Anda di halaman 1dari 15

“TEKNIK PEMBELAJARAN MENULIS DI SD”

Disusun oleh :

Kelompok 8

Ika Azila (1906104040023)

Ulfa Beutari (1906104040037)

Ruang 15 / Semester 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahim,

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia kepada
hamba-Nya ,sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan
kepada nabi Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabatnya.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang luar
biasa yaitu nikmat sehat dan nikmat kecerdasan . Sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Teknik Pembelajaran Menulis di SD”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aminnn...

Aceh Besar, 22 September 2021

Kelompok 8

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... I


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Malalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Permasalahan……………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat menulis di SD kelas tinggi........................................................................3
B. Jenis-jenis menulis di SD kelas tinggi....................................................................4
C. Tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi……….......................................6
D. Metode pembelajaran menulid di SD kelas tinggi………………………………..7
E. Teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi…………………………………7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Orang
yang melakukan kegiatan coret mencoret di tembok juga bisa dikatakan dia sedang menulis,
dengan atau tanpa maksud dan perangkat tertentu. Namun demikian yang dimaksud menulis
oleh Nurudin (2010:4) adalah segenap rangkaian kegiatan seseorag dalam rangka
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar
mudah dipahami. Definisi di atas mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis
yang bisa dipahami oleh orang lain.
Pada kelas rendah siswa diajari cara menulis yang baik dan benar. Pembelajaran menulis
seperti itu biasanya disebut dengan menulis permulaan. Tujuan utama menulis permulaan
menurut Subana dan Sunarti (dalam Alvany Rufaida. 2010:20), adalah mendidik anak-anak
agar ia mampu menulis. Sebelum mampu pada tingkat menulis, siswa harus mulai dari
tingkat awal yaitu dari pengenalan lambang-lambang bunyi dan latihan memegang alat tulis.
Kemampuan yang diperoleh siswa pada pembelajaran menulis permulaan tersebut akan
menjadi dasar dalam peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa pada jenjang
selanjutnya. Apabila pembelajaran menulis permulaan yang dikatakan sebagai acuan dasar
tersebut baik dan kuat, maka diharapkan hasil pengembangan keterampilan menulis sampai
tingkat selanjutnya akan menjadi baik pula.
Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan
pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran menulis di  sekolah dasar, seorang guru dituntut
untuk memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis secara
tepat.  Untuk itu, seorang guru harus memiliki  pemahaman berkaitan dengan pendekatan
pembelajaran menulis, cara mengembangkan kemampuan menulis siswa, dan perkembangan
tulisan.

B. Rumusan Masalah
1
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat menulis di SD kelas tinggi?
2. Apa saja jenis-jenis menulis di SD kelas tinggi?
3. Apa tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?
4. Bagaimana metode pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?
5. Bagaimana teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?

C. Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat menulis di SD kelas tinggi.
2. Untuk mengetahui jenis menulis di SD kelas tinggi.
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.
4. Untuk metode pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?
5. Untuk mengetahui teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Hakikat menulis di SD kelas tinggi


Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian
pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembacanya.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif
ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada
hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua istilah tersebut memiliki
pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang sejenis
ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis
nonilmiah.
Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat
untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya. Dalam hal
ini, dapat terjadinya komunikasi antarpenulis dan pembaca dengan baik.
Menurut Suparno dan Yunus (Dalman 2011:4) menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Selanjutnya, Tarigan (Dalman 2011:4) mengemukakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafis
tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Sejalan dengan pendapat diatas, Marwoto (Dalman 2011:4) menjelaskan bahwa menulis
adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam
hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu
menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancer. Skemata itu sendiri adalah
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin
mudahlah ia menulis.
B. Jenis- jenis menulis di SD kelas tinggi

3
Berdasarkan jenis tulisannya menulis dibedakan menjadi empat yaitu menulis diskripsi,
narasi, argumentasi dan eksposisi. Disamping keempat jenis tulisan tersebut Suparno (2008:
1.13) menambahkan satu lagi jenis tulisan yaitu persuasi.
1. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu
berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya
(Suparno, 2008: 1.11). Sunarno (2007: 1) mempertegas pendapat Suparno bahwa
tulisan deskripsi berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan
melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya
sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan
hal yang dideskripsikan.Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan sebagai tulisan
yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek tulisan dijelaskan secara
rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh pancaindra penga-
rang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan pembaca tentang kebenaran dan keber-adaan
sesuatu yang telah dijelaskan oleh penulis.
2. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa. Sesuai
dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi adalah paragraf yang
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita,
tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama.”. Senada
dengan De'images, Suparno (2008: 1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam
wacana yang menceritakan proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran
sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian
terjadinya sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama,
bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa
atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
narasi merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian
tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat
4
tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita
atau kejadian dengan sejelas-jelasnya.
3. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca
mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Argumentasi bisa disebut
sebagai tulisan eksposisi yang khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau
membujuk pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa
yang dipaparkannya oleh penulis.Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau
pemikiran pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis
bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya.
Sehingga keber-adaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus keraguan pembaca
terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-
contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.
4. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau me-nambah
pengetahuan dan pandangan pembacanya (Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah
menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan
sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas
apa yang akan disampaikannya.Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis
dapat mengembang-kan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini berisi uraian
atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3) menambahkan bahwa ”untuk
mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik”.
5. Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Tuli-san ini
bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. ”Dalam persuasi pengarang
mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca
sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam tulisannya” (Sunarno, 2007: 4). Hal ini
5
berbeda dengan argumen yang pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk
mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional yang
berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Sama halnya argumentasi persuasi
juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja dalam persuasi bukti-bukti itu
digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan
kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar. Contoh
bentuk tulisan persuasi adalah propaganda, iklan, selebaran, dan brosur.

C. Tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi


1. Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di
sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas
yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan
baik”.

2. Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis


lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara
lain:
 Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
 Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
 Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
 Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan
pengorganisasian.
 Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi
dan terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.

D. Metode pembelajaran menulis di SD kelas tinggi


1. Kegiatan menulis berdasarkan rangsangan visual
Berdasarkan rangsangan visual kegiatan menulis dapat dilakukan dengan cara
menyajikan gambar atau film yang membentuk rangkaian cerita dan siswa diminta
untuk membuat karangan berdasarkan gambar atau film yang telah diperlihatkan.

6
2. Kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara
Bentuk kegiatan menulis ini dilaksanakan dengan cara menyajikan suara yang dapat
berbentuk dialog, ceramah, diskusi atau tanya jawab, baik yang berupa rekaman suara
maupun secara langsung langsung.
3. Kegiatan menulis dengan rangsangan buku
Kegiatan menulis ini dilakukan dengan cara menyajikan teks bacaan, dan siswa
diminta untuk membuat karangan berdasarkan teks yang telah dibacanya. Bentuk tugas
yang harus dikerjakan siswa dapat berupa membuat ringkasan/rangkuman/sinopsis,
membuat resensi, atau membuat kritik.
4. Kegiatan menulis laporan
Bentuk kegiatan menulis laporan ini dilakukan dengan cara memintan siswa untuk
membuat laporan kegiatan yang pernah dilakukan seperti melakukan kegiatan
wawancara, mengikuti khotbah jum’at, mengikuti seminar/diskusi, mengikuti
darmawisata, atau kegiatan perkemahan) atau kegiatan penelitian sederhana yang telah
dilakukan.
5. Menulis karangan bebas
Menulis karangan bebas dilaksanakan dengan cara meminta siswa untuk membuat
karangan dengan tema dan sifat karangan yang ditentukan sendiri oleh siswa.

E. Teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi


Teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung. Teknik pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau
memantapkan) bahan-bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek
ketrampilan menulis. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis:
1. Teknik Pancingan Kata Kunci
Salah satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis puisi adalah
dengan aplikasi teknik pancingan kata kunci.
Langkah-langkah:
a. Guru bertindak sebagai pemancing dengan menawarkan kata kunci.
b. Siswa mencermati kata kunci model.
c. Siswa mengembangkan kata kunci dalam baris.
7
d. Siswa mengembangkan kata kunci dalam bait.
e. Siswa dapat menulis puisi utuh.
2. Teknik 3M
Teknik 3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan menambahi. Teknik
3M ini sesungguhnya bukanlah hal yang sangat baru. Teknik ini terilhami dari apa
yang diajarkan Mardjuki (dalam Harefa, 2002:31), seorang penulis kreatif yang cukup
dikenal oleh para wartawan di Yogyakarta di tahun 80-an, kepada calon-calon penulis
muda, yaitu dengan 3N-nya (niteni, norokke, nambahi). Teknik ini biasanya diterapkan
dalam menulis teks berita.
Langkah-langkah:
a. Mengamati diartikan sebagai kegiatan melihat dengan cermat dan teliti mengenai
sebuah objek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis teks berita, siswa
mengamati model teks berita yang dimuat dalam surat kabar atau yang disediakan
guru. Hasil yang diharapkan dari kegiatan mengamati adalah pembelajar
menemukan unsur-unsur berita dan pola-pola penulisan teks berita.
b. Menirukan dalam konteks pembelajaran bukan diartikan sebagai kegiatan
“menjiplak”. Hal yang harus ditiru bukan kata per kata, kalimat per kalimat tetapi
unsur-unsur yang harus ada dalam teks berita dan pola-pola penulisan teks berita
sehingga siswa dapat menulis teks berita dalam berbagai pola dan variasi.
c. Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas terhadap
tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila dalam objek
tiruan ada unsur-unsur berita yang belum tertulis, siswa menambahi sehingga
menjadi lebih lengkap unsur-unsur beritanya.
3. Teknik Field Trip
Field trip ialah teknik belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru
mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat
sesuai untuk meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi. Langkah-langkah:
a. Guru membuka interaksi dengan siswa untuk memperkenalkan rencana kegiatan
dalam pembelajaran menulis deskripsi.
b. Guru dan siswa menyepakati trip yang akan dikunjungi dan waktu yang dipilih
untuk pemebelajaran menulis deskripsi.
8
c. Siswa dan guru bersama-sama mengunjungi tempat yang dituju, contohnya
museum.
d. Guru membimbing siswa untuk segera menulis dan mendeskripsikan suatu objek
yang telah dipilih.
e. Guru merefleksi tulisan yang sudah ditulis oleh siswa.
4. Teknik Pengandaian 180º Berbeda
Teknik ini adalah teknik yang membantu siswa dalam menulis cerita khususnya
narasi. Teknik ini dinamakan dengan pengandaian 180º karena cara yang digunakan
adalah membalikkan tokoh cerita yang sudah ada atau lazim dimasyarakat. Misalnya
cerita Malin Kundang yang menjadi tokoh jahat adalah Malin. Dengan teknik ini siswa
menulis dengan tokoh jahatnya adalah Ibu Malin. Langkah-langkah:
a. Mencatat yang terlintas, yaitu tuliskan sebanyak mungkin kata yang terlintas dalam
pikiran setelah mendengar suatu kata. Misalnya, ketika dikatakan “sandal jepit”,
tuliskan “alas kaki, murah, toilet, licin, santai, dsb”. Kegiatan ini adalah aktivitas
pembuka untuk melepaskan sekat-sekat keraguan serta melatih kreativitas berpikir.
Umumnya kendala menulis adalah (a) keraguan untuk memulai menulis, (b)
keraguan untuk merangkai jalan cerita, dan (c) keraguan apakah tulisannya bagus
atau tidak.
b. Mendeskripsikan, yaitu memberikan gambaran tentang suatu objek, tempat,
suasana, tokoh, penokohan, dsb. sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan,
melihat, mendengar, mencium apa yang dideskripsikan penulis. Latihan
pendeskripsian dilakukan dengan cara (a) mendeskripsikan sesuatu yang terlihat,
(b) mendeskripsikan sesuatu yang terdengar, (4) mendeskripsikan sesuatu yang
tercium, dan (d) mendeskripsikan sesuatu yang teraba. Latihan ini dilakukan satu
per satu agar pendeskripsian dapat lebih terfokus dan mendalam (detail).
c. Menggunakan pengandaian 180° berbeda. Latihan menulis cerita tidak harus
dimulai dengan sesuatu yang baru. Latihan dapat dimulai dengan sesuatu yang
sudah dikenal semua siswa. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki gambaran umum
tentang apa yang akan dituliskan. Tapi, agar cerita tetap menarik, siswa diharuskan
menulis cerita dengan karakteristik tokoh yang berbeda 180°. Misalnya, bila siswa
hendak menuliskan kembali cerita “Si Kancil”, maka karakteristik Kancil yang
9
biasanya lebih cerdik daripada Buaya, kali ini diubah 180° berbeda sehingga Buaya
dibuat lebih cerdik.
d. Menggunakan berbagai sudut pandang (point of view). Sudut pandang artinya dari
pandangan mana peristiwa-peristiwa dalam cerita dipaparkan, apakah dari sudut
pandang pengarang, tokoh A, atau tokoh B. Di dalam cerita yang utuh, sudut
pandang selalu berubah. Oleh karena itu, perubahan sudut pandang merupakan
bagian yang harus dilatihkan agar siswa dapat membuat cerita yang lebih variatif
dan menarik. Pada cerita Si Kancil (dengan 180° berbeda), pertama-tama siswa
diminta untuk menuliskan cerita dengan sudut pandang Si Kancil. Selanjutnya,
siswa diminta untuk membuat cerita tersebut dengan sudut pandang Buaya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian
pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembacanya. Dalam kegiatan menulis lanjutan

10
siswa diharapkan dapat mengembang-kan kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih
beragam. sedangkan kompetensi-kompetensi pada pelaksanaan pembelajaran menulis
lanjutan atau di kelas tinggi adalah (a) kegiatan menulis berdasarkan rangsangan visual, (b)
kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara, (c) kegiatan menulis berdasarkan
rangsangan buku, (d) kegiatan menulis laporan,dan (e) menulis karangan bebas. Teknik
pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) berikut
teknik pembelajaran menulis : teknik pancingan kata kunci,teknik 3M, teknik Field Trip, dan
teknik pengandaian 180º berbeda.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih menyempurnakan dalam menjelaskan tentang isi makalah dari sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dalman. 2011. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Tarigan. Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa

Wicaksana. Andri, dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat). Yogyakarta:
Garudhawaca

11
(Sumber dari Internet)

http://drafperkuliahan.blogspot.com/2018/11/pembelajaran-menulis-1-di-sekolah-dasar.html

http://www.rumahliterasisumenep.org/2019/07/inilah-tujuan-dan-manfaat-menulis.html

12

Anda mungkin juga menyukai