KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengembangan Model 4D
lebih tersetruktur secara sistematis, yang terdiri dari empat tahapan yakni
12
13
a. Define (Pendefinisian)
analisis ini kemungkinan alternatif yang lebih elegan dan efisien untuk
diperlukan.
konsep individu menjadi atribut kritis dan tidak relevan. Analisis ini
2016) bahwa kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan
b. Design (Perancangan)
merancang benbtuk dasar bahan ajar. Fase ini dapat dimulai setelah
media dan format untuk bahan dan pembuatan versi awal merupakan aspek
yang cocok untuk merancang bahan ajar untuk pelatihan guru. Pemilihan
format yang paling tepat tergantung pada sejumlah faktor yang dibahas.
melalui media yang sesuai dan dalam urutan yang sesuai. Ini juga
2016) bahwa Kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut antara lain: (a)
digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada saat
berikutnya, maka perlu divalidasi, yang dilakukan oleh dosen atau guru
17
papertoys dalam bentuk buku dengan judul “Kumpulan Dongeng Fabel &
mading 3D.
c. Develop (Pengembangan)
diproduksi sejak tahap Define, hasilnya harus dianggap sebagai versi awal
versi final yang efektif. Pada tahap pengembangan, umpan balik diterima
mencari bagian-bagian yang perlu direvisi. Atas dasar respons, reaksi, dan
sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau
dengan langkah berikut: (1) Validasi model oleh ahli/pakar. Dalam proses
validsi terdiri atas validasi media dan validasi materi. (2) revisi model
berdasarkan masukan dari para ahli pada saat validasi. (3) uji coba terbatas
dalam pembelajaran dikelas, sesuai situasi nyata yang akan dihadapi. (4)
revisi model berdasarkan hasil uji coba. (5) implementasi model pada
media dan materi, setelah itu dilakukan revisi desain dan proses akhir
19
d. Disseminate (Penyebarluasan)
dari pengemasan, difusi, dan adopsi akhir adalah yang paling penting
dipilih dan bekerja sama untuk bersama membungkus materi dalam bentuk
jika ada, calon pengadopsi yang telah diambil, dan dia harus
berikut.
materi dalam bentuk yang dapat diterima. Penyebar harus mencoba untuk
2. Media pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata
perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang
siswa.
dari guru kepada siswa, juga sebagai alat dan bahan untuk membantu guru
media pembelajaran suatu materi yang abstrak bisa menjadi suatu materi
dimiliki oleh siswa. (2) Memperoleh gambaran jelas tentang benda yang
sulit diamati secara langsung. (3) Menanamkan konsep dasar yang benar,
22
konkret, dan langsung. (4) Membangkitkan minat dan motivasi siswa serta
adalah niat atau tujuan, isi, kemauan, kemampuan, dan ketersediaan media
dibagi menjadi 3 yaitu (1) media dua dimensi, (2) media tiga dimensi, (3)
aman dan berdampak positif, dan dapat dilihat jelas oleh siswa. Contoh
23
dari media dua dimensi adalah media gambar animasi, media flashcard
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan tingkat daya tarik
asli, lebih mudah dipelajari, dan dapat menunjukkan bagian dalam yang
tidak terlihat, serta kekonkretan yang tidak langsung. Contoh media tiga
media ini adalah media TIK, cara penyajiannya ada dua yakni alat peraga,
media lingkungan dan benda sekitar, (3) media cetak, (4) media gambar,
bahasa secara tertulis maupun lisan. Misalnya terdapat dalam bentuk karya
flashcrd (kartu angka, buah, binatang, abjad, aktivitas sehari-hari dll.) Dan
Dalam hal ini panca indera yang digunakan adalah mata dan telinga. Yang
video.
dimensi juga sebagai contoh media bahasa dari media manusia, dimana
fabel. Selain itu juga melalui media gambar animasi hewan yang dibentuk
3. Papertoys
adalah sebuah seni kerajinan menggunakan bahan kertas dan berbentuk tiga
manusia yang diambil dari foto kemudian dipadukan dengan bentuk badan
yang sederhana namun sangat menonjolkan desain pada model itu sendiri.
Papertoys lebih kearah karakter kartun yang dibuat lebih sederhana dan
karena tidak sama dengan bentuk manusia. Ketiga, Papercraft Replica jenis
26
saat membuat papertoys adalah latihan efektif untuk melatih motorik halus
dimiliki anak.
tujuan secara visual. Ilustrasi yang jelas akan mendukung jalannya sebuah
alur cerita yang ingin disampaikan dan bertujuan untuk menerangkan atau
menhias suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Media
lebar. Bentuk-bentuk dasar yang pada umumnya dikenal adalah bentuk kotak
ruang. Warna yang digunakan pada papertoys bisa dibuat tidak sama untuk
cerita.
Kelebihan dari papertoys dari segi bahan lebih murah daripada alat
peraga atau media yang terbuat dari bahan besi, kayu, dan lainnya. Meskipun
27
Bisa mendesain dan merakit sesuai skala yang diinginkan. Aman bagi anak-
papertoys adalah jika bahan yang digunakan tidak tepat, maka papertoys
tidak akan kokoh (lemah atau rapuh.) Tidak tahan air dan api, karena sifatnya
kertas mudah meresap. Jika disimpan dengan waktu yang lama dan terkena
dapat dicetak sendiri dan tentunya dapat dirangkai sesuai dengan keinginan.
media papertoys ini, karena sifat kertas yang mudah meresap jika terkena air
dan apiakan cepat rusak. Warna yang dihasilkan juga tidak seperti awal
pembuatan, karena lama kelamaan akan memudar terlebih jika terkena sinar
pembuatan dan perakitannya pun tidak mudah karena butuh ketelitian dan
ketelatenan.
28
1. Dongeng
sebuah cerita tentang hal-hal yang bersifat menghibur untuk siswa. Bagi
klasifikasi dongeng, jenis-jenis dongeng, ide cerita dongeng, dan hal penting
saat mendongeng.
a. Pengertian Dongeng
mendongeng kemudian diambil alih oleh orang tua, pengasuh, kakek, dan
orang tua yang menasehati anaknya melalui amanat dari dongeng tersebut.
moral yang mendidik dan sebagai hiburan untuk anak-anak. Dan dongeng
29
pada penelitian ini adalah dongeng fabel. Secara singkatnya fabel adalah
dongeng ini meliputi : (1) Fiktif Imajinatif, yang terdapat pada tempat,
Yang artinya makna yang sudah tertera pada teks bacaan. (2)
b. Jenis-Jenis Dongeng
Menurut (Pebriana, 2017) membagi jenis-jenis dongeng menjadi
empat golongan besar yakni (1) Dongeng Binatang (Animal Tales) kisah
yang tokohnya adalah hewan peliharaan dan hewan liar. Hewan tersebut
dalam cerita dapat berbicara dan berakal seperti manusia. (2) Dongeng
Biasa (Ardinary Tales) jenis dongeng yang diperankan oleh manusia, kisah
(3) Lelucon dan Anekdot (Jokes and Anecdotes) kisah yang dapat
Lelucon menyangkut kisah fiktif lucu anggota suatu kolektif, seperti suku
c. Klasifikasi Dongeng
Legenda adalah dongeng berkisah tentang asal usul tempat, tradisi, dan
lain sebagainya. Contoh legenda Candi Prambanan. (2) Fabel adalah cerita
Contohnya kisah para sahabat nabi. (4) Mite adalah cerita yang
dan interaksi manusia dengan supranatural. Contohnya kisah Dewi Sri atau
Dewi padi. (5) Cerita Rakyat adalah kisah yang diceritakan turun temurun
Bawang Putih.
yang bersumber dari cerita rakyat ataupun asal usul terjadinya suatu
tentang masa depan. (4) Dongeng Pendidikan: dongeng dengan ide yang
31
Sejarah: dongeng yang berasal dari para tokoh tauladan. (7) Dongeng
dengan cerita dongeng yang kita punya, menulis dongeng sendiri, dan
atau tulis, serta nontes yang berupa sikap anak saat mendengarkan
Dongeng yang sesuai untuk anak usia 6-10 tahun atau siswa kelas
1-3 Sekolah Dasar adalah dongeng seperti legenda, cerita rakyat, cerita
fabel, fiksi, cerita ilmu pengetahuan, cerita yang berhubungan dengan hobi
5. Fabel
fabel, dan jenis jenis fabel. Adapun bahasan yang pertama adalah pengertian
tersebut, memiliki akal, tingkah laku, watak, dan dapat berbicara layaknya
manusia.
sifat jelek manusia melalui simbol binatang. Melalui cerita fabel pengarang
mengajak pembaca untuk mencontoh sifat yang baik. Adapun ciri-ciri fabel
adalah tokoh utamanya binatang, alur cerita sederhana, cerita singkat dan
background atau tema dan sebagainya. Komplikasi ialah klimaks pada sebuah
cerita yang berisikan mengenai puncak masalah yang dialami oleh tokoh.
permasalahan yang dialami tokoh. Koda ialah bagian terakhir dari teks cerita
yang berisikan pesan atau amanat yang terdapat didalam cerita tersebut.
Jenis-jenis fabel ada dua macam yaitu fabel klasik dan fabel modern.
Fabel Klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tidak
sarana lisan. Cirinya adalah cerita sangat pendek, tema sederhana, kental akan
nasehat moral, dan sifat hewani masih melekat. Fabel Modern merupakan
cerita yang mucul pada waktu yang relative belum lama, dan sengaja ditulis
ataupun panjang, tema lebih rumit, kadang-kadang berupa epic atau saga, dan
mendongeng cerita fabel siswa kelas III Sekolah Dasar, terdapat beberapa
C. Kerangka Pikir
papertoys pada materi mendongeng cerita fabel siswa kelas III Sekolah Dasar:
36
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SDN Mojolangu 5
Malang yang dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2019 bersama guru kelas
III.
1. Sarana prasarana terdapat ruang kelas, perpustakaan, LCD didalam
kelas, dan pengeras suara.
2. Jumlah siswa aktif kelas 3 ada 25 siswa, ada 1 siswa berkebutuhan
khusus (autis)
3. Sumber belajarnya dari buku tematik, LKS, dan beberapa buku paket.
4. Guru menggunakan media berupa PPT, animasi, dan video edukasi.
Masalah
Masalah di SDN Mojolangu 5 Malang adalah 15 siswa dari 25 siswa belum lancar membaca, upaya
guru adalah mendrilling kedua siswa setiap hari membaca tetapi dirumah belum melakukan upaya
tersebut serta capaian tujuan pembelajaran 75% dikarenakan guru melakukan pengulangan beberapa
materi yang ada dikelas 1 dan kelas 2 sebab siswa tidak paham dengan materi yang akan dicapai.
Solusi
Maka penelitian yang akan dilakukan yaitu menambahkan media papertoys, media lebih fokus
pada materi mendongeng cerita fabel, media ini juga bisa digunakan pada pembelajaran
tematik, menjadi madding 3 dimensi dan menggunakan model penelitian 4D Thiagarajan
Metode
Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan 4D Thiagarajan
yang terdapat 4 langkah pengembangan yakni (1) define (pendefinisian), (2) design
(perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) disseminate (penyebarluasan)
Luaran
Media papertoys (seni merakit kertas menjadi karya 3D) yaitu seni memotong,
melipat, dan menempel potongan kertas menjadi bentuk 3D sesuai dengan
bentuk kerangka hewan, selain menjadi alat peraga dalam kegiatan mendongeng,
media ini juga dibentuk menjadi diorama dalam mading 3 dimensi.