Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN IMPLEMENTASI KURIKULUM


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:
Aditia Maulana 2010148
Citrawati Andrian 2003774
Dea Susita Herdianti 2000116
Nasya Retnadella 2000413
Vita Puspita Sari 2003774

PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulisan makalah mata kuliah Pengelolaan Pendidikan bisa dilakukan
dengan lancar dan tepat waktu. Shalawat dan salam kita curah limpahkan kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Makalah berjudul “Manajemen Implementai Kurikulum” dapat


diselesaikan dengan baik.Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi
para pembaca.Kami menyadari makalah bertema kurikulum ini masih
memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.Kami menerima segala
bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan makalah.Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf sebesar-besarnya.

Bandung, 24 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
D. Ruang Lingkup.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum dan Manajemen Kurikulum.........................................3
B. Komponen-Komponen Kurikulum.....................................................................6
C. Peran dan Fungsi Kurikulum............................................................................12
D. Landasan Manajemen Implementasi Kurikulum............................................13
E. Perencanaan dan Desain Implementasi Kurikulum........................................15
BAB III HASIL OBSERVASI......................................................................................19
A. Studi Kasus Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 31 Padang.................19
B. Pembahasan........................................................................................................19
BAB 4 PENUTUP..........................................................................................................20
A. Kesimpulan.........................................................................................................20
B. Saran...................................................................................................................21
REFERENSI...................................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari
kurikulum.Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah,
pengawas, orangtua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri. Selain
sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu:
fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi
persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.

Standar nasional pendidikan juga berfungsi sebagai pengikat


kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan oleh setiap
sekolah dan satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah.
Implementasi kurikulum marupakan proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
perunahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap, sedangakan
implementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan kurikulum dalam
komponen satuan mata pelajaran sebagai aktualisasi kurukulum tertulis
kedalam bentuk pembelajaran. Kurikulum sangat penting dalam suatu
lembaga pendidikan khususnya disekolah maupun dalam perguruan tinggi
untuk pedoman pengajaran, maka penulis tergerak untuk menyusunnya
menjadi sebuah makalah yang khusus mengungkap mengenai Manajemen
Implementasi Kurikulum.Kiranya kehadiran makalah ini dapat sedikit
membuka wawasan para pembaca semua.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum dan manajemen kurikulum?
2. Apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam kurikulum?
3. Bagaimana peran dan fungsi kurikulum?
4. Apa landasan manajemen dalam implementasi kurikulum?
5. Bagaimana perencanaan dan desain implementasi kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kurikulum dan manajemen kurikulum.
2. Untuk mengetahui tentang komponen-komponen yang terdapat dalam
kurikulum.
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi kurikulum.
4. Untuk mengetahui landasan manajemen dalam implementasi
kurikulum.
5. Untuk memahami perbedaan antara appereance dengan wardrobe.
6. Untuk mengetahui perencanaan dan desain implementasi kurikulum.

D. Ruang Lingkup

1. Konsep kurikulum
2. Fungsi Manajemen Kurikulum
3. Komponen-Komponen Kurikulum
4. Landasan Manajemen Implementasi Kurikulum
5. Aliran Filsafat dalam Perkembangan Kurikulum
6. Perencanaan Manajemen Implementasi Kurikulum
7. Desain Manajemen Implementasi Kurikulum
8. Studi Kasus Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 31 Padang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum dan Manajemen Kurikulum


Kata kurikulum awalnya berasal dari bahasa latin, yaitucurriculum, yang
artinya a running course, or race course, especially achariot race course.
Lalu digunakan dalam dunia pendidikan untuk mendefinisikan pengertian
kurikulum, yaitu sejumlah course atau mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh siswa/peserta didik untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Kurikulum
itu tidak hanya mengenai situasi didalam sekolah, melainkan juga diluar
sekolah. Hilda Taba menekankan bahwa definisi kurikulum hendaknya jangan
terlampau luas sehingga menjadi kabur dan tidak fungsional. Ia menyatakan
bahwa kurikulum ialah a plan for learning, yang memberi gambaran bahwa
kegiatan dan pengalaman anak disekolah harus direncanakan agar menjadi
kurikulum[ CITATION Sud14 \l 1057 ].
Setelah itu banyak para ahli yang kemudian mendefinisikan kurikilum.
Berikut adalah pengertian kurikulum menurut para ahli[ CITATION Sud14 \l 1057
]:
 Menurut Robert Zais (1976), Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran
atau ilmu pengetauan yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu
tingkat tertentu atau untuk memperoleh ijazah.
 Menurut Mc.Donald (1965), Kurikulum adalah suatu rencana yang
memberikan pedoman dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain,
kurikulum adalah rencana pendidikan atau pembelajaran. Ia mengemukakan
bahwa dalam system pendidikan persekolahan itu terdapat 4 subsistem yang
terdiri atas teaching, learning, instruction, dan curriculum.
 Menurut Beauchamp (1964), Kurikulum diartikan sebagai semua kegiatan
anak didik yang direncanakan dan disediakan oleh sekolah .Kegiatan yang
dimaksud adalah seluruh pengalaman siswa, baik pengalaman intelektual,
emosional, social, maupun pengalaman lainnya.

3
Terdapat empat dimensi konsep kurikulum, yaitu[ CITATION Sud14 \l 1057 ]:
1) Kurikulum sebagai suatu ide, yang dihasilkan melalui teori-teori dan
penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide,yang didalamnya memuat tentang tujuan,
bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek
pembelajaran.
4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan
kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan
tertentu dari para peserta didik.

Adapun istilah yang berhubungan dengan kurikulum sebagai


berikut[ CITATION Sud14 \l 1057 ]:

 Ideal curriculum, potential curriculum atau kurikulum ideal, berisi


sesuatu yang baik, yang diharapkan atau dicita-citakan, seperti yang
terdapat di buku kurikulum.
 Real curriculum, actual curriculum, atau kurikulum aktual, yang
member pengertian apa yang terlaksana dalam proses pembelajaran
dan yang menjadi kenyataan dari kurikulum yang direncanakan atau
diprogram dalam pendidikan.
 Hidden curriculum, atau kurikulum tersembunyi, yaitu kurikulum yang
terjadi secara langsung dan mempengaruhi siswa ketika sedang
mempelajari sesuatu, yang sebelumnya tidak ada dalam perencanaan.
Pada hakikatnya perilaku guru dalam bersikap, bertutur kata, bahkan
berpakaian merupakan cermin dari hidden curiculum.

4
Dalam kurikulum terdapat manajemen kurikulum.Manajemen kurikulum
dapat diartikan sebagai suatu proses penataan sumber daya secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan kurikulum yang telah
ditetapkan.Manajemen kurikulum juga dapat diartikan sebagai suatu
proses penataan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. Manajemen kurikulum akan
memberikan arah yang jelas dalam pencapaian tujuan pendidikan pada
satuan pendidikan bahkan tujuan pendidikan secara nasional. Apabila
kurikulum tidak dimenej secara profesional, maka kurikulum tidak akan
mencapai sasaran dan tujuan pendidikan secara produktif.

Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai


berikut[ CITATION Nas \l 1057 ]:

a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,


pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat
dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler,
tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola
secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola
secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang
professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara

5
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi
dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu
termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam
kegiatan pengelolaan kurikulum.
B. Komponen-Komponen Kurikulum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komponen adalah bagian dari
keseluruhan. Maka dari itu, komponen kurikulum merupakanbagian atau
serangkaian kegiatan dalam implementasi kurikulum yang satu dengan yang
lainnya saling berkaitan dalam pencapaian tujuan pendidikan [ CITATION
Sud14 \l 1033 ].Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu: komponen
tujuan, komponen isi/materi, komponen organisasi, komponen strategi dan
komponen evaluasi [ CITATION Amr13 \l 1033 ]. Berikut ini penjelasan mengenai
komponen-komponen utama kurikulum tersebut.
a. Komponen Tujuan
Dalam setiap kurikulum sekolah, pasti dicantumkan tujuan-tujuan
pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh sekolah yang bersangkutan.
Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari
seberapa jauh pencapaian tujuan-tujuan kurikulumnya.Tujuan pendidikan
diklasifikasikan menjadi empat [ CITATION San09 \l 1033 ], yaitu:
1) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum
dan merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap
usahapendidikan.Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan
dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan
filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk
undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang
bersumber dari system nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20
Tahun 2003 Pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban

6
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2) Tujuan Institusional (TI)
Tujuan ini adalah tujuan yang ingin dicapai sekolah secara
keseluruhan, biasanya meliputi aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki oleh para lulusan
sekolah yang bersangkutan (dirumuskan dalam bentuk kompetensi
lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi
pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan
tinggi).
3) Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
setudi atau mata pelajaran.Tujuan kurikuler juga pada dasarnya
merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga
pendidikan.Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dpat
mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
4) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang
harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan
tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena
hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami
karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu
sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran adalah tugas
guru.Tujuan ini meliputi tujuan kurikulum dan instruksional yang
terdapat dalam setiap GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran)
pada setiap bidang studi.
b. Komponen Isi

7
Komponen isi atau materi pelajaran merupakan komponen yang
berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa.Isi
kurikulum ini berkaitan dengan semua aspek, baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau materi pelajaran maupun aktivitas dan kegiatan
siswa.Isi komponen kurikulum senantiasa berusaha agar mampu mencapai
tujuan kurikulum.
Isi program suatu bidang studi yang diajarkan adalah isi kurikulum atau
silabus.Silabus biasanya dijabarkan ke dalam bentuk pokok-pokok
bahasan dan sub-subpokok bahasan, serta uraian bahan pengajaran.Uraian
bahan pengajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam
setiap kegiatan belajat mengajar di kelas oleh pihak guru.Penentuan
pokok-pokok dan sub-subpokok bahasan didasarkan pada tujuan
instruksional.
c. Komponen Organisasi
Komponen organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang
berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan
kepada siswa. Organisasi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu struktur horisontal dan struktur vertikal. Struktur horisontal
berhubungan dengan masalah pengorganisasian kurikulum dalam bentuk
penyusunan bahan-bahan pengajaran yang akan disampaikan. Tercakup
pula di sini adalah jenis-jenis program yang dikembangkan di sekolah,
yaitu misalnya program pendidikan umum, akademis, keguruan,
keterampilan, dan lain-lain.
Struktur vertikal berhubungan dengan masalah pelaksanaan kurikulum di
sekolah.Misalnya apakah kurikulum dilaksanakan dengan sistem kelas,
tanpa kelas, atau gabungan antara keduanya, dengan sistem unit waktu
semester atau caturwulan.Termasuk dalam hal ini adalah juga masalah
pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi untuk tiap tingkat.
Misalnya bidang studi bahasa Indonesia, diberikan selama berapa jam tiap
minggu pada SMP/SMA kelas I, II, III. Demikian pula halnya dengan
bidang-bidang studi yang lain.[ CITATION Sud14 \l 1033 ]

8
Menurut peneliti, paling tidak terdapat enam ragam pengorganisasian
kurikulum[ CITATION MFa13 \l 1033 ], yaitu:
1) Mata pelajaran terpisah (isolated subject), kurikulum terdiri dari
sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-
sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-
masing diberikan pada waktu tertentu dan tidakmempertimbangkan
minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
diberikan sama.
2) Mata pelajaran berkorelasi, korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-
pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik
memahami pelajaran tertentu.
3) Bidang studi (broad field), yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-
ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang
pengajaran.
4) Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program
kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik,
bukan pada mata pelajaran.
5) Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-
unit masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata
pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui
kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata
pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan
secara terintegrasi.
6) Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan
antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan
peserta didik.
d. Komponen Strategi

9
Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.Strategi
berbeda dengan metode.Strategi menunjuk pada a plan of operation
achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving
something. Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari cara yang
ditempuh di dalam cara melaksanakan pengajaran, meliputi cara di dalam
mengadakan penilaian, cara dalam melaksanakan bimbingan dan
penyuluhan serta cara mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan.
Dalam hal ini guru dapatmenerapkan banyak kemungkinan untuk
menentukan strategi pembelajaran. Dalam pembelajaran Kurikulum 2013
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan bersama oleh para guru
dalam melaksanakan pembelajaran[ CITATION Amr13 \l 1033 ], di antaranya:
1) Berpusat pada peserta didik
2) Mengembangkan kreativitas peserta didik
3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestika
5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan
berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efesien, dan bernakna.
e. Komponen Evaluasi
Dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai
kriteria.Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada
efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility)
program.Luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya
ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum.Apakah evaluasi
tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau
komponen- komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut.
Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah
berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.[ CITATION Amr13 \l 1033 ]
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga
dimensi[ CITATION San09 \l 1033 ], yakni:

10
Dimensi I (formatif-sumatif)
1) Formatif: evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data
dikumpilkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta
mengadakan perbaikan sedini mungkin.
2) Sumatif: proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu,
misalnya pada akhir semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun
untuk mengetahui evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data
yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi
kurikulum.
Dimensi II(proses-produk)
1) Proses: yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan
kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan proses yang
digunakan dalam implementasi kurikulum. Metode apakah yang
digunakan? Apakah tepat penggunaannya? Apakah berhasil baik atau
tidak? Kesulitan apa yang dihadapi?
2) Produk: yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat
dari silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan
olehguru dan hasil-hasil siswaberupa hasil test, karangan, termasuk
tesis, makalah, dan sebagainya.
Dimensi III (operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar
siswa)
1) Operasi: dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum
termasuk perencanaan, desain, implementasi, administrasi,
pengawasan, pemantauan dan penilaiannya. Juga biaya, staf pengajar,
penerimaan siswa,pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu.
2) Hasil belajar siswa: disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa
berkenaan dengan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan
standar yang telah ditentukan dengan mempertimbangkan determinan
kurikulum, misi lembaga pendidikan serta tuntutan dari pihak
konsumen luar.

11
C. Peran dan Fungsi Kurikulum
Peranan kurikulum sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada 3
peranan yang dinilai sangat penting, yaitu:

1. Peranan Konservatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk
mentranmisikan nilai-nilai warisan budaya masalalu yang dianggap masih
berkaitan dengan masa kini. Pada hakikatnya pendidikan merupakan
proses sosial. Yang memiliki tugas untuk mempengaruhi dan membina
perilaku siswa sesuai dengan nilai sosial yang hidup di linkungan
masyarakatnya.
2. Peranan Kreatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan
sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada masa
sekarang dan masa mendatang.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan ini menekankan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan. Dalam hal ini kurikulum aktif
dalam memfilter nilai sosial.Jika nilai tidak sesuai dengan keadaan maka
hilangkan dan modifikasi atau disempurnakan.[ CITATION Sud14 \l 1033 ]

Fungsi kurikulum

 Bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar.


 Bagi kepala sekolah dan pengawas berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan super visi atau pengawasan.
 Bagi orang tua berfungsi sebagai pedoman membimbing anaknya saat
belajar dirumah.
 Bagi masyarakat berfungsi untuk memberikan bantuan bagi proses
pendidikan di sekolah.
 Bagi siswa berfungsi sebagai pedoman belajar.

12
Menurut alexander Inglis, fungsi kurikulum bagi siswa ada 6, yaitu :
1) Fungsi penyesuaian, untuk mengarahkan siswa agar menyesuaikan
dengan lingkungannya
2) Fungsi integrasi, untuk menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
3) Fungsi diferensiasi , untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan
individu siswa.
4) Fungsi persiapan, alat untuk mempersiapkan siswa kejenjang
pendidikan berikutnya.
5) Fungsi pemilihan, untuk memilih program belajar sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
6) Fungsi diagnostik, alat untuk mengarahkan siswa agar dapat
memahami dan menerima kekuatan dan kelemahan yang ada pada
dirinya. [ CITATION Sud14 \l 1033 ]
D. Landasan Manajemen Implementasi Kurikulum
 Landasan Filosofis
Lebih Lanjut Nana Syaodih Sukmadinata (2003) mengemukakan aliran
filsafat kaitannya dengan pengembangan kurikulum adalah sebagai
berikut:
a. Perenialisme adalah paham filsafat yang lebih menekankan pada
keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan
budaya dan dampak sosial tertentu.
b. Essensialisme adalah paham filsafat yang menekankan pentingnya
pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada
peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.
c. Eksistensialisme adalah paham filsafat yang menekankan pada
individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
d. Progresivisme adalah paham filsafat yang menekankan pada
pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta
didik, variasi pengalaman belajar dan proses.

