Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMBELAJARAN MEMBACA DI SD KELAS TINGGI

BERBASIS KEARIFAN LOKAL SUMATERA UTARA

Disusun

Oleh:

Kelompok 4

Nama Anggota: Nurhalimah Sembiring (1183111116)

Lioni Anggela Rumapea (1183111107)

Tri Elvia Hidayati (1183111088)

Kelas : PGSD Reguler E 2018

Dosen Pengampu : Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd

Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas karunia yang diberikan-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi
sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. Adapun makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas rutin pada mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd. yang telah
memberikan bimbingan pada tugas makalah, juga kepada teman-teman yang membantu penulis
dalam penulisan makalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi

Penulis menyadari banyak kekurangan pada tugas Makalah ini, baik dalam tulisan dan pokok
pembahasan.Oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan tugas ini.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Medan, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5

A. Hakikat Membaca...................................................................................................................5

B. Pengertian Membaca...............................................................................................................6

C. Tujuan Membaca di Kelas Tinggi...........................................................................................7

D. Jenis-Jenis Membaca...............................................................................................................7

E. Kegiatan Membaca Terkait Dengan Kearifan Lokal Sumatera Utara.....................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11

A.. Kesimpulan..........................................................................................................................11

B. Saran......................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan membaca merupakan kemampuan yang pada umumnya diperoleh dari sekolah,
kemampuan ini sangat penting dikembangkan karena membaca merupakan kegiatan yang bisa
mengembangkan pengetahuan. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang
harus dikuasai oleh siswa. Siswa yang memiliki keterampilan membaca yang memadai akan
lebih mudah menggali informasi dari berbagai sumber tertulis.

Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar terdiri dari dua tahap. Untuk siswa kelas rendah (I, II,
dan III) disebut membaca permulaan, sementara untuk siswa kelas tinggi (IV, V, dan VI) disebut
membaca lanjut. Pembelajaran membaca permulaan di kelas I Sekolah Dasar merupakan
kemampuan membaca tahap awal. Membaca permulaan sebagai kemampuan dasar membaca
siswa dan alat bagi siswa untuk mengetahui makna dari isi pelajaran yang dipelajari di sekolah.
Semakin cepat siswa membaca makin besar peluang untuk memahami isi makna

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apa saja hakekat membaca di SD kelas tinggi?

2. Apa saja tujuan membaca di SD kelas tinggi?

3. Apa saja jenis-jenis membaca di SD kelas tinggi?

4. Bagaimana penerapan kegiatan membaca secara kearifan local di Sumatera utara?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui hakekat membaca di SD kelas tinggi

2. Untuk mengetahui tujuan membaca di SD kelas tinggi

3. Untuk mengetahui jenis-jenis membaca di SD kelas tinggi

4. Untuk menerapkan kegiatan membaca secara kearifan local di Sumatera utara

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Membaca
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Karena
dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang
tersebut mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas
wawasannya. Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan
oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci
utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang
menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan
produktif dalam kehidupan sehari-hari. (Amir, 1996:26).

Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran


membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kualitas anak
didik. (Akhadiah, 1992:29). Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambing-lambang tertulis
tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau
tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca
permulaan. Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan pembelajaran membaca
permulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa kelas I dan kelas II akan
menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan benar-benar
memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada tahap
membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di sekolah dasar
membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca
dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala bidang. Tidak hanya
dalam pembelajaran bahasa saja.

Pada hakikatnya, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan
membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktifitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan
pada saat membaca. Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa
aktifitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Proses membaca terdiri dari
beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:

5
 Aspek Sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis,

 Aspek Perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpresentasikan apa yang dilihat


sebagai simbol,

 Aspek Skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur


pengetahuan yang telah ada,

 Aspek Berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang
dipelajari,

 Aspek Afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh
terhadap kegiatan membaca.

B. Pengertian Membaca
Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang dilafalkan maka
pembelajarannya jelas dan fasih, tepat informasi dan penjedaannya, sehingga komunikatif
dengan pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman teks. (Amir, 1996:2). Membaca
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di hati.
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002:18).
Membaca adalah merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa
keterampilan, yakni mengamati, memahami dan memikirkan. (Yasin Burhan, 1971:90). Menurut
Ronald Barker dan Robert Ekskarpit (1975:155), membaca merupakan penangkapan dan
pemahaman ide, aktifitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Setelah
proses yang bersifat mekanis tersebut berlangsung, maka nalar dan intuisi kita bekerja pula,
berupa proses pemahaman dan penghayatan. Dengan penghayatan, pembaca berarti telah pula
merasakan nuansa naskah sehingga bisa pula melangsungkan perenungan. Membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. (H.G. Taringan,
1985:7). Menurut Ahmad S Harja Sujana (1985:3) menyatakan bahwa membaca merupakan
kegiatan yang merespon lambing-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.

Semua pengertian di atas benar, hanya masalahnya dari sudut manakah kita memandang dan
dalam konteks apa. Membaca yang hanya terbatas pada pembunyian lambang tertulis dan

6
pelafalan kata tanpa harus memahami naskah dinamakan membaca permulaan. Membaca yang
sudah berusaha untuk memahami bacaan dinamakan membaca lanjut. (Tim Penyusun Kamus
Pusat Indonesia, 2002:8). Jadi muara akhir kegiatan membaca adalah memahami ide atau
gagasan yang terkuat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. Dengan demikian pemahamanlah
yang menjadi produk membaca yang bisa diukur. Selain fakta penangkapan dan pemahaman,
membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan. Idealnya, kita bisa membaca dalam
waktu yang singkat untuk bahan relative banyak, dengan tingkat pemahaman yang tinggi dan
selaras dengan maksud penulis. Aktifitas membaca membutuhkan pula kompetensi / kemampuan
bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas. Faktor-faktor yang mendasar tadi,
tidak bersifat statis melainkan menulis harus semakin bertambah karena kegiatan membaca,
disamping lantaran aktifitas yang lain. Pada saat kita aktif membaca, referen kehidupan,
intelektualitas dan khazanah kata, kita pun meningkat artinya semakin aktif kita membaca maka
akan semakin tinggi pengetahuan yang kita dapatkan.

C. Tujuan Membaca di Kelas Tinggi


Seperti yang ketahui bahwa jenjang pendidikan di SD dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah
dan kelas tinggi. Kelas rendah SD yaitu kelas 1 dan 2, sedangkan kelas tinggi yaitu kelas 3
sampai kelas 6. Kalau tujuan membca di kelas rendah bersifat mekanis, yang biasanya di sebut
Membaca Permulaan, maka tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca
di kelas rendah yang biasanya disebut Membaca Lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspekaspek berikut ini: 1. Memahami
pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal). 2. Memahami signifikansi atau makna
(antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca). 3.
Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk). 4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.

D. Jenis-Jenis Membaca
Menurut Saleh (2006:107) jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca teknik/membaca
bersuara/membaca lancar, 2) membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai, 3)
membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca pustaka.

1). Membaca teknik/membaca bersuara/membaca lancar

7
Tujuan membaca teknik ini adalah untuk melatih siswa mampu bersuara dengan ucapan/lafal,
nada, dan irama.

2). Membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai

Membaca memindai adalah membaca wacana eksposisi dengan cara melihat dengan cermat dan
lama. Sedangkan membaca intensif adalah membaca secara sungguh-sungguh dan terus menerus
hingga diperoleh hasil yang optimal. Tujuan membaca dalam hati, membaca intensif dan
membaca memindai adalah agar siswa dapat memahami isi wacana.

3). Membaca bahasa

Tujuan membaca bahasa adalah agar pengetahuan siswa semakin bertambah tentang unsur-unsur
kebahasaan atau seluk beluk bahasa indonesia yang dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
bahasa dan situasi.

4). Membaca cepat

Membaca cepat adalah membaca sekejap mata atau selayang pandang, tujuannya adalah dalam
waktu yang singkat pembaca memperoleh informasi secara tepat dan tepat.

5). Membaca pustaka

Tujuan membaca pustaka adalah untuk menumbuhkan kegemaran membaca. Kegiatan membaca
pustaka ini dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan dapat dimanfaatkan untuk
mengefektifkan waktu-waktu tertentu.

Purwanto (2004:29) membagi kegiatan membaca menjadi dua bahagian yaitu kegiatan membaca
permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan diberikan pada kelas rendah yaitu kelas
satu dan dua, sedangkan membaca lanjutan diberikan pada kelas tinggi yakni kelas tiga sampai
kelas enam. Menurut Depdikbud (1995:6) “membaca lanjutan disebut juga dengan membaca
pemahaman”. Pada membaca permulaan hal yang diutamakan adalah memberikan kecakapan
pada siswa untuk mengubah rangkaian-rangkaian bunyi bermakna (melancarkan teknik
membaca pada anak-anak), sedangkan pada membaca lanjutan hal yang diutamakan adalah
melatih siswa menangkap pikiran dan perasaan orang lain yang dilahirkan dengan bahasa tulisan
dengan tepat dan teratur. Purwanto (2004:31) mengatakan membaca pemahaman bertujuan agar

8
anak mengambil manfaat dari pesan yang disampaikan penulis kapada pembaca, dengan kata
lain siswa diharapkan mampu mengambil makna yang disampaikan orang lain melalui tulisan.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkatan membaca di
sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian yaitu membaca permulaan untuk kelas rendah, dan
membaca lanjutan untuk kelas tinggi, membaca lanjutan inilah yang disebut dengan membaca
pemahaman.

E. Kegiatan Membaca Terkait Dengan Kearifan Lokal Sumatera Utara


Sejarah Istana Maimun

Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan
Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu. Pembangunan
istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa
Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota
Medan.

Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu
tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya,
pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan
kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan
acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan
mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).

Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang
dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda
kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda
tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.

Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur
Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena
tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang
Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun,
pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan
Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk

9
istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah
menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan
peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di
daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar
ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.

Dari teks diatas jawablah Pertanyaan berikut ini !

1. Teks diatas termasuk kedalam jenis teks apa?

2. Pada tanggal berapa istana maimun selesai dibangun?

3. Siapakah pendiri Kota Medan?

4. apa nama lain dari istana maimun?

5. Amanat apa yang dapat kamu ambil dari sejarah istana maimun di atas? Bacakan
pendapatmu di depan kelas.

10
BAB III PENUTUP

A.. Kesimpulan
Kegiatan membaca adalah memahami ide atau gagasan yang terkuat, tersirat bahkan tersorot
dalam bacaan. Dengan demikian pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang bisa
diukur. Selain fakta penangkapan dan pemahaman, membaca juga mementingkan ketepatan dan
kecepatan. Idealnya, kita bisa membaca dalam waktu yang singkat untuk bahan relative banyak,
dengan tingkat pemahaman yang tinggi dan selaras dengan maksud penulis.

Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspekaspek berikut ini: 1. Memahami
pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal). 2. Memahami signifikansi atau makna
(antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca). 3.
Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk). 4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.

Menurut Saleh (2006:107) jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca teknik/membaca


bersuara/membaca lancar, 2) membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai, 3)
membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca pustaka.

B. Saran
  Sebaiknya seorang guru memiliki  keterampilan membaca dengan metode yang baik, sehingga
dapat mengajarkan siswa bagaimana membaca dengan metode yang baik. Selain itu, guru
dituntut meningkatkan keterampilan membaca yang baik agar dapat menyampaikan informasi
dengan baik kepada siswa.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://boardmarkershare.blogspot.com/2013/04/peningkatan-keterampilan-membaca.html
(Online) diakses tanggal 14 Maret 2021

https://mayasari9595.blogspot.com/2015/11/pembelajaran-membaca-di-kelas-tinggi_38.html
(Online) diakses tanggal 14 Maret 2021

12

Anda mungkin juga menyukai