Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BAHASA INDONESIA LANJUTAN MI/SD

Tentang

KETERAMPILAN MEMBACA

Disusun Oleh (Kel 6):


Suci Melisa Fitri 2214070182
Laila Yunita 2214070181
Suhaira Sapitri 2214070162

Dosen Pengampu:
Arief Arafat Hankam, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (E)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1445 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Lanjutan
MI/SD dengan judul “ Keterampilan Membaca ”.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


oleh berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk
itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berterimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia Lanjutan MI/SD Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yakni Bapak Arief Arafat Hankam,
M.Pd. atas ketersediaannya menuntun kami dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Padang, 16 September 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................................iii

A. Latar Belakang......................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan..................................................................................iv

BAB II

PEMBAHASAN..............................................................................................1

A. Hakikat Membaca.................................................................................1
B. Tujuan Membaca..................................................................................2
C. Jenis-Jenis Membaca............................................................................4
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca...........................8
E. Tingkat Pemahaman Membaca.............................................................14
F. Aspek Keterampilan Membaca.............................................................15
G. Komponen Aktivitas Membaca............................................................18

BAB III

PENUTUP.......................................................................................................21

A. Kesimpulan...........................................................................................21
B. Saran.....................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan reseptif di samping
keterampilan mendengarkan. Sebagai salah satu keterampilan reseptif,
membaca merupakan komponen pemahaman.
Keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Membaca menjadi
jembatan bagi siswa yang ingin memiliki kemampuan interaktif dan terpadu.
Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan mendengarkan dan berbicara.
Membaca juga dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang mudah.
Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
setiap orang untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, mempertajam
keterampilan berbahasa, dan memperkaya wawasan. Keterampilan membaca
ini berkaitan dengan keseluruhan aktivitas membaca sehingga dapat mencakup
makna proses membaca sebagai aktivitas mengolah kata yang terkandung
dalam bahan bacaan, kreativitas, membaca, sampai pada aktivitas membaca
cepat.
Pembelajaran membaca di sekolah SD/MI dibagi menjadi dua yaitu
kemampuan membaca permulaan dan kemampuan membaca tingkat lanjut.
Dalam kegiatan pembelajaran membaca, selain guru dituntut untuk memahami
kurikulum yaitu memahami dan menguasai materi pembelajaran, guru juga
harus mampu merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Pada akhirnya, pada saat pelaksanaan pembelajaran membaca, guru tidak
sekedar menugasi siswa membaca (dalam hati) akan tetapi kemudian siswa
juga mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam wacana tersebut.

iii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1) Bagaimanakah hakikat membaca?
2) Apa saja tujuan membaca?
3) Apa saja jenis-jenis membaca?
4) Apa saja faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca?
5) Apa saja tingkat pemahaman membaca?
6) Apa saja aspek keterampilan membaca?
7) Apa saja komponen aktivitas membaca?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun bertujuan untuk:
1) Untuk mengetahui mengenai hakikat membaca.
2) Untuk mengetahui mengenai tujuan dari membaca.
3) Untuk mengetahui mengenai jenis-jenis membaca.
4) Untuk mengetahui mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi
kemampuan membaca.
5) Untuk mengetahui mengenai tingkat pemahaman membaca.
6) Untuk mengetahui mengenai aspek keterampilan membaca.
7) Untuk mengetahui mengenai komponen aktivitas membaca.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Membaca
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang
bersifat reseptif karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh
informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang
diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu
memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya dan memperluas
wawasannya. Dengan demikian, kegiatan membaca merupakan kegiatan yang
sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri.
Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu,
berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan
sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktivitas ekspresif
dan produktif dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu
membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai
proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai
produk mengacu pada konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan pada saat
membaca. Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan
beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental.
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek diantaranya adalah:
a. Aspek Sensori, yaitu kemampuan untuk memahami symbol-simbol
tertulis.
b. Aspek Perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan ара
yang dilihat sebagai symbol.
c. Aspek Skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis
dengan struktur pengetahuan yang telah ada.

1
d. Aspek Berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari
materi yang dipelajari.
e. Aspek Afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca
yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.
Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya. Jika teks
dilafalkan maka pembacaannya harus jelas dan fasih, tepat informasi dan
penjedaannya, sehingga komunikatif dengan pendengar dan juga ditandai oleh
suatu pemahaman teks. Tim Penyusun Kamus Pusat Indonesia secara
sederhana mendefinisikan bahwa membaca adalah melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di hati.
Pada dasarnya kegiatan membaca membutuhkan dua keterampilan dalam
hal ini keterampilan memahami dan memaknai tiap pesan yang tersampaikan
lewat kata-kata, keterampilan untuk melafalkan secara baik dan benar kata dan
kalimat yang tertulis. Dengan demikian pesan penulis yang termasuk dalam
rangkaian kata dan kalimat dapat dimengerti secara baik dan benar pembaca
maupun oleh pihak yang mendengarkan. Khusus untuk kegiatan membaca
nyaring, keterampilan kedua menjadi penting untuk dimiliki.
Tampubolon (1987:7) menyatakan bahwa kemampuan membaca adalah
ketepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan
membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik- teknik membaca
efisien.1

B. Tujuan Membaca
Dilihat dari tujuan setiap orang dalam membaca itu berbeda-beda. Dalam
hal ini, tujuan tersebut bergantung pada kepentingan dan bahan bacaan yang
dihadapi setiap orang. Pada dasarnya, tujuan seseorang membaca itu tidak lain
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannnya dan untuk kesenangan
semata. Berdasarkan jenis informasi, ada tiga tujuan membaca yaitu tujuan

1
Udin Dile, Kemampuan Membaca Teks Berita Surat Kabar Lokal Siswa Kelas VIII
SMP MUHAMMADIYAH KUPANG TP 2019/2020, Jurnal Pendidikan (5), (2), 2020.

2
membaca referensial, jenis tujuan membaca inetelektual dan tujuan membaca
kesenangan.
1. Tujuan membaca referensial berkenaan dengan tujuan memperoleh
informasi yang berupa fakta yang ada di lingkungan untuk menambah
wawasan atau pengetahuan yang bersifat faktual.
2. Tujuan membaca intelektual berkenaan dengan tujuan memeroleh
informasi yang dapat meningkatkan daya intelektual.
3. Tujuan membaca untuk kesenangan berkenaan dengan tujuan
memperoleh informasi yang dapat menyenangkan diri pembaca.2
Setiap kehidupan dan tindakan pasti punya tujuan yang sangat jelas untuk
dijalankan. Tanpa terkecuali bacaan dan membaca. Dimana dalam bacaan
harus menunjukkan kejelasan apa yang sedang dilaksanakan dan apa yang
sedang dilalui. Bahkan dengan tujuan membaca ini, maka dapat membawa
setiap orang untuk mengenal bacaan yang mereka miliki. Bahkan menulis pun
punya tujuan tersendiri bahkan punya tujuan yang tidak kalah keren dan
terikatnya dengan membaca.
Membaca punya tujuan untuk mengembangkan pola berpikir setiap orang
agar mencapai ke level yang lebih maksimal. Tujuan dari membaca membawa
setiap orang untuk ikut turut membaca dengan sungguh-sungguh. Bahkan
membaca menjadi tujuan terpenting untuk kita nikmati dan menikmati
sebagian besar prosesnya. Tujuan utama membaca menurut Tarigan (1990)
sendiri adalah untuk mencari atau memperoleh sebuah informasi, mencakup
isi, memahami makna bacaan. Bahkan makna arti (meaning) erat sekali
berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif dalam membaca. Bahkan
hal ini penting karena karena kita bisa melihat berbagai pola-pola, maksud,
dan tujuan atau intensif dalam membaca.
Secara khusus, tujuan secara khusus antara lain: (1) Memperoleh informasi
secara faktual; (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang sangat khusus

2
Nurlelah, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2022), h. 111.

3
dan problematis; (3) memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis
seseorang; (4) memperoleh kenikmatan emosi, serta (5) mengisi waktu luang.
Sehingga dalam tujuan belajar. Penulis punya pendapat secara sederhana
ada 3 tujuan dalam membaca antara lain:
1. Memperoleh informasi dan menguasai informasi yang telah diperoleh.
2. Menguasai dan menganalisis informasi yang diperoleh untuk
mengembangkan.
3. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari hasil belajar dari
berbagai penulis yang berpengalaman di bidangnya. Sehingga dari tiga
bagian-bagian ini, maka tujuan utama membaca dapat tercapai dengan
maksimal.3

C. Jenis-Jenis Membaca
Sebagai sebuah keterampilan, membaca memiliki banyak variabelnya
yang ini masuk ke dalam kategori jenis-jenis membaca. Banyak pakar bahasa
menyebut sejumlah jenis-jenis membaca. Mulai dari membaca nyaring atau
lantang, membaca dalam hati, dan lainnya. Setiap manusia, tentu berbeda
keterampilan itu berbeda sekali. Ada tipe orang yang paham ketika membaca
nyaring, ada juga yang dalam hati dan lainnya. Oleh karena itu, di bawah ini
beberapa jenis-jenis membaca.
1. Membaca Nyaring
Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan
(dengan nyaring) kepada orang lain. Dikarenakan tujuan utamanya
mengkomunikasikan isi bacaan, maka pembaca bukan hanya dituntut
harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambang-lambang bunyi
bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses
pengolahan agar pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam
lambang-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas
dan tepat oleh orang- orang yang mendengarnya. Dengan demikian,

3
Nahason Bastin, Keterampilan, Literasi, Membaca, Menulis, (Nahason Bastin
Publishing, 2022), h. 53-54.

4
jelaslah bahwa proses membaca nyaring sesungguhnya bukanlah hal yang
mudah.
2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati atau membaca diam, memang tidak ada suara
yang keluar, yang aktif bekerja adalah mata dan otak saja. Ikhwal diamnya
alat ucap ini saat melakukan membaca dalam hati perlu dicermati oleh
guru, sebab hingga saat ini masih banyak siswa saat mereka membaca
dalam hati, tetapi pada saat yang sama alat ucap mereka turut aktif.
Misalnya, membaca sambil bersuara seperti berbisik, atau dengan bibir
bergerak-gerak, atau membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris
bacaan, atau membaca sambil menunjuk baris bacaan dengan jari, pensil,
atau alat ucap lainnya. Hal-hal semacam ini secara perlahan harus segera
dihilangkan karena akan menghambat lancarnya membaca dalam hati.
3. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas.
Pada siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik
jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program
membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka
pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:
a. Membaca Survei
Membaca survei adalah sejenis kegiatan membaca dengan
tujuan untuk mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang
lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu,
dalam praktiknya pembaca hanya sekadar melihat atau menelaah
bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama
pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar
indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya.
Dengan demikian membaca survei bukanlah membaca sebenarnya.
Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.

5
b. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis
membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan
memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat.
Skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara
sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
c. Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca
untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu
mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya
dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau
kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul
merupakan jenis bacaan ringan. Misalnya; majalah, novel, cerpen dan
sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.
4. Membaca Intensif
Membaca intensif, merupakan program kegiatan membaca yang
dilakukan secara saksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya
membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program
membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan
mengasah kemampuan membaca secara kritis. Jenis membaca intensif
antara lain:
a. Membaca Teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan
yang terdapat dalam terks bacaan tersebut untuk melihat organisasi
penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.
Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan
menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang
terdapat dalam kalimat maupun maupun dalam setiap paragraf.
b. Membaca Pemahaman

6
Pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk
memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi,
kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
c. Membaca Kritis
Adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam,evaluative, serta analisis, dan
bukan hanya mencari kesalahan.
d. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan
untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang
terdapat dalam bacaan. Membaca ide merupakan kegitan membaca
yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari
suatu bacaan: (a) mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang
baik; (b) masalah apa yang dikupas atau yang dibentangkan dalam
hal bacaan tersebut; (c) hal-hal apa yang dipelajari dan yang
dilakukan oleh sang tokoh.
e. Membaca Bahasa Asing
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih umumnya
bertujuan untuk rendah memperbesar daya kata dan untuk
mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja
bertujuan untuk mencapai kefasihan.
f. Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra,
baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun
dalam hubungan dengan kepentingan studi dan kepentingan
pengkajian.
Dalam dunia bahasa, keterampilan membaca sangat luas. Ada tiga hal
yang jika dikaji akan lebih detail, yaitu model membaca, metode, dan
teknik membaca. Akan tetapi, semua itu bisa diterapkan dalam kegiatan
membaca sesuai dengan kapasitas dan ketersediaan bahan bacaan. Ada
beberapa jenis membaca antara lain:

7
1. Membaca keras. Penekanan dalam kegiatan membaca keras adalah
kemampuan membaca dengan (1) menjaga ketepatan bunyi bahasa
Arab baik dari segi makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain, (2)
irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan
penulis, (3) lancar dan tidak tersendat-sendat, dan (4)
memperhatikan tanda baca.
2. Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik
pokok-pokok maupun rinciannya. Penciptaan suasana kelas yang
tertib dalam kegiatan membaca dalam hati perlu dilakukan
sehingga memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi terhadap
bacaannya.
3. Membaca cepat. Tujuan utama membaca cepat ialah untuk
menggalakkan siswa agar berani membaca lebih cepat dari pada
kebiasaanya. Siswa tidak diminta memahami rincian-rincian isi
dalam membaca cepat ini, tetapi cukup dengan pokok-pokoknya
saja. Namun perlu diingat bahwa tidak setiap bahan bacaan dapat
dijadikan bahan membaca cepat.
4. Membaca rekreatif. Tujuan membaca rekreatif adalah untuk
memberikan latihan kepada para siswa membaca cepat dan
menikmati apa yang dibacanya. Tujuannya lebih jauh adalah untuk
membina minat, keterampilan dan kecintaan membaca.
5. Membaca analisis. Tujuan utamanya ialah untuk melatih siswa
agar memiliki kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis.
Siswa dilatih agar dapat menggali dan menunjukkan detail-detail
yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis.4

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca


Membaca merupakan aktivitas untuk meliputi tiga keterampilan dasar
yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording artinya merekam apa yang

4
Hamidulloh Ibda, Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut untuk Mahasiswa, (Semarang: CV.
Pilar Nusantara, 2019), h. 56-62.

8
ditulis oleh penulis, Decoding yaitu membaca kode-kode tulisan, dan Meaning
adalah memahami bacaan tersebut.5 Banyak faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut
(membaca pemahaman).
Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca ialah faktor fisiologis,
intelektual, lingkungan, dan psikologis.
1. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,
dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi seseorang untuk belajar, khususnya belajar
membaca. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat
penglihatan bisa menghambat kemajuan belajar membaca anak. Analisis
bunyi, misalnya mungkin sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada
alat bicara dan alat pendengaran. Walaupun tidak mempunyai gangguan
pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar
membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan
mereka dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf,
angka-angka, dan kata-kata misalnya anak belum bisa membedakan b, p,
dan d. Perbedaan pendengaran (auditory discrimination) adalah
kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa
sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak.
2. Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi
berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode
mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan bagi anak. Intelektual/intelegensi
didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman
yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponsnya secara
tepat. Intelegensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai

5
Asih Riyanti, Keterampilan Membaca, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: K-Media, 2021), h. 5.

9
dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap
lingkungan.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan
membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup a) latar belakang dan
pengalaman siswa di rumah, b) sosial ekonomi keluarga siswa.
a. Latar Belakang dan Pengalaman Anak di Rumah
Lingkungan dapat membentuk pribadi sikap, nilai, dan kemampuan
bahasa anak. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan
penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Anak yang tinggal di dalam
rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih, di
mana orang tuanya memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan
mereka dengan rasa harga diri yang tinggi, tidak akan menemukan
kendala yang berarti dalam membaca.
b. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga
merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa
penelitian memperlihatkan bahwa status sosioekonomi siswa
mempengaruhi kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status
sosioekonomi siswa semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Anak-
anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari orang dewasa serta
orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak mereka berbicara
akan mendukung perkembangan bahasa dan intelegensi anak. Begitu
pula dengan kemampuan membaca anak. Anak-anak yang berasal dari
rumah yang memberikan banyak kesempatan membaca, dalam
lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan
mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.
4. Faktor Psikologis
Faktor lain juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak
adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup a) motivasi, b) minat, dan c)
kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.

10
1. Motivasi
Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca, kunci
motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya.
Kuncinya adalah guru harus mendemonstrasikan kepada siswa praktik
pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga
anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan.
Motivasi juga merupakan suatu usaha atau pendorong yang
dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan
mewujudkan perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang
diharapkan dalam situasi interaksi belajar.
Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang berminat
terhadap suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang
luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Minat
Minat baca merupakan keinginan yang kuat disertai usaha-usaha
seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca
yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat
bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri.
Minat sebagai ketertarikan pada sesuatu yang diartikan apabila
seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan
memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia akan
rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan
dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh
antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya.
3. Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri
Seorang siswa harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat
tertentu. Anak-anak yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara
berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, menarik diri,
atau geram akan mendapatkan kesulitan dalam pelajaran membaca.

11
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan akhir membaca intinya yaitu
memahami ide kemampuan menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik
dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam
suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
Tujuan dari kegiatan membaca adalah untuk mendapatkan suatu informasi,
memperoleh pemahaman, ataupun memperoleh kesenangan. Secara khusus,
tujuan membaca adalah memperoleh informasi faktual, memperoleh
keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, memberikan
penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, memperoleh kenikmatan
emosi, dan mengisi waktu luang.6
Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Secara umum, kemampuan membaca mengacu pada kemampuan
seseorang dalam memahami apa yang mereka baca dan seberapa cepat mereka
membaca. Faktor-faktor itu antara lain:
1. Tingkat kecerdasan, sikap dan minat.
2. Keterampilan bahasa dan keadaan bacaan.
3. Kebiasaan membaca dan pengetahuan tentang cara membaca.
4. Latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya serta emosi.
Kemampuan membaca diperoleh dan berkembang setahap demi setahap
dengan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca, yaitu:
1. Faktor sosiologis, yang mencakup kesehatan fisik dan jenis kelamin.
2. Faktor intelektual.
3. Faktor lingkungan, yang mencakup latar belakang dan pengalaman peserta
didik di rumah, dan sosial ekonomi keluarga peserta didik.
4. Faktor psikologis, mencakup motivasi, minat, kematangan sosial, emosi,
dan penyesuaian diri.
Tidak hanya aktivitas penulisan yang bisa dianggap rumit, demikian pula
dengan aktivitas mengajar membaca pada anak. Anderson menyatakan bahwa
memberikan dorongan yang berasal dari lingkungan terdekat anak, seperti

6
Ibid., h. 11-15.

12
orang tua dan guru, sangat mempengaruhi kemampuan membaca anak. Sama
halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tumpubolon, ada dua faktor
yang mempengaruhi kemampuan membaca anak. Diantaranya adalah faktor
endogen dan eksogen. Faktor endogen adalah faktor dari dalam diri anak,
seperti biologi dan psikologi anak, sedangkan faktor eksogen adalah faktor
dari luar diri anak, seperti dorongan dari lingkungan terdekat anak. Faktor ini
sangat terkait dengan kemampuan membaca setiap anak. Hal ini dapat
dikaitkan dengan penurunan simultan keterampilan membaca dan menulis
anak-anak.
1. Motivasi
Motivasi memiliki dampak yang sangat besar terhadap kemampuan
membaca anak. Dorongan atau dukungan baik dari dalam diri anak
maupun dari lingkungan menjadi pendorong semangat anak untuk
membaca. Dapat dikatakan bahwa motivasi adalah minat membaca untuk
belajar lebih baik. Salah satu cara untuk memotivasi anak adalah dengan
memberikan bahan bacaan yang variatif, menarik dan sesuai usia.
2. Lingkungan Keluarga
Anak yang bisa membaca sebelum usia sekolah berasal dari keluarga
tunarungu. Keluarga tunarungu di sini berarti orang tua yang banyak
memberikan contoh dan tulisan kepada anaknya. Sehingga mereka
mengikuti perbuatan orang tuanya dan menirunya tanpa berkata apapun.
Anak-anak meniru teladan orang tuanya karena kita tahu bahwa anak-anak
memiliki sifat meniru secara naluriah. Dengan demikian, orang tua yang
sesering mungkin memberi contoh kepada anaknya dapat membaca
dengan cepat diantara teman sebayanya.
3. Bahan Bacaan
Kemampuan membaca tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi dan
lingkungan keluarga, tetapi juga oleh bahan bacaan. Bacaan yang rumit
dan kata-kata yang sulit dipahami oleh kebanyakan orang juga dapat
menyebabkan kemalasan membaca, terutama pada anak-anak.
Membacakan untuk anak adalah membacakan materi kritis dan umumnya

13
mendorong semua aspek. Saat membacakan materi untuk anak, sebaiknya
orang tua juga mengenalkan berbagai topik atau judul bacaan untuk anak,
ada kemampuan membaca dan semangat membaca anak juga meningkat.7

E. Tingkat Pemahaman Membaca


Aspek-aspek keterampilan untuk memahami isi bacaan itu ada bermacam-
macam. Empat tingkatan atau kategori pemahaman membaca, yaitu literal,
inferensial, kritis, dan kreatif. Pembahasan mengenai tingkat pemahaman
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Pemahaman Literal
Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan
pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah,
pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses
pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan
prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi.
b) Pemahaman Inferensial
Pemahaman inferensial adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks
secara inferensial berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh
informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam
hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara eksplisit
dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi secara
terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
c) Pemahaman Kritis
Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks.
Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif.
Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang

7
Rozaq Ardian Putranto, dkk, Terampil Membaca dan Menulis Bahasa Indonesia SD,
(Semarang: Cahya Ghani Recovery, 2023), h. 82-84.

14
ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu, pengetahuan, dan
latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai teks.
d) Pemahaman Kreatif
Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan
respons emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar
pribadi dan standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan seluruh
dimensi kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan
estetis teks terhadap pembaca. Dalam pemahaman kreatif, pembaca
dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran
baru yang melebihi apa yang disajikan penulis.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menekankan pada membaca
pemahaman dalam tingkatannya sebagai pemahaman literal yaitu pemahaman
terhadap apa yang disampaikan dan disebutkan penulis di dalam bahan
bacaan.8

F. Aspek Keterampilan Membaca


Setidaknya aspek utama ketika seseorang bisa membaca adalah dapat
mengumpulkan serta memahami suatu informasi dalam makna bacaan. Aspek
ini penting dan akan mendukung aspek selanjutnya, yakni menulis dan
berbahasa. Dimana aspek membaca akan mempengaruhi aspek penulisan yang
merupakan aspek dasar yang berkaitan dengan pengenalan akan huruf-huruf
sekaligus linguistik. Sedangkan aspek kedua adalah aspek kebahasaan yang
merupakan aspek lanjutkan dari membaca dan menulis dimana secara tak
langsung meliputi pembacaan secara lambat dalam memahami pengertian
leksikal, gramatikal, rektoral, keterikatan, penilaian isi serta bentuk.
Sekaligus dalam membaca, seorang pembaca tidak boleh hanya sekali
dalam membaca. Harus dilakukan secara berulang-ulang agar apa makna
dalam bacaan akan mudah dimengerti dan dapat dimengerti hingga relatif
lama. Keterampilan mengingat bacaan dapat dilakukan melalui

8
Firman, Terampil Menulis Karya Ilmiah, (Sulawesi Selatan: Penerbit Aksara Timur,
2015), h. 10-11.

15
mengorganisasikan bahan yang dibaca agar mudah dipahami. Selanjutkan juga
bahan bacaan dapat dikaitkan dengan fakta-fakta yang menghubungkan
dengan pengalaman dari setiap pembaca. Bahkan setiap pembaca harus
mencatat ide pokok yang details panjang serta dapat diperlukan. Sehingga
pembaca dapat menguasai hal-hal yang berkaitan dengan bacaan tersebut agar
berguna bagi kehidupan pembaca, dengan bacaan tersebut agar berguna bagi
kehidupan pembaca. Bahkan membaca memiliki berbagai manfaat dan aspek
yang berguna bagi kehidupan. Karena aspek membaca adalah aspek penting
untuk setiap kehidupan peserta didik. Maka tidak menutup kemungkinan
aspek-aspek ini adalah aspek yang terpenting dalam membaca tidak perlu
dilupakan. Karena aspek-aspek membaca adalah aspek terpenting dan aset
yang harus dipertahankan.9
Pengetahuan tentang aspek keterampilan membaca mencakup modal yang
berupa perangkat keterampilan kognitif yang digunakan untuk membaca.
Perangkat keterampilan itu meliputi (1) keterampilan membaca literal; (2)
keterampilan membaca kritis; dan (3) keterampilan membaca kreatif.
1) Keterampilan Membaca Literal
Keterampilan membaca literal terdiri dari kemampuan-kemampuan
sebagai berikut:
a. Kemampuan mengenali kata.
b. Kemampuan mengenali tanda baca.
c. Kemampuan memahami makna tersurat.
d. Kemampuan memahami makna kata.
e. Kemampuan memahami makna frasa.
f. Kemampuan memahami makna kalimat.
2) Keterampilan Membaca Kritis
Keterampilan membaca kritis terdiri dari kemampuan-kemampuan
sebagai berikut:
a. Kemampuan menemukan ide pokok atau gagasan utama bacaan
secara tersirat.

9
Nahason Bastin, Op.Cit., h. 51-52.

16
b. Kemampuan menemukan tema cerita.
c. Kemampuan membuat kesimpulan bacaan.
d. Kemampuan menganalisis fakta-fakta penunjang.
e. Kemampuan mengorganisasikan fakta-fakta.
f. Kemampuan membedakan fakta dan opini.
g. Kemampuan membedakan realitas dan fantasi.
h. Kemampuan menemukan unsur-unsur propaganda.
i. Kemampuan menemukan latar belakang tujuan pengarang.
j. Kemampuan meramalkan dampak.
k. Kemampuan menilai kebenaran isi bacaan.
l. Kemampuan menilai kesesuaian antara judul dan pengembangan
karangan.
3) Keterampilan Membaca Kreatif
Keterampilan membaca kreatif terdiri dari kemampuan-kemampuan
sebagai berikut:
a. Kemampuan membuat ringkasan.
b. Kemampuan membuat outline (kerangka bacaan).
c. Kemampuan menyusun resensi.
d. Kemampuan menerapkan isi bacaan dalam konteks sehari-hari.
e. Kemampuan membuat esai balikan.10
Secara garis besar terdapat dua aspek yang penting dalam membaca. Hal
tersebut dinyatakan Broughton sebagai berikut:
a) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) Aspek
ini mencakup:
1. Pengenalan bentuk huruf;
2. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem grafem, kata, frase, pola
klause, kalimat, dan lain-lain);

10
Nurhadi, Strategi Meningkatkan Daya Baca, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 18-19.

17
3. Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau "to brak to print");
dan
4. Kecepatan membaca bertaraf lambat.
b) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Aspek ini mencakup:
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
2. Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang
relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
3. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk) dan
4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan
dengan keadaan.
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis
(mechanical skill) tersebut maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca
nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading). Dan, untuk
keterampilan pemahaman (comprehension skill) maka yang paling tepat
adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat pula dibagi
atas membaca ekstentif (extensive reading) dan membaca intensif (intensive
reading).11

G. Komponen Aktivitas Membaca


Untuk memperoleh kemampuan membaca yang memadai maka harus
dilakukan serangkaian proses aktivitas sebagai komponen aktivitas membaca.
Proses aktivitas itu meliputi: (1) pengenalan aksara dan tanda-tanda baca; (2)
penghubungan aksara dan tanda- tanda baca dengan unsur-unsur linguistik
yang formal; dan (3) penghubungan kedua komponen itu dengan makna.12
Perkembangan pemahaman bacaan yang akan dibahas dalam tulisan ini
terutama teori yang diajukan oleh Siegler. Sebelum pembahasan teori Siegler
11
Endang Sri Maruti, Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar, (Magetan: CV. AE
Media Grafika, 2016), h. 36.
12
Ibid., h. 35.

18
itu sendiri, untuk memudahkan pemahaman selanjutnya, perlu diketahui
komponen-komponen dalam membaca yang diajukan oleh Perfetti.
Perfetti (1984) mengajukan dua komponen dalam membaca, yaitu
komponen pengenalan (recognized) dan komponen pemahaman
(comprehension). Komponen pertama disebut lexical access atau akses ke
perbendaharaan kata dalam mental atau identifikasi kata. Komponen kedua,
yaitu pemahaman, merupakan komponen saat pembaca membangun suatu
representasi pengertian (meaning) dari teks. Proses dalam pemahaman
membaca meliputi: perakitan dan pengintegrasian proposisi serta pemodelan
teks.
Dalam komponen pertama atau identifikasi kata, anak mengingat kembali
arti masing-masing kata yang tertulis dalam teks dari ingatan jangka
panjangnya. Selanjutnya, dalam pemahaman bacaan sendiri, khususnya dalam
perakitan proposisi, anak merakit kata-kata yang terkait untuk membentuk
unit-unit yang berarti. Dalam pengintegrasian proposisi, anak
mengkombinasikan masing-masing proposisi ke dalam unit yang berarti yang
lebih besar. Pada akhirnya, dalam pemodelan teks, anak menggunakan hasil
dari kedua proses sebelumnya yang terkait dengan proposisi, untuk
selanjutnya membangun representasi yang lebih luas dari teks (Perfetti, 1985).
Uraian Perfetti ini terkait dengan penjelasan Siegler mengenai perkembangan
pemahaman bacaan.
Mengenai perkembangan pemahaman bacaan, teori yang dikemukakan
Siegler (1986) berguna untuk memberikan gambaran umum. Menurut Siegler
(1986), ditinjau dari sudut pemrosesan informasi, terdapat empat tipe
perkembangan yang penting dalam perkembangan pemahaman bacaan, yaitu:
otomatisasi akses ke pusat perbendaharaan kata; kemampuan untuk
menyimpan frase yang lebih panjang dalam shortterm memory; pengetahuan
terdahulu yang lebih banyak; dan kemampuan untuk secara fleksibel
mengadaptasi prosedur membaca apabila dihadapkan pada tuntutan tugas
tertentu (Siegler, 1986).

19
Tipe perkembangan pertama, yaitu otomatisasi akses ke pusat
perbendaharaan kata. Menurut Siegler (1986), dalam memahami
perkembangan pemahaman bacaan, perlu dipahami bahwa tuntutan terhadap
akses ke kosakata mental dan pemrosesan tingkat tinggi menyebabkan
terbatasnya sumber daya mental anak. Anak yang lebih muda, misalnya, akan
mengalami kesulitan ketika harus melakukan tugas yang menuntutnya
membaca sekaligus memahami materi secara mendalam. Oleh karena itu,
proses otomatisasi diperlukan dalam perkembangan pemahaman bacaan.
Otomatisasi ini merupakan eksekusi yang efisien oleh proses kognitif. Dengan
terotomatisasinya kegiatan membaca misalnya, kapasitas memori dan atensi
yang diperlukan menjadi berkurang. Dalam hal membaca, apabila identifikasi
kata sudah otomatis, maka kapasitas atensi dan memori dapat lebih banyak
yang digunakan untuk memahami.
Kedua, perkembangan dalam kapasitas shortterm memory. Kapasitas
shortterm memory mempengaruhi jumlah materi yang dapat disimpan di
dalamnya. Anak yang dapat menyimpan frase yang lebih panjang dalam
shortterm memory akan lebih memiliki kesempatan untuk mengintegrasikan
ide-ide yang telah ada dengan yang baru, untuk membuat hubungan di antara
ide-ide tersebut (Siegler, 1986).13

13
Singgih D. Gunasrsa, Dari Anak Sampai Usia Lanjut, (Jakarta: BPK Gunung Mulai,
2004), h. 55-56.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan membaca adalah proses produksi yang menghasilkan
pemahaman dari bahan bacaan. Keterampilan membaca merupakan
keterampilan dasar bagi siswa yang harus mereka kuasai agar dapat mengikuti
seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Keterampilan
membaca adalah aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor
yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar.
Keterampilan membaca berkaitan dengan keseluruhan aktivitas membaca
sehingga dapat mencakup makna proses membaca sebagai aktivitas mengolah
kata yang terkandung dalam bahan bacaan, kreativitas, membaca, sampai pada
aktivitas membaca cepat. Pengetahuan tentang teknik membaca meliputi
keterampilan mengenali kata, keterampilan mengenali tanda baca, dan
keterampilan memahami makna tersurat.
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan. Membaca sebagai suatu keterampilan
berbahasa perlu dilatih dan dikembangkan sejak dini. Diharapkan dengan
mempelajari keterampilan membaca, seseorang dapat memperoleh
pengetahuan lebih, menambah wawasan, dan meningkatkan efektivitas diri.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
semoga kedepannya kami bisa lebih menyempurnakan dan menjelaskan
makalah ini dari sumber-sumber yang lebih banyak. Untuk itu kami sangat
menerima saran dan kritikan yang membangun agar makalah ini lebih baik
lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bastin, Nahason. (2022). Keterampilan, Literasi, Membaca, Menulis. Nahason


Bastin Publishing
Dile, Udin. (2020). Kemampuan Membaca Teks Berita Surat Kabar Lokal
Siswa Kelas VIII SMP MUHAMMADIYAH KUPANG TP
2019/2020. Jurnal Pendidikan (5), (2)
Firman. (2015). Terampil Menulis Karya Ilmiah. Sulawesi Selatan: Penerbit
Aksara Timur
Gunasrsa, Singgih D. (2004). Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: BPK
Gunung Mulai
Ibda, Hamidulloh. (2019). Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Untuk
Mahasiswa. Semarang: CV. Pilar Nusantara
Maruti, Endang Sri. (2016). Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar.
Magetan: CV. AE Media Grafika
Nurhadi. (2015). Strategi Meningkatkan Daya Baca. Jakarta: Bumi Aksara
Nurlelah, dkk. (2022). Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Zahir Publishing
Putranto, Rozaq Ardian, dkk. (2023). Terampil Membaca dan Menulis Bahasa
Indonesia SD. Semarang: Cahya Ghani Recovery
Riyanti, Asih. (2021). Keterampilan Membaca, Cet. Ke-1. Yogyakarta: K-
Media

Anda mungkin juga menyukai