Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGELOLAAN KURIKULUM

Dosen Pengampu:

Dr. Neni Hermita, M. Pd

Diah Anugerah Dipuja, S. Pd, M. Pd

Disusun Oleh:

Kelompok IV

Atthahiriyah Salsabila : 2005113280

Leidy Trisafitri : 2005111300

Kurnia Ikhsan : 2005110420

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pengelolaan Kurikulum ini dengan
sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para
nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Neni Hermita, M. Pd dan Ibu Diah Anugerah Dipuja, S. Pd,
M. Pd selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,
walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya

Pekanbaru, 06 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Kurikulum ........................................................................... 3
2.2 Prinsip Pengelolaan Kurikulum ................................................................................. 3
2.3 Manajemen Pengelolaan Kurikulum ......................................................................... 4
2.4 Tahapan Pengelolaan Kuriulum ................................................................................ 6
2.5 Kedudukan Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan ..................................................... 7
2.6 Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum ................................................................... 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal
ini dikarenakan kurikulum merupakan substansi utama dalam materi yang diajarkan.
Sehingga dengan adanya kurikulum maka kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
dengan baik dan sistematis. Setiap sekolah yang ada di Indonesia wajib untuk menerapkan
kurikulum sesuai dengan jenjang pendidikan siswanya. Kurikulum dapat berjalan sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan apabila ada kerjasama yang baik dari
seluruh subsistemnya.
Dengan mengetahui urgensi dari adanya kurikulum dalam proses pendidikan dan
pengajaran, maka dilakukanlah suatu usaha bersama agar kurikulum dapat berjalan sesuai
dengan tujuannya yaitu melalui pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum merupakan
salah satu bentuk usaha untuk mencapai tujuan pengajaran terkhususnya dalam usaha
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan
pengelolaan pengalaman belajar yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan
produktifitas belajar bagi siswa.
Untuk mengertahui dan memahami lebih lengkap tentang pengelolaan kurikulum dan
pembelajaran, maka penulis membuat makalah ini dengan mencari referensi dan sumber
informasi dari berbagai sumber. Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat lebih
memahami tentang pengelolaan kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan kurikulum?
2. Bagaimana prinsip pengelolaan kurikulum?
3. Apa yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kurikulum?
4. Bagaimana tahapan dalam pengelolaan kurikulum?
5. Bagaimana kedudukan kurikulum dalam dunia pendidikan?
6. Apa saja ruang lingkup pengelola kurikulum?

1
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah tentang pengelolaan kurikulum adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian pengelolaan kurikulum.
2. Prinsip pengelolaan kurikulum.
3. Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kurikulum.
4. Tahapan dalam pengelolaan kurikulum.
5. Kedudukan kurikulum dalam dunia pendidikan.
6. Ruang lingkup pengelola kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Kurikulum


Pengelolaan berasal dari kata kelola atau istilah lainnya yaitu manajemen yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan. Jadi pengelolaan merupakan pengadministrasian,
pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam kegiatan
pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar.
Pengelolaan kurikulum merupakan suatu proses untuk mengatur dan menata rencana
pengajaran yang meliputi tujuan, isi dan bahan pelajaran serta penyelanggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

2.2 Prinsip Pengelolaan Kurikulum


Dalam mengelola dan mengembangkan kurikulum terdapat beberapa prinsip yang dapat
dijadikan sebagai pedoman diantaranya yaitu:
1. Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum yaitu relevan ke luar dan
relevan ke dalam. Maksud dari kurikulum harus relevan ke luar yaitu tujuan, isi, dan
proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum bukan hanya menyiapkan anak
untuk kehidupannya sekarang tetapi juga yang akan datang, juga harus memiliki relevansi
didalamnya, yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen
kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi interval
ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
2. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang,
disini dan tempat lain bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid,

3
tetapi dalam pelaksanaanya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan dan latar belakang anak.
3. Prinsip Kontinuitas
Pinsip ketiga adalah kontinuitas yaiu kesinambungan. Perkembangan dan proses
belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-
henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Prinsip Praktis
Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana
dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi. Kurikulum dan
pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan
waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga
praktis.
5. Prinsip Efektivitas
Walaupun kurikulum tersebut harus sederhana dan mudah dilaksanakan, tetapi
keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik
secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan
dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan di bidang
pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijakan-kebijakan pemerintah
di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum dapat mempengaruhi keberhasilan
pendidikan.

2.3 Manajemen Pengelolaan Kurikulum


Mengingat pentingnya pendidikan dalam upaya mengangkat harkat dan martabat serta
menyiapkan manusia intelektualitas, spiritualitas dan akhlakul kamrimah, maka pendidikan
semacam ini memerlukan suatu usaha dan pemikiran yang keras dan serius dalam upaya
mewujudkan cita-citanya (Bahrun, 2016). Jika salah satu dari variable kurikulum tidak
berfungsi dengan baik, maka system kurikulum akan berjalan kurang optimal.
Beranjak dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan
suatu perencanaan dan pengorganisasian pada seluruh komponennya (Islam, 2017). Adapun

4
di dalam proses pengorganisasian ini akana berhubungan erat dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengontrolan. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang
yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk
mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya sebagai operasional dari pendidikan.
Maksud dari manajemen dalam perencanaan kurikulum adalah keahlian “managing”
dalam arti kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan kurikulum. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam proses perencanaan kurikulum adalah siapa yang bertanggung
jawab dalam perencanaan kurikulum, dan bagaimana perencanaan kurikulum itu
direncanakan secara professional.
Hal yang pertama dikemukakan berkenaan dengan kenyataan adanya gap atau jurang
antara ide-ide strategi dan pendekatan yang dikandung oleh suatu kurikulum dengan usaha-
usaha implementasinya. Gap ini disebabkan oleh masalah keterlibatan personal dalam
perencanaan kurikulum. Keterlibatan personal ini banyak bergantung pada pendekatan
perencanaan kurikulum yang dianut. Pada pendekatan yang bersifat “administrative
approach” kurikulum direncanakan oleh pihak atasan kemudian diturunkan kepada instansi-
instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi form the top down, dari atas ke bawah atas
inisiatif administrator. Dalam kondisi ini guru-guru tidak dilibatkan. Mereka lebih bersifat
pasif yaitu sebagai penerima dan pelaksana di lapangan.semua ide, gagasan dan inisiatif
berasal dari pihak atasan (Oemar Hamalik, 2010: 150). Sebaliknya pada pendekatan yang
bersifat “grass roots approach” yaitu yang dimulai dari bawah, yakni dari pihak guru-guru
atau sekolah-sekolah secara individual dengan harapan bias meluas ke sekolah-sekolah lain.
Kepala sekolah serta guru-guru dapat merencanakan kurikulum atau perubahan kurikulum
karena melihat kekurangan dalam kurikulum yang berlaku. Mereka tertarik ole hide-ide baru
mengenai kurikulum dan bersedia menerapkannya di sekolah mereka untuk meningkatkan
mutu pelajaran.
Dengan bertindak dari pandangan bahwa guru adalah manager (the teacher as manager).
J.G Owen sangat menekankan perlunya keterlibatan guru dalam perencanaan kurikulum.
Guru harus ikut bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum Karena dalam praktek
mereka adalah pelaksana-pelaksana kurikulum yang sudah disusun bersama (Oemar
Hamalik, 2010: 151).

5
Di Inggris gagasan ini berwujud dalam bentuk “teacher’s centeres” yang dibentuk secara
local sebagai tempat guru-guru bertemu dan berdiskusi tentang pembaharuan pendidikan.
Disamping guru-guru berkumpul juga pengajar dari perguruan tinggi, pengusaha dan para
konsumen lulusan sekolah. Masalah yang kedua, bagaimana kurikulum direncanakan secara
professional, J.G Owen lebih menekankan pada masalah bagaimana menganalisis kondisi-
kondisi yang perlu diperhatikan sebagai factor yang berpengaru h dalam perencanaan
kurikulum.
Terdapat dua kondisi yang perlu dianalisis setiap perencanaan kurikulum:
a. Kondisi sosiokultural
Kemampuan professional manajerial menuntut kemampuan untuk dapat mengolah atau
memanfaatkan berbagai sumber yang ada di masyarakat, untuk dijadikan narasumber. J.G
Owen menyebutkan peranan para ahli behavior science, karena kegiatan pendidikan
merupakan kegiatan behavioral dimana di dalamnya terjadi berbagai interaksi social
antara guru dengan murid, murid dengan murid, dan atau guru dengan murid dengan
lingkungannya.
b. Ketersediaan fasilitas
Salah satu penyebab gap antara perencana kurikulum dengan guru-guru sebagai praktisi
adalah jika kurikulum itu disusun tanpa melibatkan guru-guru, dan terlebih para
perencana kurang atau bahkan tidak memperhatikan kesipan guruguru di lapangan. Itulah
sebabnya J.G Owen menyebutkan perlunya pendekatan “from the bottom up”, yaitu
pengembangan kurikulum yang berasal dari bawah ke atas (Oemar Hamalik, 2010: 151).

2.4 Tahapan Pengelolaan Kurikulum


Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:
1) Tahap Perencanaan.
GBPP yang merupakan suatu produk dari prencanaan kurikulum yangdijadikan
sebuah panduan untuk penyelenggara pendidikan di tingkatsekolah. Tahap
Pengorganisasian dan Koordinasi. Pada tahap ini,kepalasekolah mengatur pembagian
tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajarandan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
2) Tahap Pelaksanaan.

6
Dimana tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise, dengantujuan
untuk membantu guru menemukan dan mengatasi sebuah kesulitanyang dihadapi
disebuah lembaga. Tahap suatu pengendalian, pada tahap ini,paling tidak ada 2 aspek
yang perlu diperhatikan, yaitu: a) Jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya. b)
Pemanfaatan hasil evaluasi.

2.5 Kedudukan Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan


Kurikulum merupakan syarat wajib dalam pembelajaran di sekolah. Bila kurikulum
bersifat wajib, berarti kurikulum merupakan bagian integral dalam pendidikan atau
pembelajaran. Kita bisa membayangkan bagaimana proses pembelajaran tanpa memiliki
kurikulum atau rencana pendidikan yang jelas.
Kurikulum mencakup komponen kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Mauritz Johnson, Kurikulum juga merupakan rencana pendidikan yang memuat
pedoman atau petunjuk dalam proses pembelajaran baik. Selain itu, kurikulum dapat
diartikean sebagi program studi yang di tekuni oleh para ahli kurikulum dan sebagai sumber
landasan teori bagi para pengembangan kurikulum dalam berbagai lembaga pendidikan
(Zainal Arifin, 2012).
Lembaga pendidikan khsususnya telah membentuk kebijakan yang diimplementasikan
dalam bentuk program pelatihan bagi para guru dalam mengelola pembelajaran. dengan
demikian eksistensi guru terhadap pengembangan kurikulum di sekolah sangat memiliki
peran central dalam sauatu kuurikulum. Berdasarkan akan hal itu kedudukan kurikulum
dalam ranah pendidikan memuat atau menghimpun sebagai berikut : pertama dalam proses
pendidikan kurikulum memegang peranan inti dalam sebuah pendidikan. kedua, keududukan
kurikulum menempati perencaanaan dan sampai tujuab pendidikan. ketiga, kerikulum
memuat metari pembelajaran.
Beberapa sistem pendidikan mereflesikan bagaimana eksistensi dan esensi dari
kurikulum itu sendiri. Pendidikan sebagai suatu sistem memiliki beberapa unsurunsur yang
terintegrasi yang memiliki yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainya. Diantara
unsur-unsur tersebut yaitu : pertama asas atau tujuan pendidikan. kedua, kurikulum. ketiga
objek didik. keempat, lingkungan. Kelima, sarana dan prasarana. Keenam, manajemen. Dan
ketujuh teknologi. Memperhatikan sistem kurikulum tersebut maka kurikulum memiliki

7
eksistensi atau posisi tersendiri dalam sistem pendidikan nasional. Dalam pendidikan,
kurikulum menjadi suatu hal yang menjadi sentral yang sangat concern untuk diperhatikan,
baik pendidikan umum maupun pendidikan Islam. dapat dinyatakan demikian kurikulum
menjadi penentu keberhasilan dalam ranah pendidikan. oleh karenanya kurikulum harus
menjadi pusat perhatian baik dari pihak manapun, baik pihak pemerintah sekolah dalam hal
ini komite ketua yayasan, kepala sekolah dan guru, bahkan termasuk masyarakat. Pada kasus
pendidikan di Indonesia khususnya persoalan yang perlu dibenahi adalah bukan terletak
pada kurikulumnya artinya, bukan berarti kurikulumbukan hal yang penting namun,
persoalan intinya dalah terletak pada pemegang pengembangan kurikulum katakanlah dalam
hal ini yang seperti guru yang tidak memiliki kualifikasi dan keterampilan maupun
pengetahuuan dalam ha; ini. Peranan kurikulum yang memiliki perancanngan dan
prencanaan seluruh kegiatan yang mendukung untuk sampai kepada outcam pendidikan. jadi
persoalan yang berkaitan dengan kurikulum perlu dikelola dengan efektif, terlebih lagi pihak
yang terkait terhadap pelaku pelaksana kurikulum yaitu guru sendiri sebagai pelaksana.
Undang-undang sistem pendidikan nasional, pada kurikulum Bab X pasal 36 (UU RI
Nomor 20 Tahun 2003) menetapkan: Ayat (1): dalam melakukan pengembangan kurikulum
harus mengacu pada standar pendidikan nasional yang diharapkan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Ayat (2) Kurikulum disetiap jenjang dan jenis pendidikan dalam
melakukan perkembangan harus mengacu pada asas verifikasi yang sesuai dengan satuan
pendidikan, daerah dan peserta didik. Ayat (3) Kurikulum dalam melakukan perkembangan
menyesuaikan dengan jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan
kualitas keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, dan intelektualitas. potensi dan minat
peserta didik, keragaman potensi daerah dan ekologi, tuntutan pembangunan daerah dan
nasional, tuntutan lapangan pekerjaan, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
keagamaan, dinamika pembangunan global dan persatuan bangsa serta nilai-nilai
kebangsaan. Oleh karena itu kurikulum wajib di sekolah dan sebagai pusat proses
pendidikan menempati posisi sentral, sehingga proses belajar mengajar tidak dapat mencapai
tujuannya secara memadai tanpa adanya kurikulum. Karena kurikulum memuat rencana
pendidikan sebagai alat bantu orientasi dan juga sebagai mata pelajaran yang menjadi
sumber konsep dasar bagi lembaga pendidikan (Ahmad Zainuri, 2018).

8
2.6 Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum
1) Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan
untuk membina peerta didik kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan.
Perencanaan merupakan proses seseorang dalam menentukan arah dan menentukan
keputusan untuk diwujudakan dalam bentuk kegiatan atau tindakan yang berorientasi
pada masa depan.
Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum:
a) Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman para siswa.
b) Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan
proses.
c) Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.
d) Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan.
e) Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.

2) Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telah
dikembangkan yang kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan
dengan menyesuaikan terhadap situasi dilapangan.
Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum:
a) Perolehan kesempatan yang sama.
b) Berpusat pada anak.
c) Pendekatan dan kemitraan.

3) Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan kriteria
yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan mengenai
suatu kurikulum.
Prinsip-prinsip penilaian kurikulum :
a) Tujuan tertentu, setiap program penilaian kurikulum terarah dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan secara jelas.

9
b) Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersumber dari data yang
nyata dan akurat.
c) Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam
ruang lingkup kurikulum.
d) Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
e) Efisiensi dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yang menjadi sarana
penunjang.
f) Berkesinambungan.

4) Perbaikan Kurikulum
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk.

5) Kegiatan-Kegiatan Pengelolaan Kurikulum


a. Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru:
 Pembagian tugas pembelajaran.
 Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.
b. Kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran:
 Penyusunan jadwal pelajaran.
 Penyusunan program pelajaran.
 Pengisian daftar kemajuan kelas.
 Kegiatan mengelola kelas.
 Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
 Laporan hasil belajar kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

6) Tahapan Pengelolaan Kurikulum


Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:
a) Tahap Perencanaan.
GBPP merupakan produk dari prencanaan kurikulum yang dijadikan panduan
bagi penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah. Tahap Pengorganisasian dan
Koordinasi. Pada tahap ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar,
penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.

10
b) Tahap Pelaksanaan.
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise, dengan tujuan untuk
membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Tahap
pengendalian.
Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
 Jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya.
 Pemanfaatan hasil evaluasi.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat kita ketahui bahwa pendidikan sangat erat kaitannya denganpengelolaan
kurikulum, dengan begitu Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaranharus searah, agar
proses pembelajaran berjalan baik, dengan tolak ukur pencapaiantujuan oleh anak. Utnuk
menghadapi perkembangan zaman yang akan terus berubahsecara dinamis kita perlu
senantiasa mempersiapkan diri kita dalam menghadapisegala perubahan terhadap
sesuatu. Sama halnya dengan kurikulum yang setiapzamannya pasti mengalami
perubahan dan perkembangan kita harus bisa menyikapidan mengaplikasikan perubahan
tersebut secara bijak dan fleksibel. Dan disinikurikulum terus berkembang dan
menyelaraskan diri dengan kemajuan zaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

Setyaningsih, Sri. 2016. “Pengelolaan Kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Pada Perguruan Tinggi”. Jurnal Varia Pendidikan, 28(2): 197-212.

Herlyana, Rika dan Hade Afriansyah. 2019. Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran.
Padang: Universitas Negeri Padang.

Prabowo, Yunanto Ari. 2016. “Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Pesantren
di SMP”. Jurnal Managemen Pendidikan, 11(2): 84-90.

Anggini dkk. (2022). Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran. Jurnal Multidispliner, 1(3):
402-404.
Nasbi, Ibrahim. (2017). Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal Manajemen
Pendidikan, 1(2): 321-322.
Achmad, Ghufan Hasyim. “Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan Agama Islam”. Jurnal
Pendidikan dan Sosial Budaya, 1(2): 246-261

Anda mungkin juga menyukai