Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan


Model penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang merupakan
suatu proses penelitian yang mengembangkan suatu produk berupa pengembang-
an perangkat pembelajaran. Model pengembangan perangkat pembelajaran pada
penelitian ini menggunakan model Thiagarajan (1974: 5) yaitu model 4D, terbagi
menjadi tahap Define, Design, Develop, dan Disseminate. Keempat tahap
pengembangan tersebut terdiri dari langkah yang ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Langkah Pengembangan Model 4D

No Tahap Langkah
1 Define a) Front-end analysis
b) Learner analysis
c) Task analysis
d) Concept analysis
e) Specifying instructional objectives

2 Design a) Constructing criterion-referenced test


b) Media selection
c) Format selection
d) Initial design

3 Develop a) Expert appraisal


b) Develpmental testing

4 Dissseminate a) Validation testing


b) Packaging
c) Diffusion and adoption

(Sumber: Thiagarajan, 1974: 5)


Model pengembangan 4D digunakan dalam penelitian dan pengembangan
ini karena tahapannya sesuai dan mendukung untuk ketepatan produk yang di-
hasilkan berupa perangkat pembelajaran. Pengembangan produk yang dilakukan
hanya sampai tahap develop, tahap disseminate tidak dilakukan karena
pembelajaran dilakukan secara daring dan keadaan yang tidak memungkinkan
ditengah pandemi sehingga perangkat pembelajaran tidak bisa disosialisasikan
serta didistribusikan.

22
23

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan


Prosedur penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran matematika
secara ringkas tercantum dalam Gambar 3.1. Berikut merupakan uraian prosedur
penelitian pengembangan perangkat pembelajaran.

1. Mendefinisikan (Define)
Tahap define bertujuan untuk menetapkan keperluan pengembangan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu menganalisis kebutuhan untuk
pengembangan perangkat pembelajaran Matematika di SMP negeri dan SMP
swasta di Kota Malang (random). Menurut Thiagarajan (1974: 6) langkah awal
yang paling utama dalam tahap ini berupa analisis. Berikut penjelasan 5 tahap
analisis dalam tahap define.

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian dan Pengembangan


(Sumber: Thiagarajan et al, 1974)

a. Analisis awal-akhir
Menurut Thiagarajan (1974: 6), analisis awal-akhir bertujuan untuk me-
netapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan
suatu pengembangan bahan ajar. Peneliti mendiagnosis permasalahan apa yang
dialami oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran
24

Matematika. Langkah analisis awal-akhir dilakukan dengan cara wawancara pada


guru Matematika Kelas VII dan pengisian angket peserta didik kelas VII.

b. Analisis Peserta Didik


Menurut Thiagarajan (1974: 6) analisis peserta didik merupakan telaah
tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat
pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik
(pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan atau sikap individu
yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format, dan bahasa yang di-
pilih. Analisis ini dilakukan dengan melihat hasil saat kajian praktik lapangan
(KPL) dilakukan.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas menurut Thiagarajan (1974: 6), bertujuan untuk meng-
identifikasi keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan meng-
analisisnya ke dalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan.
Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi
pembelajaran. Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah hasil prestasi peserta
didik yang ada pada LKPD.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep menurut Thiagarajan (1974: 6) dilakukan untuk meng-
identifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk
hirarki, dan merinci konsep individu ke dalam hal yang kritis. Analisis yang perlu
dilakukan yaitu (1) analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar yang bertujuan
untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni
mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber mana yang mendukung penyusunan
bahan ajar. Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah KD 3.5 dan 4.5 menjadi
beberapa indikator yang harus dicapai siswa.
e. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran menurut Thiagarajan et al. (1974: 6)
berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk
menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar
untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian
25

diintegrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh


peneliti. Analisis ini dilakukan dengan cara mengkaji hasil observasi dan
wawancara yang telah dilakukan beserta hasil belajar peserta didik.

2. Merancang (Design)
Tahap design merupakan tahap untuk merancang produk awal dari bahan
instruksional. Tahap ini terdiri dari langkah sebagai berikut.
a. Penyusunan Tes Mengacu Kriteria
Tes acuan kriteria disusun berdasarkan perumusan tujuan pembelajaran
dan analisis siswa, kemudian selanjutnya disusun kisi tes hasil belajar. Tes yang
dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Instrumen
penilaian yang disusun terdiri atas instrumen untuk mengukur aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Tes dilakukan di akhir uji coba perangkat pembelajaran.
b. Pemilihan LKPD
Tahapan ini berhubungan dengan pemilihan LKPD, dimana dilakukan pe-
rancangan format yang disesuaikan dengan produk yang dibuat yaitu perangkat
pembelajaran Matematika. Perangkat pembelajaran Matematika yang
dikembangkan yaitu LKPD yang didukung media GALA.
c. Pemilihan Media
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik materi. Pemilihan media dilakukan untuk
mengoptimakan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar
pada pembelajaran di kelas. Media pembelajaran dalam penelitian ini berupa
media manipulatif.
d. Rancangan Awal
Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat
pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum uji coba dilaksanakan. Tahap pe-
rencanaan awal menampilkan instruksi dasar dari LKPD yang didukung media
GALA dan urutan yang sesuai. Perangkat pembelajaran selesai disusun dan
kemudian dilakukan validasi pada tahap berikutnya.
3. Mengembangkan (Develop)
26

Tahap pengembangan bertujuan untuk memodifikasi produk awal yang


dihasilkan dari tahap sebelumnya. Berikut merupakan tahap develop.
a. Validasi Ahli
Penilaian para ahli/praktisi terhadap perangkat pembelajaran mencakup:
format, bahasa, ilustrasi dan isi. Berdasarkan masukan dari para ahli, materi
pembelajaran direvisi untuk membuatnya lebih tepat, efektif, mudah digunakan,
dan memiliki kualitas teknik yang tinggi.
Ahli dalam penelitian ini meliputi validator yang merupakan ahli
perangkat pembelajaran, ahli materi dan praktisi pendidikan. Penetapan ahli dan
praktisi tersebut didasarkan pada kualifikasi yang dimiliki sebagai berikut.
1) Ahli perangkat pembelajaran, minimal lulusan S2 bidang Pendidikan
Matematika, menguasai bidang dalam penyusunan perangkat, dan memiliki
pengalaman mengajar minimal lima tahun.
2) Ahli materi, minimal lulusan S2 bidang Matematika, menguasai materi
aljabar dan memiliki pengalaman mengajar minimal lima tahun.
3) Praktisi pendidikan, minimal lulusan S1 bidang Pendidikan Matematika dan
memiliki pengalaman menngajar minimal lima tahun.
b. Uji Pengembangan
Uji pengembangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung
berupa respon, komentar siswa, dan para pengamat terhadap perangkat pem-
belajaran yang telah disusun. Menurut Thiagarajan (1974: 8) uji coba, revisi, dan
uji coba kembali terus dilakukan hingga diperoleh perangkat yang konsisten dan
efektif. Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah siswa
kelas VII SMP negeri dan SMP swasta (random). Uji coba dilakukan dengan
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah penggunaan
LKPD pada aktivitas peserta didik selama pembelajaran.
Uji coba di lakukan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan
perangkat pembelajaran. Uji kepraktisan terhadap perangkat pembelajaran
dilakukan untuk mengetahui apakah sudah memenuhi kriteria yang baik meliputi
kemenarikan dan kemudahan perangkat pembelajaran untuk digunakan dan
dipahami. Uji keefektifan perangkat pembelajaran didapatkan dari hasil uji
kompetensi siswa diakhir pembelajaran.
27

1. Desain Uji Coba


Desain Uji coba pada penelitian pengembangan ini dilakukan melalui
validasi pada uji coba perseorangan dan uji kelompok kecil.

a. Uji Perseorangan
Validasi pada uji perseorangan melibatkan tiga validator yakni ahli
perangkat pembelajaran, ahli materi, dan praktisi pendidikan. Validasi dari ahli
perangkat pembelajaran, materi dan praktisi pendidikan dilakukan untuk me-
ngetahui kevalidan perangkat pembelajaran berbasis LKPD pada pelajaran
matematika sub bab penjumlahan dan pengurangan aljabar dengan didukung
media GALA.

b. Uji Kelompok Kecil


Setelah produk memenuhi syarat validitas kemudian diujicobakan melalui
pembelajaran pada peserta didik kelas VII SMP sebanyak 5 orang untuk me-
ngetahui tingkat keefektifan perangkat pembelajaran berbasis LKPD pada
pelajaran matematika sub bab penjumlahan dan pengurangan aljabar dengan
didukung media GALA.

c. Uji Kelompok Besar


Setelah dilakukan uji kelompok kecil kemudian diujicobakan dalam skala
besar melalui pembelajaran pada peserta didik kelas VII SMP sebanyak 3 kelas
dari sekolah berbeda untuk mengetahui tingkat keefektifan perangkat
pembelajaran berbasis LKPD pada pelajaran matematika sub bab penjumlahan
dan pengurangan aljabar dengan didukung media GALA.

2. Subjek Coba

Subjek coba dalam pengembangan terdiri dari peserta didik kelas VII SMP
sebanyak 3 kelas dari sekolah berbeda .

Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif pada tahap mendefinisikan berupa hasil
wawancara terhadap guru, angket siswa dan catatan hasil telaah RPP guru. Tahap
pengembangan terdapat data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
28

didapatkan dari saran dan komentar validator terhadap perangkat pembelajaran


yang dikembangkan dan saran angket respon siswa. Data kuantitatif diadapatkan
dari skor hasil angket validasi perangkat pembelajaran dan hasil penskoran pada
uji kompetensi siswa.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah lembar wawancara guru, angket studi pendahuluan siswa, lembar validasi
untuk validator, angket respon siswa, lembar observasi keterlaksanaan perangkat
pembelajaran, lembar observasi sikap sosial, lembar observasi keterampilan,
lembar observasi presentasi.
5. Teknik Analisis data
Pada penelitian ini data yang diperoleh yaitu hasil penilaian oleh validator
yang memberikan penilaian dan saran di dalam angket yang telah disediakan.
Jenis data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari rerata skor item angket. Sedangkan data kualitatif diperoleh
berdasarkan kritik dan saran serta tanggapan validator.
a. Tingkat Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Tingkat kevalidan perangkat pembelajaran diperoleh dari hasil validasi
para validator. Lembar validasi pada penelitian pengembangan perangkat pem-
belajaran menggunakan skala Likert interval 4. Jawaban setiap item instrumen
memiliki gradasi sebagai berikut. Skor 1 yang berarti sangat kurang baik, skor 2
yang berarti kurang baik, skor 3 yang berarti baik, skor 4 yang berarti sangat baik.
Tingkat kevalidan ahli materi harus 100%, sehingga cara yang dilakukan
adalah merevisi kembali materi yang tingkat kevalidannya ≤100% kepada dosen
pembimbing berdasarkan masukan dari validator materi sampai hasil validasi
materi 100%.
Tabel 3.2 Ringkasan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik
No Variabel Indikator Instrumen Pengumpulan
Data
1 Pengembangan 1. Studi pendahuluan Lembar Hasil wawancara
perangkat wawancara guru guru dan
pembelajaran Angket studi penilaian jawaban
pendahuluan angket
siswa
29

2. Kesesuaian isi Angket validasi Penilaian jawaban


perangkat pembelajaran perangkat angket
dengan KI dan KD pembelajaran oleh
ahli
pengembangan
perangkat
pembelajaran dan
praktisi lapangan
3. Kesesuaian isi Angket validasi Penilaian jawaban
perangkat pembelajaran perangkat angket
dengan materi pembelajaran oleh
ahli materi aljabar
dan praktisi
lapangan
4. Keterlaksanaan Lembar observasi Hasil observasi
perangkat pembelajaran keterlaksanaan keterlaksanaan
perangkat perangkat
pembelajaran oleh pembelajaran
observer
5. Respon siswa Angket respon Penilaian jawaban
siswa terhadap angket
pembelajaran
2 Keterampilan 1. Merumuskan Lembar observasi Hasil observasi
pertanyaan keterampilan keterampilan
2. Melakukan pengamatan
3. Mengumpulkan data,
4. Mengorganisasi data
5. Merumuskan simpulan.
3 Hasil belajar 1. aspek sikap Lembar observasi Hasil observasi
aspek sikap siswa aspek sikap siswa
2. aspek pengetahuan Instrumen Penilaian jawaban
evaluasi berupa peserta didik
tes essay
3. aspek keterampilan Lembar penilaian Penilaian hasil
hasil kerja siswa kinerja siswa
dan presentasi berupa hasil kerja
siswa, dan
presentasi

Berikut perhitungan rumus persentase validitas menurut Akbar (2013: 83).


Tse
V= ×100 %
Tsh
Keterangan:
V = Validitas
Tse = Total skor empirik (skor pengisian angket validasi)
Tsh = Total skor maksimal (skor maksimal dari pengisian angket validasi)
Kriteria kevalidan data angket penilaian validator dapat ditinjau dari hasil
presentase dalam Tabel 3.3.
b. Analisis Data Hasil Uji Coba
30

Analisis data hasil uji coba dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dan
kefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Berikut adalah analisis
data yang digunakan untuk uji kepraktisan dan keefektifan perangkat
pembelajaran berbasis LKPD pada pelajaran matematika sub bab penjumlahan
dan pengurangan aljabar dengan didukung media GALA.
1) Uji Kepraktisan
Data uji kepraktisan perangkat pembelajaran didapatkan dari observasi
yang dilakukan oleh 3 mahasiswa Matematika terhadap pembelajaran dengan
menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Tingkat kepraktisan juga
diperoleh melalui angket respon siswa sebagai subjek uji coba berupa skor. Data
tersebut akan dianalisis menggunakan rumus persamaan untuk mengetahui kriteria
kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
Rumus yang digunakan untuk mengolah data adalah sebagai berikut
(Akbar, 2013: 83).
Tse
V= ×100 %
Tsh
Keterangan:
V = Validitas
Tse = Total skor empirik (skor pengisian angket validasi)
Tsh = Total skor maksimal (skor maksimal dari pengisian angket validasi)
Kriteria kepraktisan keterlaksanaan pembelajaran dan angket respon siswa
dapat ditinjau dari hasil persentase dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.3 Kriteria Kevalidan Produk Pengembangan

Skala persentase (%) Kriteria Kevalidan Keterangan


85,01-100,00 Sangat valid Tanpa revisi
70,01-85,00 Cukup valid Revisi kecil
50,01-70,00 Kurang valid Revisi besar
01,00-50,00 Tidak valid Tidak boleh digunakan

(diadaptasi dari Akbar, 2013: 41)

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Hasil Uji Kepraktisan


31

Skala persentase (%) Keterangan Keterangan


81-100 Sangat praktis Tidak revisi
61-80 Praktis Tidak revisi
41-60 Cukup praktis Tidak revisi
21-40 Kurang praktis Revisi
0-20 Tidak praktis Revisi

(diadaptasi dari Akbar, 2013: 42)

2) Uji Keefektifan
Penentuan keefektifan produk dapat dilihat dari data kompetensi yang di
capai oleh siswa. Kompetensi ini terdiri atas kompetensi sikap sosial, pengetahu-
an, dan keterampilan. Paparan untuk menentukan hasil keefektifan produk
pengembangan diukur menggunakan lembar observasi sikap sosial, soal essai dan
presentasi.
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir siswa sebagai
berikut.
skor diperoleh
Skor Akhir = x 100
skor maksimal

Kriteria untuk menyatakan ketuntasan pembelajaran yaitu apabila


ketuntasan siswa secara klasikal termasuk dalam kriteria sangat valid atau sangat
efektif maka perangkat pembelajaran memiliki keefektifan yang tinggi. Kriteria
keefektifan produk pengembangan terdapat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Kriteria Keefektifan Produk Pengembangan

Kriteria Efektivitas Tingkat Efektivitas Keterangan


85,01– 100,00 Sangat valid, atau sangat efektif Dapat digunakan tanpa
(sangat tuntas) perbaikan
70,01 – 85,00 cukup valid, atau cukup efektif Dapat digunakan namun
(cukup tuntas) perlu perbaikan
50,01 – 70,00 kurang valid, atau kurang efektif Perlu perbaikan
(kurang tuntas)
01,00 – 50,00 tidak valid, atau tidak efektif (tidak Tidak bisa digunakan
tuntas)

Sumber: diadaptasi dari Akbar (2013: 157)


32

4. Menyebarkan
Tahap penyebaran tidak dilaksanakan, penyebab hal ini adalah
pembelajaran dilakukan secara daring dan keadaan yang tidak memungkinkan
ditengah pandemi sehingga perangkat pembelajaran tidak bisa disosialisasikan
serta didistribusikan. Tahap penyebaran adalah sosialisasi bahan ajar melalui
pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan siswa. Pendistribusian ini
dimaksudkan untuk memperoleh respon, umpan balik terhadap bahan ajar yang
telah dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik
maka baru dilakukan pencetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai