Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA

PADA TOPIK TEKS LAPORAN OBSERVASI


BERBASIS TRI HITA KARANA UNTUK SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 GIANYAR BALI
I. K. Rika Adi Putra, I. G. Artawan, I. B. Putrayasa

Program Studi Pendidikan Bahasa, Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: adi.putra2@pasca.undiksha.ac.id, gde.artawan@pasca.undiksha.ac.id,


bagus.putrayasa@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK
Penelitian pengembangan bahan ajar ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1)
pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia pada topik teks laporan observasi Tri
Hita Karana di kelas VII SMP Negeri 1 Gianyar Bali; (2) tingkat validitas bahan ajar
bahasa Indonesia pada topik teks laporan observasi berbasis Tri Hita Karana di
kelas VII SMP Negeri 1 Gianyar Bali oleh para ahli; (3) respons siswa yang
berkaitan dengan keterbacaan bahan ajar bahasa Indonesia pada topik teks
laporan observasi dan teks eksposisi berbasis Tri Hita Karana di kelas VII SMP
Negeri 1 Gianyar Bali. Subjek penelitian ini adalah ahli isi bahan ajar, guru mata
pelajaran bahasa Indonesia, dan siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Gianyar Bali.
Prosedur penelitian ini mengadaptasi prosedur penelitian dari Borg dan Gall.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, observasi, angket, dan wawancara. Teknik analis data penelitian ini
menggunakan teknik kualitatif dan kuntitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa (1) bahan ajar dirancang sesuai dengan kurikulum 2013 dan dilandasi oleh
nilai-nilai Tri Hita Karana, (2) tingkat validitas bahan ajar berada pada kualifikasi
baik, dan (3) respons pengguna bahan ajar dalam tahap uji lapangan tergolong
sangat baik.

Kata kunci : pengembangan bahan ajar, Tri Hita Karana.

ABSTRACT
Development of teaching materials research aims to describe (1) the development
of teaching materials Indonesian text on the topic of Tri Hita Karana observation
report in class VII SMP Negeri 1 Gianyar Bali; (2) the validity of Indonesian
teaching materials on the topic of the text-based report observations of Tri Hita
Karana in class VII SMP Negeri 1 Gianyar Bali by experts; (3) student responses
related to legibility Indonesian teaching materials on the topic of observation report
text and text-based exposition of Tri Hita Karana in class VII SMP Negeri 1 Gianyar
Bali. The subjects were expert content of teaching materials, teacher Indonesian
subjects, and VIIC grade students of SMP Negeri 1 Gianyar Bali. This study
adapted the procedure of the research procedures Borg and Gall. The method
used to collect data in this study is documentation, observation, questionnaires,
and interviews. Engineering data analyst of this research using qualitative and
quantitative techniques. The results of this study indicate that (1) instructional
materials designed according to the curriculum in 2013 and based on the values of
Tri Hita Karana, (2) the validity of instructional materials are in good qualifications,
and (3) user response teaching materials in the field test stage classified very well.

Keywords: development of teaching materials, Tri Hita Karana

PENDAHULUAN ajar atau materi pelajaran itu setelah ia


Keberhasilan sebuah proses mempelajarinya. Maka dari itulah,
belajar-mengajar tidaklah semata-mata sebuah materi pelajaran atau bahan ajar
ditentukan oleh pengajar yang handal, harus mampu membangkitkan gairah
input yang baik, dan fasilitas pengajaran belajar siswa, sehingga bahan ajar yang
seperti gedung sekolah, alat-alat diberikan dapat bermanfaat bagi peserta
pengajaran, perpustakaan, dan didik.
sebagainya yang memadai, tetapi Secara implisit, bahan ajar juga
pemilihan bahan ajar yang tepat dan harus mampu menjadi sarana
berkualitas juga memegang peranan pembimbing budi pekerti peserta didik.
yang cukup dominan (Wijaya dan Hal itu dapat dilakukan dengan cara
Rohmadi, 2009:239). Sebagai seorang menyelipkan atau memilih bahan ajar
pendidik, guru harus mampu memilih yang memuat nilai-nilai moral yang baik.
dan memilah bahan ajar yang akan Seperti kriteria bahan ajar yang
digunakan dalam proses belajar- dikemukakan oleh Iskandarwassid dan
mengajar. Mengutip pendapat Belawati Sunendar (2009:172), salah satunya
(2003:10), bahan ajar menjadi salah satu yang menyatakan bahwa bahan ajar
perangkat pembelajaran yang disusun harus menstimulus aktivitas-aktivitas
secara sistematis dan mempunyai peran pribadi para peserta didik, yang nantinya
penting dalam proses pembelajaran, dapat menjadi pedoman hidup. Jadi, hal
yakni sebagai acuan bagi pendidik dan tersebut mengisyaratkan bahwa sebuah
peserta didik untuk meningkatkan bahan ajar harus mampu memberikan
efektivitas pembelajaran. bimbingan kepada peserta didik, yang
Bahan-bahan ajar yang terseleksi dikemudian hari dapat dijadikan stimulus
secara baik akan memberikan banyak untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas
manfaat, antara lain peserta didik akan atau perilaku yang lebih baik. Oleh
tertarik dan tumbuh minatnya untuk sebab itu, bahan ajar yang disusun
memenuhi dan menguasai materi yang sendiri oleh guru mata pelajaran
telah diberikan. Di samping itu bahan bersangkutan akan mampu melahirkan
ajar juga mampu memengaruhi peserta atau menelurkan bahan ajar yang baik,
didik pada proses belajar-mengajar yang karena bahan ajar yang digunakan
lebih bermakna. Pernyataan tersebut adalah bahan ajar yang sudah terseleksi
sejalan dengan Wijana dan Rohmadi dengan baik. Bahan ajar yang disusun
(2009:239) yang menyatakan, peserta secara mandiri juga akan mampu
didik akan merasakan proses belajar- memberi efek variasi dan
mengajar sebagai aktivitas yang ketidakmonotonnya bahan ajar yang
menyenangkan, bukan sebagai kegiatan diberikan.
yang menjemukan yang secara terpaksa Namun, kenyataan di lapangan
harus dijalani oleh peserta didik. belum semua guru mampu
Iskandarwassid dan Sunendar mengembangkan bahkan menyusun
(2009:171) juga menyatakan bahwa bahan ajar secara mandiri. Para tenaga
bahan ajar merupakan seperangkat pendidik selama ini masih mengandalkan
informasi yang harus diserap peserta buku paket yang telah tersedia ataupun
didik melalui pembelajaran yang lembar kerja siswa (LKS) yang telah
menyenangkan. Peserta didik harus beredar di sekolah-sekolah, tanpa
benar-benar merasakan manfaat bahan memodifikasi terlebih dahulu. Padahal
guru seharusnya dapat menyusun bahan menjadi titik tumpu dalam kurikulum
ajar yang mampu memberikan manfaat 2013.
bagi peserta didik. Kurikulum 2013 yang berbasis teks,
Belakangan ini, muncul fenomena sejatinya dapat dijadikan peluang yang
bacaan atau bahan ajar yang besar oleh pendidik terutama guru untuk
mengandung unsur porno dan SARA dapat mengembangkan dan menyusun
pernah mencoreng dunia pendidikan. bahan ajar yang berkualitas dan
Tidak tangung-tanggung bacaan seperti bervariasi, namun tetap memertahankan
itu muncul di tingkat sekolah dasar dan aspek-aspek dasar kurikulum 2013.
tingkat menengah pertama. Padahal, Dengan berbasis teks, pelajaran akan
siswa-siswa pada masa-masa seperti selalu berfokus pada teks-teks. Peserta
inilah seharusnya diberikan bimbingan didik dituntut untuk aktif mengamati,
moral agar mampu berperilaku yang menanya, menalar, mencoba, serta
baik. Berdasarkan fenomena tersebut, mengomunikasikan hal-hal yang
dapat diasumsikan dan mengindikasikan berkaitan dengan materi yang akan
bahwa pendidik belum mampu memilih dipelajari. Teks-teks tersebutlah yang
dan memilah bahan ajar yang digunakan akan mampu menjadi peluang besar
secara selektif. yang dapat digunakan oleh pendidik
Selain fenomena di atas, adanya khsusunya guru untuk mengembangkan
peristiwa bentrok antarpelajar juga bahan ajar yang berkualitas serta
menunjukkan adanya penyimpangan mampu menananmkan nilai-nilai moral
perilaku remaja saat ini. Ini menunjukkan yang baik.
bahwa hubungan antarmanusia tidak Salah satu konsep kearifan lokal
berjalan dengan baik. agama Hindu yakni konsep Tri Hita
Fenomena kebakaran atau Karana sangat tepat dikembangkan
penebangan hutan secara besar- dalam sebuah bahan ajar bahasa
besaran saat ini meruapakan beberapa Indonesia. Tri Hita Karana yang berasal
penyimpangan perilaku manusia saat ini. dari kata Tri yang berarti tiga, Hita yang
Fenomena-fenomena seperti inilah harus berarti kebahagian, dan Karana yang
mampu dibenahi melalui sebuah proses berarti penyebab, dengan kata lain Tri
pembelajaran, agar adanya Hita Karana dapat didefinisikan sebagai
keseimbangan hubungan antara Tuhan, tiga hal penyebab terciptanya
sesama manusia, dan lingkungan kebahagiaan (Sudira, 2011:
sekitar. http://jalalahhinduraditya.blogspot.com
Merujuk pada pernyataan yang diunduh pada 10 Desember 2013).
menyatakan bahwa bahan ajar secara Dengan memberi nuansa konsep
terisirat akan mampu menanamkan nilai- tersebut dalam pelajaran bahasa
nilai moral kepada peserta didik. Oleh Indonesia, siswa lebih ditanamkan nilai-
sebab itulah, selain mampu nilai moral yang baik, selain didapatkan
menyediakan atau memuat materi dalam mata pelajaran budi pekerti
pelajaran yang diberikan kepada peserta ataupun agama. Ajaran Parahyangan
didik, bahan ajar juga harus mampu (hubungan harmonis antara Tuhan
membetuk karakter siswa menjadi lebih dengan manusia), Pawongan (hubungan
baik. harmonis antara manusia dan manusia),
Berdasarkan pemaparan tersebut, serta Pelamahan (hubungan harmonis
pengembangan bahan ajar yang baik, antara manusia dengan alam sekitar)
menyenangkan, serta mampu cenderung akan mampu memberikan
menanamkan nilai-nilai moral bagi penanaman sikap moral kepada siswa
peserta didik sangat diperlukan. Hal baik terhadap yang Pencipta, sesama
tersebut nantinya akan bermuara pada manusia, ataupun dengan alam.
peningkatan kualitas pendidikan peserta Pendidikan berbasis Tri Hita Karana
didik baik dalam ranah pengetahuan, dapat melahirkan manusia yang memiliki
keterampilan, maupun sikap yang kemampuan mengelola hidup dengan
baik dan benar. Tanpa membangun
karakter yang luhur pendidikan itu akan dikebangkan dalam bahan bajar yang
menimbulkan dosa sosial. Jika sekolah digunakan pendidik dalam proses
hanya menyelenggarakan pendidikan belajar-mengajar.
untuk mengajarkan peserta didik hanya Berdasarkan pemaparan di atas,
mencari nafkah, maka pendidikan itu jelas pengembangan bahan ajar
tidak akan membawa perbaikan hidup berlandaskan pendidikan atau ajaran Tri
masyarakat. Menyadari hal tersebut Hita Karana perlu dikembangkan dalam
pendidikan Tri Hita Karana atau nilai-nilai proses belajar-mengajar. Oleh sebab itu,
yang terkandung dalam ajaran Tri Hita penelitian yang yang berjudul
Karana tersebut sangat diperlukan “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa
dikebangkan dalam bahan bajar yang Indonesia Pada Topik Teks Laporan
digunakan pendidik dalam proses Observasi Berbasis Tri Hita Karana di
belajar-mengajar. Kelas VII SMP Negeri 1 Gianyar Bali”
Dikutip dalam sebuah artikel oleh patut dilaksanakan.
Sudira (2011) yang menyatakan Sebagai penegasan yang telah
perlunya paradigma pendidikan yang dibahas dalam latar belakang masalah,
berbasis Tri Hita Karana ditengah-tengah pada bagian ini perlu dikemukakan
inovasi dan pengembangan pendidikan rumusan spesifik dari masalah yang
di era global saat ini. Terdapat beberapa hendak dipecahkan. Berdasarkan latar
pertimbangan yang dikemukakan oleh belakang masalah di atas dapat
Sudiara (2011) mengenai perlunya ditawarkan tiga alternatif masalah yang
pendidikan Tri Hita Karana dalam dapat dikaji yakni sebagai berikut. 1)
pendidikan, yakni: menggerakkan Bagaimanakah pengembangan bahan
manusia Bali untuk berpikir kritis, ajar bahasa Indonesia pada topik teks
bertanggung jawab dalam mengelola laporan observasi berbasis Tri Hita
modal budaya Bali, tradisi, lingkungan, Karana di kelas VII SMP Negeri 1
informasi dan pengetahuan, Gianyar Bali? 2) Bagaimanakah tingkat
mematangkan emosi, mental, dan moral validitas bahan ajar bahasa Indonesia
manusia Bali untuk bekerjasama satu pada topik teks laporan observasi
sama lain,memilih dan menggunakan berbasis Tri Hita Karana di kelas VII
teknologi secara interaktif, efesien, SMP Negeri 1 Gianyar Bali oleh para
efektif, dan bertanggung jawab, ahli? 3) Bagaimanakah respons siswa
menumbuhkan kualitas diri individu yang berkaitan dengan keterbacaan
manusia Bali secara utuh, membangun bahan ajar bahasa Indonesia pada topik
budaya dan jiwa wirausaha, budaya teks laporan observasi berbasis Tri Hita
berkarya, budaya belajar, dan melayani Karana di kelas VII SMP Negeri 1
secara produktif, dan bersifat kontekstual Gianyar Bali?
sesuai dengan desa, kala, dan patra Tujuan pengembangan dirumuskan
(tempat, waktu, dam kondisi riil di bertolak pada masalah yang ingin
lapangan). dipecahkan dengan menggunakan
Pendidikan berbasis Tri Hita Karana alternatif yang telah dipilih. Arah
dapat melahirkan manusia yang memiliki rumusan tujuan pengembangan yakni
kemampuan mengelola hidup dengan pada pencapaian kondisi ideal seperti
baik dan benar. Tanpa membangun yang telah diuraikan dalam latar
karekter yang luhur pendidikan itu akan belakang masalah. Berdasarkan
menimbulkan dosa sosial. Jika sekolah rumusan masalah di atas, dapat
hanya menyelenggarakan pendidikan dikemukakan tujuan penelitian
untuk mengajarkan peserta didik hanya pengembangan sebagai berikut. (1)
mencari nafkah, maka pendidikan itu Pengembangan bahan ajar berbasis Tri
tidak akan membawa perbaikan hidup Hita Karana, (2) Validasi oleh uji ahli,
masyarakat. Menyadari hal tersebut dan respons guru serta peserta didik
pendidikan Tri Hita Karana atau nilai-nilai terhadap bahan ajar yang
yang terkandung dalam ajaran Tri Hita dikembangkan.
Karana tersebut sangat diperlukan
Penelitian ini dapat memberikan dua jika mungkin/diperlukan melaksanakan
manfaat utama, yaitu berupa manfaat studi kelayakan secara terbatas.
teoretis dan manfaat praktis. Penelitian Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini akan mampu menambah khazanah penyusunan adalah menyusun bahan
pengetahuan dalam penelitian, terutama ajar bahasa Indonesia berbasis Tri Hita
dalam penelitian pengembangan bahan Karana dan merancang bahan diskusi
ajar pada sekolah menengah pertama. dalam bentuk media audivisual. Hal-hal
Manfaat praktis penelitian ini yakni dapat yang dicantumkan dalam bahan ajar,
dijadikan sebagai salah satu alternatif yakni identitas bahan ajar (judul bab,
bahan ajar untuk guru mata pelajaran kompetensi dasar, indikator), materi
bahan Indonesia. pokok, rangkuman, dan evaluasi akhir
pelajaran. Bahan ajar yang telah disusun
METODE oleh peneliti kemudian divalidasi oleh
Pengembangan bahan ajar ini ahli. Uji coba ini dilakukan untuk
menggunakan rancangan penelitian mengetahui tingkat validitas bahan ajar
pengembangan (Research and yang telah dirancang berdasarkan
Develovment). Prosedur penelitian ini pemikiran rasional ahli. Ahli isi bahan
mengadaptasi prosedur penelitian ajar yang diminta untuk memvalidasi
pengembangan yang disampaikan oleh rancangan isi bahan ajar.
Borg dan Gall (1989). Prosedur Dalam uji lapangan tahap awal ini
penelitian ini meliputi (1) penelitian rancangan bahan ajar yang telah
pendahuluan, (2) perencanaan divalidasi oleh ahli, kemudian
(penyusunan dan validasi), (3) diujicobakan kepada siswa. Oleh karena
pengembangan bahan ajar, (4) uji coba uji coba lapangan tahap awal, maka uji
lapangan tahap awal, (5) revisi bahan coba lapangan awal ini masih dalam
ajar, (6) uji coba pemakaian lapangan skala terbatas, dengan melibatkan
utama, (7) revisi bahan ajar. Subjek subjek sebanyak sembilan siswa yang
penelitian ini adalah ahli isi bahan ajar, memiliki prestasi belajar bahasa
guru bahasa Indonesia, dan siswa kelas Indonesia beragam. Hal ini dilakukan
VII SMP Negeri 1 Gianyar Bali tahun untuk mendapatkan hasil yang lebih
pelajaran 2014/2015. valid, karena telah diwakili oleh siswa
Penelitian pendahuluan dilakukan yang memiliki prestasi belajar bahasa
untuk mengumpulkan dan Indonesia beragam. Selain siswa, dalam
mengidentifikasi informasi terkait tahap ini juga melibatkan satu guru mata
permasalahan yang dijumpai dalam pelajaran bahasa Indonesia. Pada
pembelajaran. langkah ini pengumpulan dan analisis
Pada tahap perencanaan, hal-hal data dapat dilakukan dengan cara
yang dilakukan oleh peneliti meliputi wawancara, observasi, atau angket.
penyusunan bahan ajar dan uji ahli pada Dalam revisi bahan ajar ini yang
skala kecil. Dalam tahap penyusunan dilakukan adalah memperbaikan produk
bahan ajar, silabus, RPP, dan bahan ajar awal yang dihasilkan berdasarkan hasil
yang dimiliki guru mata pelajaran bahasa uji coba awal. Perbaikan ini sangat
Indonesia dikumpulkan untuk mungkin dilakukan lebih dari satu kali,
menentukan materi bahan ajar yang sesuai dengan hasil yang ditunjukkan
akan disusun. Dalam langkah dalam uji coba terbatas, sehingga
pengumpulan informasi, literatur-literatur diperoleh draft produk (model) utama
terkait materi bahan ajar dikumpulkan yang siap diuji coba lebih luas.
untuk digunakan dalam penyusunan Uji coba utama ini yang melibatkan
bahan ajar. Dalam langkah ini juga seluruh siswa yang dijadikan subjek
dilakukan perumusan kecakapan dan penelitian ini. Dalam tahap ini juga
keahlian yang berkaitan dengan dilakukan uji efektivitas bahan ajar yang
permasalahan, menentukan tujuan yang telah disusun. Hal ini dilakukan, untuk
akan dicapai pada setiap tahapan, dan mengetahui tingkat keberhasilan
pengembangan bahan ajar dilihat dari
segi kelengkapan materi pelajaran yang data tersebut dapat dihitung persentase
terkandung dalan bahan ajar tersebut. respons bahan ajar sebesar 42 : 60 (skor
Dalam revisi bahan ajar ini peneliti ideal) x 100% = 70%. Guru mata
melakukan perbaikan/penyempurnaan pelajaran juga menyampaikan komentar
terhadap hasil uji coba lebih luas, bahwa bahan ajar yang disusun mudah
sehingga produk yang dikembangkan untuk dipelajar serta sangat kontekstual.
sudah merupakan desain model Selainitu beluai juga memberikan saran
operasional yang siap divalidasi. melalui angket terbuka mengenai
Teknik analisis data disesuaikan penulisan yang banyak salah ketik.
dengan jenis dan sifat data. Data yang Berdasarkan uji lapangan awal,
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil respons siswa yang terdiri atas
data kuantitatif dan data kualitatif. Oleh sembilan orang terhadap bahan ajar
karena itu, analisis data yang digunakan pada tahap awal ini yang disampaikan
adalah analisis statistik (statistik melalui angket tertutup yang terdiri atas
deskriptif) dan nonstatistik. 11 pertanyaan menunjukkan sikap yang
positif dengan skor rata-rata 43,44 (skor
HASIL DAN PEMBAHASAN tertinggi 55) dengan kelas interval 11.
Hasil Penelitian pengembangan Berdasarkan data tersebut dapat
bahan ajar ini menunjukkan bahwa dihitung respons bahan ajar 43,22 : 55
bahan ajar yang dikembangkan secara (skor ideal) x 100% = 79%. Selain
sistematis, sesuai dengan kurikulum terdapat pertanyaan tertutup pada
2013, serta mengandung nilai-nilai Tri angket yang diberikan, juga terdapat
Hita Karana. Adapun susunan bahan satu pertanyaan terbuka, yakni
ajar ini terdiri atas judul tema, peta mengenai komentar secara garis besar
konsep, apersepsi, kegiatan, indikator, mengenai bahan ajar yang digunakan.
tujuan, tugas mandiri, tugas kelompok, Secara garis besar komentar siswa pada
unuk kerja, serba-serbi bahasa, kerja tahap awal ini yakni mengenai penulisan.
mandiri, kerja kelompok, portofolio, dan Penulisan huruf dalam bahan ajar
hati nurani. tersebut masih ada yang salah, misalnya
Tahap validasi uji ahli berdasarkan kekurangan huruf ataupun kelebihan.
validiasi yang terdiri atas 16 pertanyaan Siswa merasa kesulitan ketika mememui
pada angket tertutup menunjukkan pada hal tersebut. Akan tetapi, sejauh kembali
kualifikasi baik yakni dengan skor rata- ditegaskan oleh guru, siswa dapat
rata 61,5 (skor maksimal 80) dengan memahaminya.
interval 16. Berdasarkan data tersebut Tahap uji lapangan utama
dapat dihitung persentase tingkat menunjukkan bahwa respons guru
validitas isi bahan ajar sebesar 61,5 : 80 bahasa Indonesia terhadap bahan ajar
(skor ideal) x 100% = 77%. Komentar yang dikembangkan sangat positif. Hal
berupa saran yang disampaikan melalui itu terbukti melalui angket tertutup yang
angket tebuka mengenenai tujuan terdiri atas 12 pertanyaan yang
pembelajaran yang perlu diperjelas. menunjukkan bahwa skor rata-rata
Selain itu, bahan ajar yang disajikan respons guru terhadap bahan ajar
sudah mendapat komentar yang positif adalah 54 (skor maksimal 60).
oleh uji ahli. Berdasarkan data tersebut dapat
Berdasarkan respons guru mata dihitung respons bahan ajar 54 : 60 (skor
pelajaran bahasa Indonesia terhadap ideal) x 100% = 90%. Tidak ada saran
bahan ajar pada tahap lapangan awal yang diberikan oleh guru mata pelajaran
yang disampaikan melalui angket bahasa Indonesia.
tertutup yang terdiri atas 12 pertanyaan Berdasarkan uji lapangan utama,
menunjukkan bahwa bahan ajar yang hasil respons siswa yang terdiri atas 35
disusun berada pada kualifikasi positif orang terhadap bahan ajar pada tahap
dengan skor rata-rata 42 (skor maksimal lapangan utama ini yang disampaikan
60) dengan interval 12. Berdasarkan melalui angket tertutup yang terdiri atas
11 pertanyaan menunjukkan sikap yang
sangat positif dengan skor rata-rata melalui angket tertutup dalam tahap uji
45,48 (skor tertinggi 55) dengan kelas lapangan terhadap bahan ajar
interval 11. Berdasarkan data tersebut menunjukkan tingkat pencapaian kualitas
dapat dihitung respons bahan ajar 45,48 bahan ajar berada pada kualifikasi
: 55 (skor ideal) x 100% = 83%. Selain sangat baik. Hasil ini tidak terlepas dari
terdapat pertanyaan tertutup pada ketertarikan pengguna bahan ajar dalam
angket yang diberikan, juga terdapat mempelajari bahan ajar. Kevariatifan ini
satu pertanyaan terbuka, yakni menyangkut ragam komponen bahan
mengenai komentar secara garis besar ajar yang disajikan dan tampilan gambar
mengenai bahan ajar yang digunakan. yang kontekstual materi bahan ajar.
Secara garis besar komentar siswa pada Variasi komponen bahan ajar
tahap lapangan utama ini yakni sudah menyangkut unsur-unsur yang
sangat baik. Namun, beberapa siswa membentuk bahan ajar. Penggunaan
masih menemukan adanya kesalahan gambar yang kontekstual serta
pengetika. Akan tetapi, intensitas kevariatifan kompenen bahan ajar yang
kesalahannya sangat sedikit. lain mampu menarik perhatian para
Berdasarkan hasil yang telah penggguna. Tampilan bahan ajar yang
dipaparkan, ada beberapa temuan yang indah berimplikasi pada keinginan
menarik untuk dibahas dalam penelitian pengguna bahan ajar untuk memahami
ini. Temuan yang pertama adalah hasil isi dari bahan ajar. Hasil penelitian ini
validitas ahli. Tim ahli banyak semakin menguatkan hasil penelitian
memberikan masukan terhadap bahan yang dilakukan oleh Muji (2008) bahwa
ajar yang dikembangkan. Salah satu untuk menarik perhatian pengguna
cacatan yang diberikan oleh tim ahli bahan ajar, diperlukan variasi komposisi
adalah mengenai tujuan pembelajaran. bahan ajar yang proporsional.
Bahan ajar tahap awal disajikan tanpa Temuan kedua yang menarik adalah
tujuan, padahal tujuan pembelajaran bahan ajar ini telah sesuai dengan
penting dalam proses belajar, yakni kurikulum 2013. Baik tim ahli atau guru
untuk melihat tingkat keberhasilan materi mata pelajaran memberi catatan bahwa
yang diberikan. Hal ini sejalan dengan bahan ajar yang dikembangkan telah
pendapat Nana Syaodih Sukmadinata sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
(2002) mengidentifikasi 4 (empat) Bahkan secara tegas guru mata
manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu, pelajaran bahasa Indonesia menyatakan
Memudahkan dalam mengomunikasikan bahwa bahan ajar yang dikembangkan
maksud kegiatan belajar mengajar lebih mudah untuk dipelajari karena
kepada siswa, sehingga siswa dapat bahan ajar yang disusun sangat
melakukan perbuatan belajarnya secara kontekstual serta mengangkat kearifan
lebih mandiri; Memudahkan guru lokal. Meskipun berbasis teks, tetapi
memilih dan menyusun bahan ajar; bahan ajar yang dikembangkan mampu
Membantu memudahkan guru memudahkan pengguna mempelajari
menentukan kegiatan belajar dan media bahan ajar. Selain itu ketika siswa
pembelajaran; Memudahkan guru ditanya perbandingan mengenai
mengadakan penilaian. Selain kemudahan menggunakan bahan ajar
kekurangan yang paling menonjol di oleh pemerintah dan bahan ajar yang
atas, tim ahli juga memberikan catatan dikembangakan, siswa menyatakan lebih
mengenai kelebihan bahan ajar yang mudah menggunakan bahan ajar yang
dikembangkan. Catatan menarik dari tim dikembangkan oleh peneliti. Hal itu dapat
ahli adalah mengenai kelebihan bahan dibuktikan melalui angket terbuka yang
ajar ini dari segi kevariatifan komposisi telah diisi peserta didik. Kemudahan ini
bahan ajar. Kevariatifan komposisi mecakup masalah isi serta keterbacaan
bahan ajar menjadi hal yang sangat siswa terhadap bahan ajar yang
bermanfaat untuk menarik perhatian dikembangkan.
siswa dalam mempelajari bahan ajar. Temuan ketiga yang menarik
Hasil respons pengguna bahan ajar dibahas adalah mengenai materi
pelajaran yang dimuat dengan mengungkapkan bahwa penggunaan
pendidikan kacakapan hidup (Life Skill) bahan ajar dalam pembelajaran
dan sarana pembinaan budi pekerti berpengaruh positif terhadap
melalui konsep Tri Hita Karana mampu keterampilan proses peserta didik dalam
menanamkan budi pekerti. Bahan ajar pembelajaran. Hal ini sangat
yang dikembangkan telah mencakup berhubungan dengan perasaan peserta
materi mengenai Tri Hita Karana yang didik setelah menggunakan bahan ajar.
dapat menjadi pedoman hidup oleh Dalam pembelajaran bahasa,
peserta didik dalam menjaga hubungan keterampilan berkomunikasi merupakan
baik dengan Tuhan, sesama manusia, aspek yang utama.
dan alam. Konsep Tri Hita Karana, Hasil pertanyaan terbuka yang
muncul hampir di setiap teks yang diberikan kepada siswa pada uji
disajikan serta pada sub hati nurani yang lapangan menunjukkan hasil bahwa
terdapat di setiap akhir kegiatan. Secara bahwa dalam bahan ajar masih
tidak langsung hal tersebut akan ditemukan kata-kata yang salah ketik.
memberikan efek yang baik terhadap Pada tahap awal ini menjadi masalah
penanaman moral peserta didik. Bahan yang cukup berperan dalam
ajar ini tidak hanya sekadar pemahaman pembelajaran karena siswa harus
materi saja, tetapi menanamkan nilai bertanya kepada gurunya mengenai kata
moral dalam diri peserta didik. Hal ini yang salah ketik. Akan tetapi, ketika uji
berarti, pengaruh penggunaan bahan tahap lapangan utama, siswa sudah
ajar berbasis Tri Hita Karana tidak tidak bertanya lagi karena memang
sebatas pengetahuan tetapi juga intensitas kesalahan ketik jarang
keterampilan, sikap, serta melestarikan ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa
kebudayaan. Seperti yang disampaikan penggunaan bahasa yang jelas pada
oleh Sudiara (2011) yang menyatakan bahan ajar sangat menentukan
bahwa pembelajaran Tri Hita Karana pemahaman siswa terhadap materi yang
mampu menanamkan moral peserta disajikan. Oleh sebab itu, bahan ajar
didik serta melestarikan kebudayaan haruslah memperhatikan aspek
untuk tetap mempertahankan keajegan kebahasaan terlebih bahan ajar bahasa
Bali. Indonesia.
Hasil observasi menunjukkan bahwa Pengembangan bahan ajar berbasis
pengetahuan peserta didik terhadap Tri Hita Karana sejatinya adalah langkah
uraian materi bahan ajar yang yang efektif untuk memberikan
mengandung nilai Tri Hita Karana pendidikan moral peserta didik, terutama
berpengaruh positif terhadap pendidikan untuk dapat menghargai
keterampilan peserta didik dalam segala ciptaan Tuhan baik tumbuhan,
pembelajaran. Dengan menggunakan hewan, atau manusia itu sendiri. Bahan
bahan ajar yang dikembangkan dalam ajar berbasis Tri Hita Karana juga
pembelajaran, peserta didik terampil mampu memberikan pemahaman
berbicara dan berpartisifasi aktif dalam peserta didik untuk melestarikan alam
pembelajaran dengan mengutamakan serta kebudayaan yang dimiliki selain
aspek kesopanan dalam bertutur. Hal itu pemahaman terhadap materi yang
dapat terjadi karena bahan ajar yang disajikan. Pendidikan berbasis Tri Hita
peserta didik gunakan adalah bahan ajar Karana pada dasarnya telah banyak
yang sangat kontekstual. Teks yang ada dikembangan untuk menanamkan nilai-
dalam bahan ajar yang dikembangkan nilai moral peserta didik, akan tetapi
banyak mengangkat aspek-aspek belum mampu tersurat dalam bahan ajar.
budaya yang berkembangan di Berdasarkan pembahasan terhadap
kehidupan sekitar, sehingga peserta hasil penelitian ini dapat disimpulkan
didik mampu mengungkapkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia
pendapatnya dengan baik. Hasil merupakan mata pelajaran yang sangat
penelitian ini sejalan dengan hasil relevan terlebih lagi pada materi teks
penelitian Adnyana (2004:127) yang laporan hasil observasi dalam pemuatan
dan penerapan nilai-nilai pendidikan Tri terdiri atas dua kegiatan (2) Bahan ajar
Hita Karana. Peran bahasa sangat yang dikembangkan juga mampu
menentukan dalam penampilan nilai-nilai memfasilitasi peserta didik untuk
moral peserta didik. Simpulan ini senada memahami nilai-nilai Tri Hita Karana
dengan pernyataan Prayitno dan Belferik melalui materi yang disajikan. Peserta
(2011:52) yang mengatakan bahwa didik secara tidak langsung dapat
bahasa merupakan cermin kepribadian menanamkan pada dirinya konsep Tri
bangsa, melalui cara seseorang Hita Karana untuk diterapkan dalam
berbicara akan diketahui cerminan kehidupan sehari-hari. (3) Uji validitas
karakter yang dimiliki. Dalam konteks oleh tim ahli menunjukkan bahwa bahan
demikian, menjadi menarik ketika ajar yang dikembangkan berada pada
pendidik bahasa dan sastra kualifikasi baik dengan nilai 61,25 dari
menginjeksikan konsep-konsep Tri Hita 80. Itu berarti tingkat validitas bahan ajar
Karana ke dalam mata pelajaran berlabel yakni 76,56%. (4) Hasil respons peserta
bahasa. didik terhadap bahan ajar menunjukan
hasil yang sangat positif dengan nilai
SIMPULAN DAN SARAN 45,48 dari 55. Itu berarti tingkat respons
Hasil analisis penelitian siswa terhadap bahan ajar yang
pengembangan ini menunjukkan bahwa dikembangkan adalah 82,7%. (5) Hasil
pengembangan bahan ajar berbasis Tri respons guru mata pelajaran
Hita Karana sangat baik. Pengembangan menunjukkan hasil yang sangat positif
bahan ajar yang menggunakan prosedur pula dengan nilai 54 dari 60. Itu berarti
Borg dan Gall ini dapat menunjukkan tingkat respons guru terhadap bahan ajar
hasil yang memuaskan. Hal itu dapat yang dikembangkan yakni 90%.
dibuktikan berdasarkan validasi oleh ahli Berdasarkan temuan-temuan dalam
menyatakan bahan ajar ini berada pada penelitian, beberapa saran yang peneliti
kualifikasi baik. Selain itu respons guru dapat ajukan sebagai berikut, (1) Hasil
terhadap bahan ajar yang dikembangkan penelitian ini menunjukkan respons yang
berada pada kualifikasi yang sangat sangat positif dari siswa sebagai
positif. Respons peserta didik juga pengguna bahan ajar yang
menunjukkan hasil yang sangat positif
dikembangkan, sehingga bahan ajar ini
terhadap bahan ajar.
Bahan ajar yang disusun telah
dapat dijadikan salah satu alternatif bahan
disesuaikan dengan kurikulum yang ajar yang digunakan dalam pembelajaran
berlaku yakni kurikulum 2013. Bahan bahasa Indonesia pada topik teks laporan
ajar ini berpedoman pada silabus serta observasi. (2) Kepada guru mata
rencana pelaksanaan pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia, bahan ajar ini
(RPP) yang sesuai dengan kurikulum diharapkan dapat menjadi salah satu
2013. Bahan ajar ini adalah bahan ajar alternatif materi ajar selain menggunakan
yang berbasis teks. bahan ajar yang telah disiapkan
Berdasarkan uraian di atas, dapat pemerintah. Bahan ajar ini selain
dipaparkan sebagai berikut, (1) bahan mengadung materi pelajaran, guru juga
ajar yang dikembangkan telah sesuai
dapat memanfaatkan bahan ajar yang
dengan kurikulum 2013 yakni berbasis
teks. Bahan ajar yang dikembangkan
dikembangkan sebagai salah satu
dapat memfasilitasi peserta didik untuk alternatif sarana budi pekerti, (3) Bagi
belajar sesuai dengan sintaks peneliti lain yang ingin melaksanakan
pendekatan saintifik. Bahan ajar yang penelitian yang sejenis diharapkan lebih
dikembangan terdiri atas, judul tema, dapat mengembangkan penelitian ini
peta konsep, apersepsi, kegiatan, dengan melibatkan sampel yang lebih
indikator, tujuan, tugas mandiri, tugas luas dan mengkaji hal-hal yang belum
kelompok, unuk kerja, serba-serbi diteliti dalam penelitian ini.
bahasa, kerja mandiri, kerja kelompok,
portofolio, dan hati nurani. Bahan ajar
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, Budi I Putu. 2004.
Pengembangan Model Pembelajaran
Kooperatif Bermodul yang
Berwawasan Sain Teknologi dan
Masyarakat (STM) dan Pengaruh
Implementasinya terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa SMA di
Singaraja. Desertasi. (tidak
diterbitkan). Malang: Universitas
Negeri Malang.
Andri Akh, Kukuh. 2009. Dalam
http://bahan%20ajar/model%20%20
model%20pengembangan%20bahan
%20ajar%20(addie,%20assure,%20h
annafin%20. Diakses pada tanggal
10 April 2014.
Belawati, Tian, dkk.2003.
Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:
Pusat Penerbitan Unversitas
Terbuka.
Iskandarwassid dan Dadang Suhendar.
2009. Perspektif Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosada
Nana Syaodih Sukmadinata. 2002.
Pengembangan Kurikulum: Teori dan
Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudiara, Putu. Paradigma Pendidikan
berbasis Tri Hita Karana (Artikel).
Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta
Wijaya, Putu Dewa dan Muhammad
Rohmadi. 2009. Analisis Wacana
Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis.
Surakarta: Yuma Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai