Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN KURIKULUM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

oleh;
Kelompok 6
Hidad Hasbalah 192171008
Ira Khoerunnisa 192171012
Aryati 192171021
Linda Nur Sukma 192171034
Naufal Al – Zahra 192171049
Ilham Mubarok 192171060
Faris Ihsan J. M 192171076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt. atas segala limpahan nikmat dan karunia – Nya
penulis diberikan kemampuan untuk menyelesaikan makalah berjudul “Pengelolaan
Kurikulum”. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad Saw. begitu juga keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya di akhir
zaman. Aamiin.

Makalah berjudul “Pengelolaan Kurikulum” ini membahas seputar pengelolaan


kurikulum pendidikan di sekolah dari mulai pengertian kurikulum, prinsip dan manajemen
kurikulum, dan komponen – komponennya.

Dalam menyusun makalah ini kami mendapatkan bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada;

1. bapak Dr. Krisna Sujaya, M. Pd., selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengelolaan Pendidikan yang telah membimbing kami;
2. teman – teman seangkatan mahasiswa Pendidikan Sejarah 2019 atas segala
dukungannya dan;
3. teman – teman satu kelompok yang telah bekerjasama dalam menyusun makalah
ini.

Tidak ada sesuatu yang sempurna, begitu pun dengan makalah yang telah kami susun
ini jauh dari predikat sempurna. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dalam menerima saran
dan kritikan yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulisan di masa
mendatang. Semoga makalah yang telah kami susun menuai manfaat bagi para pembaca.

Tasikmalaya, Oktober 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

A. Pengertian Pengelolaan Kurikulum .................................................................. 2


B. Prinsip dan Manajemen Kurikulum ................................................................. 3
C. Komponen dan Tahapan Kurikulum................................................................ 4

BAB III SIMPULAN ...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan kunci keberhasilan di dalam dunia pendidikan.
Keberadaan kurikulum pendidikan sangatlah penting, jika dipahami dalam satu
konteks, kurikulum pendidikan sangat erat kaitannya dengan tujuan pendidikan dan
pedoman pendidikan yang berupa perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar dan
mengajar, serta evaluasi. Seandainya kurikulum tidak ada di dalam dunia pendidikan,
maka dapat dibayangkan betapa kacaunya pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Kurikulum pendidikan akan mengalami transformasi dari waktu ke waktu. Hal
ini disebabkan karena pendidikan senantiasa menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang baik terhadap
kurikulum dari semua elemen dunia pendidikan terutama pengelola kurikulum dan
tenaga kependidikan. Sehingga, kurikulum pendidikan yang sudah dipetakan dapat
memfasilitasi peserta didik dalam meraih tujuan pendidikannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud pengelolaan kurikulum?
2. Bagaimana prinsip dan fungsi manajemen kurikulum?
3. Bagaimana komponen dan tahapan dalam pengelolaan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Dari uraian rumusan masalah di atas, makalah yang disusun ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui pengertian pengelolaan kurikulum;
2. mengetahui prinsip dan fungsi manajemen kurikulum;
3. mengetahui komponen dan tahapan dalam pengelolaan kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Kurikulum

Dalam rangka mengetahui dan memahami pengelolaan kurikulum, terlebih dahulu


kita perlu mengetahui definisi dari pengelolaan dan kurikulum. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), pengelolaan berakar dari kata “kelola” yang artinya
mengendalikan atau menyelenggarakan, ketika “kelola” ditambahkan prefiks dan sufiks
pe- dan –an maka menjadi pengelolaan. Masih dalam sumber yang sama, pengelolaan
dapat didefiniskan sebaagi proses, cara, perbuatan mengelola. Pengelolaan dapat
dipahami secara luas sebagai kegiatan pelaksanaan, pengaturan, dan pengawasan terhadap
suatu unit – unit yang terorganisasi.

Ada pun kurikulum, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani. Kurikulum
berasal dari kata curir berasal dari bahasa Yunani yang berarti pelari sementara currere
adalah suatu istilah dari dunia olahraga di Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh
oleh pelari dari garis start sampai garis finish, (Zainuri, 2018). Selain itu, Herman H.
Horne berpendapat dalam (Zainuri, 2018) bahwa kurikulum secara etimologis berasal dari
bahasa orang – orang Romawi Kuno yaitu latin, menurutnya berasal dari frasa a little
resource yang berarti suatu jarak yang harus ditempuh hingga garis finish. Kemudian,
frasa ini dikontekstualisasikan dengan pendidikan menjadi cicle of instruction yang
berarti lingkaran kecil pengajaran, lingkaran yang dimaksud ini merupakan sebuah
kelompok belajar yang melibatkan guru dan siswanya.

Dalam perkembangannya, kurikulum mengalami banyak interpretasi sehingga


pengertian kurikulum pun turut berkembang. Menurut Dakir dalam (Wafi, 2017), Undang
– Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab I Pasal I, menyatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang menjadi acuan dalam kegitan
belajar dan mengajar. Selanjutnya, tak sedikit para ahli yang menginterpretasikan
pengertian kurikulum. Sehingga, pada umumnya pengertian kurikulum diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu; kurikulum sebagai rencana kegaiatan belajar mengajar, kurikulum
sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai rencana belajar, (Wafi, 2017).

2
Dari dua definisi di atas, dapat diambil benang merah pengertian pengelolaan
kurikulum yaitu merupakan suatu kegiatan merumuskan, melaksanakan, dan mengawasi
perangkat yang menjadi acuan di dalam dunia pendidikan.

B. Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum


Berikut ini adalah prinsip dan fungsi manajemen kurikulum:
1. Prinsip Manajemen Kurikulum
a. Produktivitas, merupakan hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan
kurikulum harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi
pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada
posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya dan penuh tanggung jawab.
c. Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan
maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak
yang terkait.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai
tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen
kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya
tenaga, biaya, dan waktu.
e. Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Manajemen Kurikulum
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena
pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan
pengelolaan yang terencana.
b. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai
hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola
secara integritas dalam mencapai tujuan.
c. Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya
dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
d. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan

3
masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar
disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
C. Komponen dan Tahapan Dalam Pengelolaan Kurikulum
a. Komponen
Komponen pengelolaan kurikulum yang akan diuraikan di bawah
merupakan pengelolan Kurikulum 2013. Perlu diketahui bahwa Kurikulum
2013 memiliki 4 (empat) komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi/isi;
(3) Metode/strategi pembelajaran; dan (4) evaluasi. Keempat komponen
tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
a. Tujuan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkonstribusi
pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan
nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “ Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
2) Tujuan Institusional

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh


setiap lembaga pendidikan, sebagai kualifikasi yang harus dimiliki
oleh setiap siswa setelah menempuh atau menyelesaikan program di
lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional juga merupakan
cerminan dari standar kompetensi lulusan yang diharapkan dari setiap
tingkat satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan terbagi

4
menjadi tiga domain, yakni domain kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), dan psikomotor (keterampilan).

3) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
bidang studi atau mata pelajaran, sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki siswa setelah menyelesaikan bidang studi tertentu di lembaga
pendidikan.
4) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran
Kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari
materitertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
b. Konten/ isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi
kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program
masing-masing bidang studi tersebut.Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan
dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam
menentukan isi kurikulum. Kriteria itu natara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
e. Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
c. Komponen Metode atau Strategi
Komponen metode itu meliputi rencana, metode, dan perangkat yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kurikulum 2013 ini, para
tenaga pendidik memiliki ruang untuk mengembangkan meode pembelajaran
yang kreaif dan iniatif dalam menyampaikan mata pelajaran yang
memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif,
kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau
pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah
dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin
dicapai.

5
d. Komponen Evaluasi
Penilaian (Evaluasi) kurikulum meliputi semua aspek batas belajar. Menurut
Schwartz dan kawan – kawannya, penilaian adalah suatu program untuk memberikan
pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman.
Syarat – syarat umum evaluasi adalah penilaian yang harus dilaksanakan harus
memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki validitas, artinya evaluasi harus benar – benar mengukur apa
yang hendak diukur.
b. Mempunyai realibiltas, menunjukkan ketetapan hasilnya. Dengan kata
lain, orang yang akan dites itu akan mendapat skor yang sama bila dites
kembali dengan alat uji yang sama
c. Efisiensi, suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunkan tanpa
membuang waktu dan uang banyak.
d. Kegunaaan/kepraktisan, alat evaluasi harus berguna. Yaitu untuk
memperoleh keterangan tentang siswa.
e. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran dan
pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
akan dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi
belajar itu merupakan indicator adanya dan derajat perubahan tingkah laku
siswa. Komponen evaluasi untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan.
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan dapat dikelompokkan
dalam dua jenis yaitu tes dan non-tes.
Tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan
reabilitas. Jenis – jenis tes terdiri atas tes hasil belajar yang dapat
dibedakan atas beberapa jenis. Berdasakan jumlah peserta, tes hasil belajar
dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individu. Dilihat dari cara
penyusunannya, tes juga dapat dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes
standar. Non-tes adalah alat evaluasi yang digunkan untuk menilai aspek
tingkah laku temasuk sikap, minat dan motivasi. Ada bebrapa jenis nontes

6
sebagai alat evaluasi, di antaranya wawancara observasi, studi kasus, skala
penilaian.
2. Tahapan Pengelolaan Kurikulum
Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi: (a) perencanaan, (b)
pengorganisasiaan dan koordinasi (c) pelaksanaan, (d) pengendalian
a. Tahap Perencanaan
Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) merupakan produk dari
prencanaan kurikulum yang dijadikan panduan bagi penyelenggara pendidikan di
tingkat sekolah. Pada tingkat persekolahan perencanaan kurikulum dimulai dari
kajian terhadap GBPP yang dirinci ke dalam rencana-rencana pembelajaran. Pada
tahap ini kurikulum dijabarkan sampai menjadi rencana pengajaran (RP). Untuk
itu perlu dilakukan tahapan sebagai berikut:
1) Menjabarkan GBPP menjadi Analisis Mata Pelajaran (AMP). Yang paling
pokok esensial atau biasanya yang sukar dipahami oleh siswa. Pokok
bahasan semacam ini diprioritaskan untuk dibahas secara tatap muka
kelas/ laboratorium. Pokok bahasan yang kurang esensial atau mudah
dipahami oleh siswa dapat dijadikan tugas/ pekerjaan rumah.
2) Berdasarkan kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan, sekolah harus
menghitung hari kerja efektif dan jam pelajaran efektif untuk setiap mata
pelajaran, memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan dan hari-hari
tidak efektif.
3) Menyusun Program Tahunan (Prota). Dalam mengisi prota yang penting
adalah membandingkan jumlah jam efektif dengan alokasi waktu tatap
muka dalam format AMP. Jika ternyata jam efektif lebih sedikit dibanding
alokasi waktu tatap muka, maka harus dirancang tambahan jam pelajaran
atau pokok bahasan yang dijadikan tugas/ pekerjaan rumah. Dengan
demikian sejak awal telah diketahui akan adanya jam pelajaran tambahan
atau pokok bahasan esensial, tetapi diberikan sebagai tugas/ pekerjaan
rumah.
4) Menyusun Program Catur Wulan (Proca). Sebenarnya penyusunan proca
tidak jauh berbeda dengan penyusunan prota. Yang pokok untuk
diperhatikan, pada proca sudah harus semakin jelas bagaimana pokok
bahasan dalam satu catur wulan diselesaikan, termasuk kapan akan

7
diajarkan, baik melalui kegiatan tatap muka maupun tugas pekerjaan
rumah.
5) Program Satuan Pelajaran (PSP). Dalam menyusun PSP guru sudah
memasukkan secara jelas kegiatan utnuk setiap sub pokok bahasan,
termasuk bagaimana tes formatif dialkukan untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran.
6) Rencana Pengajaran (RP). RP merupakan rincian PSP untuk satu kali
tatap muka. Yang penting pada RP harus terdapat catatan kemajuan siswa
setelah mengikuti pelajaran. Catatan tersebut diapakai sebagai dasar
melaksanakan RP berikutnya.
Mengingat pentingnya AMP, Prota, Proca, PSP dan RP sebagai panduan
kegiatan belajar mengajar, maka kepala sekolah perlu, memberikan perhatian, bantuan
dalam penyusunannya termasuk memeriksa hasilnya. Kepala sekolah tidak sekedar
menandatangani apa yang telah disusun oleh guru, tetapi juga memantau sejak proses
penyusunan, membetulkan yang kelirudan member bantuan jika guru mengalami
kesulitan. Dengan cara itu diharapkan akan dihasilkan AMP, Prota, Proca, dan RP
yang benar-benar merupakan panduan pelaksaan pembelajaran.
Penyusunan AMP sampai dengan RP tidak harus dikerjakan seorang diri oleh
guru. Sebaliknya disusun bersama oleh beberapa orang guru bidang studi sejenis
dalam MGMP.

b. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi


Pada tahap ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar,
penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler, sebagai berikut:
1) Pembagian tugas mengajar dan tugas lain perlu dilakukan secara merata,
sesuai dengan bidang keahlian dan minat guru. Diupayakan setiap guru
memperoleh jam tugas sesuai dengan beban tugas minimal. Pemerataan
beban tugas akan menumbuhkan rasa kebersamaan. Pemberian tugas yang
sesuai dengan keahlian dan minat akan meningkatkan motivasi kerja guru.
Memperoleh tugas sesuai dengan bebean minimal akan membuat guru
merasa aman dan dapat naik pangkat dengan tepat waktu.
2) Penyusunan jadwal pelajaran diupayakan agar guru mengajar maksimal 5
hari/ minggu, sehingga ada 1 hari tidak mengajar untuk pertemuan

8
MGMP. Setiap hari sebaiknya guru tidak mengajar lebih dari 6 jam,
sehingga ada waktu istirahat.
3) Penyusunan jadwal pola kegiatan perbaikan dan pengayaan secara normal
setiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan bagi siswa
yang belum tuntas penugasan terhadap bahan ajar. Oleh karena itu, ketika
menyusun jadwal pelajaran sudah harus dialokasikan waktu untuk kegiatan
perbaikan bagi siswa yang belum tunatas dan pengayaan bagi yang sudah
tuntas.
4) Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrskurikuler
perlu difokuskan untuk mendukung kegiatan kurikulerdan kegiatan lain
yang mengarah, pada pembentukan keimanan/ketakwaan, kepribadian, dan
kepemimpinan dengan keterampilan tertentu. Setiap awal cawu kegiatan
ekstrakurikuler sudah harus disusun bersamaan dengan penyusunan jadwal
pelajaran
5) Penyusunan jadwal penyegaran guru. Guru secara periodik perlu
mendapatkan penyegaran tentang perkembangan iptek maupun metode
mengajar. Penyegaran perlu dijadwalkan, dengan memanfaatkan waktu-
waktu libur sekolah.

c. Tahap Pelaksanaan
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise, dengan tujuan untuk
membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu
guru akan merasa didampingi pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat
kerjanya.

d. Tahap Pengendalian
Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) jenis
evaluasi dikaitkan dengan tujuannya, dan (2) pemanfaatan hasil evaluasi.
1) Kepala Sekolah perlu mengingatkan guru bahwa evaluasi memiliki tujuan
ganda, yaitu untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran khusus
(TPK) dan mengetahui kesuliatan siswa. Untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran guru dapat menggunakan berbagai alat penilaian yang
sesuai, sedangkan untuk mengetahui kesulitan siswa. Untuk mengetshui
ketercapaian tujuan pembelajaran guru dapat menggunakan berbagai alat

9
penilaian yang sesuai, sedangkan untuk mengetahui kesulitan siswa
menggunakan tes diagnostic
2) Hasil evaluasi harus benar-benar dimanfaatkan guru untuk memperbaiki
kegiatan pembelajaran. Untuk itu kepala sekolah harus selalu mengingatkan
guru, jika siswa belum menguasai bahan ajar yang esensial perlu dilakukan
perbaikan.
3) Siswa yang mengalami kesulitan perlu dicarikan jalan, misalnya dibentuk
kelompok belajar. Perlu juga dicoba model pembelajaran kooperatif, sehingga
siswa yang kurang pandai terbantu olrh yang lebih pandai.
Mengingat pentingnya evaluasi, maka perlu dirancang sejak awal. Untuk itu
kepala sekolah perlu mengarahkan guruuntuk menyusun kisi-kisi evaluasi,
menyusun butir soal dan kemudian menelaah (memvalidasi), sampai dihasilkan
perangkat soal yang baik, serta cara penskorannya. Penyusunan soal semacam itu
sebaiknya tidak dilakukan oleh guru sendiri-sendiri, tetapi dilakukan oleh beberapa
guru bidang studi sejenis atau oleh MGMP, mengarah pada soal standar.

10
BAB III

SIMPULAN

Kurikulum pendidikan merupakan wahana untuk mencapai keberhasilan di dalam


dunia pendidikan. Kurikulum memiliki fungsi agar kegiatan di sekolah dapat diselenggarakan
dengan baik dan terarah. Sehingga, seluruh elemen dunia pendidikan wajib memahami
kurikulum terutama bagi tenaga kependidikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. (2007). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: remaja Rosda Karya.

Nasbi, I. (2017). Manajemen kurikulum: Sebuah kajian teoritis. Idaarah: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 1(2).

Sulfemi, W. B. (2019). Manajemen Kurikulum di Sekolah.

Wafi, A. (2017). KONSEP DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. 1(2),


133–139.

Zainuri, A. (2018). Konsep Dasar Kurikulum. Noer Fikri.

iii

Anda mungkin juga menyukai