Ada berbagai ketentuan yang perlu menjadi perhatian. Hal- hal yang
dijadikan ciri-ciri dari perencanaan kurikulum yakni
a. Perencanaan kurikulum tentu didasarkan pada konsepsi yang jelas,
yakni mengenai sesuatu yang membuat kehidupan menjadi lebih baik,
masyarakat yang sekarang dan yang akan datang, dan keperluan
mendasar manusia.
b. Perencanaan kurikulum di konsep dalam kerangka komprehensif
denganmemperhatikan dan mengoordinasikan bagian terpenting dari
proses belajar mengajar yang efisien.
c. Perencanaan kurikulum yang reaktif dan antisipatif. Pendidikan wajib
tanggap terhadap keperluan siswanya, guna mempermudah siswanya
menjalankan hidup dengan keadaan baik.
d. Tujuan pendidikan mencapai sasaran ke berbagai keperluan, keinginan
dan bakat yang ada kaitannya dengan individual serta kelompok.
e. Perumusan berbagai tujuan pendekatan wajib dijelaskan lagi melalui
ilustrasi yang konkrit, sehingga bisa dipergunakan dalam
pengembangan perencanaan kurikulum tertentu. Sebaliknya, persepsi
yang timbul menjadi kurang jelas.
f. Masyarakat memiliki hak dan tanggung jawab guna mengetahui apa
yang terjadi pada anaknya melalui rumusan tujuan pendidikan. Dalam
hal ini, pendidiklah yang memiliki kewajiban untuk menginformasikan
kepada orang tuanya.
g. Melalui kompetensi profesional yang dimiliki, pendidik mempunyai
hak dan tanggung jawab untuk mengetahui kegiatan sekolah yang akan
membimbing siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Masyarakat
dibolehkan memberi pendapat, akan tetapi tetap keputusan berada pada
pendidiknya.
h. Perencanaan lebih efektif jika dilaksanakan dengan kerja sama.
i. Perencanaan kurikulum wajib memuat artikulasi sekolah dan program
siswanya di tiap tingkatan sekolah.

6
j. Program sekolah wajib dirumuskan guna mengoordinasikan seluruh
elemen dalam kerangka kurikulum pendidikan
k. Setiap sekolah memperluas struktur organisasi dengan fasilitas studi
permasalahan kurikulum dan mendukung/mendanai program
perubahan kurikulum
l. diperlukannya penelitian tindakan untuk mengevaluasi, guna
menyediakan perbaikan perencanaan dan kegiatan kurikulum;
m. Ikut serta kooperatif harus dilakukan dalam program perencanaan
kurikulum, khususnya program pembelajaran.
n. Perlu dilakukan evaluasi secara terus menerus terhadap seluruh aspek
pengambilan keputusan kurikulum, dan mencakup ke analisis proses
dan isi dalam membuat kurikulum
o. Berbagai jenjang sekolah, dari TK hingga Pendidikan Tinggi, harus
adanya respon dan mengakomodasi perubahan, perkembangan peserta
didik. Sehingga diperlukannya refleksi terhadap berbagai organisasi
dan tahapan.
2. Kerangka Kerja Perencanaan Kurikulum
Diperlukannya suatu kerangka umum agar perencanaan kurikulum
terstruktur dengan sistematik dan terorganisir. Kerangka kerja berisi seluruh
keterkaitan yang terkandung dalam perencanaan kurikulum. Kerangka kerja
dapat meliputi model, ide, dan harapan dari suatu perencanaan kurikulum.
Menurut pemikiran dan teori dari Tyler, dkk yang menjadi kerangka dalam
perencanaan kurikulum yaitu :
a. Fondasi
Pendidikan didasarkan pada 3 bidang landasan, yakni filsafat, sosiologi,
dan psikologi, yang berkaitan dengan kebutuhan individual dan
kelompok.
b. Tujuan
Area terluas dari kerangka kurikulum ialah pengertian tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Didasarkan ketiga wilayah landasan
tersebut, tujuan umum (goal) merupakan tujuan yang dikembangkan di
berbagai tingkat daerah. Rumusan tujuan tersebut mencerminkan
tingkatan/wilayah satu sama lain. Pada level nasional memberikan
arahan untuk pembangunan daerah, dan sebaliknya.
c. General Objectifies
Tujuan umum tersebut melayani bermacam tujuan yang mengalihkan
proses pembelajaran searah dengan tingkat perkembangan para peserta
didik, mulai dari anak- anak hingga dewasa), jadi kegiatan pendidikan
searah dengan tingkatan perkembangan peserta didik.

7
d. Decision Screen
Pendidik perlu melakukan pertimbangan kelima bidang yang akan
berpengaruh terhadap keputusan, yakni
1) Karakter peserta didik yang menggunakan kurikulum
2) Refleksi atas prinsip pembelajaran
3) Sumber pendukung umum
4) Jenis pendekatan kurikulum
5) Mengorganisir pengelolaan disiplin ilmu tertentu yang
dipergunakan dalam perencanaan situasi pembelajaran peserta
didik.

e. Komponen Perencanaan Kurikulum

1) Rumusan tujuan pembelajaran


2) Isi meliputi berupa fakta dan konsep yang ada kaitannya dengan
tujuan
3) Program yang dapat dipergunakan guna tercapainya tujuan
4) Sumber daya yangmungkin di pergunakanguna tercapainya
tujuannya
5) Peralatan untuk mengukur agar mengetahui derajat tercapainya
tujuan.
3. Komponen Perencanaan Kurikulum
Pada umumnya perencanaan kurikulum wajib memperhatikan
sesuatu yang menjadi keperluan masyarakat, karakter pembelajaran, dan
ruang lingkup pengetahuan sesuai tingkatan keilmuan. Siswa dengan
karakter tersebut mempunyai 2 kemungkinan, yakni melanjutkan studi ke
tingkat pendidikan yang tinggi/masuk dunia kerja dan terjun ke lingkungan
masyarakat. Sehingga, dalam mengelola komponen perencanaan kurikulum
wajib memberikan perhatian pada faktor tujuan, isi, kegiatan, sumber yang
dipergunakan, serta alat ukur.
a. Tujuan
Perumusan tujuan pembelajaran perlu dalam peningkatan kemampuan
siswanya sebagai anggota dalam masyarakat, dalam menjalin suatu
hubungan yang adanya umpan balik terhadap lingkungan sosial, budaya
dan alam sekitar. Upaya dalam mencapai tujuannya, pihak sekolah
merujuk pada tujuan pendidikan nasional. Sumber tujuan tersebut yakni
1) Sumber empiris
2) Sumber filosofis
3) Sumber mata pelajaran
4) Konsep kurikulum

8
5) Analisa situasi
6) Tekanan pendidikan.
Penerapan dari tujuan tersebut ialah:
1) Pemahaman tentang arahan untuk tiap-tiap orang yang memiliki
ketertarikan dengan proses pendidikan, yakni peserta didik,
pendidik, administrasi, orang tua, pengawas, dan lain-lainnya.
2) Dasar dari perencanaan kurikulum yang rasional dan masuk akal
3) Menyediakan bisnis untuk penilaian peserta didik.

b. Isi Kurikulum
Isi kurikulum ialah susunan bahan kajian dan pelajaran guna
tercapainya tujuan pendidikan nasional, yakni bahan pelajaran dan mata
pelajaran. Isi kurikulum ialah mata pelajaran dalam proses
pembelajaran, meliputi pengetahuan, kemampuan, dan nilai yang ada
hubungan dengan mata pelajaran. Dalam memilih konten ditekankan
dibagian pengetahuan/keterampilan. Sehingga, adanya kriteria yang
harus menjadi perhatian dalam menentukan isi kurikulum, yakni
1) Signifikan
Betapa pentingnya isi kurikulum bagi suatu disiplin ilmu.
2) Valid
Kaitannya dengan keaslian dan kebenaran/ketepatan isi dari
kurikulum.
3) Relevansi sosial
Keterkaitannya antar isi kurikulum dengan nilai moral dan cita-cita,
masalah sosial, isu kontroversi dan lain- lainnya, guna menjadi
peserta didik yang efektif dalam bermasyarakat.
4) Manfaat
Kaitannya dengan manfaat dari isi kurikulum dalam menyiapkan
siswanya untuk siap menjadi masyarakat sosial.
5) Learnability
Kemampuan belajar yang kaitannya dengan keterampilan siswa-
siswi dalam pemahaman isi kurikulum.
6) Minat
Kaitannya terhadap apa yang menjadi minat peserta didik pada isi
kurikulum.

c. Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar memiliki arti yaitu berbagai kegiatan yang diberikan


kepada siswa-siswi dalam kondisi pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran ini dirancang supaya siswa-siswi bisa mendapatkan suatu

9
konten tertentu, sehingga tujuan yang ditentukan khususnya maksud
dan tujuan kurikulum bisa terwujud.
Strategi belajar mengajar yang efektif harus memperhatikan hal berikut,
yaitu
1) Pengajaran Expository
Pengajaran expository atau penjelasan rinci melibatkan
penyampaian informasi yang searah, dari sumber ke pelajar.
Misalnya ini seperti ceramah, demonstrasi, tugas membaca dan
pemaparan dengan audio visual.
2) Pengajaran Interaktif
Pengajaran ini memiliki persamaan dengan expository. Perbedaan
terletak pada pembelajaran interaktif adanya dukungan yang
disengaja ketika terjadi hubungan antar pendidik dan peserta didik,
yang biasanya berupa mengajukan pertanyaan. Melalui pendekatan
ini peserta didik lebih aktif, dan kemampuan berpikir dapat
meningkat dengan elemen interaktif.
3) Berdiskusi Kelompok Kecil
Ciri utama strategi ini melakukan pembagian kelas menjadi
kelompok kecil yang bekerja secara bebas, guna tercapainya tujuan.
Peran pendidik telah berubah, dari sebagai pemberi pengetahuan
menjadi koordinator kegiatan.
4) Pengajaran Inkuiri
Ciri dari strategi ini ialah pembelajaran aktif dalam menentukan
jawaban atas berbagai pernyataan dan memecahkan permasalahan.
Pengajaran inkuiri biasanya melibatkan pembelajaran dengan
kegiatan yang dikerjakan dengan mandiri, berpasangan atau
kelompok besar.

d. Sumber

Terdapat sumber yang bisa dipergunakan dalam upaya mencapai tujuan,


yakni
1) Buku
2) Software komputer
3) Film dan DVD
4) Televisi dan proyektor
5) CD ROOM interaktif dan lainnya

e. Evaluasi
Evaluasi terhadap penilaian dilakukan dengan tahapan tertentu,
berkelanjutan serta transparan. Dari evaluasi didapatkan informasi
tentang program dan peningkatan belajar peserta didik, serta penerapan
kurikulum oleh pendidik dan tenaga kependidikan.

10
Adanya tujuh tahapan prosedur yang harus dilalui, yakni
1) Penanda evaluasi, sebagai solusi konteks pengukuran
2) Perincian tugas, yang menjelaskan ruang lingkup evaluasi
3) Desain evaluasi, sebagai pengaturan penerapan untuk melakukan
evaluasi
4) Mengumpulkan data, guna mendapatkan perolehan data dari kedua
sumber data yang ada dan menerapkan teknik yang sudah
dirancang pada tahapan perancangan
5) Analisa data, meliputi analisa, sintesis, dan interpretasi data yang
disusun dalam tahapan perancangan
6) Menyusun kesimpulan berdasarkan hasil dan penyusunan laporan
7) Menyampaikan kesimpulan dan rekom
B. Pengembangan Kurikulum
1. Makna Pengembangan Kurikulum
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum bisa diungkapkan dengan
manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang
kehidupan. Sedangkan kurikulum pendicikan (manhaj al-dirasab) dalam
kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang
dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-
tujuan pendidikan.
Kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata
pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu
program untuk memperoleh ijazah. Pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang
kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan
dapat menjada bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendicikan nasional.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) pendekatan adalah
proses, metode atau cara untuk mencapai sesuatu. Dikaitkan dengan
pengembangan kurikulum memiliki arti sebagai suatu proses, metode atau
cara yang ditempuh oleh para pengembang kurikulum untuk menghasilkan
suatu kurikulum yang akan dijadikan pedoman pendidikan atan
pembelajaran. Adapun 'model' adalah pola, contoh, acuan, ragam dari
sesuatu yang akan dihasilkan. Dikaitkan dengan model pengembangan
kurikulum berarti merupakan suatu pola, contoh dari suatu bentuk
kurikulum yang akan menjadi acuan pelaksanaan pendidikan atau
pembelajaran.
Jika pendekatan atau model di atas dihubungkan dengan
Pengembangan Kurikulum maka pengembangan kurikulum adalah
merupakan "prosedur umum dalam kegiatan mendesain (designing),

11
menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu
kurikulum" Dalam pengembangan kurikulum banyak pihak pihak yang
harus berpartisipas diantaranya adalah administrator pendidikan, para ahli
pendidikan ahl dalam kurikulum, ahl dalam bidang ilmu pengetahuan,
guru dan orangtua, serta tokoh masyarakat Dari pihak tersebut yang secara
terus-menerus turut terlibat dalam pengembangan kurkulum agar berjalan
sesuai dengan yang direncanakan.1
Jadi, pengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan guru
sebagai tenaga pendidik akan tetapi semua stakeholder yang
berkepentingan. Dengan demikian, perencanaan yang dilakukan akan
memberikan panduan yang jelas dalam implementasiya dan pada
akhimnya menghasilkan produk berupa output dan extreme peserta didak
yang diinginkan.
Kurikulum menyiapkan siswa-siswi menjadi lebih baik dalam
pemecahan masalah individu ataupun masalah yang dihadapi pada
lingkungan. Kurikulum ialah upaya lembaga pendidikan untuk mendukung
siswa-siswi supaya bisa belajar dengan tenang dan nyaman di dalam kelas,
di lingkungan sekolah, dan di luar lingkungan sekolah sehingga menjadi
manusia yang baik.
Kurikulum adalah seperangkat perencanaan pendidikan yang
memberikan petunjuk mengenai jenis, cakupan dan urutan materi dan
proses pendidikan (Syafaruddin, 2018). Kurikulum adalah rancangan
mengenai aturan tujuan, isi, bahan pelajaran, dan upaya agar tahapan yang
dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan yang lebih baik (Atmaja, T. Ampuh Rony AR, Djailani,
2015).
Menurut Hamalik kurikulum dibuat untuk menghadapi
perkembangan zaman serta TIK agar mencapai tujuan pendidikan dengan
mempertimbangkan tahapan perkembangan siswa disesuaikan dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan manusia seutuhnya (Syafaruddin,
2018). Manajemen kurikulum ialah sesuatu yang fundamental di lembaga
pendidikan, dengan adanya manajemen kurikulum akan berdampak pada
kualitas dan kinerja guru pencapaian tujuan (Atmaja, T. Ampuh Rony AR,
Djailani, 2015).
Menurut Hairun Nusuf dalam upaya pengembangan kurikulum
berdasarkan pada tujuan pendidikan yang jelas, pandangan mengenai proses
belajar mengajar yang tepat dan benar, pandangan mengenai lingkungan
kondusif, konsep peranan guru yang efektif, dan sistem evaluasi benar.
1
Muhammad Rouf, Akhmad Said, Dedi Eko Riyadi HS, Pengembangan Kurikulum
SekolahSekolah, Konsep, Model, dan Implementasi (Bangkalan: Al-Ibrah, 2020), hlm. 25-26.

12
Berorientasi pada pengembangan kurikulum diharapkan peningkatan dan
penerapan kurikulum di setiap tingkat satuan pendidikan agar mewujudkan
tujuan dan mutu pendidikan yang diharapkan (Syafaruddin, 2018).
2. Landasan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum ialah proses yang menentukan cara
kurikulum akan bekerja. Menurut Hilda Taba pengembangan kurikulum
mencakup beberapa hal, yakni
a. Mudah dalam suatu analisa tujuan
b. Gambaran suatu program
c. Pelaksanaan rangkaian pengalaman yang berkaitan
d. Alat dalam mengevaluasi proses.
Pengembangan kurikulum ialah tindakan kompleks yang melibatkan
bermacam keputusan, yakni:
a. Tujuan yang ingin didapatkan
b. Materi pembelajaran yang terukur
c. Waktu yang diberikan
d. Media pendidikan
e. Kemampuan pendidik yang dibutuhkan
f. Fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar di kelas.
Faktor penyebabnya perubahan kurikulum, yakni:
a. Faktor filosofis Ketetapan pemerintahan di bidang pendidikan nasional
yang ada di GBHN, memerlukan pelaksanaan yang tepat sejalan dengan
rumusan dan evaluasi. Ketetapan tersebut ialah kebijakan pada
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR Tahun 1973 mengenai pendidikan dan
pengembangan generasi muda.
b. Faktor sosiologis Perlunya inovasi serta ide-ide baru yang masuk dalam
dunia pendidikan yang akan berpengaruh pada sistem pendidikan
nasional sebagai akibat dari pengembangan dan pembaruan pendidikan,
hasil analisa dan penelitian pendidikan nasional telah membuat
kementerian pendidikan untuk mewujudkannya.
c. Faktor psikologis Inovasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar yang efisien dan efektif yang memberi pengaruh terhadap
jalannya pendidikan.
Inovasi yang dimaksud dapat memberikan gambaran, yakni:
a. Penulisan buku teks
b. Perubahan kurikulum dan metode pembelajaran
c. Penerapan sistem pendidikan yang bisa meningkatkan kualitas
pendidikan

13
d. Motivasi2
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Untuk melakukan tindakan pengembangan kurikulum sebagai
pekerjaan yang sistematik, maka perlu dipedoman sejumlah prinsip
pengembangan kurikulum. Menurut Sukiman, dalam pengembangan
kurikulum terdapat sejumlah perinsip umum yang diapakai sebagai rambu-
rambu atau pedoman agar kurikulum yang dihasilkan benar-benar sesuai
dengan keinginan yang diharapkan semua pihak yakni peserta didik sendiri,
keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat dan juga pemerintah. Adapun
prinsip-prinsip umum tersebut dapat dikemukakan yaitu:
a. Prinsip Berorientasi pada Tujuan Prinsip berorientasi pada tujuan
dimaksudkan agar perumusan unsur-unsur kurikulum lainnya serta
semua kegiatan pembelajaran didasarkan dan mengacu pada tujuan
yang akan dicapai. Tujuan merupakan suatu yang sangat esensial sebab
sangat besar maknanya, baik dalam rangka perencanaan maupun dalam
rangka penilaian. Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk
untuk memilih dan menetapkan materi/isi pelajaran, mengalokasikan
waktu, memilih strategi pembelajaran, memilih media, dan
menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar peserta
didik. Tujuan-tujuan sekaligus merupakan kriteria untuk menilai mutu
dan efesiensi pengajaran.
b. Prinsip Relevansi Dalam pengembangan kurikulum, prinsip relavansi
yang dimaksud adalah, adanya hubungan, kaitan, kesesuain, atau
keserasian antar unsur-unsur kurikulum sendiri dan antara isi kurikulum
dengan tuntutan dan kebutuhan hidup yang ada di masyarakat.
c. Prinsip Efektivitas, Efektivitas merupakan suatu kegiatan berhubungan
dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau diinginkan dapat
terlaksana atau tercapai. Suatu usaha dapat dikatakan efektif jika usaha
itu mampu mendekati perencanaan yang telah ditentukan. Sebaliknya
usaha itu tidak efektif jika usaha itu semakin dengan apa yang
direncanakan.
d. Prinsip Efisiensi adalah berhubungan dengan perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan usaha yang dijalankan atau biaya yang dikelarkan.
Sebaliknya jika hasil yang dicapai tidak sebanding dengan apa yang
dikelurkan, maka dapat dikatakan tidak efisien. Dalam pengembangan
kurikulum, prinsip efesiensi harus mendapat perhatian, termask
efesiensi segi waktu, tenaga, peralatan, dan biaya. Efesiensi waktu perlu
direncanakan, kegiatan belajar mengajar peserta didik agar tidak
banyak membuang waktu di lembaga pendidikan.

2
Haudi, Manajemen Kurikulum (Solok: Insan Cendekia Mandiri, 2021), hlm. 19-20, 22-23.

14
e. Prinsip Kontinuitas (kesinambungan) Kesinambungan dimaksud
adanya semacam hubungan yang saling menjalin antara berbagai
tingkat dan jenis program pendidikan terutama mengenai tujuan dan
bahan pembelajaran. Kontiunitas ini dapat dilihat dari segi

1) Kontiunitas antara Berbagai Tingkat Lembaga Pendidikan


Dalam pengembangan kurikulum, hendaknya
dipertimbangan hal-hal berikut ini: pertama,
kemampuan/kompetensi dan bahan-bahan pelajaran yang
dibutuhkan untuk belajar pada tingkat berikutnya hendaknya sudah
diajarkan pada tingkat sebelumnya. Misalnya, pada tingkat
Sekolah Dasar, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi harus ada
kesinambungan kurikulum secara hierarkis funsional menurut
bidang telaahnya masing-masing. Kedua, kemampuan kompotensi
dan bahan-bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat
lembaga pendidikan yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi
pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
2) Kontiunitas antara Berbagai Mata Pelajaran
Kompotensi dan bahan yang diajarkan dalam berbagai mata
pelajaran sering mempunyai hubungan satu sama lainnya. Untuk
itu, urutan dalam penyajian berbagai mata pelajaran hendaknya
diupayakan agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik.
Misalnya, untuk memahami tentang mawaris (warisan) dalam mata
pelajaran agama, sebelumnya perlu memahami mata pelajaran
matemakia.
3) Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas maksudnya adalah, hendaknya
kurikulum memiliki sifat lentur dalam arti ada semacam ruang
gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak bagi
guru/pendidik dan peserta didik. Fleksibilitas bagi peserta didik
diwujudkan dalam bentuk kebebasan dalam memilih program
pendidikan, dan fleksibilitas bagi guru adalah dalam bentuk
pengembangan program pembelajaran. Fleksibilitas dalam
memilih program pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk
pengadaan program-program pilihan yang dapat dibentuk
jurusan/program spesialisasi ataupun program-program
pendidikan keterampilan yang dapat dipilih peserta didik atas dasar
kemampuan dan minatnya.
4) Prinsip Belajar Seumur Hidup

15
Prinsip belajar seumur hidup (long life learning) merupakan
konsep pendidikan yang mengarah pada ide pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk
mempunyai kesadaran dan kemauan untuk selalu membuka diri,
mengembangkan kemampuan dan kepribadian melalui kegiatan
belajar. Tidak harus terikat dengan sistem pendidikan sekolah
(pendidikan formal), melainkan secara belajar mandiri sepanjang
hidup.
5) Prinsip Sinkronisasi
Prinsip Sinkronisasi dimaksudkan adanya sifat yang searah
dan setujuan dengan semua kegiatan yang dilakukan oleh
kurikulum. Kegiatan-kegiatan kurikuler yang diinginkan, bukan
saling menghambat kegiatan kurikuler yang lain sehingga dapat
menganggu keterpaduan. Kurikulum sebagai suatu sistem
komponen-komponen kurikulum harus bersifat padu dan
membentuk satu kesatuan yang utuh. Dengan keterpaduan semua
komponen yang ada dalam sistem itu, semua kegiatan yang
diarahkan oleh satu komponen dengan yang lain tidak bertentangan
kurikulum yang bersifat sinkron, pada gilirannya, akan
memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sementara itu, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut Hamalik
(2002) adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan
b. Relevansi (kesesuaian)
c. Efesiensi dan efektivitas
d. Fleksibilitas (keluwesan)
e. Keseimbangan
f. Keterpaduan
g. Mutu
4. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Menurut Wahyudin, pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah
pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum.
Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk
pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses
pengembangan kurikulum. Wahyudin juga ber-pendapat jika dilihat dari
cakupan pengembangannya ada dua pendekatan yang dapat diterapkan
dalam pengebangan kurikulum. Pertama, pendekatan top down atau
pendekatan administratif, yaitu pendekatan dengan sistem komando dari

16
atas ke bawah; dan kedua adalah pendekatan grass root, atau pengembangan
kurikulum yang diawali oleh inisiatif dari bawah lalu disebarluaskan pada
tingkat atau skala yang lebih luas. Istilah singkatnya sering dinamakan
pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Berikut sekilas tentang kedua
pendekatan tersebut.
a. Pendekatan Top Down
Prosedur kerja atau proses pengembangan kurikulum model ini
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Dimulai dengan pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan.
2) Menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan
atau rumusan-rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah.
3) Apabila kurikulum sudah selesai disusun oleh tim atau kelompok
kerja, selanjutnya hasilnya diserahkan kepada tim perumus untuk
dikaji dan diberi catatan-catatan atau revisi.
4) Para administrator selanjutnya memerintahkan kepada setiap
sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum yang telah disusun
itu.

b. Pendekatan Grass Root


Pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan
kurikulum. Dalam kondisi yang bagaimana kira-kira guru dapat
berinisiatif memperharui/menyempurnakan kurikulum dengan
pendekatan semacam ini. Minimal ada syarat sebagai kondisi yang
memungkinkan, yaitu:
1) Manakala kurikulum itu benar-benar bersifat lentur sehingga
memberikan kesempatan kepada setiap guru secara lebih terbuka
untuk memperbaharui atau menyempurnakan kurikulum yang
sedang diberlakukan.
2) Hanya mungkin terjadi manakala guru memiliki sikap profesional
yang tinggi desertai kemampuannya yang memadai.
Menurut Wahyudin, ada beberapa langkah penyempurnaan kurikulum
yang dapat dilakukan manakala menggunakan pendekatan grass roots
ini.
1) Menyadari adanya masalah
2) Mengadakan refleksi
3) Mengajukan hipotesi atau jawaban sementara
4) Menentukan hipotesis
5) Mengimplementasikan perencanaan dan mengevaluasi

17
6) Membuat dan menyusun laporan hasil pelaksanaanpelaksanaan.3
C. Implementasi/Pelaksanaan Kurikulum
1. Pengertian Implementasi/Pelaksanaan
Kamus Oxford Advance Learner’s Dictionary mengemukakan
bahwa implementasi adalah: “outsome thing into effect” atau penerapan
sesuatu yang memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat
diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam
bentuk pembelajaran. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller
and Seller: bahwa “in some case implementation has been identified with
instructoin” lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi kurikulum
merupakan suatuenerapan konsep ide program atau tatanan kurikulum
kedalam praktik pembelajaran atau berbagai kreativitas baru sehingga
terjadinya perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk
berubah. Fullan mendefinisikan suatu gagasan, program atau kumpulan
kegiatan yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan untuk
berubah.
Oemar Hamalik (2011 : 237) mengemukakan bahwa implementasi
adalah penerapan sesuatu yang memberikan efek, sedangkan implementasi
kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang
telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan
dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Saylor dan Alexander sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid
(2014 : 6) mengemukakan bahwa implementasi kurikulum merupakan
proses menerapkan rencana kurikulum (program) dalam bentuk
pembelajaran, melibatkan interaksi siswa dengan guru dan dalam konteks
persekolahan. Sedangkan implementasi kurikulum menurut Murray Print
yaitu proses penerimaan dan penggunaan hal-hal baru dalam kurikulum
serta pelaksanaan dokumen kurikulum ke dalam tataran praktis. (Abdul
Majid, 2014 : 6)
Menurut Miller dan Seller sebagaimana yang dikutip oleh Oemar
Hamalik (2011 : 238) mengemukakan bahwa implementasi kurikulum
merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan
kurikulum kedalam praktik pembelajaran atau berbagai aktivitas baru,
sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk
berubah.

3
Syafaruddin, Manajemen Kurikulum (Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 132-138.

18
Sehingga, implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diuji-cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan
yang disesuaikan terhadap situasi dan kondisi lapangan dan karakteristik
peserta didik baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisik4.
2. Tahap-tahap pelaksanaan / implementasi kurikulum
Tahap-tahap pelaksanaan/implementasi kurikulum Secara garis
besar, tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi:
a. Tahap perencanaan implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau
mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai.
Setiap penetapan sebagai elemen yang akan dipergunakan dalam proses
implementasi kurikulum terdapat tahapan proses pembuatan keputusan
yang meliputi: identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin
dicapai), pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi, personalia,
anggaran dan waktu, evaluasi setiap alternatif tersebut, penentuan
alternatif yang paling tepat.
b. Tahap pelaksanaan implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah
disusun dalam perencanaan dengan menggunakan sejumlah teknik dan
sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan
sebelumnya. Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu, menurut
departemen/divisi/ seksi masing-masing atau gabungan, tergantung
pada rencana sebelumnya, hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya
tujuantujuan kegiatan yang telah ditetapkan.
c. Tahap evaluasi implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal, yaitu:
1) melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai tugas kontrol,
apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai
fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan;
2) melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria
waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan.
Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan suatu metode, sarana dan

4
Hidayati Wiji, dkk, Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan, (Yogyakarta: Semesta
Aksara, 2021), hal. 112

19
prasarana, anggaran proposal dan waktu yang ditentukan dalam tahap
perencanaan5.
3. Model Implementasi Kurikulum
Berkaitan dengan model implementasi kurikulum, Miller dan Seller
mengklasifikasikan model yang diimplementasikan menjadi beberapa, yaitu
a. The Concerns-Based Adaption Model
Model CBAM ialah model deskriptif yang dikembangkan
dengan mengidentifikasi tingkatan kepedulian pendidik terhadap suatu
inovasi. Model Leithwood, Model ini berfokus pada pendidik. Asumsi
yang mendasarkan model ini, yakni
1) Masing-masing pendidik memiliki kesiapan yang berbeda
2) Implementasi adalah proses timbal balik
3) Pertumbuhan dan perkembangan memungkinkan tahapan individu
untuk identifikasi.
Pokoknya yaitu memungkinkan pendidik dan pengembang
kurikulum untuk mengembangkan profil masalah apa yang harus
diubah dan bagaimana pendidik dapat menyelesaikan masalah.
b. Model TORI
Model ini dimaksudkan untuk menginspirasi orang untuk
melakukan perubahan. Dengan model ini diharapkan ada ketertarikan
pada pendidik untuk memanfaatkan perubahan. Inti dari model ini,
yaitu
1) Percaya diri
Artinya menumbuhkan kepercayaan diri
2) Pembukaan
Artinya menumbuhkan dan membuka keinginan
3) Realizing
Artinya menyadari bahwa tiap-tiap orang bebas melakukan dan
mewujudkan keinginannya untuk perbaikan
4) Interdependent
Artinya adanya sikap saling bergantung dengan lingkungan.
Model ini berfokus pada perubahan pribadi dan perubahan
sosial. Model ini memberikan ukuran yang memudahkan pendidik
untuk mengetahui bagaimana lingkungan akan menerima gagasan yang

5
Hidayati Wiji, dkk, Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan, (Yogyakarta: Semesta
Aksara, 2021), hal. 118

20
baru sebagai ekspektasi untuk menerapkan inovasi dalam praktik dan
memberikan berbagai panduan untuk memberikan perubahan.
Menurut Hasan terdapat faktor yang berpengaruh terhadap implementasi
kurikulum, yakni
a. Karakteristik
b. Strategi
c. Karakteristik penilaian
d. Pengetahuan guru
e. Sikap terhadap kurikulum
f. Kemampuan mengarahkan.
Menurut Mars adan beberapa unsur yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
kurikulum, yaitu dukungan dari:
a. Kepala sekolah
b. Rekan pendidik
c. Peserta didik
d. orang tua
e. Guru
Kurikulum kepribadian dapat diimplementasikan di awal sekolah dasar,
yang mana beberapa kemampuan dasar untuk keperluan pengembangan diri
berupa:
a. Keterampilan membaca
b. Menulis dan berpikir kritis
c. Berani untuk mengungkapkan ide
d. Bekerja sama perlu untuk disorot.
Menurut Nana Syaodih (2001), implementasi kurikulum yang sesuai
dengan desain membutuhkan kesiapan, terutama kesiapan para pelaksana.
Tidak peduli seberapa bagus desain kurikulum yang dimiliki,
keberhasilannya tergantung kepada pendidik. Kurikulum yang sederhana,
jika guru mempunyai kompetensi, semangat, dan loyalitas yang tinggi,
hasilnya akan menjadi lebih bagus dari pada desain kurikulum yang bagus
namun kompetensi, semangat dan loyalitas pendidiknya kurang6.
4. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Menerapkan kurikulum pada tiap jenjang pendidikan dilaksanakan prinsip
di bawah ini, yaitu

6
Haudi, Manajemen Kurikulum, (Solok: Insan Cendekia Mandiri, 2021), hal. 31

21
a. Pelaksanaan kurikulum bertumpu pada kemampuan, perkembangan
dan keadaan siswanya guna dapat dikuasainya kompetensi yang
bermanfaat.
Peserta didik harus merasakan layanan pendidikan berkualitas, dan
mendapatkan peluang untuk mengekspresikan dirinya dengan cara
yang bebas, dinamis, dan menyenangkan.

b. Kurikulum diterapkan dengan mendirikan lima pilar pembelajaran,


yakni
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Belajar memahami dan menghayati
3) Belajar mampu melaksanakan dan bertindak secara efektif
4) Belajar hidup bersama dan bermanfaat kepada orang banyak
5) Belajar untuk mewujudkan dan mengetahui jati diri dengan
pembelajaran yang aktif serta menyenangkan.
Penerapan kurikulum memungkinkan siswanya mendapatkan
layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai
dengan kemampuan. Tahapan dan keadaan perkembangan siswanya
dengan tetap memberi perhatian pada keterpaduan pengembangan diri
siswanya dengan ketuhanan, perseorangan, sosial dan moral.
c. Kurikulum diterapkan dalam kondisi silaturahmi antar siswa dan guru
yang saling menerima dan menghormati, terbuka dengan prinsip:
1) Ing ngarso sun tulodo
2) Ing madya mangun karso
3) Tut wuri handayani

d. Kurikulum dilakukan dengan menerapkan kedekatan berbagai strategi


dan berbagai media, sumber belajar dan teknologi yang layak serta
memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, dan
lingkungan alam dijadikan sumber belajarnya.
e. Kurikulum dilakukan dengan memanfaatkan keadaan alam, sosial, dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan yang optimal dari semua bahan pelajarannya.
f. Kurikulum yang memuat semua komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri disusun dalam keseimbangan
yang sesuai, keterkaitan dan kesinambungan antar kelas, jenis dan
jenjang pendidikan7.

7
Haudi, Manajemen Kurikulum, (Solok: Insan Cendekia Mandiri, 2021), hal. 37

22
D. Evaluasi Kurikulum
1. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Ada banyak definisi tentang evaluasi yang dikemukakan oleh para pakarnya.
a. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan
b. Gronlund mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis
dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/ data untuk
menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
c. Hopkins dan Antes mengemukakan evaluasi adalah pemeriksaan secara
terus menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru,
program pendidikan, dan proses belajar mengajar untuk mengetahui
tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran
siswa dan efektivitas program8.
d. Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi merupakan suatu proses
memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipetimbangkan (evaluand). Dan sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa
berupa orang, benda, kegiatan, keadaan atau sesuatu kesatuan tertentu9.
Dari definisi tentang evaluasi menurut pakar diatas, dapat
disimpulkan bahwa evaluasi adalah sebuah suatu proses pemeriksaan hasil
akhir yang sistematis terhadap semua kegiatan pendidikan dengan tujuan
untuk mendapatkan sebuah informasi sejauh mana tingkat perubahan proses
belajar mengajar, apakah tujuan pembelajaran telah memenuhi keinginan?.
Sedangkan pengertian kurikulum yaitu, sebagai berikut :
a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu10. (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional)
b. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai
pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran 11 . (Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).

8
Hamdi, Mohamad. 2020. “Evaluasi Kurikulum Pendidikan”. Intizam, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 4 (1), 66-75.
http://ejournal.staidakrempyang.ac.id/index.php/intizam/article/view/248.
9
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran(Jakarta: Rawamangun, 2010), 335.
10
Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
11
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.

23
c. Saylor, Alexander dan Lewis (1974) kurikulum adalah segala upaya
sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam
ruangan kelas maupun di luar kelas.
d. Harold B. Alberty (1965) memandang bahwa kurikulum sebagai semua
kegiatan yang berada di sekolah untuk siswa.
Telah disebutkan beberapa definisi tentang evaluasi dan kurikulum.
Maka dapat kita simpulkan bahwa evaluasi kurikulum yaitu suatu proses
pemeriksaan yang diatur secara sistematis untuk mengetahui informasi hasil
akhir dari semua kegiatan pembelajaran seperti tujuan, isi, metode dan
bahan pembelajaran yang telah digunakan.
2. Model Evaluasi Kurikulum
a. Measurement ( Pengukuran )
Pada dasarnya evaluasi itu adalah sebuah pengukuran terhadap
kemampuan siswa untuk mengetahui perbedaan antara kemampuan
individu dan kelompok. Hasil dari penilaian evaluasi digunakan untuk
kemajuan peserta didik, bimbingan pendidikan, perbandingan
efektifitas antar program serta metode pendidikan. Hasil belajar
menjadi objek evaluasi yang menitikberatkan pada aspek kognitif
terutama yang dapat diukur dengan alat yang objektif dan dapat
dilakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data
objektif khususnya skor hasil tes. Cara pendekatan yang bisa
digunakan :
1) Setiap siswa ditempatkan pada kedudukan kelompoknya, dengan
melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil
belajar.
2) Membandingkan hasil belajar kelompok dengan kelompok lainnya
menggungakan metode pengajaran yang berbeda, melalui analisis
kuantitatif
3) Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam
bentuk objektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat
evaluasi yang reliabel dan valid.

b. Congruence ( Penyesuaian )
Congruence atau pemeriksaan kesesuaian antara tujuan dan
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, sejauh mana perubahan
hasil pendidikan yang telah terjadi. Hasil penyesuaian evaluasi
digunakan dalam penyempurnaan program, bimbingan program
kedepannya dan pemberian informasi kepada pihak - pihak diluar yang
terkait pendidikan dan berkepentingan. Hasil belajar menjadi objek

24
evaluasi yang menitikberatakan pada aspek kognitif, psikomotorig,
pengembangan nilai dan sikap. Cara pendekatan yang bisa digunakan :
1) Menggunakan prosedur pre-and post-assessmentdengan
menempuh langkah-langkah pokok sebagai berikut: penegasan
tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
2) Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
3) Teknik evaluasi berupa tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang
cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung
dalam tujuan.
4) Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua
atau lebih program.

c. Illumunation ( Penerangan/Penyempurnaan )
Evaluasi pada dasarnya merupakan sebuah judgement
( pertimbangan ) yang hasilnya digunakan untuk penyempurnaan
sebuah program kurikulum. Objek evaluasi terdiri dari latar belakang,
perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan
– kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada
umummnya adalah data subyektif ( judgement data ). Cara pendekatan
yang bisa digunakan :
1) Menggunakan prosedur yangdisebut progresiive focusing dengan
langkah pokok: orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis
sebab akibat
2) Bersifat kualitatif terbuka, dan fleksibel-eklektif
3) Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisasi
dokumen dan bila perlu mencakup pula tes

d. Educational System Evaluation


Evaluasi pada dasarnya sebuah perbandingan antara
pelaksanaan semua program kurikulum dan kriteria, yang berakhir
dengan sebuah deskripsi dan judgement. Hasil dari evaluasi digunakan
untuk menyempurnakan program dan menyimpulkan hasil program
secara keseluruhan. Objek evaluasi berupa input ( bahan, rencana,
peralatan ), proses dan hasil yang akan dicapai secara lebih luas. Cara
pendekatan yang digunakan :
1) Membandingkan performance setiap dimensi program dengan
kriteria internal.
2) Membandingkan performance program dengan menggunakan
kriteria eksternal, yaitu performance program yang lain.

25
3) Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan
analisis dokumen12.
3. Langkah – langkah Evaluasi Kurikulum
Secara umum, langkah – langkah evaluasi terdiri dari beberapa kegiatan
pokok, yaitu
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengolahan Hasil
Sementara itu, Hermana Somantrie (2009) menjelaskan bahwa tahapan
pelaksanaan evaluasi kurikulum, yaitu13 :
a. Mempelajari kurikulum yang sudah ada
b. Menuliskan latar belakang/alasan mengapa kurikulum itu perlu
dievaluasi
c. Menentukan apa yang ingin diketahui dan menuliskan pertanyaan
evaluasi
d. Membuat rancangan evaluasi
e. Mengumpulkan informasi/data
f. Menganalisis informasi/data
g. Merumuskan kesimpulan
h. Menginformasikan hasil
i. Memanfaatkan hasil untuk merevisi kurikulum.
4. Teknik – teknik Pelaksanaan Evaluasi
1. Teknik bukan tes merupakan teknik evaluasi yang digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.
a. Wawancara atau interview
b. Angket
c. Pegamatan atau observasi
2. Teknis tes merupakan teknik yang biasa digunakan untuk mengukur
dan menilai program kurikulum dan kemampuan siswa berupa hasil
belajar dalam mencapai kompetensi tertentu, yang mana hasil penilaian
berbentuk angka (kuantitatif). Selanjutnya ditafsirkan tingkat
penguasaan kompetensi siswa.
a. Tes lisan
b. Tes tulis
c. Tes perbuatan

12
Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali. Hal.114-118
13
Badrun Kartowagiran, Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta (2013). Hal 1-11

26
5. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan dari evaluasi kurikulum adalah penyempurnaan kurikulum dengan
cara mengungkapkan proses pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan
yang telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut,
Ibrahim adanya kegiatan evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk keperluan
berikut14 :
a. Perbaikan program
Informasi hasil evaluasi bisa dijadikan masukan perbaikan yang di
perlukan didalam program kurikulum yang sedang dikembangkan.
Evaluasi kurikulum dipandang sebagai proses dan hasil yang relevan
untuk dijadikan acuan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan.
b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak (yang terkait dan
berkepentingan)
Evaluasi kurikulum menjadi bentuk laporan yang harus dipertanggung
jawaban dari pengembang kurikulum kepada pihak-pihak yang
bersangkutan, secara langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam
pengembangan kurikulum yang bersangkutan.
c. Penentuan tindak lanjut pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum kemungkinan berbentuk
jawaban atas dua pertanyaan : pertama, apakah kurikulum tersebut
akan atau tidak akan disebar luaskan kedalam sistem yang ada?
Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang
bagaimana kurikulum tersebut akan disebarluasakn kedalam sistem
yang ada?

14
Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum, Bandung (2014). Hal 149-150

27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum merupakan suatu proses pengelolaan kurikulum
yang dimulai dari tahap perancaan, pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Sebelum memulai suatu kegiatan tentunya harus memiliki sebuah rencana agar
kegiatan yang dilakukan kecil kemungkinanan terjadi kegagalan. Tahap kedua
yaitu pengembangan merupakan proses menentukan cara kurikulum akan
bekerja, dengan tujuan untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari
materi pelajaran. Tahap ketika yaitu implementasi atau pelaksanaan terhadap
program-program yang telah ditentukan dan direncanakan. Tahp terakhir yaitu
evualasi merupakan proses pemeriksaan atas semua kegiatan yang terjadi,
apakah program yang digunakan berhasil?. Apakah terjadi perubahan pada
tingkat belajar mengajar?. Semua tahapan tersebut dilakukan untuk memenuhi
tujuan pendidikan menjadi yang lebih baik.

28
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, S. 2017. Manajemen Kurikulum. Medan: Perdana Publishing.
H. 2021. Manajemen Kurikulum. Solok: Insan Cendekia Mandiri
Hamdi, Mohamad. 2020. “Evaluasi Kurikulum Pendidikan”. Intizam, Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam vol.4 (1). Diakses pada 7 September 2022,
15:24 WIB.
http://ejournal.staidakrempyang.ac.id/index.php/intizam/article/view/248.
Haudi, Manajemen Kurikulum, Solok: Insan Cendekia Mandiri, 2021.
Hidayati, Wiji, dkk. Manajemen Kurikulum Dan Program Pendidikan,
Yogyakarta: Semesta Alam, 2021.
Kartowagiran, Badrun. Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta
2013.
Rouf, Muhammad, dkk. Pengembangan Kurikulum SekolahSekolah, Konsep,
Model, dan Implementasi. Bangkalan: Al-Ibrah, 2020.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rawamangun, 2010
Wahyudin, Dinn. Manajemen Kurikulum, Bandung 2014.
Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.
.

29

Anda mungkin juga menyukai