Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu kemudian menguji tingkat keefektifan

produk yang telah dihasilkan.1 Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau yang biasa dikenal dengan

sebutan Research and Development (R&D).

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

modal pengembangan procedural yang bersifat deskriptif model ADDIE.

Pengembangan model ADDIE merupakan model perancangan pembelajaran

generik yang menyediakan proses terorganisasi daam pembangunan bahan-

bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran tradisional

(tatap muka di kelas) maupun secara daring.2

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur penelitian dan model pengembangan ADDIE terdiri dari lima

tahapan yaitu, analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

Alur penelitian dan pengembangan ADDIE bisa dilihat pada gambar berikut:

GAMBAR 3.1
1
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Yogyakarta: DEEPUBLISH,
2015),2.
2
Kaye Shelton & George Saltman, “ Appling the ADDIE Model to Online Instruction”, 2008,41.
Diakses dari http;//wwww.igigobal.com/viewtitlesample
Alur Penelitian dan pengembangan ADDIE

Analysis

Implimentation Evaluation Desaign

Development

1. Analysis (Analisis)

Dalam tahapan ini, kegiatan utama dalah menganalisis perlunya

pengembangan bahan ajar dalam tujuan pembelajaran, beberapa analisis

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Hal pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan

observasi dan wawancara di Sekolah Dasar Baiturrohman, pada observasi

peneliti melihat proses belajar mengajar di Sekolah Dasar Baiturrohman

Mangli. Pada wawancara peneliti menanyakan yang berkaitan dengan

system penyampaian materi metode yang digunakan, media yang

digunakan, serta kendala dalam kegiatan belajar tersebut.

a. Analisis Kompetensi

Analisis kompetensi adalah kegiatan dalam mengidentifikasi

kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Analisis kompetensi

dapat diuraikan berdasarkan capaian pembelajaran (CP) dan alur tujuan


pembelajaran (ATP) pada pembelajaran kurikulum merdeka IPAS (ilmu

pengetahuan alam dan sosial) Adapun capaian pembelajaran dan alur

tujuan pembelajaran yang harus di capai ialah :

TABEL 3.2
Kopetensi Awal dan Alur Tujuan Pembelajaran

Kopetensi Awal Tujuan pembelajaran


1. Menceritakan 1. Peserta didik
perkembangan memahami konsep
perekonomian di kegiatan
ndonesia. perekonomian di
2. Mengidentifikasi dan Indonesia.
menunjukkan contoh 2. Peserta didik dapat
kegiatan mengidentifikasi
perekonomian di tentang
sekitar lingkungan. perekonomian di
3. Menelaah pengaruh indonesia.
perkembangan daerah 3. Peserta didik dapat
terhadap kehidupan mengenal apa saja
perekonomian kegiatan
masyarakat didaerah perekonomian di
tempat tinggal. Indonesia.

b. Analisis Karakteristik Peserta Didik

Pada analisis karakteristik peserta didik peneliti akan

mengidentifikasi karakteristik peserta didik melalui wawancara guru

kelas untuk menganalisis kemampuan peserta didik dan perkembangan

kognitif peserta didik.

c. Analisis Materi
Analisis materi merupakan kegiatan mengidentifikasi konsep

materi yang akan digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan materi kegiatan ekonomi di Indonesia materi tersebut

cukup sulit dipahami dan memerlukan pembelajaran yang lebih kepada

peserta didik. Pengembangan tersebut bertujuan untuk mempermudah

peserta didik dalam memahami materi tersebut.

2. Design (Desain)

Pada tahap desain peneliti menggambarkan desain media yang

dikembangkan dalam beberapa tahapan yaitu merumuskan tujuan

pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran dalam implementasi

media untuk mencapai tujuan pembelajaran, menyusun rancangan media

pembelajaran magic box dengan mengacu pada spesifikasi produk yang

telah dibuat sebelumnya, menentukan bahan-bahan dengan

memperhatikan aspek aspek pembuatan media untuk dijadikan media

magic box.

3. Development (Pengembangan)

Pengembangan dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi

rancangan produk dalam hal ini adalah bahan ajar. Langkah

pengembangan dalam penelitian ini meliputi kegiatan membuat dan

memodifikasi bahan ajar. Dalam tahap pengembangan kerangka

konseptual tersebut direalisasikan dalam bentuk produk pengembangan

bahan ajar yang siap diimplementasikan sesuai dengan tujuan. Dalam


melakukan langkah pengembangan bahan ajar, ada dua tujuan penting

yang yang perlu dicapai antara lain adalah:

1) Memproduksi atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

2) Memilih bahan ajar terbaik yang akan digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

3) Memilih bahan-bahan yang akan dijadikan media magic box.

4) Bahan yang dipilih adalah bahan yang awet.

5) Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengembangan.

6) Membuat angket validasi, sebelum peneliti melakukan validasi kepada

2 validator. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penilaian dan juga

pendapat atau saran dari para ahli mengenai kesesuaian materi dengan

media pembelajaran.

7) Setelah mendapatkan penilaian dari para ahli, peneliti memperbaiki

media sesuai dengan saran tim ahli. Setelah divalidasi dan produk

dinyatakan layak, maka peneliti dapat melanjutkan pada tahap

selanjutnya.

4. Implement (Implementasi)

Pada tahapan implementasi dalam penelitian ini merupakan

tahapan untuk mengimplementasikan rancangan bahan ajar yang tela

dikembangkan pada situasi yang nyata di kelas. Selama implementasi,

rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi


yang sebenarnya.

Produk penelitian yang telah dihasilkan bukanlah produk yang

harus disusun, melainkan diuji melalui beberapa tahapan yang ilmiah.

Sehingga, kevalidan bisa terukur dan teruji seperti uji ahli, uji kelompok,

uji lapangan dan lain sebagainya.

5. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi adalah merupakan langkah terakhir dari model desain

sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang

dilakukan untuk memberikan nilai terhadap pengembangan bahan ajar

dalam pembelajaran.3

Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan

untuk memberikan nilai pada program pembelajaran. Pada dasarnya,

evaluasi dapat dilakukan melalui kompetensi keterampilan, pengetahuan,

sikap – sikap yang harus dimiliki oleh para peserta didik setelah

melaksanakan proses pembelajaran. Evaluasi terhadap program

pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal berikut,

diantaranya : sikap peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran secara

keseluruhan, peningkatan kompetensi dalam diri peserta didik yang

merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran,

keuntungan yang didapat dirasakan oleh lembaga sekolah akibat adanya

3
Rahmat Arofah Hari Cahyadi, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model, ( Universitas
Muhammadiyah Surabaya, 2019).1021070/halaqa.V3:1.2124.
peningkatan kompetensi peserta didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.4

Tahap evaluasi ini didasarkan pada validasi yang dilakukan para

ahli dan juga respon guru serta peserta didik. Apabila implementasi masih

menemukan kekurangan atau kelemahan dalam penggunaan media magic

box maka diperlukan penyempurnaan kembali. Namun jika sudah tidak

terdapat revisi lagi maka media magic box sudah tentu layak untuk

digunakan. Tahap evaluasi ini adalah tahap penilaian setelah produk di

implementasikan.

a. Uji Coba Produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang

dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan,

efisiensi, dan atau daya tarik dari produk yan dihasilkan. Dalam bagian

ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subjek coba, jenis

data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.5

Subjek uji coba dalam pengembangan media pembelajaran Magic

Box pada pembelajaran IPAS adalah dosen pembelajaran IPAS sebagai

ahli pembelajaran (validator), dosen ahli media sebagai validator, dan

juga siswa kelas IV Sekolah Dasar Baiturrohman Mangli.

a. Desain uji coba

4
Nurul Huda Penggabean dan Amir Danis, “Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains”,
(Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020), 73
5
Tim Penyusun, Pedoman Karya Tulis Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember, 2020,69.
Desain uji coba merupakan gambaran penilaian suatu produk untuk

mengetahui kelayakan suatu produk. Pada tahapan ini bertujuan untuk

mengetahui kelemahan dan kelebihan pada suau produk yang kemudian

akan dilakukan perbaikan. Uji coba ini menerima saran dan kritikan

sebagai revisi produk yang akan dihasilkan agar benar-benar layak

dikembangkan sebagai media pembelajaran.

b. Subjek uji coba produk

Subjek uji coba produk dalam pengembangan media pembelajaran

magic box ini adalah dosen validator media, dosen validator materi, guru

kelas lV SD Baiturrohman sebagai ahli pembelajaran, dan peserta didik

kelas IV SD Baiturrohman.

1).Ahli media

Ahli media adalah orang yang ahli dalam media pembelajaran.

Pada penelitian ini peneliti mengambil salah satu dosen Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri Kiai

Achmad Siddiq Jember yang menjadi dosen di Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yaitu bapak

Muhammad Suwignyo Prayogo, M. Pd.I

2). Ahli materi

Ahli materi adalah orang yang ahli dalam bidang materi. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan IPAS sebagai materi, maka

peneliti mengambil dosen IPS sebagai validator ahli materi. Yang


menjadi validator ahli pada penelitian ini adalah salah satu dosen

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam

Negeri Kiyai Haji Ahmad Siddiq Jember yang menjadi dosen

Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu bapak

Muhammad Eka Rahman S.Pd M.SEI.

3). Ahli Pembelajaran

Ahli pembelajaran adalah seorang guru kelas yang mengajar di

lokasi penelitian, yaitu guru kelas IV SD Baiturrohman, ibu Nurul

Mifta Fauzi, S.Pd.

4). Peserta Didik

Peserta didik pada penelitian ini menjadi subjek utama dalam

penelitian ini. Peserta didik di kelas IV SD baiturrohman berjumlah 20

siswa.

B. Jenis data

Dalam pelaksaan penelitian dan pengembangan (R&D) dapat di gunakan

sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisisensi, dan atau daya

tarik dari produk yang dihasil kan.6 peneliti menggunakan dua jenis data yang

dikumpulkan, yaitu:

1. Data kualitatif : data yang diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam macam, dan

6
Pedoman karya tulis ilmiah 2021, 133.
dilakukan secara terus menerus.7 Dan yang berupa deskripsi dalam

bentuk kalimat. Data kualitatif ini berupa kritik dan saran validator

terhadap produk yang dikembangkan dan deskripsi keterlaksanaan uji

coba produk.

2. Data kuantitatif:analisis data kuantitatif merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh subjek atau responden atau sumber data lain yang

terkumpul.8 data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,

yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan

bilangan atau berbentuk angka. Data kuantitatif diperoleh dari skor

angket penilaian validator dan penilaian peserta didik.

C. Intrumen pengumpulan data

Instrumen merupakan berbagai alat ukur yang digunakan secara sistematis

untuk mengumpulkan data, seperti tes, kuisioner, dan pedoman wawancara yang

digunakan peneliti dalam mengumpulkan data suatu penelitian. 9 Instrumen

penelitian menjadi hal penting dalam suatu penelitian. Instrumen yang dapat

digunakan oleh peneliti terdiri dari observasi, angket, wawancara, dan

dokumentasi.

1. Observasi
7
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan Reseacrh and Development, (Bandung: Alfabeta,
2022),366
8
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan Reseacrh and Development, (Bandung: Alfabeta,
2022),253
9
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan Reseacrh and Development, (Bandung: Alfabeta,
2022),156
Secara umum observasi merupakan aktifitas pengamatan terhadap

suatu objek secara cermat langsung di lokasi penelitian, serta mencatat secara

sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.10

Observasi merupakan salah satu bagian dari pengumpulan data.

Observasi memiliki arti pengumpulan data langsung dari lapangan. Data yang

di observasi dapat berupa gambaran sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, dan

keseluruhan tingkah laku manusia. Data observasi juga dapat berupa interaksi

dalam suatu organisasi atau pengalaman para anggota dalam berorganisasi.11

Secara umum observasi diartikan sebagai cara menghimpun bahan-

bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang akan

dijadikan objek dalam penelitian atau pengamatan. Observasi sebagai alat

evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati.

2. Wawancara

Wawancara merupakan bagian dari teknik dalam mengumpulkan

informasi. menyebutkan bahwa wawancara adalah suatu cara yang digunakan

untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti

dengan yang akan diteliti. wawancara didefinisikan sebagai proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

10
Mawardani, ” Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar dan Analisis Data dalam Perspektif Kualitatif
“, (Yogyakarta: DEEPUBLISH,2012).51.
11
J.R Raco, “ Metode Penelitian Kualitatif “. (Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia),112
sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab

atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan

wawancara.12

Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur. Jenis

wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana

dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

struktur. Tujuan dari permasalahan ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka. Dimana pihak yang diajak wawancara

dimintai pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti

perlu mendengarkan dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

Hasil wawancara harus segera dicatat setelah selesai melakukan wawancara

agar tidak lupa bahkan hilang, karena dilakukan secara terbuka dan tidak

berstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis

terhadap hasil wawancara dari berbagai sumber. Dari berbagai sumber data,

perlu dicatat mana data yang dianggap penting, dan yang tidak penting, data

yang sama dikelompokkan. Data yang masih diragukan perlu ditanyakan

kembali kepada sumber data yang lama atau yang baru agar memperoleh

ketuntasan dan kepastian.

Adapun data yang diperoleh dari Teknik wawancara yaitu, sebagai

berikut.

12
Fandi Rosi Sarwo Edi, “ Teori Wawancara Psikodiagnostik “, ( Yogyakarta : PT Leutika
Nouvalitera, 2016),1-3.
a. Kepala sekolah SD Baiturrohman

Wawancara yang pertama pada penelitian ini dilakukan kepada

kepada kepala sekolah yaitu Bapak Asmad, M.Pd. sebagai narasumber

pertama karena kepala sekolah lebih mengetahui segala hal yang terjadi di

Lembaga dan sesuatu yang berkaitan dengan tata pelaksaan kegiatan yang

ada di lembaga, Dari wawancara peneliti dengan kepala sekolah, peneliti

memperoleh informasi mengenai sistem proses pembelajaran, informasi

tentang kegiatan peserta didik, dan kendala-kendala yang ada di dalam

pembelajaran, kendala-kendala ketika proses pembelajaran di sekolah

berlangsung, dan media pembelajaran yang pernah di terapkan.

b. Guru kelas IV SD Baiturrohman

Narasumber kedua adalah guru kelas IV SD Baiturrohman Ibu

Nurul Mifta Fauzi, S.Pd, Peneliti memilih guru kelas untuk mengetahui

proses pembelajaran yang ada di kelas, karakteristik peserta didik,

jumlah peserta didik, dan hambatan dalam menggunakan media

pembelajaran.

3. Angket

Angket merupakan pengumpulan data yang digunakan dengan

memberikan seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik penbgumpulan data yang

efisien atau yang bisa diharapkan responden. Angket atau kuesioner dapat

berupa pertanyaan dan pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan


kepada responden secara langsung ataupun tidak langsung. beberapa prinsip

dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip

penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik.13

Dalam penelitian ini angket di berikan kepada validator media selaku

sebagai ahli media, validator materi sebagai ahli materi dan guru kelas sebagai

ahli pembelajaran, dan peserta didik kelas IV SD Baiturrohman untuk

merespon peserta didik terhadap media pembelajaran.

Angket validasi media dan angket validasi materi sebelum

implementasi media, sedangkan untuk angket pembelajaran yang diberikan

kepada guru kelas sebgai ahli pembelajaran diberikan pada saat proses

kegiatan pembelajaran akan berlangsung. Sedangkan angket respon peserta

didik diberikan setelah penerapan media pembelajaran magic box dalam

kegiatan pembelajaran. Instrument angket peserta didik berisikan pendapat

mengenai media magic box pada pelajaran IPAS materi Kegiata

Perekonomian Indonesia, untuk mengetahui ketertarikan peserta didik dalam

menggunakan media pembelajaran Kartu Domino dalam pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data pendukung yang digunakan dan

dikumpulkan sebagai bukti dan penguat data observasi. Bentuk dokumen yang

dikumpulkan dapat berupa dokumen kegiatan, nilai peserta didik dari hasil tes

formatif yang di berikan, atau juga dapat di ambil dari hasil kegiatan praktek
13
Sugiyono, “ Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D”. (Bandung : Alfabeta, 2018),199.
peserta didik, dan dokumen-dokumen lain yang di butuhkan sebagai penguat

dan pendukung penelitian.14

Dokumentasi yang diambil pada penelitian ini, antara lain:

a. Daftar nama peserta didik

b. Wawancara kepala sekolah dan penyerahan surat penelitian

c. Wawancara guru kelas IV SD Baiturrohman

d. Observasi kegiatan pembelajaran

e. Penyampaian materi

f. Implementasi media

g. Mengerjakan soal pretest dan posttest

h. Foto Bersama peserta didik kelas IV SD Baiturrohman

i. Nilai pretest dan posstest

j. Validasi media, materi, dan pembelajaran

k. Angket respon peserta didik

5. Tekhnik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Data kuantitatif

digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dan juga untuk mengukur

hasil validasi produk yang telah dikembangkan. Data kuantitatif diukur

menggunakan Microsoft exel dan SPSS. Sedangkan data kualitatif digunakan


14
Maskur Ahmad, ” Penerapan Metode Team Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran PAI KelasIX di SMP Taman SiswaTeluk Betung Bandar Lampung “,
(Skripsi: UIN Raden Intan Lampung,2018),61.
untuk mengetahui informasi data yang di peroleh dari hasil observasi dan kritik

saran yang diberikan oleh validator ketika proses validasi. Teknik analisis data

penelitian ini diperoleh dari data yang telah diperoleh melalui instrument yang

kemudian dianalisis mencakup analisis kelayakan dan analisis keefektifan.

a. Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian pengembangan

ini adalah analisis data semi terstruktur. Tujuan akhir dalam analisis data adalah

memperoleh informasi, makna, menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-

konsep. Analisis data kualitatif diartikan sebagai proses dalam mencari dan

menyusun secara sistematis data-data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami dan

diinformasikan kepada orang lain.

b. Analisis data kuantitatif

a. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif diperoleh dari pengumpulan angket, data

angket yang telah dibuat akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran

mengenai pengembangan yang akan dilakukan. Analisis data kuantitatif dalam

penelitian pengembangan ini mencakup analisis kelayakan keefektifan.

1) analisis kelayakan

Analisis kelayakan pada penelitian ini diperoleh dari hasil 3 validasi

atau 3 validator 3 tim ahli antara lain yaitu ahli media, ahli materi, dan
ahli pembelajaran. Analisis data ini dilakukan dengan penilaian dan

pengujian sesuai dengan teori yang relevan. Data kuantitatif

didapatkan dari Checklist validator pada lembar validasi menggunakan

skala likert dengan kategori sebagai berikut:15

Skor 4 = validator memberikan penilaian sangat valid

Skor 3 = validator memberikan penilaian valid

Skor 2 = validator memberikan penilaian tidak valid

Skor 1 = validator memberikan penilaian sangat tidak valid Presentase

Presentase kevalidan media pembelajaran pakapin diperoleh dari

perhitungan sebagai berikut:

V = Tse x 100 =
Tsh
Keterangan: V = Validitas

Tse = Total skor empirik

TSh = Total skor maksimal

Hasil dari analisis lembar evaluasi yang digunakan dalam

penelitian pengemban//gan media pembelajaran tematik untuk

mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan dengan

menggunakan interpretasi sebagai berikut.

TABEL 3.3

15
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development, (Bandung: Alfabeta,
2022),165
Interpretasi skor angket validasi produk

Tingkat pencapaian Kualifikasi keterangan


86-100 Sangat baik
Sangat layak dan
tidak perlu di revisi
71-85 Cukup baik Layak, tidak perlu
direvisi
56-70 Baik Kurang layak, perlu
direvisi
41-55 Cukup Tidak layak, perlu
direvisi
25-40 Kurang Sangat tidak layak,
perlu direvisi

Pengembangan media pembelajaran Magic Box materi

perekonomian di Indonesia ini dikatalan valid apabila sudah mencapai

kriteria 71-85 dan dikatakan sangat valid atau sangat layak mulai dari

86-100.

2) Analisis keefektifan

Analisis keefektifan media Magic Box ini didapat atau

ditentukan oleh angket respon peserta didik dan hasil belajar

peserta didik.

a. Analisis oleh observer (rekan peneliti)

Analisis oleh observer yang dikembangkan dalam

penelitian ini dapat dilihat dari hasil observasi keterlaksanaan


proses pembelajaran baik dan jelas. Observer mengisi lembar

keterlaksanaan proses pembelajaran dengan melihat penilaian

sebagai berikut:

Skor 4, menunjukkan penilaian pembelajaran terlaksana dengan

jelas.

Skor 3, menunnjukkan penilaian pembelajaran terlaksana

dengan jelas.

Skor 2, menunjukkan penilaian pembeljaran terlaksana dengan

kurang jelas.

Skor 1, menunjukkan penilaian pembelajaran terlaksana sangat

tidak jelas/tidak terlaksana.

b. Analisis respon peserta didik

analisis respon peserta didik diukur dengan menggunakan

angket untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap

media Magic Box ini. Angket diberikan ketika selesai

pembelajaran. Hasil data angket ini dihitung menggunakan

rumus persentase dengan kriteria keefektifan sebagai berikut16:

TABEL 3.4

Kriteria Keefektifan

Tingkat pencapaian Kualifikasi Keterangan


86-100 Sangat baik
Sangat layak dan
16
Sa’dun Akbar, Instrument Perangkat Pembelajaran (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2022), 82
tidak perlu di revisi
71-85 Cukup baik Layak, tidak perlu
direvisi
56-70 Baik Kurang layak, perlu
direvisi
41-55 Cukup Tidak layak, perlu
direvisi
25-40 Kurang Sangat tidak layak,
perlu direvisi

Dengan diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

V = Tse x 100 =
TSh
Keterangan:

V = Validitas

Tse = Total skor empirik

TSh = Total skor maksimal

b. Analisis peningkatan hasil belajar IPAS menggunakan media Magic Box

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik

disini adalah dengan menggunakan tes, tes yang diberikan oleh peneliti disini

adalah terdiri dari 5 soal esay, dan alasan peneliti mengambil soal esay adalah

agar peserta didik dapat lebih kreatif, berfikir kritis, dan memahami secara

mendalam terhadap materi yang sudah diberikan. Pengujian produk

pengembangan menggunakan uji normalitas desain Pretest-Postest. Untuk

mengetahui N-Gain Score N-Gain Present digunakan rumus dan kriteria skor
gain, dan tafsiran skor N-Gain Sebagai berikut:

N gain 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑆𝑘𝑜𝑟 :𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

TABEL 3.5

Kriteria Gain Score


Nilai Gain Interpretasi
Score
0,70 ≤ g ≤ 100 Tinggi
0,30 ≤ g ≤ Sedang
0,70
0,00 ≤ g ≤ Rendah
0,30
g = 0,00 Tidak terjadi
peningkatan
-1,00 ≤ g < Terjadi penurunan
0,00

Jadi dapat dilihat pada tabel 3.5 tentang kriteria Gain Score, dan

pembagian kategori perolehannya dapat mengacu pada tabel 3.6

TABEL 3.5

Kategori Tafsiran Efektivitas Gain


Persentase Tafsiran
(%)
< 40 Tidak Efektif
40 – 55 Kurang Efektif
56 – 75 Cukup Efektif
76 Efektif

Dalam tabel 3.5 ini peneliti boeh memilih dari salah satu ketentuan
tentang kategori atau ketentuan kriteria N-Again Score di atas.

Anda mungkin juga menyukai