Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

‘’ MEMBACA UNTUK MENULIS ‘’

DOSEN PENGAMPUH : DRA. SALMA P NUA M.PD

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
‘DEA RIZKA DJAKARIA
1. INAYAH MAHARANI BINOL
2. AKMAL YUZAMBI
3. FRANSISKUS AGAPA
4. ZIYAT TAUBAT PAKAYA
5. MOH. RIFKI S MAGU

FAKULTAS PERTANIAN DAN ELEKTRO


UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Membaca untuk
menulis ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian membaca dan menulis,
tujuan dan manfaat membaca, serta hubungan membaca dengan menulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Salma P Nua, M.pd selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tema yang kami dapatkan. Kami
menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.

Gorontalo, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3. Tujuan...............................................................................................................................2
1.4. Manfaat............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1 HAKIKAT MEMBACA DAN MENULIS............................................................................3
2.1.1. Hakikat Membaca......................................................................................................3
2.1.2. Hakikat Menulis.........................................................................................................5
2.2 HUBUNGAN MEMBACA DAN MENULIS.......................................................................7
2.3 ASPEK RAGAM BAHASA INDONESIA DALAM MEMBACA DAN MENULIS........8
2.4 PERBEDAAN RAGAM BAHASA LISAN DAN RAGAM BAHASA LISAN...............10
2.4.1. Pengertian Bahasa....................................................................................................10
2.4.2. Fungsi Bahasa...........................................................................................................10
2.4.3. Ragam Bahasa..........................................................................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................................14
Kesimpulan.................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dewasa ini membaca dan menulis merupakan suatu hal yang lumrah dan pasti tidak
asing lagi di telinga kita, namun hal itu tidak menjamin bahwa setiap orang bisa
melakukan dan mengerti apa yang dimaksud dengan membaca dan menulis,khususnya
di Indonesia.
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Membacamempunyai
peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia yang dipergunakan oleh
manusia untuk memperoleh pesan informasi yang hendak disampaikanoleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Menulis dapat diartikan sebagai pengekspresian dan pengungkapanide/gagasan yang
tertuang dalam sebuah tulisan sehingga menciptakan sesuatu yangdapat di tanggapi oleh
pembaca. Dalam kegiatan menulis ini, maka sang penulis harusterampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulisini tidak akan datang
secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Membaca untuk menulis bisa diajarkan dengan baik jika peran pengajar dapat
memahami secara mendalam tentang aspek-aspek dalam memahami bacaan maupun
menulis. Membaca dan menulis dapat dilakukan atau dituangkan dalam berbagai
mediadan masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menjelaskan secara umummengenai
pengertian membaca untuk menulis serta aspek-aspek yang terdapat didalamnya.

1.2. RUMUS MASALAH


 Apakah hakikat membaca dan menulis?
 Bagaimana hubungan antara membaca dan menulis
 Bagaimana perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis?
 Apa saja aspek ragam dalam membaca dan menulis

1
1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini,yaitu
sebagai berikut:
 Mengetahui hakikat membaca dan menulis
 Mengetahui hubungan antara membaca dan menulis
 Mengetahui perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan
 Mengetahui aspek ragam dalam membaca dan menulis

1.4. MANFAAT
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang membacanya, khususnya:
 Penulis mendapatkan banyak pengetahuan selama proses pembuatan makalah ini
dan diharapkan penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di waktu
yang akan datang.
 Mahasiswa diharapkan dapat mendapatkan banyak pengetahuan dari makalah ini
sehingga bisa memahami maksud dari materi yang di sampaikan.
 Dengan dibuatnya makalah ini, semua pembaca dapat memahami mengenai
membaca dan menulis sehingga dapat memahami aspek-aspek didalamnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. HAKIKAT MEMBACA DAN MENULIS


2.1.1. HAKIKAT MEMBACA
Kelahiran suatu teori membaca tidak lah muncul begitusaja. Kehadirannya
merupakan hasil kerja keras dari para ahli atau sarjana yang mengkaji tentang membaca
ini dalam waktu relatif lama, dan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Akibatnya,
dalam sejarah perkembangan studi membaca dan pengajaran membaca terdapat
bermacam-macam teori membaca yang bukan saja berbeda satu dengan yang lainnya,
melainkan juga ada yang berlawanan. Namun pada dasarnya membaca itu merupakan
suatu proses yang kompleks.
Ada beberapa pendapat yang di utarakan oleh beberapa ahli tentang hakikat membaca
yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Anderson (1972:214) membaca ialah suatu proses untuk memahami
yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung didalam kata-
kata yang tertulis.
2. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa
tulis(Tarigan, 1984:7).
3. Menurut Kolker (1983:3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara
pembaca dan menulis dengan bahasa tulis.
4. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama
beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir
Burhan dalamSt.Y. Slamet, 2008:67).
5. Menurut Doglass (dalam Cox, 1988: 6) memberikan definisi membaca sebagai
suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam
lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran.
6. Menurut Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) berpendapat bahwa membaca
merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini
meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui
interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses
transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata
terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.

3
Sementara Syafi’ie (1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah:
1. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata,
kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami
secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
2. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris
tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata
dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan.
3. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan
makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki.
4. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami
informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
5. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam
bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang
relevan dengan informasi tersebut.
6. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan
yang digunakan.
7. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegiatan
membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan
menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.

 Tujuan Membaca
Secara khusus Tarigan (2008:7) mengemukakan bahwa membaca
memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.Membaca
untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau tidak
wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca
untuk mengelompokkan (reading for classify).
2. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau
hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk menilai (reading to evaluate).
3. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk membandingkan atau
mempertentangkan (reading forcompare or contrast).

 Manfaat Memmbaca
Manfaat dari membaca, yaitu:
1. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda.

4
3. Meningkatkan kemampuan berimajinasi.
4. Membaca membantu Anda belajar teknik menulis.
5. Dapat menemukan hal baru yang berbeda dari biasanya.
6. Menghilangkan stress dan beban pikiran.
7. Mengembangkan kreativitas.
8. Membaca merupakan gerbang perubahan.
9. Mempertajam daya analisis.
10. Mengembangkan pola pikir.

2.1.2. HAKIKAT MENULIS

Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian


kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah
kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling
akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Berikut
adalah beberapa hakikat menulis, diantaranya:
1. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang
lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Lado,1964).
2. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara
tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan, Rusyana
(1998:191).
3. Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang
disampaikan penulis dapat di pahami pembaca (Tarigan,1986:21).
4. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989:1) writing is one of the
mostimportant things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal
paling penting yang kamu lakukan di sekolah.
5. M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis
adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-
lambang tulisan.
6. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:
5)menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau
pikiran dan perasaan.
7. Suparno (2007:13) mendefinisikan bahwa menulis sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
alatatau medianya. Dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur
yang terlibat: penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi
tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima
pesan.

5
 Tujuan Menulis
Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) mengklasifikasikan tujuan
penulisan, antara lain:
1. Tujuan penugasan (assingnment purpose)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya
parasiswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang di tugaskan
membuat laporan, notulen rapat).
2. Tujuan altruistic (altruistic purpose)
Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya , ingin membuat hidup para pembaca
lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Tujuan altruistic adalah
kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
3. Tujuan Persuasif (persuassive purpose)
Bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di
utarakan.
4. Tujuan penerangan (informational purpose)
Bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para
pembaca.
5. Tujuan Pernyataan diri (self expressive purpose)Tujuan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan
kreatif” disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan
keinginan mencapai norma artistic, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan
yang bertujuan mencapai nilai artistic, nilai-nilai kesenian.
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang di
hadapi.Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikiran pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar
dapat dimengerti dan di terima oleh pembaca.

 Manfaat Menulis
Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan
karang-mengarang, yaitu:
1. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu
suatu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.

6
2. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu
mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan
penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat
memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal
yang ditulisnya itu.
3. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi,
kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing
personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth), artinya rasa bangga,
puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap
kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.
4. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap
lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and
perception ofone’senvironment), maksudnya dengan sering mengarang
seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya
serapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat
kerohaniahan.
5. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya
penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive
acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan
gagasan, menciptakan suatu,dan secara aktif melibatkan diri dengan
ciptaannya.

6. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan


kemampuan menggunakan bahasa(a tool for developing an understanding of
and ability to usethe language, artinya kegiatan mengarang bermanfat
membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis.

2.2. HUBUNGAN MEMBACA DAN MENULIS


Hubungan antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah
merupakan proses awal yang melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa
lisan sehingga mampu mengembangkan keterampilan bahasa tulis dalam bentuk
karya sastra. Secara garis besar hubungan antara membaca dan menulis adalah
sebagai berikut.
1) Membaca (reseptif) dan menulis (produktif).
2) Menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pesan, informasi,
sedangkanmembaca adalah kegiatan memahami gagasan, perasaan, informasi
dalam tulisan.
3) Sebelum menulis, seringkali penulis melakukan aktifitas membaca.

7
4) Dalam kegiatan membaca, seringkali pembaca menulis atau membuat catatan,
bagan,rangkuman, atau komentar.
5) Seringkali kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis.
2.4. ASPEK RAGAM BAHASA INDONESIA DALAM MEMBACA DAN MENU
LIS
Kompetensi berbahasa mencakup menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Maka dari itu kemampuan berkomunikasi berbahasa mencakup komunikasi lisan dan
komunikasi tulis, diperlukan keseimbangan keseimbangan antar kompetensi berbahasa
dalam pembelajaran. Kemampuan membaca, menyimak, berbicara dan menulis
merupakan alat ampuh pendukung kemampuan berpikir dan belajar (Cox, 1999).
a.Aspek Membaca
Downing mendefinisikan bahwa membaca merupakan kegiatan menerjemahkan
simbol-simbol tulis ke dalam bunyi. Kegiatan yang baru sampai pada
penerjemahan terhadap simbol-simbol tulis menunjukkan bahwa membaca
belum sampai pada kegiatan pemerolehan makna dari apa yang dibaca. Kegiatan
membaca semacam itu baru sampai pada tahap belajar membaca. Membaca
merupakan kegiatan yang melibatkan pisik dan psikis yang oleh Anderson
disebutsebagai proses recording dan decoding. Melalui recording pembaca
mengasosiasikan lambang-lambang bunyi beserta kombinasinya dengan bunyi-
bunyi. Dengan proses itu rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi
rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang
bermakna. Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan
tujuan ingin mengetahui isinya.
b.Aspek Menulis
Aspek MenulisMenulis adalah proses komunikasi berupa penyampaian pesan
secara tertulis kepada pihak lain yang melibatkan penulis sebagai penyampai
pesan dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis yaitu melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu
bahasa sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut.

Proses Menulis Tahap Pramenulis


Memilih topik, mengumpulkan bahan, menganalisis audience, menentukan tujuan,
memilih bentuk tulisan.
 Tahap Saat Menulis Draf
Menulis draf kasar (buram), penekanannya pada masalah isi.
 Tahap Merevisi

8
Tulisan (perbaikan dari segi isi).

 Tahap Mengedit
Memperbaiki aspek mekanik (penggunaan tanda baca, penulisan kata,
penggunaan huruf besar).
 Tahap Publikasi
Menyampaikan tulisan kepada pembaca khalayak dalam bentuk diterbitkan,
dibacakan, dipajang di papan pajangan.

Strategi Menulis
Sebelum Menulis, aktivitas yang bisa dilakukan mengamati, meneliti, mengalami,
brainstorming, membuat daftar, membaca, memetakan, menonton, membuat kerangka.
 Tahap Menulis
Mengembangkan tulisan menjadi draf awal dengan memperhatikan
pilihan katasesuai dengan audience, tujuan, dan bentuk tulisan.
 Tahap Pascamenulis
Merevisi dan publikasi, menyempurnakan tulisan, menuliskan kembali,
membacakan, menerbitkan, dan memajang hasil tulisannya.
Aspek aspek ragam bahasa yang diuraikan ke dalam berbagai bentuk kegiatan yang
bervariasi diantaranya:
1) Membaca
- Membaca koran
- Membaca puisi
- Membaca komik
- Membaca Al-Quran
- Membaca surat
2) Menulis
- Menulis puisi
- Menulis surat
- Menulis spanduk
- Menulis cerita

9
2.4. PERBEDAAN RAGAM BAHASA LISAN DAN RAGAM BAHASA TULISAN
2.4.1. PENGERTIAN BAHASA
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak
menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan, dan pola-pola
yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk, dan tata kalimat. Agar komunikasi
yang dilakukan berjalan dengn lancar, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai
bahasanya.Pengertian bahasa seperti yang diungkapkan oleh Fishman (1968) dan
Spradley (1980) bahwa bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi,
kerja sama dan identifikasi diri.

2.4.2. FUNGSI BAHASA


Fungsi bahasa di dalam masyarakat antara lain:
 Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
 Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
 Alat mengidentifikasi diri.

2.4.3. RAGAM BAHASA


Ragam bahasa dapat didefinisikan sebagai kevariasian bahasa dalam
pemakaiannya sebagai alat komunikasi. Kevariasian bahasa ini terjadi karena beberapa
hal, seperti media yang digunakan, hubungan pembicara, dan topik yang dibicarakan.
Ragam bahasa dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:
Berdasarkan pokok pembicaraan:
 Ragam bahasa undang-undang
 Ragam bahasa jurnalistik
 Ragam bahasa ilmiah
 Ragam bahasa sastra
Berdasarkan hubungan antar pembicara atau menurut akrab tidaknya pembicara:
 Ragam bahasa resmi
 Ragam bahasa akrab
 Ragam bahasa agak resmi

10
 Ragam bahasa santai

Berdasarkan media atau sarana pemakaianya:


 Bahasa lisan
 Bahasa tulisan
Ragam bahasa menurut media atau sarana pemakaiannya dibagi menjadi 2,yaitu bahasa
lisan dan bahasa tulisan.
A. Bahasa Lisan
bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait
oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya memerlukan kehadiran oranglain, unsur
gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, terikat ruang dan waktu dan dipengaruhi
oleh tinggi rendahnya suara.
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat
menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau
memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang
nonstandar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan
nonformal lainnya.
Berikut adalah ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan:
1. Langsung dalam berkomunikasi, seseorang diharapkan dapat bertemu langsung
dengan orang yang diajak bicara.
2. Tidak terikat ejaan Bahasa Indonesia, tetapi terikat oleh situasi pembicaraan. Dalam
berkomunikasi, seseorang diharapakan dapat mengetahui situasi dan kondisi dan
menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang diajak bicara.
3. Tidak efektif dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa
sehari-hari sehingga banyak menggunakan kalimat yang bersifat basa-basi dengan
orang yang diajak bicara.
4. Menggunakan kalimat yang pendek dalam berkomunikasi, sering kali pembicara
mengatakan atau berbicara hal yang sudah diketahui maksudnya.
5. Kalimat sering terputus dan tidak lengkap
6. Lagu kalimat situasional Intonasi berbicara dapat disesuaikan dengan suasana saat
berbicara, orang yang diajak berbicara, dan hal yang dibicarakan.
Contoh ragam bahasa lisan adalah sebagai berikut:
- Nia sedang baca surat kabar
- Adi mau main sepeda

11
- Ayah sedang baca koran
- Ibu masak ikan mujair
Ada beberapa kelebihan dari penggunaan bahasa lisan, di antaranya:
1) Dapat disesuaikan dengan situasi.
2) Faktor efisiensi.
3) Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan
dangerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti
situasi,mimik dan gerak-gerak pembicara.
4) Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
5) Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan
pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan dari penggunaan bahasa lisan antara lain:
1) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-
frase sederhana.
2) Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
3) Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.
4) Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak
formal.

B. Bahasa Tulisan
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak
terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran
secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya.
ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Ragam tulis
yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar,
poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja,
iklan, atau poster.
Dapat dikatakan ragam bahasa tulis menuntut adanya adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan:
1. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.

12
2. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
3. Tidak terikat ruang dan waktu.
4. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Contoh dari ragam bahasa tulisan adalah sebagai berikut:
- Nia sedang membaca surat kabar.
- Ari mau menulis surat.
- Mereka bertempat tinggal di Menteng.
- Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Akan saya tanyakan soal itu.
Kelebihan dari ragam bahasa tulisan antara lain:
1) Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
2) Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3) Sebagai sarana memperkaya kosakata.
4) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.

Kelemahan dari ragam bahasa tulis siantaranya sebagai berikut:


1) Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan
nilai jual.
3) Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diketahui perbedaan- perbedaan antara
ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan, yaitu:
1. Bahasa lisan didukung isyarat paralinguistik.
2. Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan
waktu.
3. Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual,
memungkinkan kata-kata lepas dari konteks aslinya.
4. Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa
tulis.

13
5. Bahasa tulis banyak mengandung penanda metalingual yang menghubungkan
antara frasa-klausa.
6. Struktur bahasa tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur
‘topik -sebutan’ (topic-comment ) (Givon).
7. Bahasa lisan jarang menggunakan konstruksi pasif.
8. Bahasa lisan sering mengulangi bentuk sintaksis.
9. Bahasa lisan dapat diperhalus sambil terus berbicara

14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah
satuketerampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau
gagasan danuntuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat
atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Sedangkan membaca
mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia yang
dipergunakan oleh manusia untuk memperoleh pesan informasi yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Membaca untuk menulis bisa diajarkan dengan baik jika peran pengajar dapat
memahami secara mendalam tentang aspek-aspek dalam memahami bacaan maupun
menulis. Membaca dan menulis dapat dilakukan atau dituangkan dalam berbagai media
dan masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Thomas. 2014. Kecerdasan Jamak Dalam Membaca Dan


Menulis, Jakarta : Indeks
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Dalman, H. 2014. Keterampilan Membaca, Jakarta : RajaGrafindo
Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis, Jakarta : RajaGrafindo
Dewi, Rosmala.2010. Profesionaliosasi Guru Melalui Penelitian
Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana UNIMED
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran,
Pustaka Pelajara
Ishak, Saidulkarnain. 2014. Cara Menulis Inda, Jakarta : Gramedia

15
16

Anda mungkin juga menyukai