Oleh
B. Need Assessment
Langkah kedua adalah mengadakan analisa kebutuhan untuk kegiatan
pembelajaran IPA dengan hasil berikut:
a. Pembelajaran IPA sangat erat kaitannya dengan berbagai kehidupan manu-
sia, bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Sehingga seharusnya individu diberikan kesempatan
untuk menemukan sendiri suatu konsep melalui kegiatan pengamatan dan
percobaan.
b. Seharusnya pembelajaran IPA mampu melibatkan siswa dalam masalah
yang sesungguhnya dengan cara mengkonfrontasikan mereka ke dalam
suatu penyelidikan, membantu mereka mengidentifikansi suatu masalah
untuk merancang cara penyelesaian suatu masalah.
c. Materi Klasifikasi makhluk hidup sangant penting bagi pebelajar, agar kita
mengenal makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga dengan
mengklasifikasikan kita lebih mudah untuk mempelajarinya.
d. Kemampuan komunikasi dan kolaborasi pebelajar juga harus dikembang-
kan, kemampuan untuk mengutarakan ide-idenya baik pada saat berdikusi
dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah. Selain
itu, kemampuan dalam bekerja sama merupakan hal yang penting bagi
pebelajar, bukan kemampuan akademik saja namun pendidikan harus
mampu mengembangkan semua potensi dari pebelajar secara maksimal,
sehingga kemampuan-kemampuan tersebut akan beguna bagi pribadi
pebelajar itu sendiri.
C. Job Analysis
Secara umum lulusan dari sekolah menengah pertama yang mengimple-
mentasikan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan abad 21 di dalam pembela-
jaran Sains atau IPA akan menjadi bekal kemampuan bagi individu pebelajar.
Dalam pembelajaran IPA yang mengintegrasikan kemampuan-kemampuan yang
dibutuhkan abad 21, diharapkan pebelajar melibatkan dirinya secara aktif dengan
berpikir kritis dan mengatasi masalah dengan efektif, pebelajar mampu berkomu-
nikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompoknya, serta
pebelajar mampu berpikir dan bekerja secara kreatif.
Siswa mampu menjelaskan Siswa menganalisis hasil Siswa mengumpulkan data dan
prosedur pengklasifikasian Siswa mampu bekerja
data observasi terkait melakukan klasifikasi terhadap sama dengan siswa lainnya
makhluk hidup dan benda- benda/makhluk hidup benda-benda, tumbuhan, dan
benda tak hidup sebagai melalui kegiatan diskusi
dan tak hidup. hewan yang ada di lingkungan kelompok.
bagian kerja ilmiah. sekitar.
(2)
(1) (3) (4)
Menyajikan Menyajikan
Menjelaskan Mengklasifikasikan Mampu
hasil hasil
mengapa makhluk berbagai jenis berkomunikasi
pengamatan pengamatan
hidup perlu tumbuhan ke dalam dengan siswa
terhadap terhadap
diklasifikasikan kelompok yang di lainnya.
benda hidup benda tak
1.1 kenal
2.1 hidup
3.1 Mampu menghargai
2.2
Menjelaskan dasar pendapat siswa
klasifikasi Mengklasifikasikan lainnya.
makhluk hidup berbagai jenis hewan
1.2 berdasarkan bagian Mampu memecahkan
tubuh, alat gerak dan masalah secara
jumlahnya. bersama-sama.
3.2
3. Langkah Ketiga Menganalisis Pebelajar dan Konteks Pembelajaran
(Analysis Learners and Contexts)
Dalam identifikasi tingkah laku awal ini diperlukan interaksi dengan para
pebelajar. Interaksi ini kemudian dijabarkan menurut kategori informasinya.
Berikut identifikasi tingkah laku berdasarkan analisis pebelajar:
Tabel. 3.3 Analisis Pebelajar
Tahap 9 dan 10 ini belum dapat dilakukan, mengingat rancangan desain ini
belum melalui tahap uji coba untuk mengetahui serta mengukur kevalidan serta
efektifitasnya dalam pembelajaran. Hasil dari implementasi dilapangan sebagai
tahap penilaian formatif dijadikan acuan untuk melakukan revisi desain
pembelajaran yang dirancang.
Dari data hasil uji coba juga digunakan sebagai dasar dalam melakukan
revisi terhadap desain pembelajaran. Data hasil uji coba dapat menunjukkan
kekurangan serta kelemahan desain pembelajaran ini, sehingga perbaikan ataupun
revisi dalam berbagai sektor dapat dilakukan.
DAFTAR RUJUKAN
Carey, L & Dick, W. 2009. The Systematic Design of Instruction. New York :
Harper Collins Publisher.