Anda di halaman 1dari 5

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan ide tentang sistem informasi
manajemen pembiayaan pendidikan di Sekolah. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah …………. Dari hasil literature review ditemukan sistem
pembiayaan pendidikan sekolah berbasis digital dimana dibagi dalam dua
subsistem yaitu penerimaan dan pengeluaran, dimana setiap warga sekolah dapat
login sesuai dengan bidangnya masing – masing. Kesimpulan dari penelitian ini
bahwa, sistem informasi manajemen yang digunakan harus berbasis digital
sehingga mengurangi kecurangan dalam manajemen pembiayaan pendidikan.
Peneliti juga menyarankan supaya sistem ini dapat diterapkan disemua sekolah di
Indonesia.

Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Pembiayaan Pendidikan, Model


Sistem Pembiayaan

Pendahuluan
Biaya adalah besarnya dana yang diperkirakan perlu untuk disediakan
pada proyek kegiatan tertentu (Gaffar, 1987:162). Biaya adalah sejumlah
pengeluaran dalam bentuk uang yang berbuhungan dengan perolehan berbagai
faktor input pendidikan, misalnya : guru, buku, gedung, tanah, perlengkapan, dan
sebagainya (Thomas, 1971:31). Batasan ini dipertegas lagi oleh Bowen
(1981:XX) bahwa biaya pendidikan adalah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
satuan pendidikan untuk mendapatkan jasa tanah, tenaga kerja, atau modal, untuk
membeli barang dan jasa, atau untuk memberikan bantuan finansial kepada siswa.
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 2008, dana pendidikan adalah
sumber daya keuangan yang disediakan untuk menyelenggarakan dan mengelola
pendidikan. Selanjutnya dikemukakan bahwa pendanaan pendidikan adalah
penyediaan sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan. Secara lebih sederhana Decentralized Basic Education
(2008:11-15) mendefinisikan biaya pendidikan sebagai nilai rupiah dari seluruh
sumber daya (input) baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan peluang,
maupun uang, yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan.
Di tingkat sekolah, biaya dapat diklasifikasikan ke dalam biaya
operasional dan biaya investasi. Biaya operasional adalah biaya yang ditimbulkan
dari pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk penyelenggaraan
pendidikan yang habis digunakan dalam waktu satu tahun atau kurang per siswa
per tahun. Biaya operasional dapat dipilah menjadi biaya operasional personil dan
biaya operasional bukan personil. Dalam menghitung Standar Biaya Operasional
Satuan Pendidikan (BOSP), Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), seperti
yang tercantum dalam PP Nomor 19 Tahun 2005, menggunakan jumlah
rombongan belajar (rombel) untuk mengakomodir variasi antar sekolah. Sekolah
dengan jumlah rombongan belajar berbeda akan mempunyai nilai BOSP yang
berbeda.Dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan
penelitian khususnya tentang penghitungan biaya operasional satuan pendidikan
per tahun per siswa agar mendekati kenyataan, maka perlu memperhatikan
asumsi-asumsi dasar yang meliputi: (1) penentuan kondisi sekolah yang meliputi
jumlah rombongan belajar (rombel), jumlah siswa per rombel, jumlah pendidik
dan tenaga kependidikan, jumlah mata pelajaran, nilai gaji dan tunjangan; (2)
penentuan komponen biaya; (3) penentuan volume penggunaan atau pemakaian,
dan (4) penentuan harga setiap komponen biaya.
Sistem desentralisasi pengelolaan pendidikan di Indonesia membawa
perubahan dalam pengelolaan pendidikan. Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota)
memiliki hak dan tanggung jawab yang sangat besar untuk mengelola pembiayaan
pendidikan di wilayah masing-masing. Hal tersebut membawa dampak positif dan
negatif. Secara positif desentralisasi pengelolaan biaya pendidikan dapat
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, sustanibilitas, keefektifan maupun
efisiensi karena pemerintah daerah lebih memiliki kedekatan dengan
masyarakatnya sehingga memiliki keunggulan informasi dibanding pemerintah
pusat. Namun karena keterbatasan kemampuan dan komitmen para pengelola
biaya pendidikan daerah yang sangat beragam, muncullah berbagai masalah
pengelolaan biaya pendidikan yang justru mengurangi transparansi, akuntabilitas,
sustanibilitas, keefektifan dan efisiensi pengelolaan biaya tersebut. Untuk itu
diperlukan model manajemen pembiayaan pendidikan, khususnya pada
pendidikan dasar yang merupakan tanggung jawab penuh pemerintah, baik pusat,
propinsi, maupun kabupaten/kota dan dukungan partisipasi masyarakat yang
sampai sekarang belum secara jelas bagaimana model pengelolaan
pembiayaannya.
Pembiayaan pendidikan menjadi isu penting dalam situasi kemampuan
finansial pemerintah maupun rumah tangga (householder). Masalah pembiayaan
ini akan semakin penting saat sekolah diharapkan untuk lebih tanggap terhadap
keinginan dan kepentingan masyarakat sekitarnya. Masalah ini akan menjadi lebih
penting sejak para guru secara terbuka meminta kenaikan gaji. Dengan demikian,
hal ini akan berdampak pada uang sekolah, terutama sekolah swasta. Agar proses
pembiayaan pendidikan ini berjalan dengan efektif dan efisien, perlu
dikembangkan suatu model penganggaran pendidikan yang bisa diterapkan di
Indonesia.
Untuk mengembangkan suatu model manajemen pembiayaan pendidikan
di sekolah, maka dibutuhkan suatu sistem untuk mengontrol proses tersebut.
Kebanyakan sistem yang diterapkan saat ini masih perlu dianalisis lebih lanjut
karena dapat dikatakan rentan, hal itu dapat diindikasikan dengan banyak
penyelewengan yang dilakukan oleh sekolah dalam pengelolaan biaya
pendidikannya.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran Sistem Informasi Manajemen Pembiayaan di Sekolah ?
2. Bagaimana model Sistem Informasi Manajemen Pembiayaan di Sekolah ?

Metode
Hasil & Pembahasan
Sumber dana untuk mendukung kegiatan operasional sekolah berasal dari
3 sumber dana, yaitu: 1) dari orang tua siswa dalam bentuk sumbangan bulanan
(SPP); 2) Dana bantuan operasional sekolah (BOS); 3) BPMU (BOS Provinsi).
Penyusunan anggaran dimulai dengan diadakannya rapat pengelola, semua bidang
di sekolah tentang penyusunan analisis konteks tentang pemenuhan 8 SPM, hasil
analisis memunculkan program kerja dengan jumlah dana yang dibutuhkan dan
diidentifikasi sumber pendanaan yang memungkinkan dari 3 sumber tadi.
Dalam pandangan kesisteman maka aktivitas diatas dapat dikatakan
sebagai sistem pengelolaan keuangan yang dibagi menjadi sub sistem penerimaan
dan sub sistem pengeluaran.
Aktivitas penerimaan atau sub sistem penerimaan merupakan sub sistem
yang berisi rangkaian kegiatan untuk menangani penerimaan kas dari pihak ketiga
dalam hal ini wali siswa (murid) atau lainnya atas sumbangan yang diserahkan
kepada sekolah meliputi proses penerimaan kas, pencatatan, penyimpanan dan
pelaporan kas. Aktivitas penerimaan dilakukan dengan dua cara yaitu tunai dan
melalui bank. Pencatatan dilaksanakan dengan pencatatan pada buku rekapitulasi.
Penyimpanan dilaksanakan dengan kerjasama Bank. Pelaporan dilaksanakan
dengan laporan rutin bulanan dan akhir tahun. Para pihak yang terkait dalam
penanganan ini antara lain wali murid atau pihak ketiga lainnya, bagian tata usaha
keuangan dan bank. Aspek sistem pengendalian sub sistem penerimaan kas yang
terkait dengan tugas dan kewajiban para pihak antara lain berupa pemisahan tugas
dilaksanakan dengan baik. Strukur organisasi telah disusun dengan baik.
Dokumen yang digunakan dalam proses pengelolaan penerimaan kas adalah slip
pembayaran tunai, slip setoran bank, rekening Koran. Slip pembayaran digunakan
untuk pengakuan dan pencatatan pembayaran tunai dari wali murid ke sekolah.
Slip setoran bank digunakan sebagai bukti pembayaran wali murid kepada sekolah
melalui bank. Rekening Koran digunakan untuk melakukan pemeriksaan saldo
rekening bank sekolah. Aspek sistem pengendalian internal terkait dengan
dokumen antara lain aspek otorisasi telah dijalankan dengan baik. Buku catatan
yang diselenggarakan dalam rangka penerimaan kas adalah buku rekapitulasi
penerimaan kas harian. Buku ini digunakan untuk mencatat secara harian
penerimaan kas yang terjadi. Buku ini diselenggarakan oleh bagian keuangan.
Buku ini berbentuk rekap dengan menyedikan kolom penerimaan dan pengeluaran
sesuai penerimaan dan pengeluaran yang terjadi tiap hari. Buku jurnal dan buku
besar terkait dengan penerimaan belum disusun dengan baik. Laporan yang
disusun oleh bagian keuangan adalah laporan realisasi penerimaan periodik.
Pencatatan dengan dasar kas. Laporan yang dibuat merinci penerimaan kas ke
dalam beberapa item penerimaan sesuai jasa yang diselenggarakan oleh sekolah.
Laporan kinerja yang diamanahkan oleh SAK ETAP berupa laba rugi belum
dilaksanakan.
Sub sistem yang kedua adalah sub sistem pengeluaran kas. Sub sistem
pengeluaran kas adalah rangkai prosedur yang digunakan untuk menangani
pengelolaan pengeluaran kas atas pembayaran berbagai beban sekolah yang
meliputi penerimaan permintaan kas, penyediaan kas, pembayaran, pencatatan,
dan pelaporan atas pengeluaran kas. Pengeluaran kas dilakukan dengan
menggunakan metode pembayaran langsung dan penggunaan kas kecil. Kas kecil
diserahkan dari bendahara sekolah kepada tata usaha keuangan sekolah. Kas besar
digunakan pembayaran yang sifatnya kepada pihak ketiga dan langsung ditangani
oleh tata usaha keuangan sekolah setelah mengajukan kepada bendahara.
Dokumen yang digunakan dalam proses pengelolaan pengeluaran kas adalah bukti
pengeluaran kas atau kwitansi. Bukti pembayaran digunakan untuk melakukan
pembayaran kepada pihak ketiga (menggunakan mekanisme langsung). Dokumen
pengeluaran bukti kas kecil digunakan untuk pengeluaran kas kecil kepada tata
usaha keuangan sekolah. Tata usaha keuangan sekolah dalam
mempertanggungjawabkan kas kecil hanya menyerahkan bukti pengeluaran
sebesar jumlah kas kecil yang diterima setiap bulannya. Aspek sistem
pengendalian internal terkait dengan dokumen antara lain aspek otorisasi telah
dijalankan dengan baik. Buku catatan yang diselenggarakan dalam rangka
pengeluaran kas adalah buku rekapitulasi pengeluaran kas harian. Buku ini
digunakan untuk mencatat secara harian pengeluaran kas yang terjadi. Buku ini
diselenggarakan oleh bagian keuangan. Buku ini berbentuk rekap dengan
menyedikan kolom penerimaan dan pengeluaran sesuai penerimaan dan
pengeluaran yang terjadi tiap hari. Buku jurnal dan buku besar terkait dengan
pengeluaran belum disusun dengan baik. Laporan yang disusun oleh bagian
keuangan adalah laporan realisasi pengeluaran periodik. Pencatatan dengan dasar
kas. Laporan yang dibuat merinci pengeluaran kas ke dalam beberapa item
pengeluaran sesuai jenis beban sekolah. Laporan kinerja yang diamanahkan oleh
SAK ETAP berupa laba rugi belum dilaksanakan.

Rancangan Sistem Aplikasi


Pengguna akan dihadapkan pada form login terlebih dahulu sebelum dapat
menggunakan sistem. Setelah melakukan login, pengguna akan diberikan hak
akses sesuai dengan jabatannya masing-masing pada form menu. Pada form data
siswa, yang berhak mengaksesnya hanya bagian administrasi. Form ini berfungsi
untuk menginput data siswa baru. Pada form data karyawan, berfungsi untuk
memasukkan data karyawan baru beserta memilih foto sesuai dengan masing-
masing karyawan. Berikut adalah gambar form data karyawan. Pada form data
jabatan berfungsi untuk mengisi nama jabatan dan gaji pokok setiap masing-
masing jabatan.
Pada form pembelian, yang berhak mengaksesnya hanya bagian petugas
koperasi. Form ini berfungsi untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan.
Pada form penjualan, yang berhak mengaksesnya hanya bagian petugas koperasi.
Form ini berfungsi untuk menjual barang-barang yang tersedia di bagian koperasi.
Pada form SPP, yang berhak mengakses nya hanya bagian administrasi. Form ini
berfungsi untuk mengetahui apakah kartu SPP telah dibagikan atau belum dan
juga untuk melakukan pembayaran SPP bagi yang ingin melakukan pembayaran.
Pada form gaji berfungsi untuk menghitung gaji setiap karyawan pada Sekolah
Sebelum menghitung gaji, terlebih dahulu memasukkan jumlah hari kerja sekolah
pada periode tersebut.
Pada form jurnal umum, yang berhak mengaksesnya hanya bagian
Bendahara. Form ini untuk menginput jurnal selain yang terdapat pada transaksi.
Pada form buku besar, yang berhak mengaksesnya hanya bagian Bendahara. Form
ini untuk menyimpan buku besar berdasarkan periode dan menyimpan saldo akhir
ke neraca saldo. Pada form laporan laba rugi, yang berhak mengaksesnya hanya
bagian bendahara. Form ini berfungsi untuk melihat apakah laba atau rugi yang
dihasilkan pada periode tersebut kemudian tekan tombol simpan. Pada form
laporan perubahan ekuitas, yang berhak mengaksesnya hanya bagian Bendahara.
Form ini berfungsi untuk menentukan modal akhir Sekolah dengan menghitung
modal awal dan laba atau rugi yang dihasilkan. Pada form neraca, yang berhak
mengakses nya hanya bagian Bendahara. Form ini berfungsi menyimpan neraca
dengan memilih periode yang akan disimpan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa, sistem informasi manajemen yang digunakan harus berbasis digital
sehingga mengurangi kecurangan dalam manajemen pembiayaan pendidikan.
Peneliti juga menyarankan supaya sistem ini dapat diterapkan disemua sekolah di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai