Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

MENULIS DIKELAS TINGGI BERBASIS KARAKTER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pendidikan Bahasa Indonesia

Dosen : Chairunnisa, M.Pd

DISUSUN OLEH :

OBORA MARITO 20148600403

NURLELA 20148600420

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Kusuma Negara

Jakarta

Jl. Raya Bogor Km. 24 Cijantung, Jakarta Timur 13770

Telp.(021)87791773

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan judul Konsep Dasar dan Strategi
Pembelajaran Menulis Dikelas Tinggi Berbasis Karakter.

Adanya penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Dosen kami Ibu Chairunnisa, M.Pd yang telah membimbing kami
pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indinesia dan telah memberikan tugas ini
kepada kami. Karena dengan adanya tugas ini,kami dapat menambah
pengetahuan kami dan dapat membantu menjelaskan kepada teman-teman
mahasiswa mengenai Konsep Dasar dan Strategi Pembelajaran Menulis
dikelas tinggi Berbasis Karakter.

Tetapi kami menyadari betul,bahwa penyusunan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna,untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat lebih baik lagi,dan oleh karena itu kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan dan kekurangan dari
penyusunan dan isi pembahasan pada makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat, Terima kasih

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................1
A. Latar Belakang.................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................3
A. Hakikat Menulis...............................................................3
1. Pengertian Menulis...................................................3
2. Tujuan Menulis........................................................4
3. Jenis-jenis Menulis...................................................5
B. Konsep Dasar dan Strategi Pembelajaran Menulis Tingkat
Tinggi berbasis Karakter..................................................10
1. Konsep Pembelajaran Menulis................................10
2. Karakteristik Pembelajaran Menulis.......................11
3. Metode Pembelajaran Menulis................................13
4. Tujuan Pembelajaran Menulis.................................15
BAB III PENUTUP............................................................16
A. Kesimpulan......................................................................16
B. Saran.................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi


melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang
sifatnya  berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara
berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran
bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di
jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar
perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target
kemampuan menulis yang diharapkan.

Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis,


diperlukan suatu perencanaan pembelajaran menulis yang tepat dan terencana
dengan strategi pembelajaran yang efektif. Untuk dapat melaksanakan
pembelajaran menulis di  sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk memiliki
kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis secara
tepat.  Untuk itu, seorang guru harus memiliki  pemahaman berkaitan dengan
pendekatan pembelajaran menulis, cara mengembangkan kemampuan menulis
siswa, dan perkembangan tulisan.

Pengajaran menulis di sekolah dasar diharapkan dapat membekali


siswa dengan kemampuan menulis yang baik. Pelaksanaan pengajaran
menulis di sekolah dasar terutama di kelas satu dan dua tidak dapat dipisahkan
dari membaca permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua
kemampuan yang berbeda.

Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif.


Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah tetapi melalui proses
belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi,
siswa harus berlatih mulai dari cara memegang alat tulis. Siswa juga berlatih
menggerakkan tangan dangan memperhatikan apa yang harus ditulis atau
digambarkan. Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi tersebut,
memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu sampai dapat
menuliskanya secara benar. Agar bermakna, proses belajar menulis permulaan
ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal huruf-huruf  yang diajarkan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni sebagai berikut.

a. Apa yang dimaksud dengan hakikat menulis? 


b. Apa konsep dasar pembelajaran menulis di kelas tinggi ?
c. Bagaimana strategi pembelajaran menulis menulis di kelas tinggi?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui hakikat dari menulis. 


b. Untuk mengetahui konsep dasar dan strategi pembelajaran menulis di kelas
tinggi.

\
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik


yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang , sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Menulis merupakan suatu
representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca
tertentu dan bagi waktu tertentu. salah satu dari tugas-tugas terpenting sang
penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan
berpikir,yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan. Yang
paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah
penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar menulis adalah belajar
berpikir dalam/ dengan cara tertentu.(D’Angelo, 1980: 5)

 Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis


lanjutan. Menulis lanjutan adalah pengembangan dari menulis permulaan.
Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembang-kan
kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang
bisa dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun,
puisi, surat, dan prosa.

            Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada


kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali dirinya
dengan kemampuan menulis. Guru juga dituntut mampu memilih metode
yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang
intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan
menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru
hendaknya menyadari bahwa pembelajaran menulis tidak ditekankan pada
pengetahuan kebahasaan tetapi bagaimana menerakan pengetahuan tersebut.

2. Tujuan Menulis

Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan-tujuan objektif yang bisa


dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya. Karena tulisan pada
dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar
dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi
salah satu sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan efesien untuk
menjangkau khalayak masa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah, maka
tujuan menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup
mendasar dalam konteks pengembangan peradapan dan kebudayaan
mesyarakat itu sendiri.

Adapun tujuan penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa


termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
b. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca
dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang
dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca
dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah
dicerna.
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah,
kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku
seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih
terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu
saja cenderung lebih rasional.
d. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan
“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah
seharian sibuk beraktivitas.

3. Jenis-Jenis Menulis

Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut


pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua
menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu;
karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Berikut ini akan
dijelaskan satu persatu.

a. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya (Suparno, 2008: 1.11). Sunarno (2007:
1) mempertegas pendapat Suparno bahwa tulisan deskripsi berisi gambaran
mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi menggambarkan sesuatu
dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan
hal yang dideskripsikan.Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan
sebagai tulisan yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek
tulisan dijelaskan secara rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan oleh pancaindra pengarang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan
pembaca tentang kebenaran dan keberadaan sesuatu yang telah dijelaskan oleh
penulis.
Contoh :
Jauh di sana di tepi sungai,tampak seorang perempuan yang masih muda
berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut, rupanya mencari atau
menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang amat tenang
laksana air di dalam dulang pada ketika itu, atau dari pihak manapun. Pada air
mukanya yang telah pucat dan dan tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah
diketahui, bahwa perempuan itu memikul suatu percintaan yang amat berat.
Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada
juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,
2001:65)
b. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu
peristiwa. Sesuai dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi
adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam
tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi
tidak memiliki kalimat utama.”. Senada dengan De'images, Suparno (2008:
1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan
proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya
sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama,
bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada
pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa narasi merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan
suatu kejadian. Kejadian tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam
tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini
dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-
jelasnya.
Contoh:
Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan Tamarine Tanasugarn
berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama, Tamarine unggul atas
Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya di set pertama
dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu dengan skor tipis
7-5.  Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga.
Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat dukungan
luarbiasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin perolehan
angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup
set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie
ke semifinal turnamen tenis WTA Tour di Bali.
c. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus.
Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa yang dipaparkannya
oleh penulis. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis
bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang
disampaikannya. Sehingga keberadaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus
keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan
argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-
akibat, dan pola-pola deduktif.
Contoh:
Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu. Dari catatan
kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan kejahatan-
kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir semua pernah ia lakukan.
Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor utama yang
menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
d. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau me-nambah pengetahuan dan pandangan pembacanya
(Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa
ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta
dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan
disampaikannya.Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat
mengembang-kan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini
berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3)
menambahkan bahwa ”untuk mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik”. Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan
sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah
informasi. Tulisan ini disampai-kan secara jelas dan dapat disertai data-data
yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang
sesungguhnya.
Contoh:
Kloning manusia menjadi isu pembicaraan semakin menarik para ulama
akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang memang telah berhasil
dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang diujicoba dalam tahun
1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera (2000), kucing (2001).
Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari Italia, mengumumkan
keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia. Kloning adalah
upaya untuk menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan
menggantikan inti sel dari sel telur dengan inti sel organisme lain. Kloning
pada manusia dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil
intinya lalu disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya
ditanam ke rahim seperti halnya embrio bayi tabung.
e. Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan
penulisnya. Tuli-san ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat
sesuatu. ”Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik
berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam tulisannya” (Sunarno, 2007: 4). Hal ini berbeda
dengan argumen yang pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk
mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan
emosional yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Sama
halnya argumentasi persuasi juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja
dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang
dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa
yang disampaikan penulis itu benar. Contoh bentuk tulisan persuasi adalah
propaganda, iklan, selebaran, dan brosur.
B. Konsep Dasar dan Metode Pembelajaran Menulis Dikelas Tinggi Berbasis
Karakter

1. Konsep Pembelajaran Menulis

Dalam pembelajaran siswa hendaklah diarahkan ke pengembangan potensi


diri sendiri. Segala masalah kebahasaan yang perlu dimainkan di sekolah
haruslah juga sesuai dengan zamannya. Kata, kalimat, paragraf, bahkan
tulisan harus bernuansa kekinian. Sumber bahasa yang digunakan oleh guru
juga harus mengacu ke minat dan harapan siswa. Dengan demikian siswa
dapat tertarik dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa sudah semestinya
dapat berpikir, berkreasi, dan berkomuikasi baik lisan maupun tulisan dengan
bahasa Indonesia secara logis, langsung, dan lancar. Dengan begitu, suatu saat
akan dihasilkan karya-karya besar dari orang Indonesia dengan bahasa yang
mantap. Hal itu tentunya harus menjadi obsesi guru bahasa Indonesia. Guru
berperan dalam menentukan pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
guru dituntut untuk menguasai bahasa Indonesia dan pembelajarannya
sehingga menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa. Kemenarikan ini
akhirnya membawa siswa ke tingkat komunikasi yang lancar. Komunikasi
yang didasari oleh minat yang kuat dari siswa. Guru berperan besar dalam hal
itu. Peran tersebut didasari oleh kekuatan konsep dan kekuatan
mengembangkan strategi pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa, banyak
strategi pembelajaran yang tersedia. Namun, mengapa banyak guru bahasa
Indonesia yang masih kesulitan dalam memvariasikan strategi pembelajaran
bahasa Indonesia. Mereka banyak berkutat dengan ceramah, diskusi, dan
penugasan. Padahal hal tersebut merupakan teknik pengelolaan kelas. Teknik
adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
Guru dapat berganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Adapun strategi meliputi pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah
konsep dasar yang melingkupi metode dengan cakupan teoritis tertentu.
Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat
dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran
yang dapat yang fokuskan kepada pencapaian tujuan. Dari metode, teknik
pembelajaran diturunkan secara aplikasi. Satu metode dapat diaplikasikan
melalui berbagai teknik pembelajaran.

2. Karakteristik Pembelajaran Menulis

Setiap guru keterampilan menulis harus sudah memahami karakteristik


keterampilan menulis karena sangat menentukan dalam ketepatan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan menulis. Sudah
dapat dipastikan tanpa memahami karakteristik keterampilan menulis guru
yang bersangkutan tak mungkin menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran menulis yang akurat, bervariasi, dan menarik. Ada
empat karakteristik keterampilan menulis yang sangat menonjol, yakni;

a. keterampilan menulis merupakan kemampuan yang komplek;


b. keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik;
c. keterampilan menulis bersifat mekanistik;
d. penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap atau
akumulatif.

Keterampilan menulis menuntut kemampuan yang kompleks. Penulisan


sebuah karangan yang sederhana sekalipun menuntut kepada penulisnya
kemampuan memahami apa yang hendak ditulis dan bagaimana cara
menulisnya. Persoalan pertama menyangkut isi karangan dan persoalan kedua
menyangkut pemakaian bahasa serta bentuk atau struktur karangan.
Pembelajaran keterampilan menulis yang tidak memperhatikan kedua hal
tersebut di atas pasti akan mengalami ketidakberesan atau kegagalan.
Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang teori. Ini tidak
berarti pembahasan teori menulis ditabukan dalam pengajaran menulis.
Pertimbangan antar praktek dan teori sebaiknya lebih banyak praktek dari
teori. Keterampilan menulis bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa penguasaan
keterampilan menulis tersebut harus melalui latihan atau praktik. Dengan
perkataan lain semakin banyak seseorang melakukan kegiatan menulis
semakin terampil menulis yang bersangkutan. Karakteristik keterampilan
menulis seperti ini menuntut pembelajaran menulis yang memungkinkan
siswa banyak latihan, praktek, atau mengalami berbagai pengalaman kegiatan
menulis. Di Samping kegiatan menulis harus bervariasi juga sistematis,
bertahap, dan akumulatif. Berlatih menulis yang tidak terarah apalagi kurang
diawasi guru membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering
membingungkan siswa. Mereka tidak tahu apakah mereka sudah bekerja
benar, atau mereka tidak tahu membuat kesalahan yang berulang. Latihan
mengarang terkendali disertai diskusi di mana sangat diperlukan dalam
memahami dan menguasai keterampilan menulis.

3.  Metode Pembelajaran Menulis

a. Kegiatan menulis berdasarkan rangsangan visual


Berdasarkan rangsangan visual kegiatan menulis dapat dilakukan dengan cara
menyajikan gambar atau film yang membentuk rangkaian cerita dan siswa
diminta untuk membuat karangan berdasarkan gambar atau film yang telah
diperlihatkan.   Contoh:
Disajikan seperangkat gambar yang merupakan sebuah rangkaian
cerita.  Perintah: Buatlah sebuah karangan berdasarkan gambar di atas yang
panjangnya kurang lebih satu halaman. Jangan lupa memberi judul karangan
dan menuliskan namamu sebagai penulis.  
b. Kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara
Bentuk kegiatan menulis ini dilaksanakan dengan cara menyajikan suara yang
dapat berbentuk dialog, ceramah, diskusi atau tanya jawab, baik yang berupa
rekaman suara maupun secara langsung langsung.
Contoh:
Disajikan rangsangan suara yang berupa rekaman ceramah. Perintah: Buatlah
karangan berdasarkan rekaman yang telah Anda dengarkan. Panjang karangan
kurang lebih 1 halaman. Jangan lupa memberi judul karangan dan menuliskan
nama. 
c. Kegiatan menulis dengan rangsangan buku
Kegiatan menulis ini dilakukan dengan cara menyajikan teks bacaan, dan
siswa diminta untuk membuat karangan berdasarkan teks yang telah
dibacanya. Bentuk tugas yang harus dikerjakan siswa dapat berupa membuat
ringkasan/rangkuman/sinopsis, membuat resensi, atau membuat kritik. 
Contoh:
(Disajikan teks bacaan) Perintah : Buatlah rangkuman teks bacaan yang telah
Anda baca. Panjang rangkuman kurang lebih-satu halaman. Jangan lupa
memberi judul ringkasan dan menuliskan nama Anda. 
d. Kegiatan menulis laporan
Bentuk kegiatan menulis laporan ini dilakukan dengan cara memintan siswa
untuk membuat laporan kegiatan yang pernah dilakukan sepeti melakukan
kegiatan wawancara, mengikuti khotbah jum’at, mengikuti seminar/diskusi,
mengikuti darmawisata, atau kegiatan perkemahan) atau kegiatan penelitian
sederhana yang telah dilakukan. 
Contoh:
(Siswa diminta untuk meneliti judul-judul yang ada dalam harian Jawa Pos)
Perintah: Buatlah laporan kegiatan meneliti penelaahan tentang judul-judul
yang terdapat pada Harian Jawa Pos. Sistematika laporan adalah:
pendahuluan, pemaparan hasil, dan penutup/kesimpulan. Panjang laporan
kurang lebih 5 halaman.  
e. Kegiatan Menulis surat 
Kegiatan menulis surat dilakukan dengan cara: siswa diminta untuk menulis
sebuah surat (surat resmi yang dapat berupa surat lamaran kerja, surat
undangan rapat; atau surat pribadi yang dapat berupa surat kepada orang tua
atau kepada teman).
Contoh : Perintah
Buatlah surat lamaran kerja ke suatu perusahaan. Surat lamaran harus ditulis
tangan pada kertas folio bergaris.  Menulis berdasarkan tema tertentu
f. Kegiatan menulis yang didasarkan pada tema tertentu dilakukan dengan cara
menyajikan sebuah atau beberapa topik dan siswa diminta untuk membuat
suatu karangan berdasarkan topik yang telah ditentukan.
Contoh : (Disajikan beberapa topik) Perintah
Buatlah karangan berdasarkan topik di atas. Karangan yang Anda buat bersifat
argumentatif. Panjang karangan kurang lebih 3 halaman. Karangan diketik
pada kertas ukuran kuarto. 
g. Menulis karangan bebas 
Menulis karangan bebas dilaksanakan dengan cara meminta siswa untuk
membuat karangan dengan tema dan sifat karangan yang ditentukan sendiri
oleh siswa.
Contoh: Perintah
Buatlah sebuah karangan dengan tema dan jenis karangan yang Anda sukai.
Karangan diketik pada kertas kuarto dengan spasi rangkap. Panjang karangan
kurang lebih 5 halaman. Jangan lupa menuliskan nama Anda pada bagian
sudut kanan atas halaman pertama.

4. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia (termasuk di dalamnya pembelajaran


menulis) di SD berdasarkan standar isi adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan  intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

            Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis


lanjutan. Menulis lanjutan adalah pengembangan dari menulis permulaan.
Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembang-kan
kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. sedangkan
kompetensi-kompetensi pada pelaksanaan pembelajaran menulis lanjutan atau
di kelas tinggi adalah (a) kegiatan menulis berdasarkan rangsangan visual, (b)
kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara, (c) kegiatan menulis
berdasarkan rangsangan buku, (d) kegiatan menulis laporan, (e) kegiatan
menulis surat, (f) menulis berdasarkan tema tertentu, dan (g) menulis
karangan bebas.

B. SARAN

            Pada materi menulis ini,di harapkan para guru dapat lebih banyak
menggembangkan kemampuan yang dimiliki pada siswa dengan metode dan
teknik-teknik menulis kreatif.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti,dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa


Indonesia Jakarta : Airlangga
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-
UT Dadan. dan Novi Resmini 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas Tinggi SD. Bandung: UPI PRESS.

Anda mungkin juga menyukai