Anda di halaman 1dari 12

KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Pengantar
Kurikulum

Dosen Pengampu : Saipul Annur, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Reno Triyanto (1830201194)
2. Meila Puspita Sari (1830201171)
3. Nurlaini (1830201185)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN FATAH PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Pengantar
Kurikulum.
Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak Saipul Annur, M.Pd. selaku
Dosen Pengampu kami dalam pembelajaran mata kuliah Pengantar Kurikulum,
juga yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik serta saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan
kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga
bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema
yang senada di waktu yang akan datang.

Palembang, 07 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C . Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Kurikulum ....................................................................... 3
B. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan ........................................ 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8
A. Kesimpulan ............................................................................ ............ 8
B. Saran ....................................................................................... ............ 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan
manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa
memahami konsep dasar dari kurikulum.
Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia
persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka
harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam
pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang
namanya kurikulum.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait. Selain sebagai pedoman,
bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi
pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan
fungsi diagnostik.
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di
masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan
saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai
atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan tetapi juga pendidikan
harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam
sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di
dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi
juga pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa serta bagaimana
mengorganisasi pengalaman itu sendiri.

1
Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan
pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan
dalam perkembangan kehidupan manusia.
Dan selain itu Pembelajaran bukanlah hal yang mudah dan remeh untuk
dilaksanakan harus ada konsep tertentu sebagai sarana pembelajaran dan harus
mampu memberikan pengalaman yang berguna dan bermakna bagi siswa
dikehidupan selanjutnya.
Pembelajaran tersebut harus membutuhkan perencanaan yang matang
sebagai acuan pelaksaan kegiatan agar tujuan lebih terarah. Rencana kegiatan ini
digunakan sebagai acuan pelaksaan kegiatan siswa sesuai tahap perkembangan
dan usia. Tahap perkembangan yang sesuai usia siswa dapat diambil dari berbagai
indicator yang ada dalam kurikulum.
Kurikulum yang ada dalam pendidikan secara umum telah mengalami
berbagai perubahan dari waktu kewaktu, program pembelajaran telah diwarnai
reformasi kurikulum dalam kurun waktu 34 tahun telah melahirkan berbagai jenis
dan pendekatan kurikulum. Selama kurun waktu tersebut, sudah mengalami
beberapa kali perubahan dan perbaikan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini agar lebih mudah untuk dipahami maka penulis
berupaya untuk memberikan batasan hingga dapat dimengerti dengan jelas isi
makalah ini sendiri secara baik dengan rumusan sebagai berikut:
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari kurikulum.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari satu kata bahasa Latin yang berarti “jalur
pacu”, dan secara tradisional, kurikulum sekolah disajikan sepeerti itu (ibarat
jalan) bagi kebanyakan orang.1 Kurikulum berasal dari kata currere, secara
harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan
batas finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa
bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkannya dan
kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan ajar dapat mencapai
gelar.2
Jadi, kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.3
Perkembangan lebih lanjut, kurikulum dipakai juga dalam dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, kurikulum mempunyai arti sebagai berikut:
1. Kurikulum dalam arti sempit atau tradisional
Dalam arti sempit atau tradisional, kurikulum sebagai a course, as a
specific fixed course of study, as in school or college, as one leading to a
degree. Dalam pengertian ini, kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran di
sekolah atau di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mendapatkan
ijazah atau naik tingkat.
Carter V. Good mengemukakan pengertian kurikulum adalah a
systematic group of course or subject required for graduation in major field of
study. Kurikulum merupakan sekumpulan mata pelajaran atau sekwens yang
bersifat sistematis yang diperlukan untuk lulus atau mendapatkan ijazah dalam
bidang studi pokok tertentu. Robert Zaiz berpendapat curriculum is a resources
of subject matters to be mastered. Kurikulum adalah serangkaian mata
pelajaran yang harus dikuasai.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru kepada siswa untuk mendapatkan
ijazah atau naik tingkat. Pengertian kurikulum ini, saat sekarang, sama dengan
“rencana pelajaran di sekolah, yang disajikan guru kepada murid.” Arieh Levy

1
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 264.
2
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2.
3
Ibid, hlm. 3

3
mengemukakan, kurikulum semacam ini, tidak lebih dari daftar singkat
mengenai sasaran dan isi pendidikan yang diajarkan di sekolah atau program
silabus atau pokok bahasan yang akan diajarkan.
Dalam hubungan ini, Paul Langrand mengemukakan, kurikulum seperti
di atas mempunyai kaitan hanya sedikit pada kehidupan, terlepas dari
kenyataan yang konkret, sehingga terjadi jurang antara pengalaman dan
pendidikan, dan tidak adanya segala macam bentuk tanya jawab atau keikut-
sertaan murid di dalam proses pendidikan.
2. Kurikulum dalam arti luas atau modern
Kurikulum dalam pengertian ini bukan sekedar sejumlah mata pelajaran,
tetapi mempunyai cakupan pengertian yang lebih luas. Yakni, sesuatu yang nyata
terjadi dalam proses pendidikan.
Banyak ahli kurikulum mengemukakan berbagai pengertian kurikulum yang
satu dengan yang lainnya ada berbagai perbedaan dan kesamaan, misalnya:
1. William B. Ragan
Kurikulum ialah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung
jawab sekolah.
2. Robert S. Flaming
Pendapat Flaming sama dengan pendapat Ragan, yaitu kurikulum
pada sekolah modern dapat didefinisikan seluruh pengalaman belajar anak
yang menjadi tanggung jawab sekolah.
3. David Praff
Kurikulum ialah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-
pusat pelatihan.
4. Nengky and Evars (1966)
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan
dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil
belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.4
Dari sejumlah pendapat di atas dapat disimpulkan, kurikulum adalah semua
pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan murid di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau guru. Pengertian kurikulum ini memberikan implikasi pada
program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan
pengalaman belajar. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan di dalam
kelas. Misalnya, kegiatan dalam mengikuti proses belajar mengajar (tatap muka),
praktek keterampilan, dan sejenisnya, atau kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan
pramuka, wisata karya, kunjungan ke tempattempat wisata/sejarah, peringatan

4
Ibid, hlm. 5-6

4
hari-hari besar nasional dan keagamaan, dan sejenisnya. Bahkan, semua kegiatan
yang berhubungan dengan pergaulan antara murid dengan guru, murid dengan
murid, murid dengan petugas sekolah, dan pengalaman hidup murid sendiri.
Tegasnya, pengertian kurikulum ini mengandung cakupan yang luas, karena
meliputi semua kegiatan murid, pengalaman murid, dan semua pengaruh, baik
fisik maupun non fisik terhadap pertumbuhan dan perkembangan murid.

B. Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan


Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam
upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang
tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa
rencana tertulis. Orang tua sering tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci
ke mana anaknya akan diarahkan, dengan cara apa mereka akan dididik, dan apa
isi pendidikannya. Orang tua umumnya mempunyai harapan tertentu pada
anaknya, mudah-mudahan ia menjadi orang saleh, sehat, pandai, dan sebagainya,
tetapi bagaimana rincian sifat-sifat tersebut bagi mereka tidak jelas. Juga mereka
tidak tahu apa yang harus diberikan dan bagaimana memberikannya agar anak-
anaknya memiliki sifat-sifat tersebut.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai
pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan
guru. la telah mempelajari ilmu, keterampilan, dan seni sebagai guru. la juga telah
dibina untuk memiliki kepribadian sebagai pendidik. Lebih dari itu mereka juga
telah diangkat dan diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk menjadi guru, bukan
sekadar dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang, tetapi juga dengan
pengakuan dan penghargaan dari masyarakat, guru melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang. Mereka mengajar
dengan tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dan
rinci, dengan cara dan alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara cermat. Di
sekolah guru melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan sadar. Dalam
lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal, yang bersifat tertulis. Guru-guru
melaksanakan tugas mendidik secara formal, karena itu pendidikan yang
berlangsung di sekolah disebut pendidikan formal.
Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi
pendidikan, dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan di sekolah
dalam bentuk kursus-kursus, sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah
dan sarasehan. Gurunya juga bervariasi dari yang memiliki latar belakang
pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan yang melaksanakan tugas sebagai
pendidik karena pengalaman. Kurikulumnya juga bervariasi, dari yang memiliki
kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran yang hanya ada
pada pikiran penceramah atau moderator sarasehan, atau gagasan keteladanan

5
yang ada pada pemimpin. Interaksi pendidikan yang berlangsung di masyarakat,
yang memiliki rancangan dan dilaksanakan secara formal sebenarnya dapat
dimasukkan dalam kategori pendidikan formal. Interaksi yang rancangan dan
pelaksanaannya kurang formal dapat kita sebut sebagai pendidikan kurang formal
(less formal). Karena adanya variasi itu, para ahli pendidikan masyarakat lebih
senang menggunakan istilah pendidikan luar sekolah bagi interaksi pendidikan
yang berlangsung di masyarakat ini.
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan
pendidikan formal. Pertama, pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan
atau kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas dan rinci. Kedua,
dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi dan menilai. Ketiga,
diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus
dalam bidang pendidikan. Keempat, interaksi pendidikan berlangsung dalam
lingkungan tertentu, dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan permainan
tertentu pula.5
Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibanding dengankan
dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. pertama, pendidikan
formal disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya
berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan
ketrampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang
lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau
kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan disekolah dilaksanakan secara
berencana, sistematis, dan lebih disadari. Karena yang memiliki rancangan atau
kkurikulum formal dan tertulis adalah pendidikan disekolah.
Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum
formal dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan disekolah. Dengan kata lain,
kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan disekolah. Kalau kurikulum
merupakan syarat mutlak , hal itu berarti bahwa kurikulum merupakn bagian yang
tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan,
bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran disekolah yang
tidak memiliki kurikulum.
Kurikulum mengarahkan segala betuk aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson kurikulum juga merupakan
suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pengangan tentang jenis,
lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping itu kurikulum juga
merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis
kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberian landasan-
landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan. Dalam lingkungan sekolah pasti memiliki kurikulum. Pengajaran
yang direncanakan, terstruktur. Guru sebagai pendidik di sekolah telah

5
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 2

6
dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru. Sehingga peran guru
dalam pengembangan kurikulum juga sangat penting.
Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah
1. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu
dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum
mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan
landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata kurikulum berasal dari satu kata bahasa Latin yang berarti “jalur
pacu”, dan secara tradisional, kurikulum sekolah disajikan sepeerti itu (ibarat
jalan) bagi kebanyakan orang. Kurikulum berasal dari kata currere, secara harfiah
berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan batas
finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan
belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkannya dan kapan
diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan ajar dapat mencapai gelar.
Jadi, kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah
1. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu
dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum
mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan
landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan.

B. Saran
Kami sadar sebagai pemakalah, mungkin masih banyak terdapat kesalahan
dalam pembuatan makalah ini. Maka, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Dosen Pengampu dan pembaca demi perbaikan makalah
kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dakir, 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadanata, Nana Syaodih, 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai