Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA PEMULA DIKELAS AWAl.

Muhammad Fikri Aminullah mahasiswa program studi Hukum Tata Negara


Institut Agama Islam Negeri Jember
Aminullahfikri60@gmail.com

Abstrak

Pelajaran Membaca sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan karena terkesan
hanya mengcatat materi dan jarang dipraktikkan. Keluhan tentang prestasi belajar khususnya mata
pelajaran bahasa Indonesia, tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang
bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca siswa, sehingga
menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kebiasaan Membaca Pada
Siswa.Metode yang digunakan adalah korelasional dengan 3 teknik penelitian, yaitu Teknik angket
dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kebiasaan membaca, tekstes untuk mengukur
kemampuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, dan teknik analisis data
dimaksudkan untuk mengukur pengaruh variabel kebiasaan membaca terhadap prestasi siswa. Dari
tiga teknik ini biasanya biasa di pakai pada guru umum sekolah lainnya untuk mengukur kemampuan
pada siswa membaca.Meskipun membaca merupakan suatu kemampuan yang sangat dibutuhkan,
tetapi ternyata tidak mudah untuk menjelaskan hakikat membaca. mengemukakan bahwa membaca
bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi
dan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian, membaca pada hakikatnya merupakan suatu
bentuk komunikasi tulis hal ini menunjukan bahawa kebiasaan membaca amatlah penting dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar khususnya pada siswa dalam belajar siswa harus menguasai
ketelitian dalam melihat huruf-huruf atau abjadnya dengan teliti. Pertama adalah temuan tentang
metode dalam pembelajaran membaca permulaan yaitu: 1) metode bunyi; 2) metode abjad; 3)metode
suku kata; 3)metode kata lembaga; kedua adalah temuan tentang metode dalam pembelajaran
menulis permulaan yaitu: 1)metode struktural analitik sintetik (SAS), 2)metode kupas rangkai suku
kata (KRSK), dan 3)metode abjad.
Kemampuan berbicara  merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai oleh seorang guru. Jika
seorang guru menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, maka guru harus memberi contoh
berbicara yang baik. Guru di samping harus menguasai teori berbicara juga terampil berbicara dalam
kehidupan nyata. Guru yang baik juga harus dapat mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya 
dalam bahasa lisan yang baik. Sebagai bahan bacaan utama, buku yang bermutu menjadi sarana
belajar yang paling berpengaruh. Seperti dicatat Ensiklopedia Indonesia. Buku ialah alat komunikasi
berjangka waktu panjang dan mungkin sarana komunikasi yang paling berpengaruh pada
perkembangan kebudayaan dan peradaban umat manusia.

Rendahnya minat membaca siswa sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan waktu
luangnya untuk menonton tv dibanding untuk membaca. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia lebih menyukai menonton dibanding membaca oleh beberapa hal diantaranya
mahalnya harga buku dan terbatasnya fasilitas perpustakaan yang menyebabkan membaca tidak lagi
sebagai sarana pembelajaran dan hiburan bagi masyarakat Indonesia, Masyarakat Indonesia lebih
memilih membeli televisi dibanding membeli buku. Masalahnya, iklan akan banyak berdatangan jika
televisi itu memformat acara hiburan dalam prosentase yang besar dibanding dengan format acara lain
seperti informasi atau pendidikan. Saat ini, televisi-televisi tersebut sudah banyak yang menyajikan
hiburan (film, sinetron, kuis, telenovela). Tujuannya sangat jelas, agar mendapatkan keuntungan dari
dari iklan

Aktivitas membaca akan menjadi kebiasaan jika seseorang menganggap bahwa membaca
bukan hanya kebutuhan yang ketika butuh mereka baru membaca. tetapi orang tersebut membaca
karena kebutuhan pribadi yang harus terpenuhi sehingga kebiasaan membaca terangsang dengan
sendirinya jika situasa seperti waktu, tempat, dan jenis bacaan terpenuhi. Membentuk kebiasaan
membaca yang efisien memakan waktu yang relatif lama. Selain waktu, faktor keinginan dan kemauan
serta motivasi perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus diperkuat oleh motivasi. Selain itu
faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan tidak mendorong, dan bahkan menghambat
kebiasaan sukar, atau bahkan tidak akan terbentuk. Oleh karena itu, usaha-usaha pembentukan
hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak. Pada masa anak-
anak, usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira
umur dua tahun, yaitu sesudah anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang
dikatakan dan berbicara)
Kata Kunci: pembelajaran membaca dan menulis permulaan, penelitian kualitatif

Pendahuluan

Pengertian membaca adalah suatu interpretasi simbol–simbol tertulis atau membaca


adalah menangkap makna dari serangkaian simbol–simbol1.bahwa membaca adalah
keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang–lambang grafis
dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam – diam atau
pengujaran keras – keras.
Membaca adalah salah satu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau
bahasa lisan. Sehingga membaca dapat diartikan sebagai mengidentifikasi simbol–simbol dan
mengasosiakannya dengan makna.bahwa membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang
tertulis.
Mengungkapkan bahwa membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata–kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta
dengan ketertarikan pembaca melalui kesimpulan mengenai maksud jawaban. Membaca dalam
etimologi adalah mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang–lambang bahan tulis
yang dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa, kalimat dan seterusnya 2.
Membaca merupakan rangkaian huruf–huruf yang dibunyikan sehingga memiliki makna.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu
aktifitas membunyikan rangkaian lambang–lambang berupa huruf yang dihubungkan menjadi
kata yang memiliki suatu makna tersendiri.
Setiap manusia memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain; salah satu
alat atau cara berkomunikasi adalah berbicara. Berbicara adalah pengungkapan gagasan
melalui ungkapan verbal.dinyatakan bahwa berbicara adalah berkata, bercakap dan berbahasa
melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan dan sebagainya atau berunding.berpendapat

1
Hadinur 1993; Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.
2
A.Kholid H dan Lilis S 1997 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia A. Harras, Kholid dan Sulistianingsih, Lilis. 1998.
Membaca 1. Jakarta: Universitas Terbuka
bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara disebut  sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan yang disusun
dan dikembangkan sesuai dengan  kebutuhan si pembica tersebut.Pada hakikatnya berbicara
merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang  dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian
nada, tekanan, dan penjedaan.
Kemampuan berbicara  merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai oleh seorang
guru. Jika seorang guru menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, maka guru harus
memberi contoh berbicara yang baik. Guru di samping harus menguasai teori berbicara juga
terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru yang baik juga harus dapat mengekspresikan
pengetahuan yang dikuasainya  dalam bahasa lisan yang baik.

Kajian Teori

1. Membaca
Membaca berarti memahami bahasa tulisan yang disampaikan oleh penulis atau memahami
makna suatu tulisan. Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan memahami dan
menggali informasi yang disampaikan oleh penulis melalui buku atau media tulisan. Media yang
digunakan bisa berbagai macam bentuk diantaranya adalah majalah, koran atau novel. Bacaan
mencakup dua hal diantaranya bacaan yang mengandung suatu bidang ilmu tertentu dan bacaan
yang mengandung konten hiburan seperti novel.
Dalam kaitan nya dengan hal tersebut, media apapun yang digunakan untuk membaca pasti
akan mendatangkan manfaat positif. Bila seseorang memanfaatkan hal tersebut (membaca novel
atau cerpen) tentu ia akan mendapatkan sesuatu yang positif. Seperti seorang penulis, patinya
dengan membaca novel dan cerpen ia akan mendapatkan inspirasi, ide dari apa yang ia baca.
Terlebih dalam membaca buku (bukan novel dan cerpen) sangat sedikit sekali orang-orang yang
suka membaca buku. Paling dia membaca buku hanya ketika ia butuh saja. Contoh ketika ada
tugas membuat makalah. Maka bukulah menjadi referensi nantinya, tanpa buku pasti akan mencari
di internet. Mayoritas dari orang memang hanya mau membaca ketika ada anjuran saja, mungkin
hanya sedikit yang membaca dari kemauannya sendiri dan ke tidak ada kerjaannya.
Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca
tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas
pengetahuan tentang banyak hal mengenai kehidupan. Membaca akan meningkatkan kemampuan
memahami kata dan meningkatkan kemampuan berpikir, meningkatkan kreatifitas dan juga
berkenalan dengan gagasan-gagasan baru. Membaca adalah sebuah kegiatan yang ringan dan
sederhana karena dengan membaca akan memiliki banyak manfaat. 3 menyebutkan manfaat
membaca adalah sebagai berikut : a) Meningkatkan kadar intelektual. b) Memperoleh berbagai
pengetahuan hidup. c) Memiliki cara pandang dan pola pikir yang luas. d) Memperkaya
perbendaharaan kata. e) Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia. f)
Meningkatkan keimanan. g) Mendapatkan hiburan.

Ngalim Purwanto (1997: 27) mengungkapkan ada faedah dan nilai membaca yaitu sebagai
berikut: a) Di sekolah, membaca itu mengambil tempat atau berpeluang sebagai pendorong bagi
seluruh mata pelajaran. b) Mempunyai nilai praktis Bagi perorangan, untuk mengunggulkan
membaca itu dan merupakan alat untuk penambah pengetahuan.

Suatu masyarakat maju karena ditunjang budaya baca yang juga tinggi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak mungkin didapat tanpa melalui bacaan. Transfer ilmu juga didapat dari membaca.
Bukan hanya dari bahan bacaan yang tercetak, melainkan juga melalui media elektronik. Karena
itu, budaya membaca perlu ditumbuh dan dikembangkan bukan hanya anak dini yang ketika anak
itu memasuki usia sekolah, melainkan juga sejak masih dalam kandungan.

Selain itu, dengan membaca orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya. Melalui bacaan,
seeorang berkesempatan melakukan melakukan refleksi dan meditasi, sehingga budaya baca lebih
berarah kepada budaya intelektual daripada budaya hiburan yang dangkal. Karena itu, para pakar
menyimpulkan, untuk membangun masyarakat yang beradab dan maju, maka budaya baca perlu
ditumbuhkan. Hal inilah yang mendasari mengapa budaya baca terus menerus dikumandangkan
baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat, pendidik, hingga orang
yang peduli pada kemajuan peradaban umat manusia.

3
R.Masri Sareb Putra, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini (Indonesia: PT Macanan Jaya,2008)
Sebagai bahan bacaan utama, buku yang bermutu menjadi sarana belajar yang paling
berpengaruh. Seperti dicatat Ensiklopedia Indonesia. Buku ialah alat komunikasi berjangka waktu
panjang dan mungkin sarana komunikasi yang paling berpengaruh pada perkembangan
kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam buku dipusatkan dan dikumpulkan hasil
pemikiran dan pengalaman manusia dari pada sarana komunikasi lainnya. Sebagai alat pendidikan,
buku berpengaruh pada anak didik dari pada sarana-sarana media lainnya .4
Masalahnya adalah di samping tingkat melek huruf (literacy) yang masih rendah, mahalnya
harga buku, juga tidak adanya dorongan pemerintah. Pemerintah lebih suka menginventasikan
uangnya pada bidang yang menyangkut kebutuhan sehari-hari, entah ekonomi atau politik. Padahal
investasi pada peningkatan budaya baca menjadi sangat penting untuk masa depan bangsa itu
sendiri.
2. Pengaruh Kebiasaan Membaca
Kebiasaan membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara otomatis, mekanis
dengan sengaja atau terencana dan teratur atau berulang-ulang dalam rangka memahami,
menafsirkan, dan memaknai isi suatu bacaan. Kebiasaan membaca yang dibahas dalam penelitian
ini adalah kegiatan membaca siswa dengan indikator frekuensi membaca, jenis buku bacaan,
jumlah buku yang dibaca dalam waktu tertentu, dan keseringan mengunjungi perpustakaan
sekolah.
Membentuk kebiasaan membaca yang efisien memakan waktu yang relatif lama. Selain waktu,
faktor keinginan dan kemauan serta motivasi perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus
diperkuat oleh motivasi dirinya sendiri. Selain itu faktor lingkungan juga berperan. Jika
lingkungan tidak mendorong, dan bahkan menghambat maka kebiasaan sukar, atau bahkan tidak
akan terbentuk. Oleh karena itu, usaha-usaha pembentukan hendaklah dimulai sedini mungkin
dalam kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam
arti peletakkan pondasi minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu
sesudah anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan berbicara)
Apabila suatu kegiatan membaca, baik yang bersifat fisik maupun mental, telah mendarah
daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan.
Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu
adalah proses perkembangan yang memakan waktu relatif lama. bahwasannya kebiasaan membaca

4
Ensiklopedia Indonesia, 538-539.
adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi
kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu
masyarakat).Kebiasaan membaca akhirnya akan menimbulkan kegemaran membaca5.
Dalam mengungkap kebiasaan membaca, Utami Munandar mengungkapkan konsep kebiasaan
membaca menjadi dua belas aspek, kedua belas aspek itu dapat dipergunakan untuk memperoleh
data yangberkaitan dengan kebiasaan membaca,yaitu kesenangan membaca, jenis buku bacaan,
jumlah buku yang dibaca dalam waktu tertentu, asal buku bacaan yang diperoleh ,tingkat
keseringan mengunjungi perpustakaan,macam-macam buku yang disenangi, frekuensi membaca,
hal berlangganan mejalah, jenis majalah,,bagian surat kabar yang disenangi pembaca
Rendahnya minat membaca masyarakat, erat hubungannya dengan tingkat pendidikan di
negara tersebut. Orang tua mempunyai peran untuk memberikan contoh kepada anak-anaknya
dirumah. Dengan menyediakan waktu dan perhatian kepada anak-anaknya, maka orang tua dapat
menumbuhkan minat baca anak. Anak-anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak
kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan
mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.
Rendahnya minat membaca siswa sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan waktu
luangnya untuk menonton tv dibanding untuk membaca. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia lebih menyukai menonton dibanding membaca oleh beberapa hal
diantaranya mahalnya harga buku dan terbatasnya fasilitas perpustakaan yang menyebabkan
membaca tidak lagi sebagai sarana pembelajaran dan hiburan bagi masyarakat Indonesia,
Masyarakat Indonesia lebih memilih membeli televisi dibanding membeli buku. Perkembangan
televisi tersebut bisa jadi akan mengalami peningkatan di tahun-tahun mendatang, atau mengalami
penurunan karena kalah bersaing satu sama lain.
Masing-masing televisi itu akan berusaha mendapatkan laba sebanyak mungkin, itu sudah
jelas.Masalahnya, iklan akan banyak berdatangan jika televisi itu memformat acara hiburan dalam
prosentase yang besar dibanding dengan format acara lain seperti informasi atau pendidikan. Saat
ini, televisi-televisi tersebut sudah banyak yang menyajikan hiburan (film, sinetron, kuis,
telenovela). Tujuannya sangat jelas, agar mendapatkan keuntungan dari dari iklan.
Aktivitas membaca akan menjadi kebiasaan jika seseorang menganggap bahwa membaca
bukan hanya kebutuhan yang ketika butuh mereka baru membaca. tetapi orang tersebut membaca
Muallihah Nur Eka,Usmaedi, Pengaruh Kebiasaan membaca Terhadap Prestasi, STKIP Setia Budhi Rangkasbitung,
5

Vol.4 No.1,Maret 2018, Hal.8. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/article/view/2459/2356


karena kebutuhan pribadi yang harus terpenuhi sehingga kebiasaan membaca terangsang dengan
sendirinya jika situasa seperti waktu, tempat, dan jenis bacaan terpenuhi.

Gambaran Umum Tentang Belajar Membaca


Pembahasan tentang belajar membaca sangat diperlukan karna dalam kehidupan sehari-hari
sering ditemukan adanya penggunaan istilah tersebut secara keliru. banyak orang, akan sulit pula
menentukan jumlah anak yang kesulitan untuk belajar membaca sehingga pada gilirannya juga sulit
untuk membuat kebijakan pendidikan bagi mereka. Kesulitan belajar membaca khususnya adalah
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan
penggunaan bahasa ujaran dan tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam
bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, dan berhitung.
Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia,
dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema
belajar membaca yang penyebab utamannya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan,
pendengaran, atau motorik. Kesulitan belajar membaca menunjukkan sekelompok kesulitan dalam
hal kemahiran dan peggunaan kemampuan mendegarkan, bercakap-cakap membaca, menulis,
menalar, atau kemampuan dalam bidang study.
Dalam kegiatan membaca terjadi proses pengolahan informasi yang terdiri atas informasi
visual dan informasi nonvisual (Smith, 1985). Informasi visual, merupakan informasi yang dapat
diperoleh melalui indra penglihatan, sedangkan informasi nonvisual merupakan informasi yang
sudah ada dalam benak pembaca. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari
teks yang dibaca untuk memperoleh makna Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi
sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Dengan demikian, anak sejak awal
SD perlu memperoleh latihan membaca dengan baik khususnya penerapan wajib baca di sekolah.
Hal ini akan menumbuhkan budaya baca serta kebiasaan membaca di sekolah.
Apabila suatu kegiatan membaca, baik yang bersifat fisik maupun mental, telah mendarah
daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan.
Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu
adalah proses perkembangan yang memakan waktu relatif lama. bahwa kebiasaan membaca adalah
kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi kemasyarakatan,
kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu masyarakat). Kebiasaan
membaca akhirnya akan menimbulkan kegemaran membaca.
Menyimpulkan bacaan adalah menyarikan apa yang telah dibaca. Dalam menyimpulkan
bacaan tentu melalui proses pemahaman. Dengan kata lain bahwa keterampilan menyimpulkan isi
bacaan merupakan kegaiatan meresum atau meringkas beberapa pernyataan yang terdapat dalam
sebuah bacaan. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami
berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu suatu kesimpulan.
Jadi, simpulan merupakan sebuah proses berfikir yang memberdayakan pengetahuannya
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
Membentuk kebiasaan membaca yang efisien memakan waktu yang relatif lama. Selain waktu,
faktor keinginan dan kemauan serta motivasi perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus
diperkuat oleh motivasi. Selain itu faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan tidak
mendorong, dan bahkan menghambat kebiasaan sukar, atau bahkan tidak akan terbentuk. Oleh
karena itu, usaha-usaha pembentukan hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu
sejak masa anak-anak. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi
minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah anak mulai dapat
mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan berbicara).
Membaca merupakan kemampuan yang harus dimiiki oleh semua anak karna melalui membaca
anak dapat belajar banyak tentang berbagai bidang ilmu. Oleh karna itu, membaca merupakan
keterampilan yang harus diajarkan sejak anak masuk pada sekolah dasar atau SD dan kesulitan
belajar membaca harus secepatnya diatasi. Karna pada zaman era globalisasi ini media non cetak
(televisi, handphone, dan media-media sosial lainnya) telah banyak meggantikan media cetak
(buku), didalam kemampuan membaca masih memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia modern.6 Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi.
Meskipun membaca merupakan suatu kemampuan yang sangat dibutuhkan, tetapi ternyata
tidak mudah untuk menjelaskan hakikat membaca. mengemukakan bahwa membaca bukan hanya
mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan
memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian, membaca pada hakikatnya merupakan suatu
bentuk komunikasi tulis.

6
Abdurrahman mulyono, Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, (Jakarta,1999), hal.199
Untuk itu perlu ditumbuhkan pada siswa motivasi untuk belajar, karena motivasi belajar yang
dimiliki sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh. Motivasi adalah salah satu unsur
terpenting dalam pengajaran yang efektif. Siswa yang ingin belajar dapat belajar tentang apapun itu
pembahasanya. Untuk itu sebagai guru harus memiliki kemampuan dalam memotivasi siswa.
Strategi kelas atau pengelolaan kelas dapat digunakan untuk mengoptimalkan motivasi siswa.
Dalam motivasi belajar membaca terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan
siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar.
Disamping itu, keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut
bersemangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikan dengan siswa
yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar
Membaca permulaan menurut Slamet Hasanudin mempunyai kedudukan yang sangat penting,
keterampilan membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca ke
depannya untuk bisa membaca dengan cemat dan cepat. Sebagai keterampilan yang mendasari
keterampilan berikutnya maka keterampilan membaca permulaan benar-benar memerlukan
perhatian guru. sebab jika dasar itu tidak kuat untuk anak khususnya, pada tahap membaca
permulaan anak akan mengalami kesulitan atau pemahaman untuk dapat memiliki keterampilan
membaca permulaan yang memadai.
Meskipun membaca merupakan kemampuan dasar akademis yang penting, ternyata cukup
banyak siswa sekolah dasar di Indonesia yang belum menguasainya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa sekolah di tingkat sekolah dasar saat ini memiliki
kecenderungan rendah karna kemalasan pada anak-anak terletak pada era modern yang memiliki
kebiasan untuk membaca menggunakan diberbagai media non cetak.
Membaca merupakan hal yang sangat penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan,
apalagi bagi seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di universitas atau perguruan
tinggi. Pepatah juga mengatakan “jika kita ingin mngetahui seluas-luasnya tentang dunia maka
perbanyaklah membaca” ada juga yang mengatakan bahwa membaca adalah kunci dalam
kesuksesan. Hal tersebut menunjukan bahwa membaca merupakan hal yang sangat bermanfaat dan
berguna agar menambah wawasan dan pengetahuan yang tinggi.

Terlebih dalam membaca buku (bukan novel dan cerpen) sangat sedikit sekali orang-orang
yang suka membaca buku. Paling dia membaca buku hanya ketika ia membutuhkan saja dalam
menghibur dengan membaca novel atau majalah. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, media
apapun yang digunakan untuk membaca pasti akan mendatangkan manfaat positif. Bila seseorang
memanfaatkan hal tersebut membaca novel, cerpen dan majalah. tentu ia akan mendapatkan sesuatu
yang positif darinya. Media yang biasa digunakan dari berbagai macam bentuk diantaranya adalah
majalah, koran atau novel. Bacaan mencakup dua hal diantaranya bacaan yang mengandung suatu
bidang ilmu tertentu dan bacaan yang mengandung konten hiburan seperti novel.
Dalam kaitan nya dengan hal tersebut, dalam media apapun yang diperuntukan untuk membaca
pasti akan mendatangkan hal yang positif. Bila seseorang memanfaatkan hal tersebut membaca
novel atau cerpen tentu ia akan mendapatkan sesuatu hal yang positif untuk dirinya. Seperti seorang
karya penulis, patinya dengan membaca novel dan cerpen ia akan mendapatkan inspirasi, ide dari
apa yang ia baca. Terlebih dalam membaca buku novel dan cerpen sangat sedikit sekali orang-orang
yang suka membaca buku. Paling dia membaca karna adanya sosial media pada era modern ini.
Contoh ketika ada tugas membuat makalah dari guru yang diunggah ke sosial medianya. Maka
bukulah menjadi referensi nantinya, tanpa buku pasti akan mencari di internet. Mayoritas dari orang
memang hanya mau membaca ketika ada anjuran saja, mungkin hanya sedikit yang membaca dari
kemauan nya sendiri.
Dengan membaca, seseorang akan mengarahkan pandangannya keluar dengan ide-idenya.
Membaca dapat membuka mata dan pikiran seseorang. Ternyata, di luar sana dunia sangatlah luas
untuk ditanyakan seseorang. Semakin mata tercekik dengan membaca, semakin seseorang merasa
belum melihat banyak. Sebab ia belum paham apa yang ia dilihatnya barulah sebatas sudut pandang
(perspektif) nya sendiri. Oleh karena itu membaca dapat mengubah bukan hanya sudut pandang
atau mind set seeorang, tapi juga bisa mengubah dirinya hidup berfikir secara total. 7 bahwa masih
terdapat banyak siswa yang tidak mampu membaca secara benar. Dan ini menggambarkan suatu
bahan bacaan tetapi tidak mampu memahami isi bacaan tersebut. Kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan yang rendah dapat menjadikan siswa kurang mampu untuk merangkum
materi yang ada di buku untuk kemudian disimpulkan.
Kebanyakan orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan diwujudkannya dalam
kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Bahan bacaan yang dibaca meliputi surat kabar, majalah, buku pelajaran, buku pengetahuan di luar
buku pelajaran, dan buku cerita.

7
R.masri sareb putra, menumbuhkan minat baca sejak dini (Indonesia: PT macanan jaya, 2008)
Ada lima tahap perkembangan membaca, yaitu kesiapan membaca, membaca permulaan,
keterampilan dalam membaca cepat, membaca luas dan membaca yang sesungguhnya. Vincent
Greannary yang dikutip oleh World Bank dalam sebuah Laporan Pendidikan “Education in
Indonesia From Cricis to Recovery“ tahun 1998 melakukan studi tentang kemampuan membaca
anak-anak Sekolah dasar. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak-
anak Sekolah Dasar di Indonesia menempati kedudukan paling akhir setelah Filipina, Thailand,
Singapura, dan Hongkong. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, terlihat bahwa kemampuan
membaca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Indonesia memiliki tingkat kemalasan pada
anak-anak itu sangatlah banyak dari berbagai macam Negara lainnya.
Dari banyaknya timbul minat terhadap suatu objek ditandai dengan adanya rasa senang atau
tertarik. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang
lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tapi juga dapat di implementasikan melalui
partisipasi aktif dalam suatu kegiatan membaca. Salah satu bukti rendahnya minat membaca siswa
dalam membaca dapat dilihat dari jumlah anak yang mengunjungi perpustakaan sekolah.
Jadi kebiasaan belajar membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
sehingga terbentuk kebiasaan dan membaca secara teratur setiap harinya. Dengan terbentuknya
kebiasaan seseorang mendapatkan banyak ilmu dan berpengetahuan luas, banyak ilmu serta dengan
kebiasaan membaca bisa meningkatkan prestasi yang bagus untuk diraihnya. Membaca juga
berpengaruh terhadap minat dan selera, tanpa adanya selera dan minat membaca, seseorang tidak
mau membaca apalagi menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Minat disertai dengan ketertarikan
dan kesenangan, kemudian diteruskan menjadi kebiasaan.

Buku juga menjadi sarana pencerdasan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan medium
pendidikan yang andal. Banyak orang menjadi pintar dan kaya karena membaca buku. Oleh karena
itu reading habit (kebiasaan membaca) haruslah ditanamkan pada anak sejak dini. Malah beberapa
pakar mengajukan, kebiasaan membaca sudah bisa ditanamkan sejak si jabang bayi masih dalam
kandungan ibunya

Suatu masyarakat maju karena ditunjang budaya baca yang juga tinggi. Ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak mungkin didapat tanpa melalui bacaan. Transfer ilmu juga didapat dari
membaca. Bukan hanya dari bahan bacaan yang tercetak, melainkan juga melalui media elektronik.
Karena itu, budaya membaca perlu ditumbuh kembangkan bukan hanya anak ketika anak memasuki
usia sekolah, melainkan juga sejak masih dalam kandungan.

Faktor Yang Menyebabkan Kebiasaan dalam Membaca

Kebiasaan dalam membaca merupakan budaya yang menjadi komponen penting dalam
membangun literasi dalam dunia pendidikan. Kebiasaan dalam membaca menurut Tambupolon
adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri sesorang.8 Dari beberapa faktor
yang menyebabkan kebiasan dalam membaca buku rutin didalam sekolah maupun di luar sekolah
yaitu meningkatkan kemampuan konsentrasi, ketika kamu membaca buku secara tidak langsung
otak kita akan terstimulasi untuk berfikir secara sistematis agar maksud isi ataupun pesan yang
terkandung dalam buku tersebut dapat kamu pahami di dalam otak, kebiasaan berfikir secara
sistematis inilah yang membuat secara otomatis juga bias melatih dan membiasakan otak untuk
berkonsentrasi diri dalam mempelajari atau mengerjakan sesuatu.

Dari sumber inspirasi memasuki dunia sekolah di tingkat SD, banyak tugas yang menuntut
kreativitas serta pemahaman yang baik akan berbagai pengetahuan umum. Dari memperluas
pengetahuan umum bisa juga untuk memperluas wawasan berbeda dengan aktivitas belajar kita
yang masih bisa dibimbing oleh guru setiap mata pelajaran. Aktivitas membaca dilakukan untuk
mendapatkan dan memperoses informasi hingga mengendap menjadi sebuah pengetahuan.9

Kebiasan dalam membaca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca
yang dilakuakan secara teratur dan berkelanjutan. Adapun istilah kebiasaan dalam membaca yang
dimaksud penulis disini yaitu tindakan membaca yang dilakukan siswa tingkat sekolah dasar secara
teratur melalu media cetak. Diartikannya sebagai suatu yang biasa dikerjakan antara pola untuk
melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang
dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama.

Kebiasaan dalam membaca tidak bisa berkembang tanpa koneksi yang dapat menimbulkan
selera untuk membaca serta minat dan kebiasaan membaca. Antara koleksi dan kebiasaan
membaca sangat mempengaruhi. Koleksi dapat berkembang karna minat dan kebiasaan membaca

8
Tambupolon, Kemampuan membaca: Teknik membaca efektif dan efisien dalam fitri melati sopyani, hubungan kebiasaan
membaca dengan kreativitas pada siswa kelas VIII MTs surya buana malang, Skripsi, (Malang: UIN Maulana Malik
Ibrahim,2004)
9
Listiyanto Ahmad, Speed Reading, (Jogjakarta: A‘Plus Book,2010), Hal. 146.
yang ditandai dengan banyaknya permintaan bahan pustaka dari para pencari informasi, sebaliknya
kebiasaan membaca tercipta karna ketersediaan koleksi bacaan untuk membaca.

Kebiasaan membaca bisa dilihat dari parameter. Keempat parameter tersebut adalah frekuensi
respon membaca buku atau materi perpustakaan lainnya dalam kurung waktu tertentu. Kebiasaan
membaca dapat ditingkatan frekuensinya, misalnya dari dua kali sehari menjadi tiga kali sehari dan
seterusnya. Mengatur waktu yang tepat untuk membaca seperti menggunakan waktu yang santai
atau pada saat kita bersemangat sehingga kita bisa konsentrasi membaca dan berfikir dengan hasil
yang memuaskan. Untuk mengubah kebiasaan tersebut dibutuhkan komitmen yang kuat. Jika
keteraturan waktu telah menjadi kebiasaan, maka kebiasaan memnbaca yang baik dan benar akan
mulai terbiasa. Durasi waktu yang dihabiskan oleh responden saat membaca buku, setiap orang
memiliki waktu bekerja dan waktu luang yang berbeda dengan orang lain. Oleh karna itu, setiap
pembaca diharapkan untuk bisa mengatur waktu membaca yang sesuai tanpa menggangu aktivitas
lainnya. Keberhasilan membaca bukan karna lainnya melainkan keefisienan dan keefektifan.

Sumber bahan-bahan bacaan berapa banyak uang yang dihabiskan responden untuk membeli
buku dan perpustakaan lainnya dalam jangka waktu tertentu. Koleksi yang dimiliki beberapa
banyak buku lainnya. Bahan yang dimiliki responden dalm koleksi membaca buku atau koleksi
pribadi mereka. Para periset percaya bahwa keempat paramenter tersebut merupakan salah satu
indicator kebiasaan membaca masyarakat. Dengan demikian, indicator kebiasaan membaca
seseorang dapat dilihat dari sering atau tidaknya, lama atau tidaknya (waktu), jenis bacaan (ragam),
cara memperoleh kebiasaan membaca (kiat dan jurus membaca), sumber bacaan, dan lain
sebagainya

Factor yang mempengaruhi minat baca ialah tujuan dan manfaat yang diperoleh setelah
membaca, yaitu rasa aman, kepuasaan efektif dan kebebasan yang sesuai dengan kedudukan
kenyataan serta tingkat perkembangannya pada siswa. Kebutuhan ini berpengaruh pada pilihan dan
minat baca pada siswa. Tersediannya buku bacaan dilingkungan keluarga merupakan salah satu
pendorong tehadap pilihan bacaan dan minat baca. Factor guru berperan penting dalam
menumbuhkan minat setiap individu karena dengan informasi yang menarik tentang sebuah buku
maka siswa akan tertarik untuk membacanya sekaligus memperoleh sumber informasi.
Tersediannya sarana dan prasarana yang baik serta menyediakan koleksi yang mereka butuhkan.10
10
Rahman M, strategi dan langkah-langkah penelitian pendidikan, (semarang: IKIP Semarang. 1985), Hal.6.
DAFTAR PUSTAKA
A.Kholid H dan Lilis S 1997 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia A. Harras, Kholid dan , Lilis.
1998. Membaca 1. Jakarta: Universitas Terbuka
Ensiklopedia Indonesia, 538-539.
Hadinur 1993; Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.
Listiyanto Ahmad, Speed Reading, (Jogjakarta: A‘Plus Book,2010), Hal. 146

Muallihah Nur Eka,Usmaedi, Pengaruh Kebiasaan membaca Terhadap Prestasi, STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung, Vol.4 No.1,Maret 2018, Hal.8.
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/article/view/2459/2356
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, Jakarta, 1999, Hal.7
R.masri sareb putra, menumbuhkan minat baca sejak dini (Indonesia: PT macanan jaya, 2008)

R.Masri Sareb Putra, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini (Indonesia: PT Macanan
Jaya,2008)Rahman M, strategi dan langkah-langkah penelitian pendidikan, (semarang: IKIP
Semarang. 1985), Hal.6.

Tambupolon, Kemampuan membaca: Teknik membaca efektif dan efisien dalam fitri melati sopyani,
hubungan kebiasaan membaca dengan kreativitas pada siswa kelas VIII MTs surya buana malang,
Skripsi, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim,2004)

Anda mungkin juga menyukai