bahan ajar dalam KBM. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.
40
41
kemampuan siswa yang beragam dalam memahami materi, maka guru merasa
masih perlu melakukan pembelajaran yang berpusat pada guru yaitu ceramah.
wawancara kepada siswa yang mengatakan bahwa mereka tidak terlalu aktif
bahan ajar yang digunakan hanya terbatas pada sumber buku pembelajaran
yang disediakan oleh pemerintah dan hanya dipinjamkan kepada siswa saat
tidak tertera di buku. Oleh karena itu, guru berpendapat bahwa siswa masih
membutuhkan bahan ajar lain. Pendapat tersebut didasari oleh hasil belajar
siswa pada materi pola bilangan dengan menggunakan ba han ajar yang
yang maksimal mengingat pola bilangan merupakan salah satu materi yang
cukup sulit.
memahami materi pola bilangan namun belum seutuhnya, ada beberapa subbab
yang masih belum maksimal dipahami. Mereka belum dapat terampil dalam
mengerjakan soal latihan, terlebih yang berbeda dengan contoh soal. Mereka
42
juga berpendapat bahan ajar yang dipinjamkan ketika pembelajaran di sekolah
ajar tambahan.
b. Analisis tugas
materi yang akan dipelajari siswa secara sistematis. Materi pada bahan ajar
LKS adalah pola bilangan untuk siswa kelas VIII di Mts Al-Jihad Samili.
43
c. Analisis konsep
3.11 dan 4.11 pada materi pola bilangan, maka analisis konsep adalah
Berdasarkan hasil analisis tugas dan analisis konsep yang telah dijabarkan,
Tabel 4.1
44
Kegiatan pada tahap ini adalah penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format dan desain
a. Penyusunan Tes
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas dan analisis konsep yang dijabarkan dalam
spesifikasi tujuan pembelajaran. Tes yang dimaksud adalah tes kemampuan pemecahan masalah
pada materi perbandingan dan angket disposisi matematis siswa. Tes hasil belajar kemampuan
pemecahan masalah siswa terdiri dari 4 butir soal berbentuk uraian. Tes yang dikembangkan
disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Penskoran hasil tes menggunakan panduan
evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal.
b. Pemilihan Media
Dalam pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media yang tepat yang sesuai
dengan karakteristik materi pembelajaran. Dalam penelitian ini materi yang dikembangkan
dalam perangkat pembelajaran ini adalah materi perbandingan kelas VII SMP dengan
media gambar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Pegangan Guru (BG), Buku
45
Siswa, Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dan gambar yang menarik yang telah tersedia dalam
perangkat. Media ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi
pemilihan media ini diharapkan siswa lebih menyenangi matematika dan lebih antusias dan
3. tahap pengembangan
Validasi para ahli difokuskan pada format, isi, ilust rasi, dan bahasa pada
nilai validasi, koreksi, kritik, dan saran yang digunakan sebagai dasar untuk
Angket Disposisi Matematis Siswa. Semua hasil tahap perancangan ini disebut
prototype 1. Secara garis besar hasil perancangan awal adalah sebagai berikut:
validasi para pakar digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi dan
1) Validator
model RICOSRE, dan aspek penilaian pembelajaran. Hasil validasi bahan ajar
berupa penyataan validator ahli yang menyatakan bahwa bahan ajar layak
diujicobakan setelah dilakukan beberapa perbaikan sesuai dengan saran atau
masukan yang diberikan oleh validator ahli. Selain itu, diperoleh pula data
kuantitatif dari hasil validasi ahli yang menunjukkan bahwa bahan ajar
memperoleh kriteria Sangat Layak dengan persentase skor sebesar 87,02%.
Bahan ajar yang dikembangkan ini sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
dan indikator yang telah ditetapkan pemerintah. Pada tahap Define
(Pendefinisian) dilakukan analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis tugas,
analisis tugas, analisis konsep, dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Setelah
itu, dilanjutkan pada tahap Design (Perancangan) dengan melakukan
perancangan bahan ajar atau Draft 1 yang disertai penggunaan tahapan dari
pembelajaran model RICOSRE dalam setiap aktivitas dan membuat penilaian
bahan ajar untuk validator ahli serta angket respon siswa. Jika bahan ajar telah
selesai dirancang, maka dilanjutkan dengan validasi bahan ajar oleh ahli, yaitu
3 dosen dan 5 guru matematika. Setelah memperoleh penilaian dari ahli,
dilakukan perbaikan bahan ajar LKS sesuai dengan saran atau masukan dari
validator ahli, kemudian uji coba terbatas pada kelompok kecil dapat
dilakukan.
Uji coba terbatas dilakukan terhadap 16 siswa. Pada penelitian ini proses
uji coba bahan ajar dilakukan dengan tatap muka secara langsung di sekolah
kepada siswa yang mendapatkan izin dari orang tua untuk datang ke sekolah
dan dilakukan dengan mendatangi siswa kepada siswa yang tidak
mendapatkan izin dari orang tua untuk datang ke sekolah.
Berdasarkan analisis data respon siswa diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa produk berupa bahan ajar yang dihasilkan memperoleh kriteria sangat
baik dengan persentase skor sebesar 83,85%. Penilaian yang dilakukan oleh
siswa ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan membantu
siswa untuk lebih mudah memahami materi. Bahan ajar yang dikembangkan
menggunakan pembelajaran model RICOSRE berisikan ilustrasi masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat lebih mudah
memahami konsep materi.
48