Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan model Praktik Perkantoran berbasis collaborative learning ini terdiri

dari tiga rancangan model yang terdiri dari model konseptual, model prosedural dan model
fisikal. Berikut penjabaran dari masing-masing model:
1. Model Konseptual
Model konseptual biasanya berupa teori karena bersifat umum, deskripsi verbal yang
abstrak, suatu produk dari pandangan terhadap realita, suatu sintesa dari berbagai hasil
penelitian yang saling berkaitan, didukung dengan pengalaman atau sejumlah data yang
terbatas. Model pengembangan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran praktik
perkantoran berbasis Collaborative Learning.

Gambar 2.1 Model Pembelajaran Praktik Perkantoran Berbasis Collaborative Learning

Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:


1. Research & Information Collecting (Penelitian dan Pengumpulan Informasi)
Tahap ini dilakukan peneliti pada saat penelitian pendahuluan, di mana peneliti
mengumpulkan informasi terkait collaborative learning dan permasalahan yang
terjadi pada mata kuliah praktik perkantoran. Pada tahap ini peneliti melakukan
observasi, wawancara dan penyebaran angket untuk melihat permasalahan yang tejadi
pada pembelajaran mata kuliah praktik perkantoran, serta melakukan studi literatur
terhadap collaborative learning dengan mencari informasi mengenai penelitian
collaborative learning dan pelaksanaannya berdasarkan beberapa artikel dari jurnal
terindeks scopus pada tahun 2021 dan pelaksanaan collaborative learning di beberapa
negara.

2. Identify Instructional Goal(S) (Identifikasi Tujuan Pembelajaran/Kompetensi Umum)


Mengidentifikasi tujuan pembelajaran/kompetensi umum dengan cara mencari
informasi terbaru dan keterampilan yang akan diajarkan berupa daftar tujuan
pembelajaran, analisis kinerja, analisis kebutuhan, pengalaman praktik peserta didik,
kesulitan yang dihadapi peserta didik pada mata kuliah praktik perkantoran.
Pada langkah ini, Tujuan pembelajaran/kompetensi umum mata kuliah praktik
perkantoran adalah mahasiswa memiliki kompetensi yang baik dalam melaksanakan
aktifitas-aktifitas yang sering dilakukan oleh seorang administrator profesional dan
berbagai aspek yang berhubungan dengan administrasi perkantoran.
3. Conduct Instructional Analysis (Analisis Instruksional)
Melakukan analisis instruksional dengan cara mendeterminasikan langkah-langkah
yang dilakukan peserta didik mencapai tujuan, seperti menuliskan perilaku umum
yang telah ditulis pada tujuan pembelajaran. Menulis setiap perilaku khusus yang
menjadi bagian dari perilaku umum dan menyusun dalam urutan yang logis. Hasil dari
analisis instruksional ini adalah mendeterminasikan apa itu keterampilan pengetahuan
dan sikap, dikenal sebagai entry skills. Hal ini tercantum pada kurikulum dan RPS
Mata kuliah Praktik Perkantoran.
1. Analyze Learners and Contexts (Analisis karakteristik Siswa dan Konteks
Pembelajaran/Kompetensi awal).
Menganalisis pararel dari peserta didik, konteks yang berasal dari keterampilan
mereka dan konteks di dalam penggunaannya. Keterampilan awal peserta didik,
prioritas, dan sikap menentukan pengaturan instruksional, yaitu dengan mengenal
Karakteristik mahasiswa Program Studi D4 Administrasi Perkantoran Digital, yang
enerjik, jujur, teliti dan trampil serta mandiri. Karakteristik ini harus tercermin dari
hasil pekerjaan mereka yaitu multitalenta dalam menghadapi berbagai pekerjaan, jujur
dalam berkata dan bertindak, teliti dalam mengerjakan tugas-tugas dan trampil dalam
berbagai pekerjaan kantor, serta mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan.
2. Write Performance Objectives (Merumuskan Tujuan instruksional Khusus)
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dalam bentuk pernyataan spesifik.
Pernyataan ini diambil berdasarkan identifikasi keterampilan dalam analisis
instruksional, identifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi dimana
keterampilan dapat didemonstrasikan, dan kriteria untuk tujuan pembelajaran yang
berhasil. Pada Mata kuliah Praktik Perkantoran tujuan pembelajaran khususnya adalah
mahasiswa memiliki kompetensi yang baik yang berhubungan dengan aktifitas-
aktifitas yang sering dilakukan oleh seorang sekretaris profesional dan berbagai aspek
yang berhubungan dengan administrasi perkantoran khususnya kesekretarisan yang
meliputi hakikat sekretaris dan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang sekretaris. Untuk mencapai tujuan di atas materi yang diberikan berupa,
deskripsi kesekretarisan, fungsi dan peranan sekretaris, persyaratan dan kiat-kiat
sekretaris profesional, etika dan etiket sekretaris, kiat-kiat sekretaris profesional, tugas
dan tanggung jawab sekretaris, serta keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki
seorang sekretaris yang meliputi: berkomunikasi melalui telepon, menerima tamu,
mengatur dan membuat agenda kerja pimpinan, mengatur perjalanan dinas pimpinan,
mengelola dokumen, pengarsipan dari mulai menyimpan sampai menemukan
kembali, mengelola dan membuat kas kecil, mempersiapkan pertemuan, teknik
menyusun notula, dan mempersiapkan presentasi.
3. Develop Assessment Instruments (Kembangkan Instrumen Penilaian/Tes)
Mengembangkan instrumen penilaian (tes) berdasarkan tujuan yang telah dibuat.
Langkah ini untuk mengukur kemampuan peserta didik untuk menampilkan atau
melakukan apa yang telah dideskripsikan dalam tujuan pembelajaran. Penekanan
utama dalam langkah ini adalah keterampilan yang menjadi persyaratan penilaian,
mencakup tes objektif, pertunjukan langsung, ukuran pembentukan sikap, dan
portofolio.
4. Develop Instructional Strategy (Kembangkan Strategi Pembelajaran)
Berdasarkan informasi dari ke lima Langkah tersebut di atas, mengidentifikasi teori
berdasarkan strategi untuk digunakan dalam mencapai tujuan dimana menekankan
pada komponen yang membantu perkembangan peserta didik dalam pembelajaran.
Pada Langkah ini, peneliti memasukkan model Collaborative learning (Hernandez-
Leo, 2006).
5. Develop and Select Instructional Materials (Kembangkan dan pilih Bahan Ajar)
Mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
Bahan pembelajaran ini dapat berupa slide presentasi (PPT), video, podcast, aplikasi
program. Pada tahap ini kami menentukan pengembangan bahan ajar berdasarkan tipe
outcome pembelajaran. Salah satu letak dari kebaruan penelitian kami ada pada tahap
ini, kami mengembangkan modul/buku ajar sebagai bahan pembelajaran serta
mempersiapkan aplikasi program berbasis collaborative learning sebagai media
pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mencapai
kompetensi keahian administasi perkantoran khususnya praktik perkantoran.
6. Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction (Desain dan Kembangkan
Evaluasi Formatif)
Setelah draft pembelajaran selesai dibuat, Peneliti mendesain dan mengembangkan
evaluasi formatif bertujuan untuk membantu menciptakan dan memperbaiki proses
instruksional dan produk, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Pada Langkah
ini, kami membagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. One to one evaluation, merupakan tahap evaluasi perorangan untuk memperoleh
data sebagai bahan pertimbangan merevisi produk yang dihasilkan.
b. Small-group evaluation, mengevaluasi produk dalam kelompok kecil, sebanyak
10 orang peserta didik yang merupakan perwakilan dari populasi target produk
ini.
c. Field trial evaluation, tahap evaluasi formatif yang terakhir adalah uji lapangan,
di mana pada tahap ini menekankan pada pengujian terhadap prosedur yang
dibutuhkan dalam penerapannya di dunia nyata (senyatanya).
7. Revise Instruction (Revisi Program Pembelajaran)
Melakukan revisi produk berdasarkan data dari evaluasi formatif. Langkah ini untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kualitas produk.
8. Design and Conduct Summative Evaluation (Desain dan Kembangkan Evaluasi
Sumatif)
Melakukan evaluasi sumatif, yang merupakan evaluasi produk yang menghasilkan
nilai absolut atau relatif dengan level kualitas yang diinginkan

2. Model Prosedural
Model prosedural menunjukkan cara melakukan suatu tugas, langkah demi langkah yaitu
menggunakan Langkah-langkah pengembangan model Dick and carey, dengan kebaruan
pada Langkah ketujuh. Kebaruan pada Langkah ketujuh rancangan model ini adalah
dengan mengembangkan media pembelajaran mata kuliah praktik perkantoran berupa
bahan ajar (enrichment instructional material learning) berupa modul dan aplikasi
program berbasis web. Dalam memperjelas model prosedural ini, peneliti sampaikan pada
langkah-langkah berikut:

Gambar 2 2 Model Prosedural Pembelajaran Praktik Perkantoran

1. Fakta
2. Penelitian Pendahuluan
3. Pengembangan Pembelajaran
4. Desain Pembelajaran
5. Draft 1
6. Expert Review
7. Draft 2
8. One to one evaluation, merupakan tahap evaluasi perorangan untuk memperoleh data
sebagai bahan pertimbangan merevisi produk yang dihasilkan.
9. Draft 3
10. Small-group evaluation, mengevaluasi produk dalam kelompok kecil, sebanyak 10
orang peserta didik yang merupakan perwakilan dari populasi target produk ini.
11. Draft 4
12. Field Testing, tahap evaluasi formatif yang terakhir adalah uji lapangan, di mana pada
tahap ini menekankan pada pengujian terhadap prosedur yang dibutuhkan dalam
penerapannya di dunia nyata (senyatanya).
13. Final Product

1. Model Fisikal
a. Bahan pembelajaran cetak (buku teks, modul)
b. Bahan pembelajaran non cetak (Video)
c. Bahan pembelajaran multimedia (berbasis komputer, web, virtual, online, hybrid
learning, blended learning).

Anda mungkin juga menyukai