Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FOKUS


MENULIS

Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Kode Mata Kuliah : KPD620212
Kelas :4B
Dosen Pengampu : Siska Mega Diana, M.Pd.
Frida Destini, M,Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 10
Luthfia Rizki Yuniarti (2013053092 )
Muhammad Raihan Alfharido (2013053157 )
Nida Ankhofia (2013053101 )
Widya Mitasari (2013053064 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di
dunia dan akhirat kepada umat manusia. Makalah ini disusun guna memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.Makalah ini
kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Siska Mega Diana,M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dalam
penyelesaian makalah ini.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami
sebagai penyusun makalah ini mohon kririk, saran, dan pesan yang membangun
untuk makalah ini dari pembaca yang membaca makalah ini.

Metro, 23 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menulis.................................................................................. 3
2.2 Tujuan Menulis ....................................................................................... 4
2.3 Tahap – Tahap Menulis........................................................................... 7
2.4 Teknik Menulis ..................................................................................... 10
2.5 Metode Dalam Menulis ......................................................................... 16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 20
3.2 Saran ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu
mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan dan
manfaat pembelajaran tersebut di atas tidak secara bersamaan dapat dicapai,
tetapi satu per satu mana yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin
dicapai.

Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak,


berbicara, membaca, dan menulis) yang diajarkan di sekolah dasar,
merupakan sarana yang penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan
gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik.

Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis,


melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Tujuan pengajaran menulis
terpadu adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa tulis sesuai
konteks pemakaian bahasa yang wajar.

Untuk mencapai tujuan itu, pengajaran menulis bisa memadukan beberapa


aspek pembelajaran bahasa baik yang bersifat kebahasan maupun
keterampilan bahan ajarnya. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu
menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa aktif untuk
berkomunikasi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ada pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari menulis ?
2. Apa saja tujuan dari menulis ?
3. Apa saja tahap tahap menulis?
4. Bagaimana teknik yang digunakan dalam menulis?
5. Apa metode yang digunakan dalam menulis ?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dasar dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk
menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, sedangkan secara khusus:
1. Mengetahui pengertian dari menulis.

1
2. Mengetahui tujuan dari menulis.
3. Mengetahui tahapan – tahapan dalam menulis.
4. Mengetahui teknik yang digunakan dalam menulis.
5. Mengetahui metode yang digunakan dalam menulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menulis


Menulis adalah sebuah proses menciptakan suatu catatan, informasi atau
cerita menggunakan aksara. Menulis bisa dilakukan pada media kerja dengan
menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.Tapi awalnya, menulis
dilakukan menggunakan gambar, seperti tulisan hieroglif (hieroglyph) pada
zaman Mesir Kuno. Pada akhirnya, tulisan aksara pun muncul sekitar 5.000
tahun lalu.

Orang-orang dari Irak menciptakan banyak simbol-simbol pada tanah liat.


Simbol-simbol itu mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif
yang mewakili kata-kata atau benda.Menulis juga proses menuangkan
kreativitas atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulisan, yang biasanya
disebut dengan karangan. Karena, penulis mengungkapkan isi pikiran, ide,
pendapat atau keinginannya melalui tulisan tersebut.

Namun, pengertian menulis juga memiliki banyak makna yang bermacam-


macam. Hal ini tergantung pada seseorang atau ahli dalam mengartikannya.

1. KBBI
Berdasarkan KBBI, menulis adalah mengungkap gagasan, opini dan ide
dalam rangkaian kalimat. Selain itu, menulis juga membuat huruf dengan
pena atau pensil, menyampaikan pikiran atau pandangan, mengarang cerita
dan menggambarkannya.
Karena itu, penulis juga akan dipengaruhi oleh isi hai, suasana hati dan
latar belakangnya ketika menulis. Sehingga, penting untuk menentukan
genre, gaya bahasa hingga perspektif yang akan disampaikan melalui
tulisan.
2. Hargrove dan Pottet
Menurut Hargrove dan Pottet, menulis adalah upaya menggambarkan
pikiran, ide dan perasaan dalam bentuk simbol. Maksudnya, simbol sistem
Bahasa tulisan yang digadang-gadang sebagai media sarana komunikasi.

3
Hargrove dan Pottet menyebutnya simbol, karena menulis tak sekadar
susunan kata tetapi juga berbentuk relief, prasasti dan banyak macamnya
pada zaman dulu. Sampai akhirnya, bentuk komunikasi tulisan berbentuk
huruf dan disusun dalam sebuah kalimat.
3. Tarigan
Tarigan (1986:15) menjelaskan bahwa menulis adalah suatu kegiatan
menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai
media penyampaiannya.Ia juga mendefinisikan menulis sebagai upaya
membuat lambang-lambang grafis, yang sudah banyak diketahui
masyarakat umum berbentuk tulisan.
4. Lasa HS
Lasa HS dalam bukunya Menulis menjelaskan bahwa menulis itu
sesederhana ketika seseorang berbicara sehari-hari tanpa harus kesulitan
menuangkannya.
Lasa HS juga memberikan tips menuangkan ide yang lancar dan mudah.
Tipsnya adalah penulis harus memiliki daya analisis, kualitas dan kuantitas
bacaan dan penghayatan.

2.2 Tujuan Menulis


Menulis tidak hanya sekadar merangkai kata-kata. Penulis perlu paham
tentang tujuan menulis sebelum akhirnya tercipta sebuah karya sastra yang
indah. Selain itu, tulisan juga merupakan media komunikasi antara penulis dan
pembacanya.
Sehingga penulis menentukan dahulu tujuannya menulis untuk memberikan
wawasan luas atau hanya memberikan hiburan kepada pembacanya. Berikut
ini, 4 tujuan utama yang perlu dipahami:
1. Memberikan informasi
Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diolah sedemikian
rupa, sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dipahami dan memberikan
manfaat bagi seseorang atau pembacanya.
Menulis bertujuan memberikan informasi tentang sesuatu, baik berupa
fakta, peristiwa, pendapat, pandangan dan data kepada pembaca. Sehingga

4
pembaca bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru dari tulisan
tersebut.
Berikut ini contoh menulis yang bertujuan memberikan informasi. Melalui
tulisannya, penulis hendak menginformasikan manfaat dari tanaman
ciplukan.
Ciplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-
tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada
saat musim penghujan.Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 cm,
dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau
kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning.
Daging buah ciplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga
mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit
seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis dan beberapa penyakit
lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini
sering disepelekan, karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama
tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
2. Membujuk
Membujuk adalah usaha untuk meyakinkan seseorang bahwa yang
dikatakannya benar dengan kata-kata manis, merayu dan memikat hati.
Tindakan ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya lewat
tulisan.
Menulis bertujuan membujuk para pembaca untuk menentukan sikap,
mendukung dan menyetujui gagasan, ide atau pendapat yang dituangkan
oleh penulis. Karena itu, penulis harus bisa meyakinkan pembaca dengan
menggunakan gaya bahasa persuasif.
Berikut ini tulisan yang memiliki tujuan membujuk untuk mempengaruhi
perilaku atau tindakan pembacanya. Karena, penulis narasi yang seolah
mengajak semua orang membuang sampah pada tempatnya.
Penanggulangan banjir dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya,
tidak membuang sampah sembarangan, rutin membersihkan irigasi air
dan melakukan perluasan tempat penampungan air.

5
Dari berbagai cara ini hal yang paling mudah dilakukan adalah dengan
tidak membuang sampah sembarangan, karena dengan menumpuk
sampah dapat menghambat dan menahan air saat hujan sehingga air akan
meluap dan terjadilah banjir.
Anda tidak ingin kebanjiran kan, maka dari itu mari kita ubah lingkungan
menjadi lebih sehat dan aman dari ancaman banjir dengan tidak
membuang sampah sembarangan.
3. Mendidik
Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.
Informasi atau data yang disampaikan melalui tulisan akan memberikan
wawasan dan pengetahuan baru bagi para pembacanya.
Bahkan tulisan juga membantu mengasah dan menambah tingkat
kecerdasan seseorang. Pada akhirnya, tulisan bisa mengubah dan ikut
menentukan perilaku seseorang.
Berikut ini contoh tulisan yang bertujuan mendidik atau memberikan
pesan moral kepada pembaca. Penulis berusaha menyampaikan bahwa
menyontek adalah perilaku curang dan memberi tahu kalau belajar itu
penting.
Saat ini Aldo sedang duduk menatap soal fisika yang ada di depannya. Ia
terpaku karena tak bisa mengerjakan soal-soal itu. Dalam hati ia
menyesal, karena semalam ia menghabiskan waktu dengan bermain game.
Tak satu pun soal yang dapat terpecahkan, meskipun seluruh kekuatan
otaknya sudah dikerahkan. Terlintas dalam pikirannya untuk bertanya
pada teman yang duduk di sampingnya. Namun, ketakutan merayapi
perasaannya, mengingat mata pengawas selalu berkeliaran di seluruh
penjuru ruang kelas.
4. Menghibur
Menghibur adalah fungsi dan tujuan dalam komunikasi melalui tulisan.
Karena, ada beberapa karya tulis yang memang bertujuan untuk
menghibur pembacanya, seperti cerpen, novel atau cerita-cerita lucu
lainnya.

6
Berikut ini contoh tulisan yang bertujuan menghibur pembacanya dengan
cerita fiksi. Penulis membuat tulisan narasi atau ceritanya menggunakan
imajinasinya yang digambarkan dalam bentuk tulisan untuk menghibur
pembacanya.
Indah tersenyum sembari mengayunkan langkah kakinya. Angin dingin
yang menerpa, bikin tulang-tulang di sekujur tubuh Indah bergemeretak.
Lalu, Indah masukkan telapak tangan ke dalam saku jaket dan mencoba
memerangi rasa dingin yang demikian menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambut Indah saat Ayu
membukakan pintu. Wangi yang kelak dirindukan ketika Indah sudah
kembali ke tanah air.
Namun wajah tampan Ario dihadapannya, akankah dirindukan juga. Ada
yang berdegup keras didalam dada, tetapi Indah berusaha untuk
menepisnya. Janganlah, Ario, sergah hati kecilku, janganlah biarkan
hatimu terbagi. Ingatlah Putri, dia sedang menanti kepulanganmu dengan
cinta.

2.3 Tahap Tahap Dalam Menulis


Pembelajaran menulis bagi siswa sekolah dasar dimulai dari tahap yang paling
sederhana berupa menulis kata-kata dan kalimat hingga tahap yang paling
kompleks yaitu menggabungkan beberapa kalimat hingga menjadi paragraf
yang utuh. Di sekolah dasar, pembelajaran menulis dibagi menjadi dua tahap,
yaitu menulis permulaan bagi siswa kelas satu hingga kelas tiga dan menulis
lanjutan bagi siswa kelas empat hingga kelas enam.
1. Menulis Permulaan
Menulis permulaan yaitu pembelajaran menulis yang diperuntukan bagi
siswa kelas rendah. Pembelajaran masih sangat sederhana yaitu me- nulis
kata-kata, kalimat sederhana dan menyusun kalimat sederhana men- jadi
paragraf. Indikator pembelajaran menulis karangan di kelas rendah di
antaranya adalah:
a) mengarang mengikuti pola atau membuat kalimat berdasarkan contoh
suatu benda;