13
e. Rekonstruktivisme adalah paham filsafat yang merupakan elaborasi
lanjut dari aliran progresivisme.

Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan


aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum
Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi
pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi.Sementara, filsafat
rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum
Interaksional.

 Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal
terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum
yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar.Psikologi
perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya.
 Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.Sebagai
suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan.Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha
mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
 Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya
merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin
orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki
di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil
mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang
berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua
dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi
jangkauan pemikiran manusia sebelumnya.Pengaruh ini terlihat pada

14
pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan
keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan
yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat
yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu
yang tinggi.Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai
masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum
yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk
berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam
mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi
yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.

E. Perencanaan dan Desain Implementasi Kurikulum

Perencanaan Kurikulum
Pengembangan kurikulum mengalami sebuah siklus (Depdiknas, 2003)
sebagai berikut:

Gambar 5.1: Siklus Pengembangan Kurikulum (Curriculum


Mesineering Cycle)

Perencanaan kurikulum pada dasarnya adalah penyiapan dokumen


kurikulum berupa kurikulum dokumen inti, pedoman dan suplemen yang

15
merupakan paket dokumen kurikulum. Dokumen yang dikembangkan
didasari atas beberapa analisis yaitu meliputi: (1) analisis kebutuhan
masyarakat, (2) analisis kebutuhan pengembangan ilmu, pengetahuan, dan
nilai-nilai, dan (3) analisis kebutuhan peserta didik.
Perencanaan kurikulum dilakukan baik dalam jangka panjang, menengah,
maupun jangka pendek. Di bawah ini akan dijelaskan hal tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan Kurikulum Jangka Panjang
Perencanaa kurikulum jangka panjang merupakan kurikulum yang
dikembangkan secara nasional yang diistilahkan dengan “Standar Muatan
Nasional”. Standar tersebut berbentuk kerangka kerja yang memberikan
informasi umum mengenai keseluruhan mata pelajaran yang harus
dipelajari (muatan), apa yang perlu diketahui pada setiap mata pelajaran
(topik atau aspek), maupun apa yang perlu dilakukan pada setiap mata
pelajaran (kompetensi).
Pengajaran akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk
mengembangkan kurikulum mata pelajaran mereka (kompetensi
pedagogik inti). Ini adalah tugas sulit dan menantang bahkan lagi pengajar
yang berpengalaman dan berkualifikasi tinggi.Kurikulum makro ini
ditetapkan oleh pemerintah.

2. Perencanaan Kurikulum Jangka Menengah


Perencanaan kurikulum jangka menengah merupakanperencanaan
pembelajaran jangka menengah atau disebut dengan kurikulum mikro
memuat kerangka kerja tentang pprogram-program belajar untuk setiap
semester dan kelas, termasuk menetapkan jumlah mata pelajran yang akan
diajarkan. Perencanaan pembelajaran jangka menegah sering disebut
degan silabus.peranan pengajar adalah mengembagkan silabus ini.Fungsi
utama dari perencanaan pembelajaran jangka menengah adalah untuk
memetakan pembelajaran satu kelas selama satu semester. Silabus
memperlihatkan rincian apa yang akan dilakukan peserta didik selama satu

16
periode tertentu yaitu sepanjang semester pada setiap pelajaran.
Perencanaan pembelajaran itu memuat garis besar (outline) bahasa dan
menunjukkan kesinambungan pembelajran.Sekolah dan para pengajar
bertanggung jawab mengembangkan kurikulum mikro (silabus).

3. Perencanaan Kurikulum Jangka Pendek


Perencanaa kurikulum jangka pendek merupakan perencanaan disusun
oleh individu pengajar yang disebut dengan rencana pelaksana
pembelajaran/RPP (lesson plan). Perencanaan ini memuat uraian yang
akan dijelaskan oleh pengajar dalam pembelajaran sehari-hari tanggungn
jawab sekolah dan para pengajar untuk mengembangkannya.
Kurikulum sebagai perencanaan pembelajaran yang dibuat secara
tertulis (written curriculum) menjadi pedoman bagi para pelaksana
kurikulum dalam proses pembelajaran peserta didik. Perencanaan
pembelajaran tertulis ini akan membantu mengingatkan pengajar untuk
memasukan semua elemen kegiatan pembelajaran dan membantu
mengajar lebih cermat dan reflektif. Tanpa adanya perencanaan akan sulit
menganalisa bagaimana suatu semestinya direncanakan atau diterapkan
setelah pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, perencanaan
pembelajaran tertulis berguna juga sebagai sumber untuk pembelajaran
materi yang sama di waktu yang akan datang.

Dalam merencanakan kurikulum, langkah-langkah yang ditempuh


meliputi
a. Merumuskan Tujuan
Perumusan tujuan kurikulum memperhatiakan:
1) Tujuan yang ada pada diri peserta didik,
2) Tujuan yang akan dihasilkan, berupa hasil belajar yaitu perilaku
tertentu (biasanya dinyatakan dengan kata-kata tertentu),
3) Objek dari tujuan itu (berupa materinya).

17
Tujuan yang dirumuskan di dalam kurikulum adalah tujuan
umum yang tidak bisa langsung dilakukan pengamatan atau
pengukuran di dalamnya.
b. Perumusan Materi
Pengorganisasian materi dalam mata pelajaran memperhatikan dan
mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut:
1) Perkembangan psikologis dan fisik anak,
2) Kebermanfaatan atau kegunaan bagi anak,
3) Bahan belajar anak,
4) Dan disiplin keilmuan.
Dalam menyusun materi perliu diperhatikan ruang lingkup (scope)
yaitu kedalam materi-materi yang dibatasi pada masalah tertentu dan
urutan (sequence) adalah materi diurutkan sesuai jalan logis dan
tingkat kesulitannya.Materi pembelajaran yang dirumuskan berupa
materi-materi pokok.
c. Perumusan kegiatan pembelajaran
Dalam merumuskan kegiatan pembelajaran termasuk didalamnya
adalah merumuskan strategi dan metode yang dipilih.Perumusan
kegiatan pembelajaran disertai dengan indikatornya agar dapat terukur
ketercapaiannya.Untuk suatu tujuan atau materi tertentu bisa saja
digunakan beberapa metode, demikian juga sebaliknya.
d. Penentuan alat evaluasi yang diperlukan
Alat/instrumen yang dipergunakan dalam menilai proses atau
output pembelajaran. Penentukan alat evaluasi yang cocok bisa
didasarkan kepada tujuan pembelajaran maupun pertimbangan yang
lain, tentang jenis alat evaluasi yang banyak diperguanakan untuk tiap
domain tujuan.

18
BAB III
HASIL OBSERVASI

A. Studi Kasus Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 31 Padang


Kasus yang akan dibahas mengenai implementasi kurikulum di SMPN 31
Padang yang mengalami kendala karena terjadi perubahan kurikulum dari
KTSP menjadi kurikulum 2013. Perubahan ini memberikan kesulitan
khususnya bagi guru dikarenakan adanya perubahan dalam pembuatan RPP
terutama dalam aspek penilaian yang harus dirancang secara khusus.
B. Pembahasan
Terjadinya perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 memberikan
kesulitan bagi guru di SMAN 31 Padang dikarenakan adanya perubahan
dalam pembuatan RPP terutama dalam aspek penilaian yang harus dirancang
secara khusus. Hal ini memberikan kesulitan tersendiri bagi para guru terlebih
yang belum mendapat pelatihan maksimal mengenai kurikulum 2013.
Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa problematika yang dihadapi guru
PAI dalam perencanaan kurang memahami konsep yang ada pada kurikulum
2013 dan dalam pelaksanaan pembelajaran kurang keahlian guru dalam
meransang pemikiran peserta didik pada kegiatan pembelajaran, problematika
yang dirasakan guru PAI dalam penilaian pembelajaran dalam kurikulum2013
kurangnya waktu dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sulitnya penilaian
dan serta terlalu banyaknya jenis penilaian dalam kurikulum 2013 khususnya
pada penilaian sikap.
Maka, solusi yang dapat dilakukan terhadap problematika implementasi
kurikulum 2013 yang dihadapi guru PAI di SMPN 31 Padang diantaranya
dengan cara melakukan pendekatan serta memberikan hadiah (reward)kepada
peserta didik untuk menjadikannya lebih semangat dalam mengikuti proses
pembelajaran, mengikuti pelatihan-pelatihan terkait Implementasi Kurikulum
2013, sharing antar sesama guru, mengikuti sosialisasi, dan MGMPlain
lainnya yang sekiranya bisa menunjang pemahaman guru.

19
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum sebagai sebuah pedoman dan perencanaan dalam
kurikulum terdiri dari organisasi kurikulum, implementasi dan evaluasi.
Dalam proses ini implementasi menjadi fokus utama dalam pengembangan
kurikulum di sekolah. Pembelajaran merupakan implementasi dari rencana
kurikulum yang melibatkan interaksi antara siswa dan guru dalam suatu
lingkungan sekolah.Implementasi kurikulum merupakan penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional,
serta fisiknya. Implementasi kurikulum juga merupakan aktualisasi suatu
rencana atau program kurikulum dalam bentuk pembelajaran
Sistem implementasi kurikulum terdiri dari komponen-komponen
yang saling berinterelasi dan berinteraksi. Masing-masing komponen
disusun dan dirancang secara bertahap dan berkesinambungan yang
berorentasi pada pelaksanaan kurikulum dilapangan yaitu kondisi nyata
proses pendidikan yang mengarah kepada operasional dan dikembangkan
secara komprehensif. Seluruh komponen yang ada dalam manajemen
menjadi bagian pentahapan atau langkah dalam proses implementasi
kurikuum di lapangan/di sekolah.
Sistem Implementasi Kurikulum juga mempunyai banyak peran
dan fungsi yang beragam dalam proses belajar mengajar, Sistem
Implementasi Kurikulum juga mempunyai landasan filosofis, Psikologis,
Sosial-Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga Perencanaan dan
Desain Impementasi Kurikulum sebagai latar belakang munculnya Sistem
Implementasi Kurikulum.

20
Dalam Makalah ini, terdapat hasil observasi mengenai
implementasi kurikulum di SMPN 31 Padang yang mengalami kendala
karena terjadi perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013.
Perubahan ini memberikan kesulitan khususnya bagi guru dikarenakan
adanya perubahan dalam pembuatan RPP terutama dalam aspek penilaian
yang harus dirancang secara khusus.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kesalahan dan sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.Kritik dan saran yang dapat membangun
sangat Penulis nantikan demi kesempurnaan makalah yang Penulis buat.

21
REFERENSI

Amri, L. E. (2013). Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi


Pustakaraya.

Fitrianis A. PROBLEMATIKA DAN SOLUSI IMPLEMENTASI KURIKULUM


2013 ( Studi Kasus Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 31 Padang ).
2013;5(2):111-122.

M.Fadillah. (2013). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,


SMP/MTS, & SMA/MA. Jakarta.

Nasbi, I. (2017). Manajemen kurikulum: Sebuah kajian teoritis. Idaarah: Jurnal


Manajemen Pendidikan.

Sanjaya, W. d. (2009). Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum.


Kurikulum dan Pembelajaran, 1-13.

Sudin, A. (2014). kurikulum dan pembelajaran. Bandung : UPI Press.

22

Anda mungkin juga menyukai