Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Jadwal Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Salo yang beralamat

di Jalan Datuk Bagindo Besar Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar.

2. Jadwal Penelitian

TABEL III.1
JADWAL PENELITIAN
Waktu Kegiatan Kegiatan
15 Januari – 16 Februari 2017 Desain Modul dan Instrumen
Validasi Instrumen dan Soal Tes
17 – 27 Februari 2017
Kemampuan Pemecahan Masalah
Validasi Materi Pembelajaran dan
28 Februari – 1 April 2017
Teknologi Pendidikan
3 – 5 April 2017 Uji Coba Kelompok Kecil
6 –27 April 2017 Uji Coba Kelompok Besar
Tes Kemampuan Pemecahan
28 April 2017
Masalah Matematis Siswa

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Penelitian pengembangan atau Research and

Development adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada agar dapat dipertanggungjawabkan.1 Penelitian dan pengembangan (R &

1
Trianto, Pengantar Penelitian Pendididkan bagi Pengembangan Profesi dan
Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana, 2011, h. 206.

38
39

D) adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan.2 Dari defenisi

tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa tujuan utama penelitian dan

pengembangan adalah untuk menghasilkan atau menciptakan suatu produk.

Menurut Sugiyono, penelitian dan pengembangan yang menghasilkan

produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan dan sosial masih sangat

rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial

yang perlu dihasilkan melalui research and development.3 Dengan adanya

produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan dalam bidang

pendidikan diharapkan mampu membantu pendidik dalam mengoptimalkan

proses pembelajaran, sehingga hasil belajar berupa kemampuan siswa yang

diinginkan dapat tercapai.

Produk-produk yang dapat dihasilkan dari penelitian dan

pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa media pembelajaran

baik cetak maupun non cetak, strategi pembelajaran, metode dan prosedur

pembelajaran serta segala sesuatu yang dapat berguna dalam proses

pembelajaran. Adapun produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini

adalah bahan ajar berupa modul yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

bagi siswa.

C. Model Pengembangan

Ada banyak model yang dapat digunakan dalam desain

pengembangan suatu produk antara lain model Plomp, Borg & Gall, 4-D,

2
Wina Sanjaya, Penelitan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2014, h. 130.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, Bandung: Alfabeta,
2014, h. 298.
40

ADDIE, Kemp, ASSURE, Dick & Carey dan lain-lain. Pada umumnya model-

model pengembangan ini memiliki keunikan dan perbedaan dalam langkah-

langkah dan prosedur yang digunakan. Perbedaan juga sering terdapat pada

istilah-istilah yang digunakan. Namun demikian, model-model pengembangan

tersebut memiliki dasar prinsip yang sama dalam merancang program atau

produk pembelajaran yang berkualitas.

Di dalam penelitian pengembangan ini akan menggunakan model

pengembangan model ADDIE. Benny A.Pribadi mengungkapkan bahwa salah

satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan

dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah

model ADDIE.4 Model ADDIE terdiri dari 5 tahap yaitu (A)nalysis, (D)esign,

(D)evelopment, (I)mplementation dan (E)valuation. Berikut model

pengembanagan ADDIE diperlihatkan pada gambar sebagai berikut:5

Analysis Design Development Implementation

Evaluation

Gambar III.1
Siklus Model ADDIE

4
Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat, 2010,
h. 125.
5
Ibid., h. 127.
41

D. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan model pengembangan yang digunakan, prosedur yang

dilakukan dalam pengembangan produk ini terdiri atas lima tahap yakni :

1. Analysis (Analisis)

Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja atau

performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis.

a. Analisi Kinerja

Analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi

apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa

penyelenggaraan program atau perbaikan manajemen.6 Analisis kinerja

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengklarifikasi

masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran. Permasalahan yang

dihadapi dalam penelitian ini adalah terbatasnya bahan ajar sebagai

panduan dalam pembelajaran di sekolah. Sehingga dibutuhkan solusi

berupa perbaikan kualitas manajemen dalam proses pembelajaran. Solusi

dari permasalahan tersebut bisa dilakukan dengan cara penyediaan

fasilitas pembelajaran yang memadai, misalnya modul yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan tahap yang diperlukan untuk

menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu

dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

6
Benny A. Pribadi, Op. Cit., h. 128.
42

Kemampuan pemecahan masalah sangatlah penting dikuasai oleh siswa.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini kemampuan pemecahan masalah

yang menjadi fokus utamanya.

2. Design (Perancangan)

Pada tahap desain ini diperlukan adanya klarifikasi program pem-

belajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan

pembelajaran seperti yang diharapkan. Dalam mendesain sebuah modul, ada

beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:7

a. Analisis Kurikulum

Dalam tahapan analisis kurikulum ini dilihat dan dianalisis serta

yang akan diperhatikan adalah kompetensi-kompetensi dasar atau materi

yang menjadi pokok bahasan pada modul yang akan dikembangkan. Pada

penelitian pengembangan ini, yang menjadi pokok bahasan adalah materi

bangun ruang sisi datar pada semester genap kelas VIII.

b. Menentukan judul modul

Dalam menentukan judul modul, maka harus mengacu kepada

kompetensi-kompetensi dasar atau materi pokok yang ada di dalam

kurikulum.

c. Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya

Pengumpulan materi pokok dilakukan dengan menggunakan

sumber-sumber atau buku-buku mata pelajaran matematika yang sudah

ada atau referensi lainnya.

7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva
Press, 2013, h. 118-124.
43

d. Penulisan modul

Ada tiga hal penting yang hendaknya kita jadikan acuan dalam

proses penulisan modul, yaitu sebagai berikut:

1) Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai

Rumusan kompetensi dasar pada suatu modul adalah

spesifikasi yang semestinya telah dimiliki oleh siswa setelah

menyelesaikan pembelajaran dengan menggunakan modul.

Kompetensi dasar pada modul berbasis penemuan terbimbing materi

bangun ruang sisi datar berpedoman pada kurikulum 2006 atau KTSP.

2) Penentuan alat evaluasi atau penilaian

Penentuan alat evaluasi atau penilaian pada modul berbasis

penemuan terbimbing dengan memberikan pertanyaan yang

digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

menguasai suatu kompetensi dasar. Pertanyaan yang diberikan dalam

modul berbasis penemuan terbimbing yaitu soal essai.

3) Penyusunan Materi

Materi atau isi modul sangat bergantung pada kompetensi

dasar yang akan dicapai. Guru dapat menunjukkan referensi yang

digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi tersebut.

Materi yang disajikan dalam modul berbasis penemuan terbimbing

materi bangun ruang sisi datar terdiri dari bagian-bagian bangun ruang

sisi datar, jaring-jaring bangun ruang sisi datar dan luas permukaan

serta volume bangun ruang sisi datar.


44

3. Development (Pengembangan)

Pada tahap ini peneliti telah membuat rancangan instrumen dan modul

berbasis penemuan terbimbing. Instrumen penelitian divalidasi oleh ahli

instrumen. Instrumen penelitian terdiri dari angket penilaian modul dan soal

tes. Modul berbasis penemuan terbimbing divalidasi dan didiskusikan oleh

ahli materi pembelajaran dan ahli teknologi pendidikan. Angket penilaian

modul yang telah divalidasi oleh ahli instrumen selanjutnya diberikan

kepada validator modul untuk memvalidasi modul berbasis penemuan

terbimbing. Hal ini dilakukan supaya mendapat masukan untuk

pengembangan dan perbaikan sebelum modul diuji cobakan ke siswa. Soal

tes yang telah divalidasi oleh ahli instrumen diberikan kepada siswa setelah

selesai melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul.

4. Implementation (Implementasi)

Tahap modul yang telah dikembangkan dan dinyatakan valid oleh ahli

materi pembelajaran dan ahli teknologi pendidikan kemudian diuji cobakan

kepada siswa. Uji coba dilakukan dengan dua tahap. Uji coba tahap pertama

dilakukan untuk kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil melibatkan

sekitar 6-12 responden terlebih dahulu.8 Selanjutnya, uji coba tahap kedua.

Setelah melewati uji coba tahap pertama dan direvisi, modul diuji cobakan

kembali pada kelompok besar yaitu yaitu antara 15-30 orang.9 Pengumpulan

data yang digunakan pada tahap ini dengan menggunakan angket

8
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2014. h. 163.
9
Atwi Suparman, Desain Instruksional, Jakarta: PAU-PPAI Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1997, h. 216.
45

praktikalitas yang telah divalidasi untuk melihat respon mereka terhadap

produk yang telah diuji cobakan.

5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap evaluasi dilakukan penilaian terhadap modul yang

dikembangkan, termasuk hasil validasi dari ahli materi pembelajaran dan

ahli teknologi pendidikan pada tahap pengembangan. Data-data yang yang

diperoleh kemudian digunakan untuk mengetahui revisi apa yang perlu

dilakukan serta menganalisis apakah produk tersebut valid dan praktis untuk

digunakan dalam proses pembelajaran. Sebenarnya tahap evaluasi bisa

terjadi pada setiap 4 tahap diatas. Evaluasi yang terjadi pada setiap 4 tahap

diatas itu dinamakan evaluasi formatif dikarenakan tujuannya untuk

kebutuhan revisi.10 Prosedur pengembangan yang dilakukan dapat dilihat

pada gambar III.2 halaman 46.

E. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Uji validitas oleh ahli materi pembelajaran dan teknologi pendidikan

Uji validasi ini dilakukan oleh para ahli untuk melihat kevalidan

dari suatu produk. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan angket

validasi yang sebelumnya angket tersebut telah divalidasi oleh validasi ahli

instrumen.

10
Novan Ardy wiyani, Desain Pembelajaran Matematika, Jakarta: Kencana Prebada
Media group, 2008, h. 44
46

ANALYSIS Analisis Kinerja


dan Kebutuhan

DESIGN Desain Modul

T
Validasi
DEVELOPMENT Revisi
Modul

Uji Coba Kelompok


Kecil
IMPLEMENTATION

EVALUATION
Praktis? T
Revisi

Uji Coba Kelompok


Besar

Praktis? T Revisi

Tes Kemampuan Evaluasi dan Analisis Data


Pemecahan Masalah yang dihasilkan dari tahap
Matematis Siswa validasi dan praktikalitas

Gambar III.2
Prosedur Pengembangan
47

2. Uji praktikalitas

Uji coba praktikalitas modul dilakukan untuk mengetahui tingkat

keterpakaian modul berbasis penemuan terbimbing yang telah

dikembangkan, yaitu praktis, menarik, mudah dipahami siswa dan mudah

diaplikasikan oleh guru selaku pendidik sehingga dapat mendukung

keberhasilan proses pembelajaran. Uji coba praktikalitas dilakukan terhadap

kelompok kecil dan kelompok besar. Uji coba praktikalitas kelompok kecil

dilaksanakan dengan mengimplementasikan modul berbasis penemuan

terbimbing. Uji coba praktikalitas kelompok kecil bertujuan untuk

mengetahui apakah di dalam modul berbasis penemuan terbimbing masih

ditemukan kesalahan dan meminta saran perbaikan berdasarkan kendala

yang ditemukan oleh siswa. Uji coba praktikalitas kelompok besar

dilakukan terhadap siswa satu kelas. Pada uji coba praktikalitas kelompok

yang lebih besar ini bertujuan untuk memperoleh data dan mengevaluasi

produk serta tujuan ketercapaian produk.

3. Uji kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

Uji kemampuan pemecahan masalah siswa dilakukan terhadap

siswa kelompok besar setelah menggunakan modul berbasis penemuan

terbimbing yang dikembangkan. Uji kemampuan pemecahan masalah siswa

dilakukan dengan memberikan tes berupa soal-soal yang menunjang

kemampuan pemecahan masalah matematis pada akhir pertemuan.


48

F. Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian pengembangan ini adalah modul

berbasis penemuan terbimbing dan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa.

G. Subjek Penelitian

Subjek penelitian untuk melihat kevalidan instrumen adalah ahli

instrumen yaitu salah seorang dosen Pendidikan Matematika UIN Suska Riau,

sedangkan subjek penelitian untuk melihat kevalidan materi pembelajaran dan

teknoolgi pendidikan yaitu terdiri dari 2 orang dosen UIN Suska Riau dan

seorang guru SMP Negeri 1 Salo. Subjek uji coba untuk melihat praktikalitas

produk ialah siswa SMP Negeri 1 Salo. Subjek uji coba untuk uji kelompok

kecil adalah siswa kelas VIII D sebanyak 6 orang direkomendasikan oleh guru

bidang studi matematika yang mengajar di kelas dan kelompok besar adalah

siswa kelas VIII E sebanyak 22 orang.

H. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian pengembangan ini ada dua, yaitu data

kualitatif dan data kuatitatif. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan bukan

dalam bentuk angka. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan

dalam bentuk angka.11 Data kualitatif diperoleh dari saran perbaikan terhadap

modul berbasis penemuan terbimbing sedangkan data kuantitatif diperoleh dari

angket dan hasil tes.

11
Hartono, Metodologi Penelitian, Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011, h. 35-36.
49

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk menentukan nilai validitas modul

berbasis penemuan terbimbing ini melalui proses validasi dan diskusi dengan

validator, sedangkan teknik pengumpulan data untuk mengetahui nilai

praktikalitas modul berbasis penemuan terbimbing adalah angket praktikalitas

pada kelompok kecil dan kelompok besar. Kemudian teknik pengumpulan data

untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah tes

setelah menggunakan modul berbasis penemuan terbimbing.

TABEL III.2
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN
Teknik Pengumpulan Instrumen
Aspek yang Diteliti
Data Penelitian
Penyebaran angket dan Lembar Angket
Validasi Modul
diskusi dengan validator Validitas

Lembar Angket
Praktikalitas Modul Angket
Praktikalitas

Kemampuan Pemecahan
Posttest Soal Posttest
Masalah Matematis

J. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam

pengumpulan data atau informasi yang berhubungan dengan penelitian.12

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

12
Hartono, Statistik untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, h. 58.
50

digunakan dalam kuesioner.13 Skala likert yang digunakan untuk kuesioner

mengungkap sikap dan pendapat seseorang. Kolom jawaban sudah tersedia

dan responden memilih salah satu jawaban yang tersedia. Skala penilaian

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Sangat Baik :5

Cukup :4

baik :3

Tidak baik :2

Sangat tidak baik :1

Lembar angket yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini

sebagai berikut:

a. Lembar validasi angket

Lembar validasi angket digunakan untuk mengetahui apakah

angket sudah dapat digunakan atau belum. Lembar validasi angket terdiri

dari lembar validasi angket validitas modul dan lembar validasi angket

praktikalitas modul. Lembar validasi angket validitas modul dapat dilihat

pada Tabel III.3 dan lembar validasi angket praktikalitas modul dapat

dilihat Tabel III.4 sebagai berikut:

TABEL III.3
LEMBAR VALIDASI ANGKET VALIDITAS MODUL
Variabel Penilaian
No Indikator Nomor Pernyataan
Validitas 1 2 3 4 5
Ahli materi
1
pembelajaran
Ahli teknologi
2
pembelajaran

13
Endang Mulyatiningsih, Op.Cit., h. 29.
51

TABEL III.4
LEMBAR VALIDASI ANGKET PRAKTIKALITAS MODUL
Variabel Nomor Pernyataan Penilaian
No Indikator
Praktikalitas 1 2 3 4 5
1 Penyajian
2 Penggunaan
3 Keterbacaan
4 Waktu

b. Lembar validasi modul

Lembar validasi modul terdiri dari dua lembar validasi, yaitu

lembar validasi modul untuk ahli materi pembelajaran dan lembar

validasi modul untuk ahli teknologi pendidikan.

c. Lembar praktikalitas modul

Lembar praktikalitas untuk mengetahui apakah modul yang

dirancang sudah praktis dan mudah digunakan oleh siswa.

2. Posttest

Sebelum memberikan soal tes kepada siswa, soal posttest terlebih

dahulu divalidasi untuk mengetahui apakah soal posttest yang dirancang

sudah dapat digunakan atau tidak. Soal posttest disusun untuk mengukur

kemampuan pemecahan masalah siswa setelah menggunakan modul

berbasis penemuan terbimbing. Posttest yang dilakukan adalah tes tertulis

dengan 4 soal esai. Aspek penilaian validasi soal posttest terdiri dari dua

penilaian, yaitu:

a. Penilaian terhadap tampilan soal Posttest

1) Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.

2) Penggunaan bahasa sesuai dengan karakteristik siswa.


52

3) Kejelasan petunjuk soal.

4) Kesesuaian dengan kisi-kisi soal.

b. Penilaian terhadap isi materi soal Posttest

1) Kesesuaian dengan indikator materi pembelajaran.

2) Kesesuaian dengan indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis.

3) Tingkat kesukaran soal sesuai dengan jenjang pendidikan dan

karakteristik siswa.

K. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data yaitu

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah.14 Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis

deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

1. Analisis Hasil Uji Validitas Modul Berbasis Penemuan Terbimbing

Data hasil validasi modul yang terkumpul dari ahli materi

pembelajaran dan ahli teknologi pendidikan kemudian ditabulasi. Hasil

tabulasi tiap tagihan kemudian dicari persentasenya dengan rumus:

14
Sugiyono, Op. Cit., h. 207.
53

Hasil persentase tiap tagihan kemudian dikategorikan sebagai

berikut:15

TABEL III.5
KRITERIA HASIL UJI VALIDITAS MODUL
Interval Persentase (%) Kategori
Tidak valid
Kurang valid
Cukup valid
Valid
Sangat valid
Sumber: dimodifikasi dari Riduwan

Selanjutnya data tersebut digambarkan dengan teknik deskriptif.

modul dikatakan valid jika menurut validator kevalidan modul termasuk

dalam kategori valid atau sangat valid. Apabila modul dikategorikan cukup

valid, kurang valid atau tidak valid, maka modul perlu dievaluasi atau

diperbaiki kembali kemudian diuji kembali kevalidannya sampai memenuhi

kategori valid atau sangat valid.

2. Analisis Hasil Uji Praktikalitas Modul Berbasis Penemuan Terbimbing

Data hasil tanggapan dari siswa melalui angket yang terkumpul,

kemudian ditabulasi. Hasil tabulasi tiap tagihan kemudian dicari

persentasenya dengan rumus:

Hasil persentase tiap tagihan kemudian dikategorikan sebagai

berikut: 16

15
Riduwan, Skala Pengukiran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta,
2011, h. 21.
16
Ibid., h. 14.
54

TABEL III.6
KRITERIA HASIL UJI PRATIKALITAS MODUL
Interval Persentase (%) Kategori
Tidak praktis
Kurang praktis
Cukup praktis
Praktis
Sangat praktis
Sumber: dimodifikasi dari Riduwan

Selanjutnya data tersebut digambarkan dengan teknik deskriptif.

modul dikatakan praktis jika menurut responden keterlaksanaan

pembelajaran di kelas termasuk dalam kategori praktis atau sangat praktis.

Apabila modul dikategorikan cukup praktis, kurang praktis atau tidak

praktis, maka modul perlu dievaluasi atau diperbaiki kembali kemudian

diuji kembali kepraktisannya sampai memenuhi kategori praktis atau sangat

praktis.

3. Hasil Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Tes dilakukan setelah siswa melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan modul. Setelah nilai hasil tes siswa diperoleh, kemudian nilai

tersebut ditabulasi. Untuk memudahkan dalam perhitungan nilai hasil tes

tersebut, peneliti menggunakan tabel sebagai berikut:

TABEL III.7
REKAPITULASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA
Soal 1 Total
Nama
No Siswa Indikator Indikator Indikator Indikator
1 2 3 4
1
2
Dst
55

Nilai total yang diperoleh tiap siswa, kemudian dicari

persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai persentase tiap tagihan kemudian dikategorikan sebagai

berikut:17

TABEL III.8
KRITERIA UMUM KUALIFIKASI KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
No Tingkat Penguasaan Predikat
1 Tinggi
2 Sedang
3 Rendah
Sumber: Diadaptasi dan dimodifikasi dari Hartono dan Zubaidah Amir

Data yang diperoleh kemudian digambarkan dengan

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Modul berbasis

penemuan terbimbing dikatakan memfasilitasi kemampuan

pemecahan masalah matematis jika siswa yang mengikuti tes memiliki

persentase tingkat penguasaan dengan kategori sedang atau tinggi.

17
Zubaidah Amir MZ, “The Implementation of Mathematics Teaching with Open-
Ended Approach to UIN SUSKA RIAU Mathematics Students Ability of Mathematical Creative
Thinking”, Proceedings of the International Seminar on Mathematics and Its Usage in other
Areas, 2010, h. 170.

Anda mungkin juga menyukai