7
b) mengarang dengan melengkapi kali- mat yang tersedia;
c) mengurutkan kalimat berdasarkan gambar berseri; dan
d) menulis karangan berdasarkan pertanyaan yang diajukan guru. Pada
dasarnya menulis permulaan merupakan upaya membentuk kebiasa-
an siswa menyusun karangan sederhana sesuai tingkat
perkembangannya.
2. Menulis Lanjutan
Menulis lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan siswa sekolah
dasar kelas tinggi. Tujuannya adalah siswa dapat menulis karang- an
secara benar dan lengkap. Ada berbagai Teknik dalam pembelajaran
menulis lanjutan siswa sekolah dasar, yaitu:
a) menyusun karangan berdasarkan gambar yang telah disediakan;
b) menyusun karangan berda- sarkan benda nyata yang ada di lingkungan
siswa;
c) mengembangkan kalimat utama menjadi sebuah paragraf
d) menyusun karangan berdasar- kan cerita teman atau percakapan;
e) menyusun karangan berdasarkan gambar berseri;
f) mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang secara bebas.

Berbagai teknik tersebut dapat dikembangkan menjadi pem- belajaran yang


lebih menarik berdasarkan keinginan dan kreativitas guru. Menulis merupakan
suatu proses kreatif yang membutuhkan cara ber- pikir divergen menyebar
daripada konvergen memusat. Proses kreativitas menulis berlangsung secara
bertahap.

Sebagai suatu proses, menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat


dipahami dan dipelajari. Menulis sebagi suatu proses mengandung makna
bahwa menulis terdiri dari tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah
pramenulis (prewriting), penyususun dan pemaparan konsep (drafting),
perbaikan (revisi), penyutingan (editing), dan penerbitan (publishing).
(Tompkins, 1997:10).

1. Pramenulis (prewriting)

8
Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yanag akan
mereka tulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi
untuk membantu siswa memilih tema dan menentukan topic tulisan. Topic
tulisan sangat menentukan lancarnya proses menulis. Tema harus sesuai
dengan minat dan schemata siswa.
Untuk mengatasi hal itu guru dapat melakukan kolaborasi melalui curah
pendapat sehingga dapat melahirkan tema dan topik tulisan yang sesuai
dengan minat dan keinginan mereka. Selain dengan curah pendapat juga
dapat dilakukan dengan membaca atau menelaah bentuk tukisan.
2. Menulis konsep (drafting)
Tahap ini siswa mengroganisasikan dan mengembangkan ide yang telah
dikumpulkan lewat kegiatan curah pendapat dalam bentuk draft kasar.
Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep
tulisannya, dapat dilakukan dengan pemberian chart struktur cerita sebagai
media untuk menuangkan semua ide yang dimilikinya. Hal ini bertujuan
agar siswa tidak ragu-ragu, karena pada tahap berikutnya akan diperbaiki,
diubah, dan disusun ulang.
3. Merevisi (revising)
Pada tahap perbaikan siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya
menambah, mengganti atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan
penggarapan struktur cerita yang telah ditulisnya
4. Mengedit (editing)
Penyutingan merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan
sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa menulis kembali daftar cerita
yang telah dibuatnya melalui pengerjaan chart sehingga menjadi sebuah
karangan yang utuh. Pada tahap ini siswa memperbaiki kesalahan yang
bersifat mekanis berkaitan dengan ejaan dan tanda baca.
5. Publikasi (publishing)
Setelah semua tahap terlewati, maka sebagai tahap akhir adalah tahap
publikasi. Siswa melalui kegiatan berbagai hasil tulisan cerita (sharing).
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk

9
membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah didingsekolah
atau di depan kelas.

2.4 Teknik Pembelajaran Menulis


Kegiatan menulis ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan
alternatif model pembelajaran menulis sebagai berikut.
1. Menjiplak, yang dapat membagi menjadi menjiplak huruf, menjiplak
kalimat, dan menjiplak wacana sederhana.
2. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada
wacana. Menyalin ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang
menggunakan huruf lepas ke huruf lepas, dan (b) kata, kalimat, dan
wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf latin atau sebaliknya.
3. Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa
dapat membahaskan objek yang diamati, objek itu dapat berupa (a)
gambar, yaitu gambar kata dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.
4. Menyusun, kegiatan menyusn yang paling sederhanan adalah menyusun
huruf menjadi kata, dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat,
dan kalimat menjadi wacana.
5. Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat
sebagian katanya dihilangkan dan bisa juga melengkapi bagian kalimat
yang dihilangkan dalam wacana.
6. Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
7. Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana
kepada siswa agar mereka menuliskan apa yang mereka dengar.
8. Mengarang, yang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula
tanpa bantuan gambar.

Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) adabeberapa teknik dalam


pembelajaran menulis, seperti cara berikut ini.

1. Menyusun kalimat

10
Menurut Slager yang dikutip oleh Tarigan, menyusun atau membangun
kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.
a. Menjawab pertanyaan

Guru bertanya : Siapa namamu ?

Siswa menjawab : Budi/Nama saya Budi (siswa menulis namanya)

Guru bertanya : Di mana rumahmu ?

Siswa menjawab : Di jalan Tamrin No. 3 (siswa menulis alamatnya)

b. Melengkapi kalimat

Guru : sempurnakan kalimat berikut!

Pilih kata yang tepat di laju kanan!

1) Ibu kota Jawa Barat adalah.. A. Bandung

2) Kebun Raya terletak di........ B. Semarang

3) Taman Mini berada di ........ C. Jakarta

4) Kota pahlawan adalah......... D. Bogor

E. Surabaya

Siswa : mengisi kalimat di atas dengan jalan menulis nama kota yang
tepat.

c. Memperbaiki susunan kalimat

Guru : Ubahlah susunan kalimat berikut ini supaya tepat !

Contoh : Saya di Jalan Melati No. 10 bertempat tinggal.

Saya bertempat tinggal di Jalan Melati No. 10.

11
1) Baju membeli ayah

2) Memakan kuda rumput

3) Halaman suvi setiap hari menyapu

4) Belajar Adi kalimat menyusun yang tepat

d. Memperluas Kalimat

Guru menyebutkan kalimat model. Kemudian, siswa memperluas kalimat


model dengan kata/frase yang sudah ditentukan guru.

Contoh : kalimat model “Ibu menjahit”

Kata untuk memperluas kalimat “pakaian”

Siswa : ibu menjahit pakaian

e. Substitusi

Guru memberikan kalimat model, kemudian menyebutkan kata lain yang


dapat menduduki posisi jabatan tertentu. Setelah itu guru member contoh
penggantian kata tersebut.

Contoh : Ayah membeli buku.

Sepatu Ayah membeli sepatu

Guru : Ayah membeli sepatu.

Adik ………………………………. (siswa)

Guru : Adik membeli sepatu

Memakai …………………………(siswa)

12
f. Transformasi

Guru memberikan sebuah kalimat model. Siswa mengubah bentuk


kalimat bentuk dan menuliskannya.

Guru : Ibu memasak nasi.

Siswa : Ibu memasak apa?

Guru : Halimah pergi ke sekolah.

Siswa : Siapa pergi ke sekoalah?

2. Memperkenalkan Karangan
Dalam mempeerkenalkan karangan ini dapat ditempuh dengan dua cara
teknik, yaitu (1) baca dan tulis, atau (2) simak dan tulis.
3. Meniru Model
Dalam teknik guru menyiapkan contoh karangan yang dipakai sebagai
model oleh siswa untuk menyusun karangan. Struktur karangan
memamng sama, tetapi berbeda dalam isi.
4. Karangan Bersama
Pelaksanaan teknik ini dimulai dengan pengamatan yang dilakukan oleh
siswa bersama guru. Misalnya, mengamati kebunsekolah. Setelah itu
siswa dirugasi menyusun sebuah kalimat yang berhubungan dengan hasil
pengamatannya terhadap kebun sekolah. Kemudian, kalimat-kalimat dan
siswa tadi disusun bersama-sama dan dengan bantuan guru dipebaiki
sehingga menjadi sebuah karangan.
5. Mengisi
Teknik ini dipraktikkan dengan cara guru menyiapkan sebuah karangan
yang kata kelima dan setiap kalimat pembangun cerita itu dihilangkan.
Kemudian, karangan ini diberikan kepada siswa untuk disempurnakan
atau diisi titik-titik dengan sebuah kata sehingga menjadi karangan yang
utuh kembali.

13
6. Menyusun Kembali
Suatu karangan yang telah dikacaukan urutan kalimatnya, kemudia
diberikan kepada siswa untuk mengurutkan kembali menjadi sebuah
karangan dengan urutan kalimat yang benar.
7. Menyelesaikan Cerita
Siswa diberi sebuah cerita yang belum selesai dan ditugasi menyelesaikan
cerita tersebut menjadi cerita yang utuh.
8. Menjawab Pertanyaaan
Siswa diberi pertanyaan dan kalimat-kalimat jawaban siswa tersebut dapat
disusun sebuah cerita apakah tentang alam sekitarnya, kesenangannya,
dan sebagainya.
9. Meringkas Baca
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan siswa diberi suatu bacaan yang
berupa cerita pendek atau sebuah wacana. Siswa disuruh
membaca/mempelajari bacaan tersebut, kemudia disuruh meringkasnya.
10. Paraphrase
Dalam pengajaran menulis dapat juga digunakan teknik paraphrase
dengan jalan guru member karangan puisi yang harus diubah oleh siswa
dalam bentuk prosa atau sebaliknya.
11. Reka Cerita Gambar
Teknik ini bertujuan untuk melatih mengembangkan imjinasi siswa.
Dengan melihat gambar tunggal atau gambar berseri siswa disuruh
menuliskan sebuah cerita yang ada hubungannya dengan gambar yang
diamatinya
12. Memeriksa
Teknik ini dilakukan dengan jalan siswa disuruh mengamati sesuatu,
apakah kelasnya, lingkungan sekolah, orang yang berjualan di sekolah
atau yang lain, kemudian disuruh menggambarkan atau memberikan apa-
apa yang diamatinya itu dalam bentuk tulisan.
13. Mengembangkan Kata Kunci

14
Pelaksanaan teknik ini dengan jalan siswa diberi beberapa kata kunci,
kemudia dia disuruh mengembangkan kata-kata itu menjadi sebua
karangan.
14. Mengembangkan Kalimat Topik
Kalau dalam teknik mengembangkan kata kunci yang dikembangkan
menjadi sebuah karangan adalah kata-kata yang kita berikan kepada
siswa, dalam teknik mengembangkan kalimat topik ini yang
dikembangkan adalah sebuah kalimat yang kita berikan kepada siswa.
Kalimat topik ini sifatnya masih umum dan luas yang harus
dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.
15. Mengembangkan Judul
Latihan menulis berikutnya yang lebih sulit adalah penerapan teknik
mengembangkan judul. Siswa kita beri judul yang terdiri dari beberapa
kata yang harus dikembangkan menjadi beberapa kalimat topic, kalimat-
kalimat topic ini harus dikembangkan menjadi sebuah paragraph, dan
paragraf-paragraf tersebut harus berhubungan satu sama lainnya yang
membentuk suatu cerita yang utuh dan padu.
16. Mengembangkan Peribahasa
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan pemberian sebuah peribahasa yang
sudah dikenal dan dipahami maknanya oleh siswa. Kemudian siswa
ditugasi menulis karangan singkat berdasarkan peribahasa tersebut.
17. Menulis Surat
Menulis surat merupakan pekerjaan mengarang yang sering dilakukan
orang. Dalam pembelajaran menulis surat ada dua cara/teknik yang biasa
diberikan kepada siswa. Cara pertama adalah menulis surat secara
terpimpin, artinya siswa menulis surat berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan, sedangkan cara kedua adalah menulis surat bebas. Dengan
sendirinya untukpertama kali guru member contoh sebuah surat,
kemudian siswa disuruh menulis balasan surat tersebut. Pada kesempatan
yang lain siswa ditugasi menulis surat izin tidak masuk sekolah karena
ada acara keluarga atau ada keperluan yang lain.
18. Menyususn Dialog

15
Teknik mmenyusun atau mengembangkan dialog atau percakapan dapat
digunakan untuk pembelajaran menulis karena dialog sudah dikenal oleh
setiap siswa. Misalnya, guru menyuruh siswa menyusun suatu dialog
antara ayah, ibu, dan adik tentang rencana rekreasi pada waktu liburan
semester yang akan dating.
19. Menyusun Wacana
Teknik menyususn wacana dalam pembelajaran menulis merupakan
teknik pembelajaran menulis secra bebas. Siswa bebas dalam menentukan
judul, bebas dalam menjabarkan judul menjadi topic, bebas melengkapi
kalimat topic dengan kalimat pengembangan sehingga tersusun paragraf.
Akhirnya siswa pun bebas menyusun dan mengatur urutan dan posisi
paragraf sehingga tersusun wacana yang baik.
Pemilihan kesembilan belas teknik di atas dengan sendirinya harus
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Misalnya, teknik
menyusun wacana tidak mungkin diberikan pada siswa kelas 2 SD, tetapi
untuk siswa kelas 6 yang sudah banyak berlatih menulis.
Setelah dapat menetukan dan metode/teknik dalam pembelajaran menulis,
diharapkan dapat menyusun perencanaan pembelajaran menulis baik di
kelas rendah SD maupun di kelas Tinggi.
2.5 Metode Pembelajaran Menulis
Dalam pembelajaran menulis, dipergunakan beberapa metode, yaitu:
1. Metode langsung
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah. Dalam metode langsung, terdapat lima fase
yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase
pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan. Sebagai
contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu sebuah
desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa. Dari gambar
tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan
gambar.

16
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua
keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam
pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan
kongkret yang merupakan produk akhir. Sebagai contoh: metode
komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog. Siswa
menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.
Integrtif terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang
studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Sebagai contoh: menulis diintegrasikan dengan berbicara
dan membaca. Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan
dari beberapa bidang studi. Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia
dengan matematika atau dengan bidang studi lain.
4. Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran
diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.
Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan
dan lingkungan siswa. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari
analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
5. Metode Konstruktivistik
Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan.
Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka
melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi
tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Konstruktivistik dimulai
dari masalah yang sering muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya
membantu siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah
pemecahan masalah tersebut.
6. Metode Kontekstual

17
Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah
dalam pembelajaran menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang
membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia
nyata dengan kehidupan pembelajaran yang memotivasi siswa agar
menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan
sehari-hari. Metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran
menulis deskripsi. Siswa dapat belajar dalam situasi dunia nyata, tidak
dalam dunia awang-awang.
Budinuryanta dkk. Mengemukakan bahwa selain dari metode-metode
tersebut di atas, pada dekade akhir ini, ramai dibicarakan metode-metode
mutakhir dalam pembelajaran bahasa, salah satunya adalah pembelajaran
menulis, antara lain:
a. Community Language Learning (CLL)
Metode humanistik yang dapat digunakan dalam pembelajaran
menulis dengan ciri bahwa fisik dan psikis siswa menjadi perhatian
utama metode ini. Guru dan siswa bertindak sebagai konselor dan
klien sebagaimana dalam teori ilmu jiwa pendidikan. Ada enam
konsep yang dapat menumbuhkan semangat belajar, yaitu: security,
attention, agression, retention, reflection, dan discriminition.
b. Metode Suggestopedy
Metode ini lebih mengarahkan pada pemberian sugesti kepada para
siswa bahwa semua siswa dapat membuat suatu tulisan. Dalam
penciptaan sugesti ini, harus diciptakan suasana yang menjadikan
siswa merasa tenang, santai, menikmati suasana sehingga mental
mereka benar-benar siap menerima materi pelajaran (menulis) tanpa
paksaan.
c. Metode Total Physical Response
Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan kepada
siswa terutama dalam membekali dirinya dengan keterampilan
komprehensif hingga mereka betul-betul merasa siap untuk menulis
meski diakui bahwa para siswa tetap kesulitan untuk mengungkapkan
pikirannya ke dalam bentuk tulisan. Untuk membantu pembekalan

18
ini, guru disarankan memanfaatkan gerakan tubuh karena sebenarnya
otak dan sistem saraf manusia untuk menguasai bahasa itu sudah ada.
d. Metode The Silent Way
Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan untuk
berekspresi sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Untuk
mencapai hal ini, dapat dilakukan antara lain dengan membiasakan
siswa berlatih menulis buku harian, puisi, jadwal/agenda kegiatan, dan
sebagainya. Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak dibenarkan
berbicara kecuali pada saat memberikan bahan/materi baru. Jadi,
penanganan kelas dilakukan dengan gerkan tangan, senyum, gelengan
kepala, dan sebagainya. Cara yang mudah dilakukan adalah dengan
mengajak siswa menonton televisi atau drama. Setelah itu, mereka
disuruh menuliskan isi cerita dari tontonan yang baru mereka lihat.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterampilan menulis adalah suatu sebuah kemampuan motorik dengan
kegiatan yang kompleks mencakup gerakan jari, tangan, lengan dan mata
secara terintegrasi untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pengalaman dan
pengetahuan. Kemampuan ini dapat dikembangkan dan disandingkan dengan
kegiatan lain untuk mencapai keberhasilan menulis.Dalam melaksanakan
pembelajaran menulis tahap awal, sebaiknya guru atau pembimbing
memperhatikan hal-hal yang sangat mendasar baik itu yang ada dalam diri
siswa maupun yang ada di luar diri siswa. Hal ini didasari pada tahapan
menulis sesuai dengan perkembangan anak didik.
Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis) yang diajarkan di sekolah dasar,
merupakan sarana yang penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan
gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik.
Dengan menulis siswa akan mengalami proses berpikir untuk
mengungkapkan ide dan gagasannya secara luas atau divergen thingking .
Proses menulis sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan
berpikir bebas, berdasarkan pengalaman yang mendasarinya.
Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis,
melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Tujuan pengajaran menulis
terpadu adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa tulis sesuai
konteks pemakaian bahasa yang wajar.
Siswa SD kelas rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf-huruf dan
merangkaikan huruf-huruf itu menjadi kata, serta merangkai kata-kata itu
menjadi kalimat sederhana maka di SD kelas tinggi difokuskan pada latihan
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis secara jelas. Jadi, yang
dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus menulis
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan atau bertumpu pada
kegiatan latihan menulis.

20
3.2 Saran
Demikian makalah yang berjudul “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
dengan Fokus Menulis” ini kami buat. Semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca mengenai hakikat manusia. Kami sangat
menyadari dan memohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan
ejaan dalam kata dan kalimat yang kurang jelas, dan berhubungan. Sekian
penutupan dari kami, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pembaca yang telah menyempatkan untuk membaca makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Andrisiahaan, Kevin Wiliam. 2020. Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan


Fokus Menulis Pada Anak Sekolah Dasar SD (0nline).
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/kevinwilliama
ndrisiahaan2239/5f1aa540097f3677655dc063/pembelajaran-bahasa-
indonesia-dengan-fokus-menulis-pada-anak-sekolah-dasar-sd. Diakses
pada 23 Februari 2022.

Gumilang, Siti Nur. 2016. Resume Model Pembelajaran Bahasa Indonesia


Dengan Fokus Menulis (online).
http://sitinurgumilangsukses.blogspot.com/2016/06/resume-model-
pembelajaran-bahasa.html?m=1. Diakses pada 23 Februari 2022.

Salmaa. 2021. Pengertian, Tujuan, Fungsi, Manfaat dan Teknik Menulis (online).
https://penerbitdeepublish.com/menulis/amp/. Diakses pada 23 Februari
2022.

Zaeriyahumar. 2014. METODE PEMBELAJARAN MENULIS (online).


https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-
menulis/. Diakses pada 23 Februari 2022.

22

Anda mungkin juga menyukai