Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam pengembangan Modul Polopalo
(Pelopor dan Pelapor) Anti Bullying kota Selatan adalah Prosedur Penelitian
Pengembangan (Research and Development -R&D-).
Menurut Sugiyono (2009: 297), metode penelitian dan pengembangan atau
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Hal tersebut sejalan dengan Richey dan Nelson (1996) yakni pertama
penelitian yang difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk tertentu
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta
mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
Kedua, penelitian yang dipusatkan pada pengkajian terhadap program
pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk
memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
Menurut Gay (1990) merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan
untuk menguji teori. penelitian dan pengembangan adalah model yang dipakai
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran yang mampu
mengembangkan berbagai produk pembelajaran (Anik Ghufron, 2007). Sejalan
dengan itu, Menurut Tegeh & kirna (2013) Penelitian seperti ini akan lebih
memfokuskan tujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan produk yang
layak digunakan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sedangkan Borg
and Gall (1983) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) merupakan metode
penelitian untuk mengembangkan dan menguji produk salah satunya dalam
dunia Pendidikan, dan berdasarkan prosedur yang sistematis. Agar nantinya
produk yang dibuat memiliki nilai ilmiah yang tinggi dan dapat dipercaya.
Adapun Produk yang dihasilkan antara lain adalah bahan ajar baik digital
maupun non digital

3.2 Prosedur Penelitian


Dalam pengembangan modul ini, ada lima tahap prosedur pengembangan yang
dilakukan dengan model ADDIE. Menurut Benny A. Pribadi (2009: 127-137)
model pengembangan ADDIE terdiri atas lima tahapan yang meliputi Analysis
(Analisis) untuk menentukan kebutuhan pembelajaran dengan cara menganalisis
kebutuhan dan batasan materi, Design (Perancangan) untuk mempersiapkan
perangkat produk yang dibutuhkan dalam pengembangan, Development
(Pengembangan) untuk memproduksi dan merivisi produk yang sudah
dirancang, Implementation (Implementasi) untuk mengujicobakan atau
menggunakan produk dalam pembelajaran, Evaluation (Evaluasi) untuk
mengukur ketercapaian pengembangan produk skema prosedur dalam penelitian
ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Model ADDIE


(Sumber: Togala, 2013)

Tahapan-tahapan model ADDIE menurut Chaeruman (2008) adalah sebagai


berikut :
a) Tahap analisis: suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta belajar. Maka untuk mengetahui atau menentukan apa yang harus
dipelajari, kita harus melakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah
melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah
(kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).
b) Tahap desain: Tahap ini dikenal dengan istilah membuat rancangan produk
bahan ajar. Rancangan produk masih bersifat konseptual dan akan
mendasari proses pengembangan berikutnya.
c) Tahap Develop: Develop atau pengembangan adalah proses mewujudkan
blue-print atau desain tadi menjadi kenyataan. Jika dalam desain diperlukan
suatu perangkat lunak berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia
tersebut harus dikembangkan, atau diperlukan modul cetak, maka modul
tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar
lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan
dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji
coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan
bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya
evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem
pembelajaran yang dikembangkan.
d) Tahap implementasi: langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran
yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya
agar bisa diimplementasikan. Misalnya, jika memerlukan perangkat lunak
tertentu maka perangkat lunak tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan
lingkungan harus tertentu, maka lingkungan dibuat tertentu dan juga harus
ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
e) Tahap evaluasi: evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem
pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal
atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di
atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misalnya, pada
tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi
formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan
yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba
dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok
kecil.
3.3 Langkah-Langkah Penelitian
Pengembangan Modul Polopalo (Pelopor dan Pelapor) Anti Perundungan ini
mengacu pada model pengembangan ADDIE. Pada proses pengembangan
produknya, peneliti membatasi penelitiannya hanya sampai pada proses
pengembangan tahap ke 3 yaitu development (pengembangan). Dalam penelitian
ini peneliti menempuh langkah yang telah dirumuskan diantaranya :

1. Analisis (Analysis)
Langkah-langkah dalam tahapan analisis ini setidaknya adalah menganalisis
peserta didik, menentukan materi ajar, menentukan standar kompetensi atau
ketercapaian pembelajaran, dan menentukan media yang akan digunakan (fadli,
2012). Langkah-langkah analisis melalui dua tahap, yaitu :
(1) Analisis kinerja, dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan
program pembelajaran atau perbaikan manajemen (Alik, 2010).
(2) Analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemmapuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu
dipelajari oleh peserta didik untuk meningkatkan kinerja atau prestasi
belajar (Alik, 2010).

Oleh karena itu, output yang akan dihasilkan adalah berupa karakteristik atau
profil calon peserta belajar, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci
didasarkan atas kebutuhan.

2. Perancangan (Design)
Langkah ini merupakan inti dari langkah analisis kerja yaitu mempelajari
masalah kemudian menemukan alternatif solusi yang berhasil diidentifikasi
melalui langkah analisis kebutuhan. Setelah materi tersusun, selanjutnya
menyusun perangkat media. Media yang digunakan berupa modul. Draft
media tersebut direvisi sehingga dihasilkan media yang sesuai dengan
kebutuhan. (cahyadi,2019)
Adapun langkah langkah yang harus dilakukan yaitu:
a. Menetapkan judul modul.
b. Menyiapkan sumber dan buku referensi lainnya.
c. Melaksanakan identifikasi pada kompetensi dasar.
d. Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang
bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan.
e. Merancang format penulisan modul.
f. Menyusun instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai validitas
dan praktikalitas modul yang dikembangkan.

3. Pengembangan (Development)
Menurut cahyadi (2019), Pengembangan dalam Model ADDIE berisi
kegiatan realisasi rancangan produk dalam hal ini adalah bahan ajar. Langkah
pengembangan dalam penelitisn ini meliputi kegiatan membuat dan
memodifikasi bahan ajar. Dalam tahap desain telah disusun kerangka
konseptual pengembangan bahan ajar. Dalam tahap pengembangan
kerangkangka konseptual tersebut direalisasikan dalam bentuk produk
pengembangan bahan ajar yang siap diimplementasikan sesusi dengan tujuan.
Dalam melakukan langkah pengembangan bahan ajar, ada dua tujuan penting
yang perlu dicapai antara lain adalah :
a. Memproduksi atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan,
b. Memilih bahan ajar terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran

Dalam penelitian kali ini peneliti mengembangkan modul sesuai dengan


rangcangan yang telah disusun. Modul yang telah dikembangkan kemudian
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing agar mendapatkan saran untuk
pengembangan modul yang lebih baik sehingga dinyatakan siap untuk
divalidasi oleh validator. Sebelum modul divalidasi, instrumen penelitian
divalidasi terlebih dahulu oleh validator instrumen. Setelah instrumen
penelitian dinyatakan valid, kemudian modul yang dikembangkan divalidasi
oleh ahli teknologi pendidikan dan ahli materi pembelajaran sesuai dengan
aspek-aspek berikut:
a. Aspek kelayakan atau validitas modul
b. Aspek kualitas materi dalam modul
c. Aspek model Kontekstual Validasi modul bertujuan untuk mengetahui
kelayakan modul yang dikembangkan sebelum diuji cobakan. Kemudian
pada tahap ini, dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan
oleh validator.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD AL-Huda Kota Selatan yang beralamat di Jalan
Muh. Yamin III, Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan, Kota
Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Waktu peneltian ini dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Kepala SD Al Huda Kota Selatan
Gorontalo yaitu ibu Selvian Lausupu, S.Pd. dengan jumlah guru pengajar 5
orang.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2022/2023.

Bulan ke-
Kegiatan
11 12 01 02 03 04 05 06 07 08

Bimbingan
Proposal
Penyusunan
Proposal
Bimbingan
Proposal
Ujian Proposal

Revisi Proposal

Pengumpulan Data
Pembuatan Rancangan
Produk

Validasi Ahli

Uji Coba

Pengolahan Data

Ujian Hasil
Penelitian
Revisi Hasil
Penelitian
Ujian Skripsi

Tabel 3.1 Estimasi waktu yang diperlukan dalam penelitian

3.5 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD AL-Huda Kota Selatan, ahli
teknologi pendidikan dan ahli materi. Objek dalam penelitian ini adalah
Pengembangan Modul Polopalo (Pelopor dan Pelapor) Anti Perundungan di
Sekolah Dasar.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Observasi
Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan data
yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.
Observasi peneliti laksanakan ketika berada di sekolah. Peneliti mengamati sikap
dan perilaku siswa ketika berada di lingkungan sekolah.

3.6.2 Wawancara

Menurut Moelong (2012:186) menjelaskan Wawancara adalah percakapan dengan


maksud tertentu. Wawancara dilaksanakan secara langsung dengan narasumber
adalah kepala sekolah, guru, dan siswa.

3.6.3 Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik


pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Berikut merupakan instrumen angket untuk validasi ahli materi adalah sebagai
berikut:

1. Instrumen Validasi ahli materi

No Pernyataan 1 2 3 4 5

Aspek Pendahuluan
1 Kejelasan petunjuk belajar (petunjuk
penggunaan)
2 Kejelasan langkah-langkah dalam persiapan
pembelajaran
3 Ketepatan penerapan strategi belajar
4 Kelengkapan komponen pendahuluan
Aspek Pembelajaran
1 Kesesuaian kompetensi dasar dengan indikator
2 Kesesuaian kompetensi dasar dengan materi
program
3 Kesesuaian standar kompetensi lulusan
dengan kompetensi dasar
4 Kejelasan judul program
5 Kejelasan sasaran pengguna
6 Ketepatan penerapan strategi belajar (belajar
mandiri)
7 Variasi penyampaian jenis informasi/data
8 Ketepatan dalam penjelasan materi teoritis
9 Ketepatan dalam penjelasan materi praktis
10 Kemenarikan materi dalam memotivasi
pengguna
Aspek Isi
1 Cakupan (keluasan dan kedalaman) isi materi
2 Keruntutan isi materi (Struktur organisasi/
urutan isi materi)
3 Faktualisasi isi materi

4 Aktualisasi isi materi


5 Kejelasan dan kecukupan contoh yang
disertakan
6 Kejelasan dan kesesuaian relevansi bahasa
yang digunakan
7 Kemenarikan isi materi dalam memotivasi
pengguna
Aspek Tugas/Evaluasi/penilaian
1 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
2 Runtutan soal yang disajikan komprehensif
3 Tingkat kesulitan soal
4 Kesesuaian latihan/tes dengan kompetensi
dasar
5 Keseimbangan proporsi soal latihan/ tes
dengan isi materi
6 Ketepatan pemberian feedback atas jawaban
pengguna
7 Kejelasan evaluasi dalam memberikan
pemecahan masalah
Aspek Rangkuman
1 Kejelasan rangkuman modul (komprehensif)
2 Ketepatan rangkuman modul sebagai materi
perulangan
3 Manfaat rangkuman sebagai bahan
pengayaan
4 Glosarium/senarai/daftar istilah
5 Daftar pustaka
Tabel 3.2 Instrumen Validas Ahli Materi
2. Instrumen Validasi Ahli Media

No Pernyataan Alternatif Pilihan


5 4 3 2 1
Ukuran modul
1 Ukuran modul sesuai dengan standar ISO

2 Kesesuaian ukuran margin dan kertas pada modul

Desain Kulit Modul (Cover)


3 Ilustrasi cover modul menggambarkan isi/materi ajar
dan mengungkapkan karakter objek.

4 Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis


huruf
5 Warna judul modul kontras dengan warna
latar belakang
6 Proporsi ukuran huruf judul, sub judul, dan teks
pendukung modul lebih dominan dan professional
dibandingkan ukuran modul dan nama pengarang

Desain isi Modul


7 Kesesuain materi modul dengan tujuan
pembelajaran
8 Penggunaan variasi huruf tidak berlebihan
9 Kesesuaian gambar dengan pesan teks(materi)
10 Kesesuaian Rumus dengan materi
11 Spasi antar baris susunan pada teks normal
12 Spasi anatar huruf normal
13 Kemenarikan penampilan modul

Tabel 3.3 Instrumen Validas Ahli Media

3. Instrumen Validasi ahli Pengguna


No Pernyataan Alternatif Pilihan
5 4 3 2 1
Aspek Materi
1 Kesesuaian materi dengan KD dan Indikator
2 Kelengkapan materi pembelajaran dengan urutan
dan susunan yang sistematis
3 Materi pada modul matematika materi pecahan mudah
dimengerti siswa
4 Materi pada modul matematima materi pecahan
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
5 Gambar yang digunakan sesuai dengan materi
6 Contoh yang diberikan sesuai dengan materi
7 Materi pada modul matematika materi pecahan jelas
dan spesifik
8 Kesesuaian Rumus dengan materi
Aspek Kelayakan Kebahasaan
9 Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa

10 Kalimat yang digunakan untukmenjelaskan materi


mudah dipahami oleh siswa

Tabel 3.4 Instrumen Validas Ahli Pengguna

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Analisis Data Validasi Ahli

Analisis hasil uji validitas modul Polopalo (Pelopor & Pelapor) dilakukan dengan
beberapa langkah, yaitu:
1) Memberikan skor jawaban dengan kriteria sebagai berikut:
SS = Sangat Sesuai (Skor 5)
S = Sesuai (Skor 4)
CS = Cukup Sesuai (Skor 3)
KS = Kurang Sesuai (Skor 2)
TS = Tidak Sesuai (Skor 1)

Skor yang diperoleh


Tingkat Validitas= x 100 %
Skor Maksimal
(Sumber : Suharsimi & Cepi, 2014)

2) Menghitung nilai persentase dengan cara:

No. Presentase keidealan (%) kriteria


1. 80% < V ≤ 100% Sangat Valid
2. 60% < V ≤ 80% Valid
3. 40% < V ≤ 60% Cukup Valid
4. 20% < V ≤ 40% Kurang Valid
5. 0% < V ≤ 40% Tidak Valid
(Sumber : Ridwan, 2018)
Daftar Pustaka

Abdul Majid. (2007). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
A. Fatimatuzzahro, M. Nimah Suseno, & Irwanto, (2017)
A. F. Wood dan M. J. Smith. 2005, Online Communication: Linking Technology,
Identity and Culture. New Jersey: Lawrence ErlbaumAssociates, Inc
Ahmad Rivai & Nana Sudjana. (2013). Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Amali, K., Kurniawati, Y., & Zulhiddah, Z. (2019). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik Berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada Mata Pelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Journal of Natural Science Integration, 2(2),
191202.
Anik, Ghufron. 2007. Panduan Penelitian Dan Pengembangan Bidang Pendidikan
Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY.
A. Pribadi, Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian
Rakyat.
Beane, Allan L. (2008). Protect your child from bullying (expert advice to help
you recognize, prevent, and stop bullying before your child gets hurt).
USA: Josse-Bass.
Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and
London. Longman Inc.
Cahyadi, R. A. H. (2019). Pengembangan bahan ajar berbasis ADDIE
model. Halaqa: Islamic Education Journal, 3(1), 35-42.
Chaeruman. 2008. Mengembangkan Sistem Pembelajaran dengan Model ADDIE.
Jakarta: PT Remaja Rosdakarya
Coloroso, B. 2006. Penindas, Tertindas, dan Penonton, Resep Memutus Rantai
Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU. Jakarta: Serambi.
Direktorat Sekolah Dasar2021. STOP Perundungan/ Bullying Yuk!.
Jakarta:
Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
“Penulisan Modul”. https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com
Endang Mulyatiningsih. (2012) Metodologi Penelitian Terapan. Yogyakarta:
Alfabeta
Fatimatuzzahro, A., & Suseno, M. N. (2017). Menurunkan Perilaku Bullying
Pada. 1– 12.
Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for
Analysis and Application. Second edition. New York: Macmillan
Compan.
Ibrahim, Reyzal. 2011. Model Pengembangan ADDIE diakses melalui
http://jurnalpdf.info/pdf/model-pengembangan-addie.html
Jelita, N. S. D. (2021). Dampak bullying terhadap kepercayaan diri anak. Jurnal
Ilmiah Kependidikan, 11(2), 232-240.
Kementerian (2021), Power Point Penyusunan Modul Ajar https://cdn-
ppg.simpkb.id/s3/daljab/PPB/Perangkat%20Ajar/2.%20Prinsip%20&
%20Prosedur%20Penyusunan%20Modul%20Ajar%20(07_04).pdf
(Di akses pada 13 desember 2022, pukul 21.31 WITA)
Kompas.com. (2021). 41 Persen Murid Indonesia Alami Bully, siswa SMA buat
Aplikasi atasi Trauma.
https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/20/084259871/41-persen-
murid-indonesia-alami-bully-siswa-sma-buat-aplikasi-atasi-trauma?
page=all ( di akses pada 16 desember 2022, pukul 12.26 WITA)
KPAI, (2017). KPAI Nilai Sekolah Berperan Penting untuk Hentikan Bullying
https://www.kpai.go.id/publikasi/kpai-nilai-sekolah-berperan-penting-
untuk-hentikan-bullying (Di akses pada 20 desember 2022, pukul 20.04)
KPAI. (2020). Sejumlah Kasus Bullying Sudah Warnai Catatan Masalah Anak di
Awal 2020, Begini Kata Komisioner KPAI.
https://www.kpai.go.id/publikasi/sejumlah-kasus-bullying-sudah-warnai-
catatan-masalah-anak-di-awal-2020-begini-kata-komisioner-kpai (di akses
pada 16 desember 2022, pukul 12.32 WITA)
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. . Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Pamungkas, A. S., Yuhana, Y., & Ihsanudin, I. (2020, November).
TREND PENELITIAN PENGEMBANGAN BIDANG PENDIDIKAN
MATEMATIKA In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol.
3, No. 1, pp. 224-230).
Muhammad, M. (2009). Aspek perlindungan anak dalam tindak kekerasan
(bullying) terhadap siswa korban kekerasan di sekolah. Jurnal Dinamika
Hukum, 9(3) 20-29.
Nasution. 2011. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Olweus. (2002). Bullying at school: what we know, what we can do.
Massachusets: Blackwell Publisher.
Rahayu, B. A., & Permana, I. (2019). Bullying di Sekolah : Kurangnya Empati
Pelaku Bullying dan Pencegahan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(3), 237.
https://doi.org/10.26714/jkj.7.3.2019.237-246

Rejeki, HW, & Subandowo, M (2019). Membangun Tingkah Laku Asertif


Melalui Pengembangan Modul Teknik Soma Untuk Mencegah Dan
Mengatasi Bullying. Jurnal Education and Development,
journal.ipts.ac.id, http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1007
Richey, Rita & Nelson. 1996. Developmental Research. In Jonassen (Ed). Hand
Book of Research for Educational Communicational and Technology.
New York: McMillan Publishing Company.
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. (Bandung: Alfabeta,
2018), hlm.15.
Rita C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009). Developmental Research :
Studies of Instructional Design and Development.
Samsudi, M. A., & Muhid, A. (2020). Efek Bullying Terhadap Proses Belajar
Siswa. SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme,
2(2), 122-133.
Sari, S. K. (2020). Pengaruh perilaku bullying terhadap kepercayaan diri siswa
kelas VIII Mts Esa Nusa Islamic School Binong - Tanggerang. Jurnal
Mediakarya Mahasiswa Pendidikan Islam, 1 (2), 330 - 338.
Sejiwa. (2008). Bullying: mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar
anak. Jakarta: Grasindo.
Shidiqi, M. F., & Suprapti, V. (2013). Pemaknaan Bullying pada Remaja Penindas
(The Bully). Jurnal Psikologi Kepribadian Dan Sosial, 2(2), 90–98.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program
Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm.35
Togala, Z. (2013). Retrieved June 30, 2013, from
http://zultogalatp.wordpress.com/2013/06/15/buku-instructional-design-
the-addie-approach-robert-maribe-branch/
Ulfah, W. V., Mahmudah, S., & Ambarwati, R. M. (2017). Fenomena School
Bullying yang tak Berujung. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(2), 1–7.
Vembriarto, St. 1975. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta
Wardani, K. T. P. A., & Anjasmoro, A. (2022). Dampak Bullying terhadap
Kepercayaan Diri Anak. Psikodinamika-Jurnal Literasi Psikologi, 2(2).
Wijaya, Cece, dkk. 1988. Upaya Pembelajaran Dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Bandung: Remadja Karya.
Wiyani, N.A. 2003. Save Our Children from School Bullying. Yogyakarta: Ae-
Ruzz Media
Wolke, D., & Lereya, S. T. (2015). Long-term effects of bullying. Archives of
disease in childhood, archdischild-2014.

Anda mungkin juga menyukai