Anda di halaman 1dari 16

Model penelitian pengembangan dalam dunia pendidikan ada beberapa macam

diantaranya model penelitian pengembangan Dick & Carey, Borg dan Gall, Model
Maartin Tassmer, Model Sugiyono, dan lain-lain.

Pengertian model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  berarti pola (acuan,
ragam, dan sebagainya). Prawidalaga (2008) menyebut model sebagai tampilan
grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis serta mengandung pemikiran yang
bersifat uraian atau penjelasan termasuk saran.

Smith (2010) menjelaskan bahwa model adalah sebuah gambaran mental yang
membantu sesorang dalam memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat dan dialami
secara langsung. Menurut Putra (2011) model pengembangan merupakan dasar
produk yang akan dihasilkan, yang dapat berupa model prosedural, model
konseptual, dan model teoritik.

Pada artikel kali ini akan dijelaskan mengenai salah satu model penelitian
pengembangan, yaitu Model Penelitian Pengembangan Dick & Carey

Model Penelitian Pengembangan Dick & Carey


Model Dick and Carey merupakan model desain instruksional, dikembangkan oleh
Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey. Model penelitian dan pengembangan
Dick & Carey merupakan salah satu dari model prosedural yakni model yang
menyarankan agar penerapan prinsip desain/rancangan instruksional disesuaikan
dengan langkah-langkah yang harus dijalani secara berurutan.

Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan Model Dick


& Carey
Penelitian Pengembangan Dick and Carey
Langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan
oleh Dick & Carey adalah 1) mengidentifikasi tujuan instruksional, 2) melakukan
analisis instruksional, 3) menganalisis karakteristik mahasiswa dan konteks, 4)
merumuskan tujuan instruksional khusus, 5) mengembangkan instrumen penilaian, 6)
mengembangkan strategi instruksional, 7) mengembangkan dan memilih bahan
instruksional yang sesuai, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9)
melakukan revisi pembelajaran, dan 10) merancang dan melakukan evaluasi sumatif.

1. Identifikasi Tujuan (Identify Instructional Goal’s)

Langkah pertama model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa
dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program instruksional.
Tujuan instruksional bisa diuraikan mulai dari daftar tujuan, analisis kinerja, penilaian
kebutuhan, dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar peserta didik, analisis
orang-orang yang melakukan pekerjaan/job analysis, atau dari persyaratan lain
sebagai instruksi baru.

2. Melakukan analisis Instruksional (Conduct Instructional Anlysis)

Proses analisis instruksional bertujuan untuk menentukan keterampilan,


pengetahuan, dan sikap/karakter yang diketahui sebagai perilaku masukan/entry
behaviors, yang dibutuhkan peserta didik untuk bisa memulai instruksional. Peta
konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah
diidentifikasi.

3. Analisis Siswa dan lingkungan (Analyze Learners and Contexts)

Di tahap ini, dilakukan analisis siswa, analisis konteks dimana mereka akan belajar
dan analisis konteks dimana mereka akan menggunakannya. Pilihan peserta didik,
keterampilan dan sikap yang sudah dimiliki akan digunakan untuk mendesain
strategi instruksional.

4. Merumuskan Tujuan Performasi (Write Performance Objectives)

Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam


analisis instruksional, keterampilan yang harus dipelajari, kondisi dimana
keterampilan yang harus dilakukan dan kriteria untuk kinerja yang sukses.

5. Pengembangan Tes acuan Patokan (Develop Assesment Instrument)

Berdasarkan tujuan performasi yang telah ditulis, langkah ini adalah


mengembangkan butir-butir peniaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk
mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan
utama berkaitan diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan
dan penilaian yang diminta.

6. Pengembangan Siasat Instruksional (Develop Insstructional Strategy)

Bagian-bagian dari strategi instruksional menekankan komponen untuk


mengembangkan belajar siswa termasuk aktivitas pra instruksional, presentasi isi,
partisipasi siswa, penilaian, dan tindak lanjut.

7. Pengembangan atau Memilih Material Instrksional (Develop and Select


Instructional Materials)

Dengan istilah bahan isntruksional kita sudah termasuk segala bentuk instruksional
seperti modul, panduan guru, overhead transparansi, CD video, multimedia berbasis
komputer, dan laman website untuk instuksional jarak jauh/online.

8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Design and Conduct


Formative Evaluation of Instruction)

Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil
dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang
berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan instruksional. Teknik
yang sama bisa diterapkan pada instruksional atau penilaian formatif terhadap bahan
di kelas.

9. Revisi Instruksional (Revise Instruction)

Strategi instruksional selanjutnya dapat ditinjau ulang dan sehingga semua


pertimbangan dan penilaian ini dilampirkan ke dalam revisi instruksional agar
tercipta alat instruksional yang lebihbaik dan efektif.
10. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design and Conduct
Summative Evaluation)

Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang
dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan atau
diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.

Sekian artikel mengenai artikel mengenai Model Penelitian Pengembangan Dick &


Carey. Semoga dapat membantu menambah wawasan. Salam!

Sumber: Yamanto Isa, Model-Model Pengembangan Produk R & D.

Definisi
Model Desain Pembelajaran Dick and Carey merupakan model desain
pembelajaran yang mengikuti pendekatan sistematis untuk
mengembangkan program pembelajaran yang efektif dan efisien. Model ini
terdiri dari 10 tahapan yang saling terkait dan bergantung satu sama lain.
Model pembelajaran Dick and Carey memiliki beberapa komponen yaitu:
pembelajaran, mengajar, pengajar, materi, dan ligkungan. Demikian halnya
dengan pendidikan non formal memiliki komponen yang terdiri atas:
pembelajar, pengajar, materi, dan lingkungan pembelajaran. Untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapakan maka
memerlukan interaksi antar komponen. Desain pembelajaran sebagai
metode yang sistematis pada tahapan yang digunakan yaitu analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahapan
implementasi model sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang
sistemais dan memiliki harapan untuk dapat dipergunakan secara optimal
untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran. Bahan ajar memiliki
kedudukan sebagai unsur-unsur pembelajaran bukan hanya untuk dibaca
namun terlibat dalam proses pembelajaran.

Tahap pertama dalam mendesain pembelajaran diawali dengan dilakukanya


analisis kebutuhan dalam pembelajaran dan melakukan identifikasi
terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Dengan demikian
pengembangan yang dilakukan didasarkan pada kebutuhan dan
pemecahan masalah, berikut ini merupakan sepuluh tahapan desain
pembelajaran menurut Dick and Carey seperti terlihat pada gambar 1.

Setiap langkah dapat dikatakan sangat jelas tujuanya sehingga bagi


perancang pemula sangat cocok digunakan untuk mempelajari model
pembelajaran yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Cerey
menunjukan hubungan yang sangat jelas, memiliki sisitem sangat ringkas
namun isinya sangat padat dari satu ke unsur lainya. Pada tahap pertama
yaitu mengidentifikasi tujuan pembelajaran sangat sesuai dengan
kurikulum, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan
pembelajaran dapat menginisiasi rancangan pengembangan. 

Tahap-tahap Model Desain


Pembelajaran Dick and Carey
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran
Identifikasi tujuan pembelajaran merupakan salah satu langkah penting
dalam model desain pembelajaran Dick and Carey. Dalam tahap ini, tujuan
pembelajaran yang spesifik, terukur, relevan, dan realistis akan ditetapkan
dan menjadi arah bagi desain dan implementasi program pembelajaran.
Berikut adalah cara untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran pada Dick
and Carey:

1. Tentukan tujuan pembelajaran: Tujuan pembelajaran harus jelas dan


spesifik agar dapat mengarahkan desain program pembelajaran.
Tujuan juga harus relevan dengan kebutuhan peserta didik dan
konteks pembelajaran.
2. Identifikasi karakteristik peserta didik: Identifikasi karakteristik peserta
didik seperti latar belakang pendidikan, usia, kemampuan, dan
kebutuhan pembelajaran khusus.
3. Identifikasi konteks pembelajaran: Konteks pembelajaran seperti
lingkungan pembelajaran, perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan, dan waktu pembelajaran harus dipertimbangkan dalam
desain program pembelajaran.
4. Identifikasi masalah pembelajaran: Identifikasi masalah pembelajaran
yang dihadapi peserta didik, seperti kesulitan belajar,
ketidakmampuan memahami konsep, dan lain-lain.
5. Identifikasi tujuan instruksional: Setelah tujuan pembelajaran dan
karakteristik peserta didik diketahui, langkah selanjutnya adalah
menentukan tujuan instruksional. Tujuan instruksional akan
menentukan apa yang harus dicapai oleh peserta didik melalui
program pembelajaran.
6. Identifikasi kriteria evaluasi: Identifikasi kriteria evaluasi akan
membantu dalam menilai keberhasilan program pembelajaran dalam
mencapai tujuan instruksional.

Mengidentifikasi tujuan pembelajaran dengan tepat sangat penting untuk


menciptakan program pembelajaran yang efektif dan efisien. Tujuan
pembelajaran yang spesifik dan terukur dapat membantu mengukur
kemajuan peserta didik dan memastikan bahwa program pembelajaran
mencapai tujuannya.

2. Analisis Tugas Pembelajaran


Analisis tugas pembelajaran merupakan langkah kedua dalam model desain
pembelajaran Dick and Carey. Analisis tugas pembelajaran bertujuan untuk
memahami secara detail tugas yang harus dikuasai oleh peserta didik dan
mengidentifikasi kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas tersebut. Dalam melakukan analisis tugas pada model
ini, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu:

1. Identifikasi Tugas: Identifikasi tugas yang harus dikuasai oleh peserta


didik. Tugas dapat diidentifikasi dari kurikulum, standar kompetensi,
dan indikator pencapaian.
2. Deskripsi Tugas: Deskripsikan tugas secara rinci dan jelas, termasuk
proses, prosedur, dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
3. Identifikasi Kemampuan: Identifikasi kemampuan dasar yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Kemampuan dapat
berupa pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang harus dikuasai
oleh peserta didik.
4. Analisis Kemampuan: Analisis kemampuan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas tersebut. Analisis ini dapat dilakukan dengan
cara membandingkan kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan
kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
5. Identifikasi Keterampilan yang Diperlukan: Identifikasi keterampilan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Keterampilan
dapat berupa keterampilan dasar, keterampilan prosedural, atau
keterampilan konseptual.
6. Identifikasi Faktor Pendukung dan Penghambat: Identifikasi faktor-
faktor yang dapat membantu atau menghambat peserta didik dalam
melaksanakan tugas tersebut. Faktor-faktor ini dapat berasal dari
lingkungan, alat, dan orang lain.

Dalam melakukan analisis tugas pembelajaran pada model Dick and Carey,
penting untuk melibatkan para ahli dan stakeholder yang terkait dalam
pembuatan program pembelajaran, seperti guru, siswa, dan orang tua
siswa. Analisis tugas yang baik akan membantu dalam menentukan desain
pembelajaran yang sesuai dengan tugas yang harus dikuasai oleh peserta
didik dan kemampuan yang harus dimiliki.

3. Analisis Karakteristik Peserta Didik dan Konteks


Pembelajaran
Pada langkah ini, perancang instruksional mengumpulkan informasi
tentang peserta didik dan konteks pembelajaran di mana pembelajaran
akan berlangsung. Informasi ini digunakan untuk mengembangkan
pembelajaran yang sesuai untuk pembelajar dan konteksnya.

Untuk menganalisis pembelajar, perancang harus mempertimbangkan


faktor-faktor seperti:

1. Pengetahuan dan keterampilan sebelumnya: Pengetahuan dan


keterampilan apa yang sudah dimiliki peserta didik? Bagaimana
pengetahuan dan keterampilan ini dibangun atau dimanfaatkan
dalam pengajaran?
2. Gaya belajar: Apa gaya belajar yang disukai peserta didik? Bagaimana
pembelajaran dirancang untuk mengakomodasi gaya belajar
tersebut?
3. Motivasi: Apa yang memotivasi peserta didik? Apa tujuan dan aspirasi
mereka? Bagaimana pembelajaran dapat dirancang untuk melibatkan
dan memotivasi mereka?
4. Demografi: Rentang usia, tingkat pendidikan, dan latar belakang
budaya peserta didik? Bagaimana pembelajaran dapat dirancang agar
tidak bertentangan dengan budaya setempat?
5. Kebutuhan khusus: Apakah ada peserta didik yang memiliki
kebutuhan khusus atau disabilitas? Bagaimana pembelajaran
dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut?

Untuk menganalisis konteks, perancang harus mempertimbangkan faktor-


faktor seperti:

1. Lingkungan belajar: Bagaimana lingkungan fisik di mana instruksi


akan berlangsung? Bagaimana pembelajaran dirancang agar sesuai
untuk lingkungan tersebut?
2. Teknologi: Teknologi apa yang tersedia untuk dapat digunakan
dalam pembelajaran? Bagaimana pembelajaran dirancang untuk
memanfaatkan teknologi tersebut?
3. Kendala waktu: Berapa banyak waktu yang tersedia untuk
pembelajaran? Bagaimana pembelajaran dapat dirancang agar sesuai
dengan kerangka waktu yang tersedia?
4. Sumber daya: Sumber daya apa yang tersedia untuk pembelajaran?
Bagaimana pembelajaran dirancang untuk memanfaatkan sumber
daya tersebut?

Dengan menganalisis karakteristik pembelajar dan konteks pembelajaran,


perancang dapat mengembangkan pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajar dan sesuai dengan konteks di mana pembelajaran
itu akan berlangsung. Hal ini dapat membantu untuk memastikan bahwa
pengajaran efektif dan menarik bagi peserta didik.

4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus


Tujuan pembelajaran khusus menjelaskan apa yang dapat dilakukan peserta
didik setelah menyelesaikan pembelajaran. Tujuan tersebut harus spesifik,
terukur, dan dapat dicapai dalam kerangka waktu pembelajaran.

Berikut langkah-langkah penulisan tujuan pembelajaran khusus dengan


menggunakan model Dick and Carey:

1. Identifikasi pengetahuan, keterampilan, atau sikap khusus yang harus


dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Tulis tujuan pembelajaran berupa apa yang dapat dilakukan peserta
didik setelah menyelesaikan pembelajaran. Setiap tujuan harus ditulis
dalam pernyataan yang jelas dan ringkas dan mencakup unsur-unsur
berikut:
a. Sikap atau tindakan yang harus dimiliki pembelajar
b. Kondisi di mana perilaku atau tindakan akan dilakukan
c. Kriteria atau standar untuk mengukur kinerja
3. Pastikan bahwa tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan tingkat peserta didik.
4. Mengatur tujuan pembelajaran dalam urutan logis untuk memandu
pengembangan pembelajaran.
5. Tinjau tujuan pembelajaran kembali untuk memastikan bahwa tujuan
tersebut jelas, terukur, dan dapat dicapai dalam kerangka waktu
pembelajaran.

Dengan menulis tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur, perancang


dapat memastikan bahwa pembelajaran difokuskan pada hasil
pembelajaran tertentu dan dapat dievaluasi keefektifannya. Hal ini dapat
membantu untuk memastikan bahwa pembelajaran relevan dan berguna
bagi peserta didik.

5. Mengembangkan Instrumen Penilaian


Berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah disusun langkah berikutnya
yaitu menyusun instrumen penilaian. Instrumen penilaian digunakan untuk
mengukur sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Instrumen penilaian harus dirancang agar valid,
andal, dan sesuai untuk peserta didik dan konteks pengajaran.
Berikut langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen dengan model
Dick and Carey:

1. Tinjau tujuan pembelajaran untuk menentukan apa yang perlu dinilai.


2. Pilih metode penilaian yang sesuai untuk tujuan pembelajaran dan
peserta didik. Metode penilaian dapat mencakup tes tertulis, tugas
kinerja, observasi, atau penilaian diri.
3. Mengembangkan instrumen penilaian. Seperti membuat soal
pertanyaan atau tugas pembelajaran, mengembangkan rubrik
penilaian, atau membuat alat penilaian diri.
4. Uji coba instrumen asesmen untuk memastikan bahwa instrumen
tersebut valid dan reliabel. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengujicobakan instrumen penilaian kepada sekelompok kecil
peserta didik dan menganalisis hasilnya untuk memastikan bahwa
instrumen dapat mengukur apa yang hendak diukur (valid) dan
reliabel.
5. Merevisi instrumen penilaian berdasarkan hasil uji coba jika perlu.
6. Melakukan penilaian kepada peserta didik dan menganalisis hasilnya
untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran.
7. Gunakan hasil penilaian untuk melakukan evaluasi terhadap proses
pembelajaran atau untuk memberikan dukungan tambahan kepada
pembelajar yang membutuhkannya.

Dengan mengembangkan instrumen penilaian yang valid dan reliabel,


perancang pembelajaran dapat memastikan bahwa desain pembelajaran
tersebut efektif dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan. Penilaian
juga dapat memberikan umpan balik yang berharga kepada peserta didik
dan instruktur dan dapat membantu mengidentifikasi area yang mungkin
memerlukan perhatian atau dukungan lebih lanjut.

6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran merupakan metode dan model pembelajaran yang
akan digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran dan mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran harus didasarkan pada analisis peserta
didik, konteks, dan tujuan pembelajaran.
Berikut adalah langkah-langkah untuk mengembangkan strategi
pembelajaran dengan menggunakan model Dick and Carey:

1. Tinjau hasil analisis peserta didik dan konteks pembelajaran untuk


mengidentifikasi strategi pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan
kepada peserta didik.
2. Tinjau tujuan pembelajaran untuk menentukan metode dan kegiatan
apa yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik dan
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat
mencakup ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, berbasis kasus
atau proyek.
4. Mengatur strategi pembelajaran menjadi urutan yang koheren yang
dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut dapat berupa urutan penyampaian materi pembelajaran,
menyampaikan konsep baru secara bertahap, dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti praktik dan
mendapatkan umpan balik.
5. Mengembangkan bahan ajar untuk mendukung strategi
pembelajaran. Ini dapat berupa handout, alat bantu visual, atau
materi multimedia.
6. Uji coba strategi dan materi pembelajaran pada kelompok kecil untuk
memastikan bahwa strategi tersebut efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
7. Merevisi strategi pembelajaran dan materi berdasarkan hasil uji coba.
8. Menerapkan strategi pembelajaran dan bahan ajar dalam proses
pembelajaran.
9. Memantau penerapan strategi dan bahan pembelajaran serta
membuat revisi yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi
tersebut efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang koheren dan efektif,


perancang pembelajaran dapat memastikan bahwa proses pembelajaran
difokuskan pada pencapaian hasil belajar yang diinginkan dan bahwa siswa
terlibat dan termotivasi untuk belajar. Strategi pembelajaran juga dapat
memberikan panduan kepada instruktur dan membantu memastikan
konsistensi dalam melaksanakan pembelajaran.

7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar


Mengembangkan dan memilih bahan ajar merupakan langkah penting
dalam model desain pembelajaran Dick and Carey. Bahan ajar dapat berupa
buku teks, handout, bahan multimedia, dan bahan lain yang digunakan
untuk memfasilitasi pembelajaran. Bahan ajar harus dipilih atau
dikembangkan berdasarkan analisis peserta didik, konteks, dan strategi
pembelajaran.

Berikut langkah-langkah untuk mengembangkan dan memilih bahan ajar


menggunakan model Dick and Carey:

1. Tinjau hasil analisis peserta didik dan konteks pembelajaran untuk


mengidentifikasi bahan ajar yang paling sesuai dengan peserta didik
dan konteks pembelajaran. Seperti mempertimbangkan usia peserta
didik, latar belakang budaya, dan pengetahuan sebelumnya.
2. Tinjau strategi pembelajaran untuk menentukan jenis bahan ajar yang
dapat mendukung pembelajaran. Seperti pemilihan atau
pengembangan materi yang akan membantu menjelaskan konsep,
memberikan contoh, atau memfasilitasi praktik dan umpan balik.
3. Mengidentifikasi bahan ajar yang sesuai untuk pembelajaran. Seperti
buku teks, artikel, video, atau materi lain yang tersedia.
4. Mengembangkan bahan ajar baru sesuai kebutuhan. Seperti
pembuatan handout, alat bantu visual, atau materi multimedia.
5. Uji coba bahan ajar pada sekelompok kecil peserta didik untuk
memastikan bahwa bahan ajar tersebut efektif dalam mendukung
strategi pembelajaran.
6. Merevisi bahan ajar berdasarkan hasil uji coba.
7. Pilih bahan ajar yang paling efektif dalam mendukung strategi
pembelajaran dan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8. Atur bahan ajar menjadi urutan yang koheren yang memandu peserta
didik melalui proses pembelajaran. Ini dapat mencakup urutan materi,
memperkenalkan konsep baru secara bertahap, dan memberikan
kesempatan untuk praktik dan pemberian umpan balik.
9. Pastikan bahwa bahan ajar dapat diakses dan mudah digunakan oleh
peserta didik.

Dengan mengembangkan dan memilih bahan ajar yang efektif, perancang


pembelajaran dapat mendukung strategi pembelajaran dan membantu
memastikan bahwa siswa terlibat dan termotivasi untuk belajar. Bahan ajar
juga dapat memberikan panduan kepada instruktur dan membantu
memastikan konsistensi dalam melaksanakan pembelajaran.

8. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi


Formatif
Evaluasi formatif adalah proses pengumpulan umpan balik dan data yang
berkelanjutan selama proses desain dan pengembangan pembelajaran
dengan tujuan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan
dan membuat revisi yang diperlukan untuk memastikan bahwa
pembelajaran tersebut efektif dalam mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan.

Berikut langkah-langkah merancang dan melakukan evaluasi formatif


dengan menggunakan model Dick and Carey:

1. Menentukan pertanyaan evaluasi yang perlu dijawab. Pertanyaan-


pertanyaan ini harus terkait dengan keefektifan pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran dan harus sesuai dengan metode
evaluasi.
2. Pilih metode evaluasi yang sesuai dengan pertanyaan evaluasi dan
peserta didik. Metode evaluasi dapat mencakup survei, wawancara,
observasi, kelompok fokus, atau penilaian kinerja.
3. Mengembangkan instrumen evaluasi. Ini dapat mencakup
mengembangkan pertanyaan survei, protokol wawancara, atau daftar
periksa observasi.
4. Uji coba instrumen evaluasi pada sekelompok kecil peserta didik
untuk memastikan bahwa evaluasi yang disusun efektif dalam
mengumpulkan data yang diperlukan.
5. Merevisi instrumen evaluasi berdasarkan hasil uji coba.
6. Menerapkan instrumen evaluasi dan mengumpulkan data dari
peserta didik dan instruktur.
7. Menganalisis data dan mengidentifikasi area yang memerlukan
perbaikan dalam pembelajaran. Mencakup identifikasi area di mana
pembelajar mengalami kesulitan, area di mana pengajaran tidak
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, atau area di mana
materi atau strategi pembelajaran perlu direvisi.
8. Gunakan hasil evaluasi untuk membuat revisi desain pembelajaran
atau bahan ajar.
9. Ulangi proses evaluasi sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa
proses pembelajaran efektif dalam mencapai hasil belajar yang
diinginkan.

Dengan merancang dan melakukan evaluasi formatif, perancang


pembelajaran dapat memastikan bahwa proses pembelajaran efektif dalam
mencapai hasil belajar yang diinginkan serta dapat melakukan revisi untuk
meningkatkan hasil pembelajaran sesuai kebutuhan. Evaluasi formatif juga
dapat memberikan umpan balik yang berharga kepada peserta didik dan
instruktur serta dapat membantu mengidentifikasi area yang memerlukan
perhatian atau dukungan lebih lanjut.

9. Melakukan Revisi Terhadap Desain Pembelajaran


Langkah ini melibatkan meninjau hasil proses evaluasi formatif dan
membuat perubahan yang diperlukan untuk instruksi untuk meningkatkan
keefektifannya dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Berikut langkah-langkah merevisi pembelajaran dengan model Dick and


Carey:

1. Meninjau hasil proses evaluasi formatif. Mencakup analisis data yang


dikumpulkan dari peserta didik dan instruktur, serta umpan balik dari
pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengajaran.
2. Identifikasi area di mana pembelajaran tidak efektif dalam mencapai
hasil belajar yang diinginkan. Ini dapat mencakup area di mana
pembelajar kesulitan, area di mana materi atau strategi pembelajaran
tidak efektif, atau area di mana proses pembelajaran tidak selaras
dengan tujuan kinerja.
3. Mengembangkan rencana untuk merevisi desain pembelajaran.
Mencakup identifikasi bahan ajar baru, memodifikasi bahan yang ada,
atau mengubah strategi pembelajaran.
4. Terapkan revisi pembelajaran. Seperti memperbarui bahan ajar,
memodifikasi rencana pelajaran, atau mengubah urutan
pembelajaran.
5. Uji coba desain pembelajaran yang telah direvisi dengan sekelompok
kecil peserta didik untuk memastikan bahwa revisi tersebut efektif
dalam meningkatkan pembelajaran.
6. Kumpulkan umpan balik dari peserta didik dan instruktur tentang
instruksi yang direvisi.
7. Menganalisis hasil uji coba dan umpan balik untuk menentukan
apakah diperlukan revisi lebih lanjut.
8. Menerapkan instruksi yang telah direvisi dengan peserta didik.
9. Pantau pelaksanaan instruksi yang direvisi dan kumpulkan data untuk
menentukan apakah revisi telah meningkatkan efektivitas instruksi
dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Dengan merevisi pembelajaran, perancang instruksional dapat memastikan


bahwa desain pembelajaran tersebut efektif dalam mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan dan dapat menyediakan pembelajar dengan
dukungan dan sumber daya yang mereka butuhkan. Revisi juga dapat
meningkatkan keterlibatan dan motivasi pelajar dengan memastikan bahwa
pembelajaran tersebut relevan dan menarik.

10. Merancang dan dan Mengembangkan Evaluasi


Sumatif
Merancang dan melakukan evaluasi sumatif merupakan langkah terakhir
dalam model desain pembelajaran Dick and Carey. Evaluasi sumatif adalah
penilaian terhadap keseluruhan keefektifan pengajaran dalam mencapai
hasil belajar yang diinginkan. Tujuan evaluasi sumatif adalah untuk
menentukan sejauh mana pembelajaran telah mencapai tujuannya serta
untuk memberikan umpan balik untuk perbaikan di masa mendatang.

Berikut langkah-langkah merancang dan melakukan evaluasi sumatif


dengan menggunakan model Dick and Carey:

1. Mengembangkan rencana evaluasi sumatif. Mencakup pertanyaan


evaluasi, metode evaluasi, dan kriteria keberhasilan.
2. Pilih metode evaluasi yang sesuai untuk pertanyaan evaluasi dan
peserta didik. Metode evaluasi dapat mencakup survei, wawancara,
observasi, kelompok fokus, atau penilaian kinerja.
3. Mengembangkan instrumen evaluasi. Mencakup mengembangkan
pertanyaan survei, wawancara, atau lembar observasi.
4. Uji coba instrumen evaluasi pada kelompok kecil peserta didik untuk
memastikan efektifitas dalam mengumpulkan data yang diperlukan.
5. Merevisi instrumen evaluasi berdasarkan hasil uji coba.
6. Menerapkan instrumen evaluasi dan mengumpulkan data dari
peserta didik dan instruktur.
7. Menganalisis data dan menentukan sejauh mana pembelajaran telah
mencapai tujuannya. Seperti membandingkan kinerja pembelajar
sebelum dan sesudah pembelajaran, serta menganalisis umpan balik
pembelajar tersebut.
8. Gunakan hasil evaluasi untuk melakukan revisi yang diperlukan pada
program pembelajaran atau bahan ajar di masa mendatang.
9. Komunikasikan hasil evaluasi sumatif kepada pemangku kepentingan,
termasuk peserta didik, instruktur, dan administrator.

Dengan merancang dan melakukan evaluasi sumatif, perancang


instruksional dapat memastikan bahwa program pembelajaran tersebut
efektif dalam mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan dan dapat
memberikan umpan balik yang berharga untuk perbaikan di masa
mendatang. Evaluasi sumatif juga dapat memberikan bukti keefektifan
program pembelajaran kepada pemangku kepentingan, yang dapat
membantu mendapatkan dukungan dimasa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai