MEMBACA EKSTENSIF
DOSEN PENGAMPU :
JOKO SETIYONO, M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Penulis.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis berhubungan erat satu dengan lainnya, dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan
urutan teratur, pada masa kecil kita belajar menyimak atau mendengar,
kemudian berbicara, setelah itu kita belajar membaca dan kemudian menulis,
yang keempatnya merupakan catur tunggal.
Keempat keterampilan itu berhubungan pula dengan proses berpikir yang
mejadi dasar bahasa. Bahasa yang diucapkan seseorang mencerminkan
pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa semakin jelas dan cerah
jalan pikirannya, keterampilan itu hanya dapat dikuasai dan diperoleh dengan
praktek dan latihan.
Rata-rata anak masuk sekolah dasar (SD), terutama yang berada di kota
sudah dapat berbahasa Indonesia sebagaimana orang dewasa. Sudah dapat
atau sudah mampu diartikan sebagai kemampuan atau kompetensi
menggunkan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari, misalnya
untuk berbicara dengan orang tuanya atau dengan teman sepermainnya atau
dengan yang lainnya. Akan tetapi, ini baru salah satu segi dari kemampuan
berbahasa Indonesia.
Seorang yang mahir atau terampil berkomunikasi dengan tetanggga atau
temannya belum tentu mampu mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk
berpidato pada suatu upacara. Kemampuan berbicara pada situasi tak formal
seperti pada berbincang-bincang dengan tetangga atau temannya itu tidak
sama dengan kemampuan berbahasa Indonesia (berbicara) pada situasi formal.
Kemampuan berbahasa (berbicara) ragam formal tidak akan diperoleh
dengan sendirinya. Kemampuan ini harus direnggut lewat jalur sekolah, lewat
program yang direncanakan secara khusus, dan lewat latihan-latihan.Bahasa
sebagai alat komunikasi digunakan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara,
1
membaca, dan menulis.Kegiatan yang paling praktis dan taktis untuk
melakukan komunikasi ialah berbicara.Dimana saja, kapan saja, dan siapa saja
berbicara untuk berkomunikasi.Bahkan terhadap bayi yang belum mampu
berbahasa pun orang menyapa dengan bahasa.
Untuk lebih memahani tentang berbahasa (membaca) maka dalam
penyusunan makalah ini penulis bermaksud untuk menjelaskan tentang
subpokok yang berjudul “Membaca Ekstensif”.
B. Rumusan Masalah
Masalah menjadi dasar dalam sebuah kajian.Agar kajian dapat
dilaksanakan dengan baik, masalah yang begitu kompleks harus dirumuskan
agar menjadi lebih fokus.Terdapat dua masalah dalam kajian ini.
1. Apa yang dimaksud dengan membaca ekstensif?
2. Apa sajakah yang meliputi membaca ekstensif?
3. Apa sajakah ruang lingkup membaca ekstensif?
4. Apa tujuan dan Manfaat Membaca Ekstensif?
5. Bagaimana membaca secara ekstensif?
C. Tujuan
Tujuan menjadi sebuah target pencapaian dari pembahasan masalah yang
telah ditentukan. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, terdapat dua tujuan
dalam kajian ini.
1. Untuk mendeskripsikan membaca ekstensif.
2. Untuk memaparkan bagian-bagian membaca ekstensif.
3. Untuk memaparkan ruang lingkup membaca ekstensif
4. Untuk menjelaskan apa tujuan dan manfaat dari membaca ektensif
5. Untuk menjelaskan bagaimana cara membaca ekstensif
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Memeriksa, meneliti bagan, skema, autline buku yang bersangkutan.
Kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat
penting; hal ini turut menentukan berhasil atau tidaknya seseorang
dalam studinya. Latar belakang pandangan serta ilmu pengetahuan
seseorang turut menentukan tepat atau tidaknya, cepat atau lambatnya
mensurvei bahan bacaan yang diinginkan. Memang ada benarnya
ucapan orang-orang tua yang mengatakan bahwa permulaan yang baik
sudah merupakan setengah dari hasil yang hendak dicapai.
2. Membaca sekilas
Membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang
membuat mata kita bergerak dengan cepatb melihat, memperhatikan bahan
tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan. Kalau
kita tidak tau bagaimana cara membaca sekilas dan kapan harus
melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam mengikuti serta
menyelesaikan bacaan yang diinginkan. Ada tiga tujuan utama dalam
membaca sekilas ini yaitu:
a. Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel,
tulisan singkat.
b. Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan.
c. Untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam
perpustakaan. (Albertj (et al) 1961a: 30.
Berikut ini kita perbincangkan satu-persatu secara selayang pandang.
a. Memperoleh kesan umum
b. Menemukan hal tertentu
c. Menemukan bahan dalam perpustakaan
3. Membaca dangkal
Membaca dangkal atau super fisial reading pada dasarnya
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat
luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.Membaca
superfisial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan,
4
membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan diwaktu
senggang; misalnya cerita pendek, novelringan, dan sebagainya.Dalam
membaca, seperti halnya membaca karya-karya ilmiah, dapat dilakukan
dengan santai tetapi menyenangkan (Broughton (et al) 1978: 92).
Demikian kita telah perbincangkan secara sekilas tiga jenis
membaca yang termasuk kedalam kelompok membaca ekstensif.
Berlainan dengan membaca intensif, teknik yang dipergunakan
dalam membaca ekstensif ini jelas sangat berbeda. Sebuah cerita pendek
atau suatu bab novel, ataupun adegan drama satu babak, disodorkan oleh
sang guru agar dibaca olrh para pelajar lalu disuruh melaporkan secara
singkat sebagai suatu kesatuan yang utuh. Membaca ekstensif diarahkan
pada pemahaman keseluruhan terhadap tokoh dan kejadian-kejadian,
bukan pada detail bahasa atau isi cerita yang terinci sampai sekecil-
kecilnya.
5
bisa menghadapi kerumitan serta menyelesaikan bacaan yang diharapkan
(Tarigan, 2008: 33).
3. Membaca dangkal (superfisial reading) adalah kegiatan membaca yang
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat
luaran. Maksudnya, proses membaca yang tidak mendalam. Membaca
dangkal biasanya dilakukan di waktu senggang demi memperoleh sebuah
kesenangan atau kebahagiaan (Broughton dalam Nurhadi, 2010: 193).
6
e. Hobi membaca terpelihara
f. Kebiasaan yang lebih positif dalam memanfaatkan waktu yakni untuk
membaca.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uraian pembahasan yang begitu detail, mendalam, dan panjang perlu
diambil intinya sehingga perlu dipahami dengan mudah.Inti dari pembahasan
tersebut merupakan simpulan kajian.Berdasarkan pembahasan pada BAB II,
dapat diambil dua kesimpulan.
1. Membaca Ekstensif berarti membaca luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sangat sesingkat mungkin. Pengertian atau
pemahaman yang bertaraf relative rendah sudah memadai untuk ini, karena
memang begitulah tuntunannya dan juga karena bahan bacaan itu sendiri
memang sudah banyak serta berlebih-lebihan, seperti halnya dengan
laporan-laporan surat kabar.
2. Bagian-bagian dari membaca ekstensif yaitu; Membaca Survei, Membaca
Sekilas, dan juga membaca dangkal.
B. Saran
Kami menyadari bahwa kajian yang telah dilakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang
tak retak, taka ada satupun manusia yang sempurna.” maka saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan sehingga dapat
dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik.Akhirnya, semoga
kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan
dalam keilmuan. Amiin…
8
DAFTAR PUSTAKA