Anda di halaman 1dari 26

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Bahasa Indonesiadi Sekolah Dasar (SD)


Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa

pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak

sampai dengan perguruan tinggi. Konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan maka materi pelajaran yang

berbentuk media cetak juga menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini sangat

membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu

pengetahuan dan teknolologi.

Guna menanggapi kemajuan masakini dan yang akan datang, bangsa

indonesia perlu memosisikan dirinya menjadi bangsa yang berbudaya baca

tulis. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengembangan, baik melalui jalur

pendidikan formal maupun nonformal. Pengembangan melalui pendidikan

formal, dimulai dari Sekolah Dasar. Jenjang sekolah ini berfungsi sebagai

pusat budaya dan pembudayaan baca tulis.

Pembelajaran bahasa Indonesia SD merupakan pembelajaran yang paling

utama, terutama di SD kelas rendah (I dan II), maupun kelas tinggi (III-VI).

Dikatakan demikian karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang ditularkan dari pendidik.

Proses tersebut terjadi sejak awal sekolah. Mencermati hal tersebut, maka guru

sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah dituntut untuk dapat


10

merancang, melaksanakan, dan` mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Telah dirumuskan secara nasional bahwa bahasa Indonesia dikembangkan

melalui empat aspek keterampilan utama yakni menyimak, berbicara,

membaca dan menulis Santoso, (2003:13) dalam Vivi (2011:11).Aspek-aspek

keterampilan bahasa Indonesia dalam setiap pertemuan (tatap muka)

ditetapkan satu aspek sebagai fokus. Keempat aspek keterampilan berbahasa

itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling menunjang.

Adapun aspek-aspek pembelajaran bahasa Indonesia SD adalah sebagai

berikut:

a. Menyimak

Menurut Zulela (2013:6) disebutkan bahwa menyimak adalah

mendengarkan (memperhatikan) baik–baik apa yang diucapkan atau dibaca

orang. Pendapat diatas dipahami bahwa menyimak adalah suatu kegiatan

mendengarkan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi pada suatu

pembahasan yang disampaikan oleh seorang pembicara melalui lisan ataupun

tulisan. Melatih keterampilan menyimak akan melatih keterampilan berpikir

atau bernalar, sehingga siswa dapat menerima, memahami, mengidentifikasi,

dan mereaksi informasi tersebut melalui lisan (berbicara) atau tulisan

(menulis) dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh

pendengarnya.
11

b. Berbicara

Suhartono, (2005:20) mengemukakan berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Berdasarkan Pendapat ahli dapat dipahami bahwa berbicara adalah kemapuan

seseorang menyampaikan pendapat didepan umum tidak hanya pendapat tapi

bisa berupa ide atau sebuah gagasan. Keterampilan berbicara selalu

berkembang tidak hanya dikalangan anak – anak akan tetapi bisa pada orang

dewasa.

Keterampilan berbicara berkembang pesat pada kehidupan anakanak. Hal

itu tampak dari penambahan dari kosakata yang didengar anak yang diperoleh

dari lingkungan dan semakin hari semakin bertambah. Pada masa kanakkanak

ini kemampuan berbicara anak-anak sudah mulai diajarkan sejak disini

sehingga untuk kedepannya anak tidak gugup dalam berbicara didepan

umum.

Kegiatan formal (sekolah), pada kelas awal SD bisa dimulai dengan

memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara di depan kelas untuk

memperkenalkan diri, tanya jawab dengan teman, bercerita tentang

pengalaman, menceritakan gambar dan lain-lain. Kegiatan itu akan

memperkaya kosakata, memperbaiki kalimat, dan melihat keberanian siswa

dalam berkomunikasi.
12

c. Membaca

Membaca adalah salah satu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata atau bahasa lisan Zulela (2013:100). Dapat dipahami

bahwa membaca adalaha sebuah proses penggambilan pesan yang hendak

disampikan oleh penulis untuk pembaca, pesan yang diperoleh bisa berasal

dari kata atau bahasa lisan.

Pembelajaran membaca di SD diselenggarakan dalam rangka

menggembangkan kemampuan membaca yang mutlak harus dimiliki oleh

setiap warga negara agar dapat mengembangkan kemampuanya yang

berkelanjutan. Mulai pembelajaran di SD, siswa diharapkan memperoleh

dasar-dasar kemampuan membaca di samping kemampuan menulis dan

menghitung, serta kemampuan lainnya sehingga siswa dapat menyerap

berbagai pengetahuan yang sebagian besar disampaikan melalui tulisan.

Dengan adanya pembelajaran membaca siswa mampu membaca huruf, suku

kata, kalimat, paragraf dan berbagai teks bacaan serta mengapresisi dan

berekspresi pada sastra melalui kegitan membca hasil sastra berupa dongeng,

cerita anak-anak, cerita rakyat, puisi, dan pantun.

d. Menulis

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif,

karena penulis harus memiliki pengetahuan bahasa yang memadai. Menulis

atau mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks, untuk itu

perlu dilatih secara teratur dan cermat sejak dini. Menurut Zulela (2013:6)
13

pembelajaran menulis di SD terdiri atas dua bagian yakni: 1) Menulis

permulaan diawali dari melatih siswa memegang alat tulis dengan benar,

menarik garis, dan seterusnya. 2) Menulis lanjut dimulai dari menulis kalimat

sesuai gambar, menulis paragraf sederhana, menulis karangan pendek dengan

bantuan berbagai media dengan ejaan yang benar.

Langkah-langkah persiapan menulis pada fase pra penulisan. 1) Menentukan

topik, 2) menentukan maksud dan tujuan penulisan, 3) memperhatikan

sasaran penulisan, 4) mengumpulkan informasi pendukung, 4)

mengorganisasikan ide dan informasi, dan 5) membuat karangka karangan.


2. Fase Penulisan

Pada fase penulisan mengembangka kerangka karangan yang telah dibuat

menjadi suatu karangan yang utuh dalam betuk paragraf-paragraf yang

memenuhi persyaratan dan tulisan harus disesuiakan dengan ejaan yang

1) Semakin mudah, semakin cepat, semakin efisien dalam mentransfer

gagasan ke dalam bentuk simbol-simbol suatu tulisan.

2) Menulis melatih berpikir lebih runtut dan logis.


3) Orang yang terbiasa menulis akan lebih menyukai cara sederhana, agar

pembacanya mudah memahami.

4) Dengan menulis dapat menggali lebih dalam ilmu yang ada.

5) Dengan menulis dapat mengamati sesuatu secara lebih luas.

6) Dengan menulis dapat menggali makna dari sebuah peristiwa.

Manfaat besar dari menulis yaitu dengan menulis otak terus diasah. Diasah

dalam kepekaan dalam perstiwa-pertiwa di sekitar. Diasah dalam hal kejelian


14

melihat sebuah peristiwa yang mungkin biasa terjadi. Diasah untuk mampu

berpikir logis, menemukan hubungan sebab dan akibat. Diasah untuk mampu

melihat pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa sehari-hari.

3. Karangan Diskripsi

Menurut Atmazaki, (2006:88) mengatakan bahwa deskripsi adalah bentuk

tulisan yang melukiskan suatu objek (tempat, benda, dan manusia) pembaca

seolah-olah mencermati, mendengarkan, meraba, merasakan, atau melihat

segala sesuatu yang dideskripsikan. Penulis mengharapkan pembaca melalui

tulisannya dapat melihat, mendegar, mecium, serta kesimpulan yang

disampikan oleh penulis. hal senada juga disampaikan oleh Keraf (2007:17)

dalam Yossy, dkk (2014:16) bependapat bahwa deskripsi adalah suatu bentuk

wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa,

sehingga objek itu seolah-olah berada didepan mata kepala pembaca,

seakanakan pembaca melihat sediri objek itu. Dengan karangan deskripsi

penulis memberikan sebuah bacaan yang membuat pembaca merasakan sendiri

apa

yang ditulis oleh penulis.


a. Ciri-ciri dan Penyusunan Karangan Deskripsi

Adapun ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut:

1. Karangan diskripsi dapat dirasakan sendiri dan merupakan hasil

pengamaatan panca indra.

2. Merupakan pengambaran atau pelukisan sesuatu. Baik objek yang dilihat

secara lasung maupu objek yang tidak secara lasung.

3. Diskripsi disertai dengan satuan rincian objek tertentu


15

Menurut suparno (2007:8) ada tiga pendekatan dalam menulis karangan

deskripsi adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan ekspositoris, yaitu pendekatan dengan memberikan keterangan

sesuai dengan keadaan yang ada dan sebenarnya sehingga pembaca seolah-

olah merasakan objek yang dideskripsikan.

2) Pendekan inpresinistik, merupakan bentuk penggambaran dengan cara

mengolah emosi kita dalam bentuk tulisan kita. Sehingga pembaca dapat

melihatkesan suatu objek. Baik kesan yang baik maupun kesan buruk.

3) Pendekatan menurut sikap pengarang, pndekatan ini sesuai dengan sudaut

pandang penulis beserta arah penagkapan peserta.

Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun karangan diskripsi menurut

Suparno (2007:22):

a. Menentukan hal akan dideskripsikan.

b. Merumuskan tujuan pendeskripsian.

c. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan.


d. Merinci dan sesuai dengan sistematik penulisan dan hal-hal yang

menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan.

Karangan deskripsi merupakan karangan yang berupa fiksi maupun nonfiksi

yang bertujuan memberikan gambaran kepada pembaca berupa ciriciri, sifat,

sehingga pembaca dapat merasakan, melihat apa yang ditulis oleh penulis.

Karangan deskripsi cukup sulit dan memerlukan latihan, strategi pembelajaran

inovatif, media pembelajaran yang menarik dengan tujuan untuk memberikan

pengetahuan dengan kemasan semenarik mungkin. Dengan media yang


16

menarik bisa membuat siswa semangat dalam menulis karangan deskripsi salah

satu contoh media pembelajaran yang bisa diggunakan untuk siswa dalam

menulis karangan deskripsi adalah dengan menggunakan media Bungkus

Makanan (BUMA), media Bungkus Makanan (BUMA) ini dapat membantu

siswa dalam menulis karangan deskripsi karena dengan memberikan sebuah

media yang sudah siswa kenal dan sering mereka temukan akan memudahkan

siswa dalam menulis karangan deskripsi.

4. Penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Pada tahun 2013 pemerintah Indonesia telah mengesahkan kurikulum 2013

namun di SD Muhammadiyah 08 Dau menggunakan dua kurikulum yaitu

kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). untuk

kurikulum 2013 diterapkan pada kelas 1 dan 4, sedangkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) diterapkan pada kelas 2,3,5,6. Menurut Mulyasa

(2006:12), Mulyasa (2009:20) KTSP merupakan strategi pengembangan

kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif,produktif,dan berprestasi .

Tujuan utama KTSP adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah dalam

mengembangkan kompetensi yang akan diampaikan kepada peserta didik ,

sesuai dengan kondisi lingkungan, Joko (2008 : 13).

Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahawa Kurikulum Tingkat

Satuan (KTSP) merupakan kurikulum yang diciptakan untuk menyempurnakan

kurikulum sebelumnya. KTSP juga sebagai kurikulum yang memberdayakan

sekolah dan mengembangkan kompetensi yang ada pada siswa dan sekolah

menjadi wadah untuk mengelola prestasi peserta didik dan menjadikan peserta
17

didik yang berprestasi. Dalam KTSP pembelajaran IPS merupakan

pembelajaran yang memiliki materi-materi yang cukup banyak. Penentuan

materi juga di sesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5. SK dan KD Bahasa Indonesia KTSP Semester II Kelas V Sekolah Dasar

Untuk mengembangkan suatu materi terdapat standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang menjadi landasan untuk mengembangkan materi pokok.

Selanjutnyauntukmerancangkegiatanpembelajarandanpenilaianperlumemperhat

ikanstandar proses dan standar penilaian.

Tabel.2.1. SK dan KD Menulis Kelas V SD Semester I


18

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


1. Mengungkapkan pikiran, 1.1.Menulis karangan
perasaan, informasi, dan berdasarkan pengalaman
pengalaman secara tertulis dengan memperhatikan
dalam bentuk karangan, pilihan kata dan penggunaan
surat undangan, dan dialog ejaan.
tertulis. 1.2.Menulis surat undangan (ulang
tahun, acara agama, kegiatan
sekolah, kenaikan kelas, dll.)
dengan kalimat efektif dan
memperhatikan penggunaan
ejaan.
1.3.Menulis dialog sederhana antara
dua atau tiga tokoh dengan
memperhatikan isi serta
perannya

Tabel. 2.2 SK dan KD Menulis Kelas V Semester II

Setandar Kompetensi Kompetensi Dasar


2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 Meringkas isi buku yang dipilih
perasaan, informasi, dan fakta sendiri dengan memperhatikan
secara tertulis dalam bentuk penggunaan ejaan.
ringkasan, laporan, dan puisi 2.2 Menulis laporan pengamatan
bebas. atau kunjungan berdasarkan
tahapan (catatan, konsep awal,
perbaikan, final) dengan
memperhatikan penggunaan
ejaan.
2.3 Menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat.

Berdasarkan pengamatan di SD Muhammadiyah 08 Dau Kabupaten Malang.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, kelas 5 pada semester I yaitu (SK

1. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis

dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis, dan KD 1.1
19

Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan

kata dan penggunaan ejaan). Untuk materi bahasa Indonesia, menulis

Menulis karangan deskripsi dengan memperhatikan pilihan kata dan ejaan.

6. Materi Menulis Kelas V Sekolah Dasar

1. Menyusun gambar menjadi


sebuah karangan.
2. Menjadikan paragraf -paragraf
Menulis Karangan
menjadi sebuah cerita

Menyusun Gambar menjadi sebuah karangan


N Gambar Deskripsi
20

o
Dalam
gambar 1
menjelask
an sebuah
rumah
yang
dijadikan
sebagai
warnet
tempat
untuk
mengakse
s internet.
Siti sedang
menelpon
dengan
temannya.
21

Gambar 3
menjelaska
n sebuah
satelit yang
berada di
angkasa.

Pak Ali
sedang
menelepon
anaknya
yang
sedang
sekolah di
Surabaya.

Gambar 3.1. Buku Paket Bahasa Indonesia kelas V . Iskandar Sukini (2009:9).
22

Menjadikan Paragraf-Paragraf Menjadi Sebuah Cerita

1. Setelah aku lihat dan pastikan bahwa kakakku sudah tidur nyenyak, diam-

diam aku ke luar rumah untuk menyusul teman-teman di sungai. Sampai di

sungai langsung saja aku mencebur bersama-sama temanteman. Aku

berusaha meniru seperti yang dilakukan teman-temanku.

2. Ketika aku duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Pada waktu liburan kenaikan

kelas, aku berlibur ke rumah kakakku. Jarak rumah kakakku itu tidak

begitu jauh dengan rumahku, kira-kira 1 km. Walaupun begitu, aku lebih

suka menginap di sana karena di samping banyak teman, rumah kakakku

berdekatan dengan sungai yang cukup besar.

3. Siang itu setelah makan, aku diajak teman-teman mandi di sungai. Aku

senang sekali karena seumur-umur aku belum pernah mandi di sungai.

Tetapi jika aku izin, kakakku pasti tidak mengizinkannya. Kakak

menyuruh aku untuk tidur siang. Aku pura-pura menuruti perintahnya.

4. Tidak lama kemudian, aku merasakan seseorang menarik paksa tanganku,

ternyata ada yang menolongku. Aku dibawa naik ke darat, kemudian

tubuhku dijungkir. Dari perutku keluar air banyak sekali. Tidak lama

kemudian aku diajak istirahat di rumah orang yang berada di tepi sungai.

Setelah aku ganti pakaian, aku minum kopi panas. Selanjutnya, aku diantar

pulang ke rumah kakakku. Sejak itu, aku jera dan tidak akan mandi di

sungai lagi.

5. Pada waktu temanku berjalan menuju ke tengah sungai, aku pun

mengikutinya. Tetapi apa yang terjadi, aku langsung tenggelam dan tidak

dapat melawan arus yang deras. Karena aku tidak dapat berenang.
23

Kebetulan sungai sedang banjir. Melihat kejadian itu, teman-teman panik

dan berteriakteriak. Bagaimana kalau tidak tertolong, pasti aku mati

terapung di laut.

7. Media Bungkus Makanan (BUMA)

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latian dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti peraturan atau pengantar. Dalam bahasa

Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima. Hariyono (2014:48) media adalah sebagai segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merasang pikiran, perasaan, dan kemampuan siswa

sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar untuk menambah

informasi baru pada siswa. Munadi (2010:7) mendefinisikan media

pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar

secara efisien dan efektif”.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah sarana untuk

penyampaian pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merasang

pikiran, persaan, perhatian, dan minat peserta didik sehingga proses

pembelajaran terjadi. Teknik, metode, dan sarana prasarana lain termasuk

dukungan lingkungan untuk menciptakan komunikasi untuk penyampaian

pesan pembelajaran dengan berhasil sebagimana yang telah direncanakan oleh

guru.
24

b. Manfaat Penggunaan Media

Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran, yakni untuk

menyampaikan tau menjelaskan hal – hal yang abstrak dan dapat mewakili

guru sebagai alat komunikasi materi pembelajaran. Menurut Arsyad, (2011:25)

mengemukakan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran

di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1. Media pembelajaran memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga

dapat memperlancar dan membangkitkan perhatian siswa dalam proses

belajar mengajar.

2. Media pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa seehingga

menimbulkan intraksi yang lebih langsung anatara siswa dan lingkungan

sekitarnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi indra, ruang dan waktu.

4. Media pembelajaran memberikan pengalaman terhdap siswa tentang

berbagai peristiwa-pristiwa di lingkungan mereka, sehingga terjadi intraksi

secara langsung terhadap guru dan siswa atau kepada masyarakat.

Media pembelajaran sangat berperan penting dalam membantu siswa

dalam penyampaian meteri atau dalam menjelaskan materi saat proses

pembelajaran berlangsung.

c. Jenis-Jenis Media

1. Media audio visual

Media yang menampilkan unsur suara dan gambar. Media audio visual ini

dibagai menjadi dua yaitu:


25

a) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam

seperti gambarseperti filam tanpa suara, filam rangkai suara, cetak suara;

dan

b) Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan

gambar yang bergerak, seperti filam suara dan vidio cassete. Contoh dari

peralatan audio visual adalah slide projector yang dipadukan dengan tape

recorder, televisi, film strip projector, video player, dan DVD player, dan

komputer.

2. Media Visual

Media ini hanya mengandalkan indera pengelihatan. Media visual

menampilakan gambar yang tidak memiliki suara, gambar, foto, lukisan,

dan cetakan. Ada pula media visual ini yang menampilkan gambar yang

dapat bergerak sepeti filam kartun. Unsur


– unsur yang terdapat pada

media visual terdiri atas garis, warna, dan tekstur.

3. Media Auditif

Media auditif hanya mengandalkan kemampuan suara untuk dijadikan

media pembelajaran seperti radio,


cassette recorder
, dan sebagainya.

Media ini tidak cocok untuk anak yang mempunyai kelainan pada

pendengaran.

4. Multimedia

Media yang menampilkan materi pembelajaran dengan teknik yang

memadukan semua keunggulan peralatan media audio dan visual dengan

berbagai teknik penyajian yang memanfaatkan teknologi LCD projector

sebagi peralatan utamanya.


26

Berdasrkan kajian jenis-jenis media pembelajaran pada penelitian ini media

pembelajran yang diberikan kepada siswa adalah termasuk dalam media

visual.

d. Merancang Media yang Baik

Ada banyak cara dalam membuat media pembelajaran yang baik. Cara

yang berbeda-beda ini intinya disesuaikan dengan kebutuhan dalam

kegiatan pembelajaran. Menurut Hariyono (2014:65) langkah-langkah

yang dilakukan dalam membuat media pembelajaran dengan baik adalah

sebagai berikut:

a) Mempelajari tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dengan media

tersebut. Tujuan dan kompetensi ini seperti kurikulum yang berkenan

dangan standar kompetensi, kompetensi dasar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator dan materi pokok pembelajaran.

b) Menentukan media yang akan dibuat atau dikembangkan.

c) Membuat desain media yang akan dibuat sedemikian rupa sehingga

menarik dari segi penampilan dan praktis dalam penggunanya.

d) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

e) Membuat alat sesuai rancangan (desain).

f) Menguji coba alat yang telah dibuat untuk mengetahui hasil media yang

dibuat.

g) Menyempurnakan alat/bagaian komponen media, jika diketahui masih ada

kekurangan. Pada tahap ini, dilakukan penyempurnaan media bila hasil uji

coba ditemukan kekurangan.


27

h) Mengevaluasi media yang telah dibuat. Dari hasil uji coba dilakukan

evaluasi mengenail kelayakan penggunaanya dalam kegitan pembelajaran.

i) Memproduksi media.

j) Menggunkan media dalam kegiatan proses pembelajaran.

Merancang media pembeajaran tidak harus menggunakan bahan-bahan yang

mahal atau dengan cara membeli. Akan tetapi juga dapat memanfaatkan benda-

benda yang tidak terpakai atau dapat menggunakan barang bekas yang tidak

terpakai. Merancang media harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

(1) Sesuai dengan usia anak, (2) keamanan, dalam membuat mediatidak

membahayakan keselamatan anak, (3) mudah, artinya dalam membuat media

pembelajaran tidak menyulitkan peserta didik, (4) awet, artinya dalam

membuat media pembelajaran tidak mudah rusak jika digunakan, (5)

membantu siswa dalam mendapatkan informasi atau pemahaman suatu materi.

Rancangan media yang digunakan dapat berupa alat peraga atau media TIK

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan dipelajari

siswa.

e. Pengertian Media Bungkus Makanan (BUMA)

Media “BUMA” adalah sebuah media yang terbauat dari potonganpotongan

bungkus makanan itu sendiri. Media “ BUMA “ bermanfaat untuk membantu

siswa menulis karangan diskripsi. Dengan menggunakan media Bungkus

makanan (BUMA) siswa bisa menulis karangan deskripsi karena media

Bungkus Makanan (BUMA) ini sangat mudah ditemukan oleh siswa tidak
28

hanya dilingkungan sekolah namun juga dapat ditemukan di lingkungan tempat

tinggal mereka.

f. Desain Media Bungkus Makanan (BUMA)

1. Terbuat dari bekas bungkus makanan yang dibentuk menjadi lembaran-

lembaran seperti buku.

2. Dalam setiap lembar bungkus makanan terdapat kata-kata dan gambar

yang bisa dimanfaatkan oleh siswa dalam membuat karangan deskripsi.

g. Desain Pembelajaran dengan Media BUMA

1. Menentukan tujuan pembelajaran dan sesuai materi pembelajaran.

2. Pemilihan metode, media, dan bahan pembuatan media.

3. Penggunaan media BUMA.

4. Menjelakan tata cara penggunaan media BUMA.

5. Evaluasi

8. Konsep Dasar Kreativitas

Menurut Yuliana (2011:2090) kreativitas adalah suatu kemampuan

individu untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang baru untuk

memecahkan masalah secara fasih, dan fleksibel. Kreativitas juga diartikan

sebagai suatu pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif,

yang mencirikan hasil artistik penemuan ilmiah dan penciptaan baru, walaupun

mungkin orang lain telah memproduksi sebelumnya.

Terlepas dari berbagai definisi yang ada, satu hal yang mendasar dan perlu

diperhatikan yang menjadi titik temu dalam kreativitas, yaitu sebuah


29

kemampuan untuk menciptkan atau menghasilkan sesuatu hasil karya atau

ideide yang sama sekali baru. Kreativitas bukan sekedar hasil berpikir yang

disengaja namun anugrah dari Yang Kuasa kepada siapa saja yang

dikehendaki. Dalam pemaknaan seperti ini, kreativitas merupkan potensi yang

bersifat ilmiah yang dimiliki oleh setiap manusia.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan

data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau sudah dikenal

sebelumnya yaitu semua pengelaman dan pengetahuan yang telah diiperoleh

seseorang selama hidupnya baik itu dilingkungan sekolah, keluarga, dan

masyarakat, Paula (2009:16). Kreativitas dapat diperoleh melalui banyak hal di

sekitar kita, dan setiap orang dapat menuagkan ide dan gagasan-gagasan baru

yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya dan bermanfaat untuk orang

yang menggunkanya.

Dalam perkembangannya, kreativitas bisa tumbuh dan berkembang

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi kreativitas adalah aspek kongnitif dan aspek keperibadian.

Adapun faktor internal yang mempengaruhi kreativitas adalah lingkungan

sekitar. Faktor lingkungan yang paling penting adalah lingkungan yang

memberikan dukungan berupa kebebasan bagi individu yang menghargai

kreativitasnya.

Kreativitas memang harusnya dilatih dan diberdayakan secara optimal. Tidak

mungkin seseorang hanya berdiam diri saja daya inget merka akan berkembang

dengan sendirinya. Apabila kreativitasnya ingin berkembang maka harus


30

tanggap, mengambil langkah-langkah progresif, dan mencari berbagai peluang

bagi perkembangan kreativitasnya. Melihat kondisi seperti ini, pengembangan

kreativitas penting untuk ditumbuh kemangkan sejak usia dini. Dengan

perkembanganya daya kreativitas seseorang maka dia mudah untuk

pengaktualisasikan diri secara optimal.

Ciri-ciri kreatif yang dapat ditunjukan dalam diri seseorang kurang lebih

meliputi: kelancaran, kelenturan, atau keluwasan, dan yang orisinalitas dalam

berfikir. Kreativitas merupakan salah satu faktor yang ada pada setiap individu

yang berkembang secara berkesinambungan, sehingga guru perlu untuk

memperhatikan bagaimana cara untuk meningkatkan dan mengembangkan

kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.

Setiap siswa pada dasarnya memiliki kreativitas, namun hal ini sering tidak

dihiraukan dalam proses pembelajaran sehingga mengakibatkan terpendamnya

kreativitas dalam prilaku siswa yang cendrung pendiam. Siswa tidak diminta

untuk menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Untuk itu perlu bagi

seseorang pendidik menggunakan suatu media yang tepat untuk

membangkitkan kreativitas dalam diri peserta didik.

Kreativitas menjadikan seseorang memiliki daya pencipta, penemuan,

semangat dan berbagai nilai-nilai inofasi lainnya. Pada titik inilah daya inovasi

dan kreativitas sesungguhnya sebuah rangkaian. Seperti pendapat Yuliana

(2011:2090) kreativitas adalah suatu kemampuan individu untuk menghasilkan

ide-ide atau gagasan-gagasan yang baru untuk memecahkan masalah secara

fasih, dan fleksibel. Semakin banyak siswa yang mampu mengembangkan


31

kreativitasnya maka semakin banyak inovasi yang dilakukan. Kunci agar

kreativitas anak dapat berkembang adalah dengan komunikasi yang baik.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan tentang

Meningkatkan kreativitas menulis karangan deskripsi menggunakan media

BUMA siswa kelas V SD Muhammadiyah 08 Dau Kabupaten Malang yang

memperkuat penelitian melakukan penelitian tindakan serupa. Adapun hasil

penelitian tersebutt antara lain sebagai berikut:

1. Purnomo Eko Bambang (2015). “ Penigkatan Kreativitas dan Hasil Belajar

IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TPS Pada Konsep Cahaya

Kelas VIII B Semester 2 SMPN 1 Jambu Tahun Pelajaran 2012/2013.

Pada jurnal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan kreativitas dan

hasil belajar IPA. Model Kooperatif TPS sangat berperan penting dalam

pembelajaran IPA dan peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah

sama-sama bertujuan menigkatkan kreativitas siswa. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah terletak pada penggunaan

alat untuk menigkatkan kreativitas siswa, penelitian ini menggunakan

model pembelajaran Kooperatif sedangkan penelitian yang saya lakukan

menggunakan media pembelajaran yaitu media Bungkus Makanan

(BUMA)
2. Mahmud Ali (2008), “Tinjauan Kreativitas Dalam Pembelajaran

matematika”. Pada jurnal ini menunjukan bahwa dengan pembelajaran


32

matematika dapat menumbuhkan kreativitas siswa dengan menggunakan

soal terbuka. Soal terbuka sangat berperan penting dalam pembelajaran

matematika dan perlu dibudayakan, sehingga dapat memperoleh hasil

maksimal, yakni meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran

matematika. Adapun persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian

yang saya lakukan adalah terletak pada tujuan penelitian yaitu sama-sama

bertujuan untuk menigkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah

terletak pada penggunaan alat yang akan digunakan. Penelitian ini

menggunakan soal terbuka yang diberikan kepada siswa dalam mata

pelajaran Matematika, sedangkan pada penelitan yang saya lakukan adalah

dengan menggunakan media yaitu media Bungkus Makanan (BUMA).

Berdasarkan kedua jurnal yang relevan ini adapun persamaan dan

perbedaan dengan penelitian ini.Kesamaan dengan peneliti saat ini yakni,

sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan tulisan karangan

siswa di terapkan untuk siswa Sekolah Dasar dan jenis Penelitian Tindakan

Kelas. Namun ketidaksamaan dengan penelitian saat ini yakni, menggunakan

cara yang berbeda pada penelitian yang pertama lebih menekankan pada

kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika sedangkan pada penelitian

yang kedua menggunakan teknik menulis cepat dalam menulis karangan

deskripsi. Dengan demikian penelitian yang relevan ini dapat di gunakan

sebagai acuan untuk penelitian ” Meningkatkan kreativitas menulis karangan

deskripsi menggunakan media “BUMA” siswa kelas V SD Muhammadiyah

08 Dau Malang.
33

C. Kerangka Pikir

1. Kurangnya minat siswa sehingga


Kondisi kelas dan mempengaruhi kuragnya krativitas siswa
Analisis Masalah dalam menulis karangan diskripsi.
Pembelajaran Bahasa 2. Guru masihmenggunakan LKS sebagai media
Indonesia pembelajaran.

Tindakan Menyusun rencana pelaksanaan


pembelajaran

Penggunaan Media “BUMA”


padamenulis karangan
diskripsi.
 Menjelaskan materi Pelaksanaanpembelajaran
 Menyiapkan media
 Menyiapkan LKS
 Pembahasan Refleksi, Penyusunan
Evaluasi Program

Observasi dan Tindakan

Kondisi Akhir

Kreativitas siswa semakin terasah


dengan adanya hasil
karya siswa dalam menulis karangan diskripsi

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan menganalisis masalah

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Terdapat masalah dalam

kreativitas menulis karangan diskripsi pembalajaran bahasa Indonesia di kelas V


34

di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang. Tindakan yang dilakukan adalah dengan

menggunakan media “BUMA”. Media “BUMA” adalah media yang terbuat dari

bekas bungkus makanan yang berbagai bentuk dan berasal dari merek yang

berbeda-beda dan bisa dimanfaatkan siswa untuk menulis karangan deskripsi.

Media “BUMA” ini diharapkan mampu menarik minat siswa dalam

mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis khususnya dalam menulis

karangan de
skripsi. Media “BUMA” ini dapat digunakan dalam pembelajaran

kelompok dan individu. Media “BUMA” ini dapat membangitkan minat siswa

sehingga kreativitas siswa dalam menulis karangan deskripsi. Penelitian ini akan

dilakuan sampai kreativitas siswa terasah dan menghasilkan berupa sebuah hasil

karya karangan.

Anda mungkin juga menyukai