METODE PENELITIAN
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan penulis adalah mengembangkan bahan ajar
menggunakan 5 (lima) langkah yang sesuai dengan pengembangan bahan ajar. Menurut Buku
Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2: Teori & Praktek menyatakan bahwa model
ADDIE masuk kedalam jenis model paramorf yang menggunakan deskripsi verbal, dan ADDIE
masuk kedalam model procedural. Model procedural diartikan sebagai model yang
penelitian produk bahan ajar, yakni: 1) Analisis (analyze), 2) Desain (design), 3) Pengembangan
tahapannya, seperti bagan diatas. Adapun, bahan ajar yang dikembangkan adalah muatan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial pada kelas IV di sekolah dasar. Pemilihan model
ini didasarkan adanya tahapan kerja yang sistematis, yakni setiap tahapan selalu dilakukan
evaluasi (penilaian dan revisi produk, sehingga produk layak digunakan dan valid. Selain itu,
model ADDIE memiliki perlaksanaan tahapan yang sederhana, sehingga mudah diterapkan.
produk yang dikembangkan adalah bahan ajar yang berbasis Phenomenon based Learning untuk
ADDIE, yakni Analyze, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Maka, berikut
lebih jelasnya tentang prosedur dari tahap ke tahap dalam melakukan penelitian pengembangan
bahan ajar berbasis Phenomenon based Learninng untuk meningkatkan kecakapan multiliterasi
pada pembelajaran IPAS Kelas IV sekolah dasar. Adapun, tahapan peneliti melakukan penelitian
Tahap analisis ini dilakukan dengan menganalisis kebutuhan dan tujuan, proses
pembelajaran, kebutuhan siswa, dan konteks materi. Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi
untuk mencatat sesuatu yang terpenuhi dari sekolah. Setelah menganalisis kebutuhan, proses
pembelajaran dan siswa. Maka, peneliti merumuskan tujuan dari melakukan penelitian
pengembangan agar sesuai dengan hasil analisis penelitian. Saat melakukan kegiatan analisis,
maka analisis kebutuhan dapat berupa kebutuhan sekolah secara menyeluruh dan dapat dicarikan
solusinya. Lalu, analisis pembelajaran dapat ditemukan dari hal-hal yang tidak dipenuhi atau
kurang dalam pembelajaran. Terakhir, analisis siswa untuk dapat menemukan kesulitan atau
tidak terpenuhinya siswa selama proses pembelajaran. Tahapan pada setiap analisis dapat
dilakukan melalui metode wawancara sebagai orientasi awal untuk melakukan penelitian.
Tahap perancangan sebagai tahapan selanjutnya untuk menindak lanjuti tahap analisis.
Pada tahap ini, setelah melakukan analisis dari peneliti membuat perancangan atau mendesain
produk dari bahan ajar yang berkaitan pada tampilan materi dalam bahan ajar. Selain merancang
tampilan produk, peneliti juga merancang lembar validasi bahan ajar dan angket dari hasil
Tahap pengembangan sebagai tahap selanjutnya yang dilakukan untuk tindak lanjut dari
perancangan. Pada tahap pengembangan, setelah perancangan bahan ajar selesai, maka
dilakukannya pengembangan bahan ajar dengan cara melakukan validasi bahan ajar dan materi
ajar. Lembar angket yang diisi responden siswa dapat menilai desain dan isi materi bahan ajar.
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari produk bahan ajar dapat meningkatkan kecakapan
multiliterasi. Penerapan produk dilakukan setelah bahan ajar sudah dikembangkan dengan
adanya validasi dari bahan ajar yang dapat dibutuhkan. Penerapan produk pengembangan ini jika
dari hasilnya dinilai kurang efektif , maka diperlukan perbaikan pada bahan ajar sesuai respon
pengguna.
Tahap evaluasi sebagai tahap akhir untuk menilai kualitas dari produk pengembangan
bahan ajar melalui uji penelitian tertentu. Adapun, terdapat dua jenis evaluasi, yakni (1) evaluasi
formatif (menilai pada setiap tahapan model ADDIE, dan (2) evaluasi sumatif (menilai
akhir/seluruh tahapan diakhir). Evaluasi ini dilakukan dengan uji validitas untuk mengukur
keberhasilan siswa, dan uji efektifitas untuk mengukur penggunaan produk yang efektif dalam
Uji coba produk menjadi bagian penting dalam penelitian untuk mengetahui kelayakan
dari produk bahan ajar yang telah dikembangkan. Kelayakan produk terlihat dari keberhasilan
dalam menuju sasaran dan tujuan, serta kesesuaian pada kebutuhan siswa, guru, dan sekolah
untuk memberikan solusi dari pembelajaran. Pada produk pengembangan bahan ajar yang baik
dilihat dari kriteria pembelajaran dan kriteria penampilan dari produk tersebut. Dalam
melaksanakan uji coba produk dilakukan sebanyak dua kali, yaitu uji ahli dan uji pengguna.
Pengembangan dari bahan ajar berbasis phenomenon based learning harus melakukan uji
coba untuk mengetahui tingkatan validitas dari bahan ajar tersebut. Pada tahap analisis ini
dilakukan sebanyak dua kali, yaitu (1) evaluasi ahli yang berasal dari ahli bidang studi atau
muatan/mata pelajaran, dan (2) uji coba produk melalui produk yang di uji secara perorangan.
Pada pelaksanaan uji coba, produk peneliti harus melalui review oleh para penilai yang
dilakukan oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli bahan ajar, respodn praktisi
(pendidik), dan respond siswa. Setelah review dari uji coba para ahli, maka dilanjutkan dengan
menganalisis dan melakukan revisi sesuai masukan yang diberikan. Berikut ini desain uji coba
Bahan ajar berbasis phenomenon based learning diujikan kepada para ahli isi dan ahli desain,
serta 3 (tiga) siswa kelas IV sekolah dasar, dengan alur tahapan sebagai berikut:
Pada tahap review para ahli, dari peneliti melakukan subjek uji coba kepada ahli
bidang studi/muatan pelajaran dan ahli desain, serta ahli bahan ajar. Pada ahli bidang
studi atau muatan pelajaran dan ahli desain adalah dosen yang ahli di bidang IPA dan
IPS. Sedangkan, ahli bahan ajar yang diminta untuk mengevaluasi dan melakukan review
terkait produk bahan ajar adalah ahli bahan ajar di Universitas Pendidikan Ganesha.
Pada tahap uji coba perorangan dilakukan oleh 3 siswa kelas IV sekolah dasar
yang terpilih secara heterogen/beragam. Siswa yang dipilih tersebut, terdiri dari siswa
yang memiliki hasil belajar tinggi, siswa yang memiliki hasil belajar sedang, dan siswa
yang memiliki hasil belajar rendah. Hasil penilaian hasil belajar terlihat dari nilai raport
Penelitian yang digunakan adalah RnD, sehingga jenis data yang digunakan dalam
penelitian bersifat kualitatif dan kuantitatif. Sistematika nya adalah dari siswa diberikan produk
bahan ajar secara perorangan, dan disajikan kepada para ahli isi, ahli bahan ajar, dan siswa kelas
IV sekolah dasar. Berikut ini pemaparan terkait data kualitatif dan kuantitatif.
• Data Kualitatif
Sebaran data kualitatif yang berupa kata-kata didapatkan dari hasil penilaian,
masukan, tanggapan, kritik, dan saran terhadap perbaikan instrument angket terbuka
• Data Kuantitatif
Sebaran data kuantitatif berupa angka-angka didapatkan dari hasil penskoran nilai
ataupun persentase dengan melalui angket penilaian dari para ahli, praktisi pembelajaran
• Penilaian para ahli tentang ketepatan pada komponen bahan ajar. Bentuk
review penilaian para ahli terkait ketepatan komponen bahan ajar, meliputi: 1)
kelengkapan komponen lain pada bahan ajar yang dapat menjadikan produk
lebih efektif.
• Hasil belajar siswa dalam melakukan uji coba sebelum menggunakan bahan
learning menggunakan lembar kuesioner dari para ahli, praktisi pembelajaran, dan siswa.
Peneliti juga mengumpulkan data melalui tes dengan menghasilkan hasil belajar siswa pro-test
dan post-test pada penggunaan bahan ajar. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data melalui
metode kuesioner atau angket, tes, dan observasi serta wawancara untuk mengumpulkan data.
Berikut ini dipaparkan penjelasan terkait metode untuk mengumpulkan data secara kuantitatif
dan kualitatif.
data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dikirimkan
kepada responden atau subjek penelitian untuk dijawab. Adapun, menurut Arikunto
(2010: 195) jenis metode angket atau kuesioner dibagi menjadi dua berdasarkan cara
menjawabnya, yakni metode angket atau kuesioner terbuka (responden menjawab dengan
kalimat sendiri) dan tertutup (responden menjawab dengan memilih jawaban yang telah
hasil penilaian ahli isi bidang studi/muatan pelajaran, ahli desain pembelajaran, dan ahli
bahan ajar, serta diperoleh juga dari review siswa yang melakukan tahap uji perorangan.
• Metode Tes
Metode tes adalah teknik mengumpulkan atau memperoleh data melalui pre-test
dan post-test untuk mengukur keefektifan belajar siswa dalam meningkatkan kecakapan
Adapun terdapat dua jenis tes yang dapat digunakan dalam penelitian pengembangan,
yakni: tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes dengan pertanyaan
tertutup yang diartikan bahwa jawaban benar telah tersedia, sehingga yang diujikan dapat
memilih jawaban. Sedangkan tes subjektif adalah bentuk tes dengan pertanyaan terbuka
yang diartikan bahwa jawaban dapat dituliskan menggunakan kata-kata sendiri, sehingga
• Metode Wawancara
peneliti melakukan tanya jawab lisan kepada satu atau dua orang lebih secara langsung.
(Usman dan Akbar, 2008: 55) Metode ini bertujuan untuk memperoleh data dari subjek
penelitian, melengkapi data dari metode lainnya, dan menguji hasil dari metode
atau subjek penelitian, dan dilaksanakan apabila data dari metode angket (kuesioner)
belum mendalam atau lengkap. Sehingga, metode ini sebagai penambah cara untuk
mengumpulkan data.
• Metode Observasi
peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dari objek yang dilihat. Pengamatan yang
dilakukan tidak hanya sebatas pengamatan, tetapi peneliti mengamati keadaan atau
fenomena pada objek sasaran yang diteliti dan dilanjutkan pada pencatatan terkait
menggunakan metode observasi untuk mengetahui penyebab atau faktor dari kurangnya
Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan jenis metode non-tes adalah lembar
kuesioner. Adapun, metode yang menggunakan lembar kuesioner terdiri dari metode observasi,
1) Lembar Kuesioner
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Review Ahli Isi Mata Pelajaran
(Sumber: Suartama, 2016)
Aspek Komponen Nomor Jumlah
Butir Soal Butir
Kurikulum • Kesesuaian materi dengan KD 1 1
• Kesesuaian materi dengan 2 1
indikator
• Kesesuaian materi dengan 3 1
tujuan pembelajaran
• Ketepatan materi 5 1
Materi • Kemenarikan materi 4, 7 2
• Materi mudah dipahami 9 1
• Materi bermanfaat bagi siswa 6 1
dalam kehidupan nyata
• Penggunaan bahasa yang tepat 8 1
dan konsisten
• Kesesuaian evaluasi dengan 15 1
materi
• Memberikan umpan balik hasil 10, 12 2
evaluasi materi
• Membantu mengingat 14 1
kemampuan dan pengetahuan
sebelumnya
Bahan Ajar • Diberikan petunjuk 11 1
penggunaan
• Materi didukung penggunaan 13 1
bahan ajar yang tepat
Jumlah 15
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Review Ahli Desain Pembelajaran
(Sumber: Suartama, 2016)
Aspek Komponen Nomor Jumlah Butir
Butir Soal
Tujuan • Kejelasan tujuan umum 1, 2, 3, 4 4
pembelajaran
• Kesesuaian indicator
pembelajaran
• Kejelasan tujuan
pembelajaran
Strategi • Penyampaian materi 5 1
memberikan langkah-
langkah yang logis dan alur
navigasi yang bebas
• Membantu mengingat 8 1
kemampuannya dan
pengetahuan sebelumnya
• Memberikan contoh-contoh 9 1
dalam penyajiannya
• Penyampaian materi yang 6, 7 2
menarik
Evaluasi • Diberikan evaluasi untuk 10 1
mengukur kemampuan
siswa
Jumlah 10
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Review Ahli Bahan Ajar
(Sumber: Suartama, 2016)
Aspek Komponen Nomor Butir Jumlah Butir
Soal
Tampilan • Kemudahan penggunaan 1 1
• Kualitas tampilan 6 1
• Konsistensi antara gambar 3 1
dengan materi
Teks • Keterbacaan 2, 7, 10 3
Gambar • Kesesuaian gambar 8 1
Warna • Komposisi dan kombinasi 4 1
warna yang tepat dan serasi
Suara • Penggunaan gambar dan 5, 9 2
background yang sesuai
Jumlah 10
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Praktisi, Uji Coba Perorangan dan Kelompok Kecil
(Sumber: Suartama, 2016)
Aspek Komponen Nomor Butir Jumlah Butir
Soal
Tampilan • Kemenarikan 1 1
bahan ajar
• Kemudahan 3 1
penggunaan
bahan ajar
Teks • Keterbacaan teks 4 1
• Penggunaan jenis 2 1
huruf yang sesuai
• Penggunaan 5 1
ukuran huruf
yang sesuai
Gambar • Penggunaan 6 1
gambar yang
sesuai dengan
materi
Motivasi • Bahan ajar dapat 7 1
membangkitkan
motivasi siswa
Materi • Kemenarikan 9, 11 2
materi yang
disampaikan
• Materi mudah
dipahami
• Tujuan
pembelajaran
mudah dipahami
Evaluasi • Kesesuaian soal 8, 10 2
• Memberikan
umpan balik hasil
evaluasi
Jumlah 11
• Lembar Tes
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Subjektif aspek Intelegensia
Indikator Instrumen Kriteria Penilaian Skor
Pertanyaan Maksimal
Indikator Pencapaian Isi soal uraian Siswa dapat menjawab 3
Kompetensi dengan lengkap dan benar
Siswa dapat menjawab 2
dengan benar dan kurang
lengkap
Siswa dapat menjawab 1
dengan benar
Siswa tidak dapat 0
menjawab dengan benar
Jumlah Skor Skor
Tabel 3.6
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
(Sumber: Data Peneliti)
Metode Instrumen Sumber Data
Non-tes Lembar Kuesioner • Pakar Ahli
• Observasi (ahli isi, ahli
• Wawancara desain, ahli
• Kuesioner bahan ajar)
(Angket) • Praktisi dan
Siswa kelas IV
SD Negeri
Tes Lembar Tes Intelegensi • Siswa kelas IV
SD Negeri
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kebenaran pada suatu tes. Sedangkan
uji validitas adalah menguji suatu instrument yang didalamnya terdapat indicator pada variable
penelitian. Instrumen yang memiliki tingkat validitas tinggi disesuaikan pada penilaian kriteria
yang sejajar dengan tes (Arikunto, 1999: 65). Uji validitas dilakukan oleh para ahli untuk
menguji setiap instrument yang dibuat oleh peneliti. Adapun, dalam menguji instrument
Keterangan :
Terdapat koefisien korelasi yang dinterpretasikan kedalam bentuk kriteria untuk memudahkan
sebagai berikut:
Nirai r Interpretasi
0,61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Setelah harga dari koefisien validitas pada tiap butir soal diperoleh, maka dilakukan uji
signifikansi untuk mengukur keberartian dari koefisiensi korelasi dengan berpedoman pada
distribusi kurva normal melalui statistic uji-t. Hasil dari uji-t dibandingkan pada nilai t tabel
dengan taraf kepercayaan adalah 95 % dan derajat kebebasan (dk) = N-2. Validitasnya suatu
Uji praktis adalah lanjutan dari uji validitas yang bertujuan untuk menguji instrument
angket atau kuesioner. Dalam hal ini, setelah mendapatkan hasil analisis angket, maka uji praktis
baru dapat dilakukan. Uji praktis dilakukan oleh guru untuk menilai penggunaan, manfaat, daya
tarik, dan kejelasan dari bahan ajar. Sama halnya dengan uji validitas, uji praktis juga
menggunakan rumus korelasi product moment pada setiap komponen penilaian. Selain guru, uji
kepraktisan dapat dilakukan pada guru untuk mengisi instrument. Hasil dari uji praktis tertuang
pada tabel dengan adanya kriteria yang menyesuaikan pada nilai validitas.
3.5.3 Uji Efektivitas
Uji efektivitas bahan ajar dilihat dari hasil tes pengetahuan yang telah dilakukan oleh siswa.
Hasil tes tersebut akan menghasilkan pre-test (sebelum pemberian bahan ajar) dan post-tes
(sesudah pemberian bahan ajar). Pada uji efektivitas menggunakan statistic deskriptif, dengan
mencari rata-rata, standar deviasi, varians, nilai terendah, dan nilai tertinggi pada perhitungan
pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil data pre-test dan post-test, perlunya dilakukan analisis
sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar. Setelah dilakukan analisis, maka didapatkan nilai
koefisiensi korelasi, mencari t hitung, derajat kebebasan, dan taraf signifikansi. Jika t hitung
lebih kecil nilainya atau bertanda negative, maka penggunaan bahan ajar dapat dikatakan efektif.
Peneliti menggunakan metode dan teknik analisis data pada penelitian pengembangan bahan
ajar berbasis phenomenon based learning untuk meningkatkan kecakapan multiliterasi, yaitu
analisis statistic deskriptif kualitatif dan analisis statistic deskripsi kuantitatif. Adapun, berikut
melakukan pengolahan data berupa kata-kata tertulis dan lisan atau berupa deskripsi dari
hasil review ahli. Analisis data kualitatif tidak berupa angka-angka melainkan kata-kata.
Sehingga, teknik dari analisis data statistic deskriptif kualitatif adalah mengumpulkan
informasi yang didapat pada data kualitatif, seperti jawaban secara lisan maupun tertulis
yang berisikan tanggapan, masukan, kritik, dan saran dari media bahan ajar dengan
melakukan pengolahan data berupa angka-angka dari produk yang diteliti dari ahli
digunakan untuk mengolah data dari lembar angket yang telah terisi kedalam bentuk
bahan ajar dengan menghitung rata-rata dari skor melalui rumus mencari nilai rata-rata
(mean).
Rumus :
M=
dengan keterangan,
Jika rata-rata skor pada analisis ini sudah menemukan hasilnya, maka untuk
menghasilkan baik atau tidaknya produk pengembangan bahan ajar. Adapun, tabel dari
3,3<X≤4,0 Baik
2,7<X≤3,3 Cukup
Keterangan :
X = rata-rata skor