DESAIN PEMBELAJARAN
(Model Dick dan Carey,
Jerold E. Kemp, Smith dan Ragan)
Disusun Oleh:
Muhammad Rizwan Ilhami : 220211020033
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Desain Pembelajaran
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap desain pembelajaran yang ada
saat ini dipengaruhi atau dilandasi oleh teori belajar tertentu dan juga oleh
pandangan manusia tentang kehidupan ini. Jika teori belajar bertujuan untuk
menjelaskan kepada kita tentang bagaimana manusia belajar, maka tujuan
utama dari desain pembelajaran adalah untuk menyediakan panduan atau
pedoman bagi kita dalam merancang kegiatan belajar yang berkualitas bagi
pembelajar.
Lalu, apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran? Istilah desain
pembelajaran dalam literatur asing dikenal dengan istilah Instructional
1
Design. Hal ini dikarenakan istilah instruction atau instructional dalam
istilah teknis pendidikan di dunia Barat semakna dengan istilah
pembelajaran. Sedangkan kata ‘desain’ secara bahasa adalah kata serapan
dari Bahasa Inggris, yaitu ‘design’, dimana kata ini menurut Hokanson dan
Gibbons berasal dari Bahasa Latin ‘designare’ yang berarti merancang,
menjelaskan, menunjukan, atau menandai. Makna yang lebih elaboratif
mengenai kata desain disampaikan oleh Koberg dan Bagnall (1976), sebagai
berikut: “Design is a process of making dreams come true”, yaitu desain
adalah suatu proses menjadikan harapan atau mimpi menjadi kenyataan. 1
1
S. Putrawangsa, Desain Pembelajaran Design Research sebagai Pendekatan Desain
Pembelajarn, (Mataram: CV Reka Karya Amerta, 2018), h. 19.
2
Ina Magdalena, dkk. “Penerapan Model-Model Desain Pembelajaran Madrasah Aliyah
Negeri 12 Jakarta Barat”, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol. 2 No. 2, Agustus 2020, h. 242.
2
Model yang mereka kembangkan didasarkan pada penggunaan
pendekatan sistem atau system approach terhadap komponen-
komponen dasar dari desain pembelajaran yang meliputi analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Model desain
pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dan Carey ini terdiri atas
beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan
aktivitas pembelajaran.
Dick dkk. (2005) mengembangkan model desain pembelajaran
ini berdasarkan pada pemikiran dan karya besar Robert M. Gagne, “The
Conditions of Learning.” Dalam edisi perdana, buku ini menggunakan
pendekatan sistem. Edisi selanjutnya, Dick memasukan unsur dan
pandangan kognitif dalam proses belajar dan pembelajaran di dalam
bukunya.
Pengembangan model desain pembelajaran ini tidak hanya
diperoleh dari teori dan hasil penelitian, tetapi juga dari pengalaman
praktis yang diperoleh di lapangan. Implementasi model desain
pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis dan menyeluruh.
Hal ini diperlukan untuk dapat menciptakan desain pembelajaran yang
mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi masalah-masalah
pembelajaran.
Komponen sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari
model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dkk. terdiri
atas:
1). Identifikasi Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menerapkan
model desain pembelajaran ini adalah menentukan kemampuan atau
kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menempuh
program pembelajaran. Hal ini disebut dengan istilah tujuan
pembelajaran atau instructional goal.
3
2). Analisis instruksional.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
instruksional, yaitu sebuah prosedur yang digunakan untuk
menentukan keterampilan dan pengetahuan dan diperlukan oleh
siswa untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.
3). Analisis Siswa dan Konteks
Selain melakukan analisis tujuan pembelajaran, hal penting
yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah analisis
terhadap karakteristik siswa yang akan belajar dan konteks
pembelajaran.
4). Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus.
Seorang perancang desain pembelajaran perlu
mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran spesifik
(instructional objectives) yang perlu dikuasai oleh siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum (instructional
goal).
5). Alat atau Instrumen Penilaian
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat atau
instrumen penilaian yang mampu mengukur pencapaian hasil belajar
siswa. Hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam
menentukan instrumen evaluasi yang akan digunakan adalah
instrumen harus dapat mengukur siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
6). Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya,
perancang program pembelajaran dapat menentukan strategi yang
akan digunakan agar program pembelajaran yang dirancang dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4
7). Mengembangkan dan memilih bahan ajar
3
R. Benny A. Pribadi, Model-Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit Dian
Rakyat, 2009), h. 98-109.
4
Cordelia Obizoba, “Instructional Design Models Framework for Innovative Teaching
and Learning Methodologies,” International Journal of Higher Education Management (IJHEM),
Vol. 2 No. 1, 2015.
5
Kemp yang memiliki sembilan komponen, dan berbeda dari desain
instruksional pada umumnya. Kemp mengadopsi pandangan yang luas,
bentuk oval dari modelnya menyampaikan bahwa proses desain dan
pengembangan adalah siklus berkelanjutan yang membutuhkan
perencanaan, pengembangan, dan penilaian yang konstan untuk
memastikan pengajaran yang efektif. 5
Model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh
Kemp dkk. terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
1). Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran.
2). Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.
3). Mengidentifikasi materi
4). Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.
5). Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara
sistematik dan logis.
6). Merancang strategi pembelajaran.
7). Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.
8). Mengembangkan instrumen evaluasi.
9). Memilih sumber-sumber yang dapat mendukung aktivitas
pembelajaran.
5
Ratumanan dan Imas Rosmiati, Perencanaan Pembelajaran, (Depok: PT Raja Grapindo
Persada, 2019), h. 50-51.
6
Fatmawarni dan Dinda Nurazli Chania,” Pengaruh Model Pembelajaran Jerold E.Kemp
Terhadap Hasil Belajar Manajemen Keuangan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP
UMSU,” LIABILITIES: Jurnal Pendidikan Akuntansi, Vol. 3 No.3, 2020.
7
Saringatun Mudrikah, Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Teori dan Implementasi
(Jakarta: Pradina Pustaka), h. 25-26.
6
Fanani mengatakan bahwa pada dasarnya dalam desain
pembelajaran telah ada beberapa teori model perencanaan
pembelajaran Kemp, dick & Carey, dan kedua model tersebut
menurutnya memiliki beberapa kesamaan tahapan. Setiap tahap
memuat aktivitas analisis terhadap komponen pembelajaran yang harus
dieimplementasikan oleh guru atau pendidik. 8 Pada model Kemp
menurut Rusman model ini dapat memberikan arahan kepada
guru/pendidik untuk melihat karakteristik para peserta didik serta
menentukan tujuan-tujuan belajar secara tepat.9
8
Achmad Fanani dkk., “Kelayakan dan Respon Hasil Pengembangan Model Anslisis
Pembelajaran GCT,” Inventa: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 5 No. 2, 2021.
9
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali pers, 2016), h. 166-167.
7
yang akan menempuh program pembelajaran meliputi kondisi sosial,
penguasaan isi atau materi pelajaran, dan gaya belajar. Gaya belajar
siswa dapat dikelompokkan menjadi gaya belajar auditori, gaya
belajar visual, dan gaya belajar kinestetik.
3). Analisis Tugas Pembelajaran
Analisis tugas pembelajaran atau disebut juga dengan istilah
task analysis merupakan langkah yang dilakukan untuk membuat
deskripsi tugas-tugas dan prosedur yang perlu dilakukan oleh individu
untuk mencapai tingkat kompetensi.
4). Menulis Butir Tes
5). Menentukan Strategi Pembelajaran
Menentukan strategi pembelajaran dilakukan untuk
mengelola program pembelajaran yang didesain agar dapat
membantu siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang
bermakna.
6). Memproduksi Program Pembelajaran
Memproduksi program pembelajaran mempunyai makna
adanya proses atau aktivitas dalam menerjemahkan desain sistem
pembelajaran yang telah dibuat ke dalam bahan ajar atau program
pembelajaran.
7). Melaksanakan evaluasi formatif
Melakukan evaluasi formatif untuk menemukan kelemahan-
kelemahan dari draf bahan ajar yang telah dibuat untuk segera
direvisi agar menjadi program pembelajaran yang efektif, efisien,
dan menarik.
8). Merevisi Program Pembelajaran
Merevisi program pembelajaran dilakukan terhadap
kelemahan-kelemahan yang masíh terlihat pada rancangan program
pembelajaran. Dengan melakukan revisi terhadap program
pembelajaran maka program tersebut diharapkan dapat menjadi
8
program pembelajaran berkualitas, yaitu pembelajaran yang efektif,
efisien, dan menarik 10
C. SIMPULAN
10
R. Benny A. Pribadi, Model-Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit Dian
Rakyat, 2009), h. 120-125.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fanani, Achmad dkk. 2021. “Kelayakan dan Respon Hasil Pengembangan Model
Anslisis Pembelajaran GCT.” Inventa: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Vol. 5 No. 2.
10