Anda di halaman 1dari 17

Kompensasi dan Harapan bagi Pendidik Sumber Daya Pendidik

dan Tenaga Kependidikan

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Pendidik
dan Tenaga Kependidikan yang dibina oleh dosen Dr. H. Sofyan Tsauri, M.M.

Oleh :

Kelompok 9

1. Anisya Nadila Salsabila Ervani 211101030022


2. Nur Waviq Rohmatul L 211101030032

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI ACHMAD SIDDIQ


JEMBER

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Kompensasi dan Harapan bagi Pendidik Sumber Daya
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sholawat dan salam kami sampaikan kepada
baginda rasulullah SAW yang telah memberikan cahaya terang benderang bagi
umat manusia.

Dalam penyusunan makalah ini, perkenankan penulis mengucapkan terima


kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku rektor UIN KHAS Jember
2. Dr. H. Sofyan Tsauri, M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
3. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam


penulisan makalah ini, untuk itu penulis berharap adanya saran dan kritik yang baik.
Penulis berharap dengan makalah ini dapat berguna dan lebih bermanfaat bagi kita
semua.

Jember, 28 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Hal

Halaman Sampul ................................................................................................... i

Prakata .................................................................................................................. ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan ...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6

A. Kompensasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan ..................................... 6


1. Pengertian Kompensasi ....................................................................... 6
2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Kerja .................................. 7
3. Jenis-jenis Kompensasi ....................................................................... 8
B. Harapan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................... 10
1. Profesionalisasi Pendidik .................................................................... 11
2. Harapan dan Mimpi Seorang Pendidik ............................................... 13

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15

A. Kesimpulan .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan merupakan
komponen yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan. pengelolaan sumber daya manusia pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkualitas diharapkan dapat mengoptimalkan potensi-
potensi yang dimiliki agar mampu mendukung terbentuknya pendidikan
yang berkualitas. Dalam hal ini sumber daya manusia pendidik dan tenaga
kependidikan menjadi titik penting untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, seringkali dihadapkan dengan berbagai
permasalahan-permasalahan yang cukup komplek yang mengakibatkan
merosotnya mutu pendidikan. Menanggapi permasalahan yang terjadi,
berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pemecahan
masalah pendidikan yang terjadi. Salah satunya memperbaiki mutu sumber
daya manusia pendidik.
Kinerja guru tidak terwujud begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu, baik faktor internal maupun eksternal yang dapat
membawa dampak bagi kinerja guru. Faktor internal yang berpengaruh
diantaranya kemampuan, keterampilan, kepribadian, persepsi dan motivasi.
Sedangkan faktor eksternal diantaranya gaji (kompensasi), sarana dan
prasarana serta lingkungan kerja fisik.
Dengan adanya sistem kompensasi yang baik maka kinerja guru
dapat ditingkatkan. Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu
memperhatikan sistem kompensasi sebagai upaya meningkatkan kinerja
guru yang dapat berdampak pada perbaikan layanan pendidikan bagi peserta
didik. Dengan demikian, diharapkan sumber daya pendidik dan tenaga
pendidikan dapat meningkat mutu pendidikan dengan upaya membentuk

1
watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang
diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompensasi?
2. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kinerja kerja?
3. Apa saja jenis-jenis kompensasi?
4. Bagaimana Harapan pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan?
5. Apa saja harapan atau impian pendidik bagi mutu pendidikan?
C. Tujuan
1. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas definisi dari kompensasi
2. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas pengaruh dari kompensasi
terhadap kinerja kerja.
3. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas beragam jenis dari
kompensasi.
4. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas harapan pendidik dan
tenaga kependidikan.
5. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas impian dari seorang
pendidik dan tenaga kependidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kompensasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pengertian Kompensasi
a. Menurut Handoko (1994:155) dalam Haryono (2017:22)
kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pekerja balas
jasa atas kerja mereka.1
b. Menurut Dessler (1997: 85) kompensasi adalah setiap bentuk
pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan
timbul dari diperkerjakannya karyawan itu.2
c. Menurut Umar (2007: 16) kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima oleh pegawai berupa gaji, upah, insentif, bonus, premi,
pengobatan, asuransi dan lain-lain yang sejenis yang dibayar
langsung perusahaan.3

Jadi, istilah kompensasi dalam organisasi pendidikan dapat


berbentuk gaji (termasuk tunjangan), honor, biaya transport, uang
makan, dan pendapatan lain yang diperoleh dan sumber yang sah.4

Kompensasi lain yang berhak dan dinikmati oleh tenaga pendidik


adalah perlakuan adil dan manusiawi, mempersembahkan pelayanan
yang baik, jaminan keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan
tugas dan lain sebagainya.

1
Wajar Setiyan. 2022. Kompensasi Dalam Kinerja Tenaga Kependidikan Honorer Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal Inovasi Masyarakat Vol.
02 No. 02.
2
ibid
3
ibid
4
Khafsah Situmorang, dkk. 2022. Sistem Kompensasi dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik (Studi
Kasus SDN 014687 Rawang Pasar IV). Edumaspul, Jurnal Pendidikan 6 (1).

3
Di sekolah biasanya terdapat dua jenis status pegawai yaitu
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Honorer.5

a. PNS mendapatkan kompensasi yang rutin dan tetap serta


besarannya (layak)
b. Honorer mendapatkan kompensasi yang kurang layak dan tidak
teratur waktu penerimaannya dibandingkan PNS. Hal ini
disebabkan, kompensasi/gaji yang diterima honorer baik tenaga
pendidik maupun tenaga kependidikan bersumber dari Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang waktu pencairannya
tidak teratur tiap bulannya.

Ada beberapa metode yang dapat diterapkan sebagai dasar dalam


pemberikan kompensasi di antaranya:6

a. waktu, dimana pegawai dibayar berdasarkan waktu yang telah


dilaksanakan dalam pekerjaannya.
b. produktivitas, yaitu pemberian kompensasi berdasarkan jumlah
pekerjaan yang telah dihasilkannya.
c. metode kombinasi, dimana tenaga pendidik dibayar dengan car
mengkombinasikan kedua metode di atas, misalnya selain gaji
yang diterima juga ditambah beberapa jenis insentif lain.

Menurut Mangkuprawira ada beberapa prinsip yang diterapkan


dalam manajemen kompensasi, antara lain :7

a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam


perusahaan.

5
Wajar Setiyan. 2022. Kompensasi Dalam Kinerja Tenaga Kependidikan Honorer Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal Inovasi Masyarakat Vol.
02 No. 02.
6
Samsuardi. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Guru Pada Lembaga Pendidikan
Madrasah.
7
Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003),
Cet Ke-2, hal. 66.

4
b. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan
kinerja atau performance.
c. Mempertimbangkan keuangan perusahaan.
d. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing dengan
harga pasar tenaga kerja sejenis.
e. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang
berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan yang sama.
f. Sistem penggajian yang baru harus dikaitkan dengan penilaian
kinerja karyawan.

2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Pendidik


Kompensasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
sebuah organisasi. Disebutkan dalam Undang-Undang pasal 32
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 ditegaskan bahwa untuk
meningkatkan kegairahan bekerja, diselenggarakan usaha
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil.8

Tujuan dari kompensasi menurut Sedarmayanti (2011:72) adalah


menghargai kinerja, menjamin keadilan, mempertahankan karyawan,
memperoleh karyawan bermutu, mengendalikan biaya dan memenuhi
peraturan.

Menurut Gouzali (1996:98) dengan rinci menjelaskan tujuan


pemberian kompensasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk menjamin sumber nafkah karyawan


b. Meningkatkan prestasi kerja karyawan
c. Meningkatkan harga diri karyawan
d. Mencegah karyawan meninggalkan organisasi
e. Meningkatkan disiplin kerja
f. Perusahaan dapat bersaing dengan tenaga kerja di pasaran
g. Mempermudah perusahaan mencapai tujuan

8
ibid

5
h. Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi maju.

Setiap pekerja yang telah memberi atau mengorbankan tenaga


dan pikirannya pada suatu perusahaan, maka pemberian kompensasi
menjadi sesuatu yang layak diberikan dalam mendorong karyawan
supaya bekerja lebih giat serta lebih bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan kepadanya.

Jadi dapat dikatakan bahwa kompensasi akan mempengaruhi


performance karyawan pada suatu lembaga.

3. Jenis-jenis Kompensasi
Kompensasi tidak hanya diberikan dalam bentuk gaji saja, namun
dapat berupa bentuk lain seperti tunjangan, insentif, bonus atau bentuk
non finansial seperti cuti yang dapat membuat seorang pegawai merasa
nyaman bekerja pada organisasi tersebut dan dapat menunjukkan
kinerja yang optimal.9

Kompensasi memiliki bentuk dan jenis yang sangat beragam.


Menurut Ulfatin dan Triwiyanto (2016:123-124) Bentuk dan jenis
kompensasi dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:10

a. Gaji dan upah

Gaji dan upah umumnya disebut sebagai kompensasi utama karena


sebagai gantungan hidup (nafkah) bagi pegawai dan keluarganya.

b. Insentif

Insentif dipandang sebagai penghargaan atau ganjaran yang diberikan


untuk memotivasi para pegawai agar produktivitas kerjanya semakin
tinggi.

9
Khafsah Situmorang, dkk. 2022. Sistem Kompensasi dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik (Studi
Kasus SDN 014687 Rawang Pasar IV). Edumaspul, Jurnal Pendidikan 6 (1).
10
Wajar Setiyan. 2022. Kompensasi Dalam Kinerja Tenaga Kependidikan Honorer Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal Inovasi Masyarakat Vol.
02 No. 02.

6
c. Tunjangan

Pada umumnya tunjangan diberikan sebagai tambahan gaji atau upah


yang berfungsi untuk mensejahterakan pegawai. Macam- macam
tunjangan, antara lain: tunjangan jabatan, tunjangan profesi, tunjangan
keluarga, tunjangan pangan, dan sebagainya.

d. Jaminan kesehatan dan kesejahteraan

Yang tergolong kompensasi jenis ini antara lain: asuransi jiwa, biaya
pengobatan ketika sakit, koperasi (simpan pinjam), alat-alat
keselamatan kerja, dan sebagainya.

e. Kompensasi karier

Imbalan karier dapat berupa rasa aman di tempat kerja, kesempatan


untuk mendapatkan pengembangan profesi dan jabatan, pendidikan dan
pelatihan, dan sebagainya.

f. Kompensasi sosial

Yang tergolong kompensasi jenis ini antara lain berupa: pengakuan dan
penghargaan dari masyarakat, ucapan selamat, kekompakan antar
teman sejawat, senyuman dan pujian serta penghargaan atas jalinan
komunikasi antar manusia.

Untuk menentukan tingkat besarnya pembayaran atau gaji dari


suatu kelompok jabatan atau suatu pekerjaan biasanya dipertimbangkan
berdasarkan tingkat kesulitan dari jabatan tersebut. Adapun aspek-
aspek yang dinilai dari tuntutan dari jabatan tersebut mencakup:

a. Tuntutan keahlian (skill) yang meliputi pengetahuan, pengalamn


dan kemandirian
b. Tuntutan upaya (effort) meliputi tuntutan fisik dan tuntutan
perhatian

7
c. Tuntutan tanggung jawab meliputi besarnya atau nilai peralatan,
material, keuangan, keselamatan dan kepemimpinan yang menjadi
tangggung jawabnya
d. Tuntutan lingkungan yang meliputi keadaan lingkungan kerja dan
bahaya kecelakaan

B. Harapan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Dunia pendidikan sedang dan terus diuji dengan berbagai
permasalahan yang terjadi. Permasalahan tersebut tentunya dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang sangat kompleks, Prayitno (2009)
mendefinisikan ada lima hal pokok yang menyebabkan dua hal tersebut bisa
terjadi , yaitu:11

1) Pendidik tidak dilatih terlebih dahulu untuk melaksanakan tugas


tugasnya (untrained)
2) Tidak terlatih dengan baik (undertrained)
3) Kurang peduli atas tugas dan kewajibannya (uncommitted)
4) Fasilitas pendidikan rendah (under-facilitated)
5) Pendidik dibayar rendah (underpaid)

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Oleh karena itu, pendidik haruslah seseorang yang profesional,


dengan demikian adanya pendidik di dalam pendidikan dapat bermakna
bagi masyarakat dan bangsa.

11
Prayitno. 2009. Dasar, Teori, dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

8
1. Profesionalisasi Pendidik
Pendidik profesional menjadi impian semua orang karena akan
melahirkan anak bangsa yang kuat, cerdas, kritis, inovatif, demokratis,
dan berakhlak. Pendidik profesional dan bermartabat memberikan
teladan bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang kuat.

Kinerja guru dalam pembelajaran merupakan faktor utama dalam


proses pembelajaran dengan kata lain adanya peningkatan dalam mutu
pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam
keseluruhan proses pendidikan.12

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan menjabarkan bahwa:

(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi


sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional;
(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
(3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
(a) Kompetensi pedagogik
(b) Kompetensi kepribadian
(c) Kompetensi profesional
(d) Kompetensi sosial
(4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian

12
Nasrun. 2017. Profesi Pendidik: Tantangan Dan Harapan. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 02 No. 01

9
khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi
pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan;
(5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4)
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang menjelaskan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

Upaya untuk menjadikan profesi guru sebagai profesi profesional


telah dilakukan pemerintah melalui berbagai program, ini ditegaskan
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dengan dipedomani undang-undang tersebut
diharapkan dapat mewujudkan profesionalisasi jabatan guru yang pada
akhirnya akan secara bertahap dapat meningkatkan mutu
profesionalitas guru, sebagai bekal mendasar dalam kerangka
peningkatan mutu pendidikan nasional secara menyeluruh.

2. Harapan dan Mimpi Seorang Pendidik


Harapan seorang pendidik dijabarkan dalam bentuk rencana
kegiatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, ada harapan yang ingin diwujudkan
dari seorang pendidik, yaitu:13

a) Adanya kelas yang modern, luas, dan indah seperti alam dan bisa
dianggap sebagai rumah peserta didik yang kondusif dan nyaman.

13
Ali Harsojo. 2019. Harapan dan Mimpi Seorang Guru, Benarkah?. Diakses pada 28 September
2022, 20.03 WIB. https://www.gurusiana.id/read/alee/article/harapan-dan-mimpi-seorang-guru-
benarkah-386106

10
Jadi, peserta didik bisa nyaman berlama-lama berada di kelas saat
pelajaran berlangsung.
b) kegiatan literasi kelas secara rutin dapat ditingkatkan dengan
fasilitas yang memadai. Tidak hanya bahan bacaan saja, tetapi juga
dikembangkan literasi komunikasi, literasi IT, literasi budaya,
literasi apa saja yang mampu meningkatkan mutu pendidikan.
c) Dapat menguatkan karakter peserta didik. Diharapkan tidak ada
lagi peserta didik yang “bersikap kurang baik", mengambil milik
temannya, bergurau terlewat batas. disini pendidik berharap bisa
menjadi ruang renungan anak. Jika, anak masuk di ruang itu akan
menjadi kuat karakternya dengan lantunan ayat, nasihat, dan
sentuhan nurani lainnya.
d) Berharap kegiatan pengembangan kompetensi secara
berkelanjutan menjadi sesuatu yang benar-benar nyata
meningkatkan kompetensi guru, membangun kesadaran kolektif
tenaga kependidikan, dan membangun budaya kinerja professional
sebagai pelaku pendidikan.

11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, Istilah kompensasi dalam organisasi pendidikan dapat
berbentuk gaji (termasuk tunjangan), honor, biaya transport, uang makan,
dan pendapatan lain yang diperoleh dan sumber yang sah. Kompensasi
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi.

Pemberian kompensasi menjadi sesuatu yang layak diberikan dalam


mendorong karyawan supaya bekerja lebih giat serta lebih bertanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan
kepadanya. Dapat dikatakan bahwa kompensasi akan mempengaruhi
performance karyawan pada suatu lembaga.

Kompensasi tidak hanya diberikan dalam bentuk gaji saja, namun


dapat berupa bentuk lain seperti tunjangan, insentif, bonus atau bentuk non
finansial dll. Untuk menentukan tingkat besarnya pembayaran atau gaji dari
suatu kelompok jabatan atau suatu pekerjaan biasanya dipertimbangkan
berdasarkan tingkat kesulitan dari jabatan tersebut.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas


merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Kinerja guru dalam pembelajaran merupakan faktor
utama dalam proses pembelajaran dengan kata lain adanya peningkatan
dalam mutu pendidikan.

Oleh karena itu, pendidik haruslah seseorang yang profesional,


dengan demikian adanya pendidik di dalam pendidikan dapat bermakna
bagi masyarakat dan bangsa. Pendidik profesional dan bermartabat
memberikan teladan bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang
kuat. Seorang pendidik juga memiliki sebuah impian atau harapan yang

12
dijabarkan dalam bentuk rencana kegiatan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Harsojo, Ali. 2019. Harapan dan Mimpi Seorang Guru, Benarkah?. Diakses pada
28 September 2022, 20.03 WIB.
https://www.gurusiana.id/read/alee/article/harapan-dan-mimpi-seorang-
guru-benarkah-386106

Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Jakarta: Ghalia


Indonesia, 2003.

Nasrun. 2017. Profesi Pendidik: Tantangan Dan Harapan. Jurnal Ilmu Pendidikan
Vol 02 No. 01

Prayitno. 2009. Dasar, Teori, dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan. 2006.

Samsuardi. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Guru Pada Lembaga


Pendidikan Madrasah.

Sarpandadi, Ahmad. 2016. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Guru. Jurnal


Tarbawi Vol. 02 No. 02

Situmorang, Khafsah dkk. 2022. Sistem Kompensasi dalam Meningkatkan


Kinerja Pendidik (Studi Kasus SDN 014687 Rawang Pasar IV).
Edumaspul, Jurnal Pendidikan 6 (1).

Setiyan, Wajar. 2022. Kompensasi Dalam Kinerja Tenaga Kependidikan Honorer


Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Arjasari Kabupaten
Bandung. Jurnal Inovasi Masyarakat Vol. 02 No. 02.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2006. Bandung: Citra Umbara.

Undang-undang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2006. Bandung: Citra
Umbara.

14

Anda mungkin juga menyukai