Disusun oleh :
Kelompok 8
Ruang 15 / Semester 5
Bismillahirahmannirahim,
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia kepada
hamba-Nya ,sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan
kepada nabi Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabatnya.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang luar
biasa yaitu nikmat sehat dan nikmat kecerdasan . Sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Teknik Pembelajaran Menulis di SD”
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aminnn...
Kelompok 8
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Orang
yang melakukan kegiatan coret mencoret di tembok juga bisa dikatakan dia sedang menulis,
dengan atau tanpa maksud dan perangkat tertentu. Namun demikian yang dimaksud menulis
oleh Nurudin (2010:4) adalah segenap rangkaian kegiatan seseorag dalam rangka
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar
mudah dipahami. Definisi di atas mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis
yang bisa dipahami oleh orang lain.
Pada kelas rendah siswa diajari cara menulis yang baik dan benar. Pembelajaran menulis
seperti itu biasanya disebut dengan menulis permulaan. Tujuan utama menulis permulaan
menurut Subana dan Sunarti (dalam Alvany Rufaida. 2010:20), adalah mendidik anak-anak
agar ia mampu menulis. Sebelum mampu pada tingkat menulis, siswa harus mulai dari
tingkat awal yaitu dari pengenalan lambang-lambang bunyi dan latihan memegang alat tulis.
Kemampuan yang diperoleh siswa pada pembelajaran menulis permulaan tersebut akan
menjadi dasar dalam peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa pada jenjang
selanjutnya. Apabila pembelajaran menulis permulaan yang dikatakan sebagai acuan dasar
tersebut baik dan kuat, maka diharapkan hasil pengembangan keterampilan menulis sampai
tingkat selanjutnya akan menjadi baik pula.
Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan
pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran menulis di sekolah dasar, seorang guru dituntut
untuk memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis secara
tepat. Untuk itu, seorang guru harus memiliki pemahaman berkaitan dengan pendekatan
pembelajaran menulis, cara mengembangkan kemampuan menulis siswa, dan perkembangan
tulisan.
B. Rumusan Masalah
1
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat menulis di SD kelas tinggi?
2. Apa saja jenis-jenis menulis di SD kelas tinggi?
3. Apa tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?
4. Bagaimana metode pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?
5. Bagaimana teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?
C. Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat menulis di SD kelas tinggi.
2. Untuk mengetahui jenis menulis di SD kelas tinggi.
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.
4. Untuk metode pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?
5. Untuk mengetahui teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Berdasarkan jenis tulisannya menulis dibedakan menjadi empat yaitu menulis diskripsi,
narasi, argumentasi dan eksposisi. Disamping keempat jenis tulisan tersebut Suparno (2008:
1.13) menambahkan satu lagi jenis tulisan yaitu persuasi.
1. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu
berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya
(Suparno, 2008: 1.11). Sunarno (2007: 1) mempertegas pendapat Suparno bahwa
tulisan deskripsi berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan
melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya
sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan
hal yang dideskripsikan.Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan sebagai tulisan
yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek tulisan dijelaskan secara
rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh pancaindra penga-
rang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan pembaca tentang kebenaran dan keber-adaan
sesuatu yang telah dijelaskan oleh penulis.
2. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa. Sesuai
dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi adalah paragraf yang
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita,
tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama.”. Senada
dengan De'images, Suparno (2008: 1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam
wacana yang menceritakan proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran
sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian
terjadinya sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama,
bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa
atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
narasi merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian
tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat
4
tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita
atau kejadian dengan sejelas-jelasnya.
3. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca
mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Argumentasi bisa disebut
sebagai tulisan eksposisi yang khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau
membujuk pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa
yang dipaparkannya oleh penulis.Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau
pemikiran pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis
bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya.
Sehingga keber-adaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus keraguan pembaca
terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-
contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.
4. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau me-nambah
pengetahuan dan pandangan pembacanya (Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah
menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan
sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas
apa yang akan disampaikannya.Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis
dapat mengembang-kan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini berisi uraian
atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3) menambahkan bahwa ”untuk
mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik”.
5. Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Tuli-san ini
bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. ”Dalam persuasi pengarang
mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca
sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam tulisannya” (Sunarno, 2007: 4). Hal ini
5
berbeda dengan argumen yang pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk
mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional yang
berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Sama halnya argumentasi persuasi
juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja dalam persuasi bukti-bukti itu
digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan
kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar. Contoh
bentuk tulisan persuasi adalah propaganda, iklan, selebaran, dan brosur.
6
2. Kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara
Bentuk kegiatan menulis ini dilaksanakan dengan cara menyajikan suara yang dapat
berbentuk dialog, ceramah, diskusi atau tanya jawab, baik yang berupa rekaman suara
maupun secara langsung langsung.
3. Kegiatan menulis dengan rangsangan buku
Kegiatan menulis ini dilakukan dengan cara menyajikan teks bacaan, dan siswa
diminta untuk membuat karangan berdasarkan teks yang telah dibacanya. Bentuk tugas
yang harus dikerjakan siswa dapat berupa membuat ringkasan/rangkuman/sinopsis,
membuat resensi, atau membuat kritik.
4. Kegiatan menulis laporan
Bentuk kegiatan menulis laporan ini dilakukan dengan cara memintan siswa untuk
membuat laporan kegiatan yang pernah dilakukan seperti melakukan kegiatan
wawancara, mengikuti khotbah jum’at, mengikuti seminar/diskusi, mengikuti
darmawisata, atau kegiatan perkemahan) atau kegiatan penelitian sederhana yang telah
dilakukan.
5. Menulis karangan bebas
Menulis karangan bebas dilaksanakan dengan cara meminta siswa untuk membuat
karangan dengan tema dan sifat karangan yang ditentukan sendiri oleh siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian
pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembacanya. Dalam kegiatan menulis lanjutan
10
siswa diharapkan dapat mengembang-kan kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih
beragam. sedangkan kompetensi-kompetensi pada pelaksanaan pembelajaran menulis
lanjutan atau di kelas tinggi adalah (a) kegiatan menulis berdasarkan rangsangan visual, (b)
kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara, (c) kegiatan menulis berdasarkan
rangsangan buku, (d) kegiatan menulis laporan,dan (e) menulis karangan bebas. Teknik
pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) berikut
teknik pembelajaran menulis : teknik pancingan kata kunci,teknik 3M, teknik Field Trip, dan
teknik pengandaian 180º berbeda.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih menyempurnakan dalam menjelaskan tentang isi makalah dari sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Wicaksana. Andri, dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat). Yogyakarta:
Garudhawaca
11
(Sumber dari Internet)
http://drafperkuliahan.blogspot.com/2018/11/pembelajaran-menulis-1-di-sekolah-dasar.html
http://www.rumahliterasisumenep.org/2019/07/inilah-tujuan-dan-manfaat-menulis.html
12