PENDAHULUAN
didik dengan guru dalam situasi pendidikan untuk mewujudkan tujuan yang
tepat.
orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan dan informasi yang dilihat.
mengasah kepekaan mereka terhadap karya sastra, baik terhadap nilai nilai
intrinsik yang terdapat didalamnya maupun nilai nilai ekstrinsik yang dapat
mereka dalam bercerita berdasarkan sebuah cerita yang telah mereka dengar
secara lisan. Dimana suatu cerita dibangun oleh unsur-unsur cerita, yang oleh
1
2
cerita yaitu tema dan amanat, tokoh, latar, alur atau plot, sudut pandang, dan
gaya.
Indonesia maka guru harus memiliki strategi pembelajaran efektif agar siswa
optimal. Namun apa yang diharapkan guru jauh dari harapan sebab guru sulit
banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Dari 32 siswa yang tuntas
hanya 10 (31%) siswa, dengan rata-rata klasikal 60. Hal ini menunjukkan
1. Identifikasi masalah
rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan dengan materi
kurang dari KKM (<70) 22 siswa (69%). Selain itu keaktifan siswa dalam
2. Analisis Masalah
masih monoton.
sebuah cerita serta pokok pokok penting dalam cerita rakyat untuk
kurang menarik.
jigsaw.
berbagai sumber.
5
lebih menarik
B. Rumusan Masalah
yaitu:
Barat ?
dan penggunaan media audio pada siswa kelas II SDN 6 Metro Barat.
cooperatif jigsaw dan penggunaan media audio pada siswa kelas II SDN
6 Metro Barat.
6
Kelas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi guru selaku
berhasil.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
yang vital. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami
dari pengalaman
pengalaman.
sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-
diminati.
belajar sebelumnya.
10
stimulus tersebut.
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga
3. Untuk dapat di sebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,
harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang.
hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri
atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat
inila yang dimunculkan lebih awal dari dalam diri siswa. Minat,
yang disadari.
d) Positif / berakumulasi.
f) Permanen / tetap.
2. Pengertian Mengajar
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa (Sanjaya, 2005 : 73).
berikut.
murid di sekolah.
3. Pengertian Pembelajaran
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU RI No. 20 : 2003,
hal bila ia juga dapat menerapkan apa yang telah ia pelajari. Keberhasilan
mengerti suatu masalah melalui tahap proses belajar, karena dengan itu
subyek belajar.
(Learning By Doing).
15
masalah.
inovatif.
manusia yang sadar dan penuh tanggung jawab sebagai seorang warga
negara.
Belajar tidak terbatas pada waktu sekolah saja namun harus terus
berikut.
pembelajaran.
kerjasama.
belajar.
kan tingkat penguasaan terhadap suatu hal setelah mengalami proses dan
pembelajaran tidak selalu demikian. Sesekali siswa harus belajar sendiri dari
media belajar atau dari lingkungan yang sesuai dengan tujuan yang ingin
media belajar atau lingkungan belajar itu. Jadi pembelajaran bahasa adalah
frekuensi dan kualitas materi dengar, bicara, baca, tulis yang dilakukan oleh
latihan kebahasaan. Semakin awal upaya ini dilakukan maka semakin baik
dasar.Usia sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk melatih kegiatan
berbahasa.
mata pelajaran tunggal sesuai dengan jenis mata pelajaran dalam struktur
kurikulum.
19
a. Mendengarkan
orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan dan informasi yang
dilihat
b. Berbicara
dan perasaan, dalam berbagi bentuk dan cara kepada berbagai saasaran
c. Membaca
d. Menulis
e. Pemahaman Penggunaan
20
f. Apresiasi Sastra
a. Pemanasan apersepsi,
b. eksplorasi,
c. konsolidasi pembelajaran,
e. penilaian formatif.
C. Mendengarkan
mana gelombang suara masuk melalui saluran telinga bagian luar terhubung
21
perhatian selektif; Memahami. Unsur ini adalah yang paling rumit dalam
pada kata yang kita dengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan
pemahaman, dan penilaian seperti halnya orang yang mempelajari seni music,
seni peran dan seni suara. Secara umum, bahan pembelajaran menyimak
sastra, bahan yang disusun sendiri atau dapat diambil dari media cetak (Puji
D. Cerita Rakyat
tidak ada keterikatan bait, baris, maupun rima. Tujuan daricerita rakyat adalah
1. Mite
2. Legenda
tempat
Cianjur
3. Sage
kepahlawanan
4. Fabel
5. Cerita jenaka
Cerita jenaka adalah cerita yang lucu, karena tokohnya konyol dan
bijaksana.
6. Pelipur lara
Pelipur lara adalah cerita untuk menghibur para tamu yang sedang
Sebuah cerita dibangun oleh unsur-unsur sebuah cerita, yang oleh Titiek
unsur cerita tersebut adalah tema dan amanat, tokoh, latar, alur atau plot,
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing masing mengajukan
akan mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya (Majid, 2008:141).
Nana Sudjana (dalam Majid 2008: 142) menyatakan diskusi pada dasarnya adalah tukar
menukar informasi, pendapat dan pengalaman untuk mendapatkan pengertian bersama yang
dengan metode diskusi adalah Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar
pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi.
Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut
Arsjad dan Mukti (1991:37) diskusi pada dasarnya adalah Suatu bentuk tukar pikiran
yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan
masalah.
ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan
24
berpikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih
positif; (4) mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat; (5)
mengembangkan sikap terhadap isu isu kontroversial; dan (6) melatih peserta didik untuk
berani berpendapat tentang sesuatu masalah, Mulyani Sumantri (dalam Majid, 2008: 142).
guru dengan siswa ataupun sesama siswa.Seiring dengan itu, metode diskusi
dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan
terbaik).
2010: 1.27)
25
kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif pada siswa
(Subroto, 2012).
topik bagiannya. Kumpulan dari siswa yang mempelajari satu topik yang
sama ini dinamakan kelompok ahli (tim ahli). Selanjutnya anggota tim ahli ini
kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan apa yang telah dipelajari dari
kelompok ahli tadi kepada anggota kelompok asal atau kelompknya sendiri.
belajar dari sesama temannya dalam mempelajari suatu topik kajian. Dalam
siswa sebagai bagian penting dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai
yang bersifat terbuka dan saling percaya sangat penting bagi siswa untuk
a. Alat peraga berupa visual yaitu alat peraga yang dapat dilihat oleh siswa
6).Gambar-gambar
b. Alat peraga berupa audio yaitu alat peraga yang dapat didengar, Alat
c. Alat peraga berupa Audio Visual yaitu : alat peraga yang dapat dilihat dan
didengar. Audio Visual dapat berupa : Film, Vidio/ VCD, sound Slide.
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya
melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata
Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan
Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:
komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan
bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada
BAB III
sebagai berikut.
kegiatan penelitian .
4. Karakteristik Siswa
a. Kelas
Dalam penelitian ini yang digunakan penulis adalah siswa kelas II.
Adapun jumlah siswa kelas II adalah 32 anak, yang terdiri dari 15 siswa
b. Karakteristik Siswa
oleh guru maupun penulis. Penulis harus tahu sifat dan ciri khas yang
dimiliki oleh siswa yang akan diteliti. Dalam hal ini tampaknya
Indonesia.
diharapkan dan kegiatan penelitian ini terarah dengan baik, maka pelaksanaan
dikemukakan oleh Kurt Lewin (Me Riff, 1992: 21-22) sebagai berikut.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
refleksi.
32
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Pelaksanaan
Indonesia.
Indonesia.
c. Tahap Pengamatan
Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
berikut:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
d. Tahap Refleksi
yang pandai
perbaikan pembelajaran.
35
a. Tahap Perencanaan
belum puas pada hasil evaluasi. Dengan hal tersebut, maka perencanaan
disampaikan guru.
berbagai cara.
c. Tahap Pengamatan
analisis hasail tes formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan
persentase ketuntasan.
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
37
berikut:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
d. Tahap Refleksi
1) Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik bila
jigsaw.
a. Tahap Perencanaan
nilai ditemukan bahwa dari 32 siswa yang mengikuti tes formatif, hanya
16 siswa (50%) yang berhasil mencapai KKM. Dengan hal tersebut, maka
rakyat.
berbagai cara.
c. Tahap Pengamatan
Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
berikut:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
d. Tahap Refleksi
1. Prestasi hasil belajar siswa telah mengalami perubahan jauh lebih baik
jigsaw.
41
karena masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, tetapi siklus
tingkat kecerdasan akademis rendah. Hal ini dapat dilihat dari Buku
berikut.
pembelajaran.
telah dicapai pada siklus 1, maka pada siklus kedua dibuat perencanaan
sebagai berikut.
3. guru harus terampil memotifasi siswa agar siswa lebih antusias dalam
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
43
kurikulum KTSP yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor KKM, KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SDN
Kuniran 03 adalah KKM (70), dan kelas disebut tuntas belajar bila di
kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
44
BAB IV
peneliti dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal . Karena peneliti dalam
6 Metro Barat .
a. Membuat catatan tentang hal yang telah dilakukan dan dampak tindakan
Hasil kajian ini juga digunakan peneliti sebagai guru kelas untuk
pencapaian yang belum diharapkan, maka perlu ada kajian dan pelaksanaan
dianggap berhasil.
melalui:
sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap Pengamatan
Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasil tes formatif dan nilai
d. Tahap Refleksi
47
refleksi pada pembelajaran awal pra siklus peneliti sampaikan pada tabel
Nomor Belum
Nama Nilai Tuntas
Urut Induk Tuntas
1 619 Ahmad Sulifatun Ni'am 70
2 711 Ilham Gafid Bahtiar 50
3 712 Ilmalano Adil Hakiki 50
4 708 Dian Tamara OKtaviani 50
5 718 Sinta Laifatul Ariana 70
6 724 Aditya Wahyu Anggara 50
7 725 Adnan Wira Yudha 60
8 727 Aladino Zulmar Abadi 50
9 728 Amita Six'ar Angjelia Tisa 50
10 729 Ananda Reza Marischa 60
11 730 Aprila Dilla Tarisa 70
12 731 Arya Eka Mahendra 50
13 732 Aulia Sabila Syarifa Qalbie 60
14 734 Dea Nujian Prahastuti 50
15 735 Dewi Fitryana 80
16 736 Dwi Cipta Agung 50
17 737 Edy Setiawan 60
18 747 M. Nur Hamim Habibir Rohman 80
48
Keterangan
Tanda T : Tuntas
Tanda BT : Belum Tuntas
1. Nilai rata- rata : 60
2. Nilai tertinggi : 80
3. Nilai terendah : 50
10
4. Tingkat ketuntasan : X 100% = 31%
32
1920
5. Taraf seraf : X 100% = 60%
32
Tabel 4.3 Persentase Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal Pra Siklus
Byk 31
- 13 9 7 3 - - 32 10 22 69% 1885 59 59 %
siswa %
Diagram 4.1
Diagram capaian hasil belajar Pembelajaran Awal
Pra Siklus
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/1
50
14
12
10
Jumlah
Siswa 8
0
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai Siswa
a. Nilai hasil belajar belum memuaskan, sebab masih banyak siswa yang
klasikal 60. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Awal pra siklus
belajar siswa.
a. Tahap Perencanaan
menyebabkan guru masih belum puas pada hasil evaluasi. Dengan hal
pada :
berbagai cara.
c. Tahap Pengamatan
analisis hasail tes formatif dan nilai rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan
persentase ketuntasan.
d. Tahap Refleksi
1) Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik bila
rata klasikal 67,8 dengan tingkat ketuntasan 50%, yaitu dari 32 siswa
jigsaw.
Tabel 4.4
Keterangan
Tanda T : Tuntas
Tanda BT : Belum Tuntas
56
Tabel 4.5
Rentang
No Banyak Siswa
Nilai
1 0- 49 -
2 50-59 -
3 60-69 16
4 70-79 7
5 80-89 9
6 89-99 -
7 100 -
Jumlah 32
Tabel 4.6
Diagram 4.2
Diagram rekapitulasi nilai hasil belajar Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
58
16
14
12
10
Jumlah
Siswa 8
0
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai Siswa
hal tersebut masih belum memuaskan, sebab masih banyak siswa yang
a. Tahap Perencanaan
II dengan materi pokok cerita rakyat. Dari hasil analisis nilai ditemukan
bahwa dari 32 siswa yang mengikuti tes formatif, hanya 16 siswa (50%)
2) Perubahan nilai hasil belajar siswa pada materi cerita rakyat setelah
b. Tahap Pelaksanaan
berbagai cara.
c. Tahap Pengamatan
Bahasa Indonesia. Hasilnya berupa analisis hasail tes formatif dan nilai
d. Tahap Refleksi
1) Prestasi hasil belajar siswa telah mengalami perubahan jauh lebih baik
jigsaw.
karena masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM, tetapi siklus
tingkat kecerdasan akademis rendah. Hal ini dapat dilihat dari Buku
hasil belajar, tabel persentasi hasil belajar dan diagram capaian prestasi
Tabel 4.7
Nomor Belum
Nama Nilai Tuntas
Urut Induk Tuntas
1 619 Ahmad Sulifatun Ni'am 90
2 711 Ilham Gafid Bahtiar 60
3 712 Ilmalano Adil Hakiki 70
4 708 Dian Tamara OKtaviani 70
5 718 Sinta Laifatul Ariana 90
6 724 Aditya Wahyu Anggara 60
7 725 Adnan Wira Yudha 80
8 727 Aladino Zulmar Abadi 70
9 728 Amita Six'ar Angjelia Tisa 60
10 729 Ananda Reza Marischa 80
11 730 Aprila Dilla Tarisa 90
12 731 Arya Eka Mahendra 70
13 732 Aulia Sabila Syarifa Qalbie 90
14 734 Dea Nujian Prahastuti 70
15 735 Dewi Fitryana 90
16 736 Dwi Cipta Agung 70
17 737 Edy Setiawan 80
18 747 M. Nur Hamim Habibir Rohman 100
19 897 Elvira Almasya Cahyani 90
20 749 Siswadi Perdana Putra 70
21 750 Siswono Yoga Utama 60
22 741 Heru Supriyadi 60
23 748 Novianto Syambudi 70
24 745 Mohammad Abdul Amanah Imron 70
25 752 Vina Alviana 80
64
Keterangan
Tanda T : Tuntas
Tanda BT : Belum Tuntas
1. Nilai rata- rata : 76,25
2. Nilai tertinggi : 100
3. Nilai terendah : 60
27
4. Tingkat ketuntasan : X 100% = 84%
32
2440
5. Taraf seraf : X 100% = 76,25%
32
Tabel 4.8
65
Rentang
No Banyak Siswa
Nilai
1 0- 49 -
2 50-59 -
3 60-69 5
4 70-79 11
5 80-89 8
6 89-99 7
7 100 1
Jumlah 32
Tabel 4.9
Tuntas Belum
Jml Tuntas Jml rata Taraf
Nilai 0-40 50 60 70 80 90 100 Byk Byk
siswa % % Nilai rata Seraf
siswa siswa
Byk 84
- - 5 11 8 7 1 32 27 5 16% 2471 77 77 %
siswa %
Diagram 4.3
66
16
14
12
10
Jumlah
Siswa 8
0
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai Siswa
baik terhadap aktifitas dan hasil belajar siswa bila dibandingkan sebelum
sebelumnya. Dari data hasil tes formatif menunjukkan bahwa dari keseluruhan
nilai dan kenaikan persentase ketuntasan, yang peneliti sampaikan pada tabel
berikut :
Tabel 4.10
Peningkatan Prestasi Belajar siswa Per Siklus
Capaian prestasi belajar siswa di atas peneliti dapatkan dari hasil tiga tahapan
siswa sudah lebih baik dari pembelajaran awal PTK. Tetapi ternyata masih
jauh dari harapan penulis. Melihat kenyataan yang demikian peneliti dengan
seseorang dan interaksi dengan orang lain. Hasil belajar juga dipengaruhi pula
oleh tingkat kematangan berfikir, konsep diri dan percaya diri dalam proses
sendiri dan muridnya. Hal ini dibentuk dengan tujuan mengontraksi prinsip-
dapat diterapkan pada situasi kelas untuk mendapatkan hasil yang produktif.
Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh guru, agar didalam
hal yang demikian penulis kemudian merefleksi diri dan meminta teman
belum aktif dan tidak bisa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.
Ternyata siswa belum dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal ini
merespon pertanyaan dari guru tanpa rasa takut dan ragu-ragu. Siswa sudah
dapat menjawab soal-soal tes yang diberikan guru dengan dibuktikan dari
hasil tes terdapat kenaikan nilai yang signifikan. Adapun permasalahan dari
bimbingan guru. Siswa akan terlatih untuk bekerjasama dan bersaing secara
sehat dalam suasana belajar yang dikemas seperti dalam permainan. Sehingga
nilai yang sesuai dengan standar ketuntasan yang diinginkan. Seperti data
belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok cerita
rakyat.
siswa dengan tertib. Siswa telah menguasai materi dengan baik. Sehingga
hasil tes meningkat lebih baik dibandingkan dengan nilai pada pemberlajaran
awal pra siklus dan perbaikan pembelajaran siklus 1, sebab dalam perbaikan
pembelajaran siklus 2 ini nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 76,25,
dengan tingkat ketuntasan klasikal mencapai 84%. Hal ini menunjukan bahwa
yang diharapkan. Karena dari tes yang diberikan pada siswa dapat mengukur
centerd) menjadi berpusat pada siswa (student centerd). Guru tidak lagi
yang didapat dari proses belajar. Walaupun demikian guru harus tetap
optimal sehingga ada pengaruh nyata antara penelitian tindakan kelas dengan