Anda di halaman 1dari 28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode Research and


Development (R&D). Research and Development adalah salah satu metode
penelitian yang diterapkan untuk menghasilkan suatu produk sekaligus menguji
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan produk yang dihasilkan, sehingga layak
digunakan. Dalam penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan ini, peneliti
menerapkan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel dan
Semmel. (1974) dengan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah. Model 4-D ini terdiri dari empat langkah-langkah
dalam penerapannya, yaitu: define, design, develop, dan disseminate.

Produk yang dikembangkan dari penelitian ini ialah pembelajaran


interaktif yang berupa perangkat pembelajaran matematika yang meliputi,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS), Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), dan instrumen penelitian yaitu tes kemampuan komunikasi
matematika dan angket self efficacy siswa melalui pendekatan Open Ended untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi dan self efficacy

3.2 Tempat dan Waktu Peneltian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Swakarya Salapian pada


semester genap tahun pelajaran 2021/2022. Waktu pelaksanaan penelitian ini
direncanakan pada bulan September – Oktober 2022.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMA Swasta Swakarya
Salapian tahun ajaran 2021/2022. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
pembelajaran interaktif menggunakan Pendekatan Open Ended pada materi
Program Liniear

3.4 Definisi Operasional


3.5 Prosedur Pengembangan Pembelajaran

Dalam pengembangan perangkat pembelajaran melalui Pendekatan Open


Ended ini digunakan model pengembangan 4D (four-D). Menurut Thiagarajan
(1974) model penelitian dan pengembangan 4D terdiri atas 4 t ma, yaitu define,
design, develop, dan disseminate. Menurut Trianto (2013), ahap utamodel
pengembangan 4D dapat diadaptasikan menjadi 4P yaitu : pendefinisian,
perancangan, pengembangan dan penyebaran. Penerapan langkah utama dalam
penelitian tidak hanya menurut versi asli namun disesuaikan dengan karakteristik
dengan karakteristik subjek dan tempat asal examinee.

Model 4D dipilih karena sistematis dan cocok untuk mengembangkan


perangkat pembelajaran menggunakan Open Ended. Namun dalam penelitian ini
peneliti melakukan modifikasi terhadap model 4D. Modifikasi dilakukan dengan
pertimbangan bahwa model ini digunakan untuk semua siswa normal dan tidak
memungkinkan melakukan semua tahapan model 4D secara mendetail karena
adanya keterbatasan. Model 4D yang dimodifikasi dalam penelitian ini ditujukan
untuk siswa normal.

Berikut penjelasan dari tahap pengembangan model 4D yang akan peneliti


lakukan:

1. Define (Pendefinisian)

Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-

syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, sebagai

berikut

a. Analisis Siswa (learner analysis)

Menurut Thiagarajan dan Semmel (1974), analisis siswa merupakan telaah

tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan

perangkat pembelajaran menggunakan Pendekatan Open Ended. Analisis

siswa dalam penelitian ini merupakaan telaah tentang karakteristik siswa kelas

XI SMAS Swakarya Salapian yang sesuai dengan rancangan dan


pengembangan materi. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan

akademik (pengetahuan) perkembangan kognitif, serta keterampilan-

keterampilan individu atau sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran,

media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan untuk

mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara lain: (1) tingkat

kemampuan atau perkembangan intelektualnya (2) keterampilan-keterampilan

individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

b. Analisis kebutuhan

Masalah yang dihadapi oleh guru pada SMAS Swakarya Salapian yaitu

salah satunya kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.

Mereka cenderung tidak memiliki banyak waktu, kesulitan menjabarkan

materi segiempat dan kesulitan dalam menentukan metode mengajar untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran. Sedangkan masalah dari siswa

SMAS Swakarya Salapian yaitu kesulitan siswa dalam memahami materi

pembelajaran yang diakibatkan oleh kesulitan guru dalam mengembangkan

perangkat pembelajaran khususnya pada materi Program Linear

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa tersebut

dilakukan penelitian di SMAS Swakarya Salapian untuk mengembangkan

perangkat pembelajaran pada mata pelajaran matematika pokok bahasan

Program Linear

c. Analisis Konsep (concept analysis)

Untuk mendukung analisis ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan

adalah menganalisis materi pelajaran yang ditujukan kepada SMAS Swakarya


Salapian pada penelitian ini yaitu materi Program Linear. Kemudian

menyusunnya kedalam bentuk hirarki dan merinci konsep-konsep individu

kedalam hal yang kritis dan relevan.

d. Perumusan Tujuan Pembelajaran (Specifying instructional objectives)

Perumusan tujuan pembelajaran merupakan acuan dalam merancang

perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan open ended . Perumusan

tujuan pembelajaran ini dilakukan untuk menjabarkan indikator pencapaian

hasil belajar menjadi indikator yang lebih spesifik yang disesuaikan

berdasarkan hasil analisis materi dan analisis tugas yang telah dilakukan

sebelumnya. Indikator/tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi

inti dan kompetensi dasar pada kurikulum 2013.

2. Design (Perancangan)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran.

Terdapat empat langkah pada tahap ini :

a. Constructing criterion- referenced test (menyusun kriteria-referensi tes)

Langkah ini merupakan jembatan yang menghubungkan tahap I dan tahap

II. Kriteria yang dikembangkan mengkonversi tujuan menjadi kerangka

dari materi pembelajaran.

b. Media selection (pemilihan media)

Pemilihan media yang sesuai untuk menyajikan isi dari pembelajaran.

Proses ini mencakup penyesuaian analisis konsep dan analisis tugas dengan

karakter dari siswa, sumber produksi, rencana penyebaran berkenaan

dengan sifat-sifat media.

c. Format selection (pemilihan format)


Langkah ini sangat terkait dengan pemilihan media sebelumnya. Istilah

format pembelajaran sendiri mengacu pada kombinasi media, strategi

mengajar, dan teknik penggunaan. Sebagai contoh: format visual, format

audiovisual, format non verbal, dan lain-lain. Pemilihan format yang sesuai

ini tergantung pada banyaknya faktor-faktor yang didiskusikan.

d. Initial design (pendesainan awal)Menyajikan hal-hal dasar dari

Pembelajaran melalui media yang tepat dan dalam urutan yang sesuai.

Langkah ini juga mencakup menyusun berbagai kegiatan belajar seperti

membaca buku, mewawancarai siswa tertentu, dan menerapkan keahlian

yang berbeda dengan memperhatikan setiap siswa.

3. Develop (Pengembangan)

Pada tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran menggunakan pendekatan open ended yang baik yang telah

direvisi berdasarkan masukan para ahli (validator) dan data yang diperoleh

dari uji coba lapangan. Tahap pengembangan ini dilakukan oleh peneliti guna

menganalisis, menguji coba, mengembangkan, mengevaluasi dan merevisi

perangkat pembelajaran yang dirancang. Terdapat dua langkah yang dilakukan

pada tahap ini, yaitu :

a. Validasi penilaian ahli

Validasi terhadap perangkat pembelajaran dilakukan untuk mengetahui

kelayakan perangkat pembelajaran, validasi dilakukan oleh beberapa ahli.

Ahli yang dimaksud adalah validator yang berkompeten untuk menilai

pembelajaran dan memberikan masukan atau saran guna menyempurnakan

perangkat pembelajaran yang telah dibuat.


Penilaian para ahli meliputi validasi isi yang mencakup semua perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan pada tahap perancangan draft I,

sehingga menghasilkan draft II yang layak digunakan. Hasil validasi para ahli

digunakan sebagai dasar melakukan revisi dan penyempurnaan perangkat

pembelajaran dan instrument. Secara umum validasi meliputi : Format,

bahasa, ilustrasi, isi (materi) dan tujuan pembelajaran.

1. Uji coba lapangan

Setelah diperoleh perangkat dan media pembelajaran yang valid dari ahli,

selanjutnya dilakukan uji coba di SMAS Swakarya Salapian. Tahap ini

dilakukan untuk melihat efektivitas perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan.

Adapun rancangan uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah

one shot case study atau disebut juga dengan one group posttest-only

design. Rancangan penelitian one shot case study ini dipresentasikan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Uji Coba


Treatment Posttest
X O
Sumber : (Sugiyono, 2016)

Keterangan :
O = posttest kemampuan pemecahan masalah matematis
X = Treatment dengan perangkat pembelajaran
Data yang diperoleh dari hasil uji coba I dianalisis dan dijadikan
acuan revisi perangkat pembelajaran untuk uji coba berikutnya sampai
diperoleh kesimpulan bahwa kriteria efektif telah terpenuhi. Pada setiap
tahap uji coba akan dicatat data yang diperlukan yaitu bagaimana
kemampuan pemecahan masalah siswa, bagaimana respon siswa selama
pembelajaran, bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan Self Efficacy siswa dari uji coba pertama dan uji coba
berikutnya. Pada akhir uji coba akan diperoleh perangkat final (draft final).
4. Disseminate (Penyebaran)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap

diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa

diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Diseminasi bisa

dilakukan dikelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan

perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran juga dilakukan melalui sebuah

proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum

tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk mendapatkan masukan,

koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir pengembangan

agar siap diadopsi oleh para pengguna produk. Tahap penyebaran dimaksudkan

untuk mensosialisasikan perangkat pembelajaran yang telah diujicobakan.

Kegiatan ini dilakukan secara terbatas pada guru dan peserta didik dan hanya

dilakukan disekolah tempat peneliti melakukan penelitian yaitu pada SMAS

Swakarya Salapian.

Prosedur penelitian yang telah dijelaskan di atas dirangkum dalam bentuk

flowchart sebagai berikut:


ANALISIS AWAL-AKHIR

ANALISIS SISWA

Define
ANALISIS TUGAS ANALISIS KONSEP

PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN TES PENYUSUNAN MEDIA PEMILIHAN FORMAT Design

Draft I DESAIN AWAL PERANGKAT

VALIDASI OLEH AHLI/ PAKAR

Draft II REVISI I

UJI COBA 1
Develop
ANALISIS

Draft III REVISI II

UJI COBA II

ANALISIS DATA

PERANGKAT FINAL

FORUM MGMP SEKOLAH UJI COBA LAPANGAN Diseminate


C

DRAF FINAL

Gambar 3.1: Bagan pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D


(dimodifikasi dari Trianto, 2010)
Keterangan:
= Proses Kegiatan = Alur utama
= Hasil Kegiatan = Kegiatan Akhir
------ = terjadi siklus jika diperlukan
3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengukur kevalidan, kepraktisan dan keefektifan perangkat


pembelajaran menggunakan pendekatan open ended, maka disusun dan
dikembangkan instrumen penelitian. Instrumen yang dikembangkan dalam uji
coba ini dapat diuraikan sebagai berikut:

3.6.1 Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran

Lembar validasi perangkat pembelajaran digunakan untuk memperoleh

data tentang kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan penilaian para ahli.

Lembar validasi untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa

(BS) dan Lembar kerja Peserta Didik (LKPD).

1. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi RPP yang menggunakan

pendekatan open ended yang dikembangkan adalah lembar observasi dan

skala penilaian yang dilakukan oleh pakar/ahli yang bertujuan untuk melihat

kegiatan yang dimunculkan dalam RPP apakah sudah selesai dengan

pendekatan open ended atau tidak serta untuk melihat validasi instrumen yang

dikembangkan. Kisi-kisi instrument RPP adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Validasi RPP

Aspek Butir
yang Indikator Pengamatan
dinilai
Kejelasan pembagian materi 1
Sistem penomoran jelas 1
Format
Pengaturan ruang/tata letak 1
Jenis dan ukuran huruf sesuai 1
Kebenaran tata bahasa 1
Kesederhanaan struktur kalimat 1
Bahasa
Kejelasan petunjuk dan arahan 1
Sifat komunikasi bahasa yang digunakan 1
Isi Kebenaran isi/materi 1
Dikelompokkan dalam bagian-bagian yang logis 1
Kesesuaian dengan KI dan KD kurikulum 2013 1
Pemilihan pendekatan, metode pembelajaran 1
dilakukan dengan tepat, sehingga memungkinkan
siswa aktif belajar
Kegiatan guru dan kegiatan siswa dirumuskan 1
secara jelas dan operasional, sehingga mudah
dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran
di kelas
Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan 1
pendekatan Open Ended
Kesesuaian urutan materi 1
Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 1
Kelayakan sebagai perangkat pembelajaran 1
Total 17
Sumber: Sara (dalam Mia Yolanda, 2021)

Berdasarkan hasil pengamatan yang diberikan terhadap instrument oleh

pakar/ahli maka akan ditetapkan validasi isi (content validity). Validasi yang

ditetapkan terhadap RPP yang digunakan dilihat dari hasil kesepakatan dari 5

orang ahli/pakar di bidang pendidikan matematika untuk selanjutnya digunakan

untuk memutuskan apakah RPP yang dikembangkan perlu direvisi atau tidak.

Jika sudah valid maka selanjutnya adalah RPP dapat digunakan pada tahap uji

coba lapangan untuk melihat apakah RPP yang dikembangkan menggunakan

pendekatan open ended telah efektif.

2. Lembar validasi buku siswa

Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi buku siswa menggunakan

pendekatan open ended yang dikembangkan adalah lembar observasi dan

skala penilaian yang bertujuan untuk melihat setiap indikator. Kisi-kisi

instrumen buku siswa sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Validasi Buku Siswa

Aspek Butir
yang Indikator Pengamatan
dinilai
Format - Kejelasan pembagian materi 1
- Memiliki daya tarik 1
- Sistem Penomoran Jelas 1
- Kesesuaian antara teks dan ilustrasi 1
- Pengaturan ruang/tata letak 1
- Jenis dan ukuran huruf sesuai 1
- Kesesuaian antara fisik buku dengan siswa 1
- Kebenaran tata bahasa 1
- Kesesuian kalimat dengan taraf berfikirdan 1
kemampuan membaca serta usia siswa
Bahasa 1
- Menodorong minat baca
- Kejelasan petunjuk/arahan 1
- Sifat komunikatif bahasa yang digunakan 1
- Dukungan ilustrasi untuk memperjelas konsep 1
- Member rangsangan secara visual 1
Ilustrasi - Memiliki tampilan yang jelas 1
- Mudah dipahami 1
- Menggunakan konteks local 1
- Kebenaran isi/materi 1
- Merupakan materi yang esensial 1
- Dikelompokkan dalam bagian-bagian yang logis 1
- Kesesuaian dengan standar kompetensi 1
Isi
- Kesesuaian dengan pembelajaran berbasis 1
masalah 1
- Kesesuaian urutan materi 1
- Kelayakan sebagai perangkat pembelajaran
Total 25

Sumber

Validasi yang ditetapkan terhadap buku siswa yang digunakan dilihat dari

hasil kesepakatan dari 5 orang ahli/pakar di bidang pendidikan matematika

untuk selanjutnya adalah menggunakan buku siswa pada tahap uji coba yang

dikembangkan telah efektif.

3. Lembar validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi lembar aktivitas siswa

menggunakan pendekatan open ended yang dikembangkan adalah lembar

observasi dan skala penilaian yang bertujuan untuk melihat setiap indikator

yang dimunculkan dalam lembar aktivitas siswa apakah sudah sesuai dengan
ketentuan atau tidak serta untuk melihat validasi instrumen yang

dikembangkan. Kisi-kisi instrumen lembar aktivitas siswa sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Kerja Peserta Didik


Aspek yang Butir
Indikator
dinilai Pengamatan
Kejelasan pembagian materi 1
Sistem penomoran jelas 1
Format Jenis dan ukuran huruf sesuai 1
Pengaturan ruang/tata letak 1
Kesesuaian antara fisik LKPD dengan siswa 1
Kebenaran tata bahasa 1
Kesesuaian kalimat dengan taraf berpikir dan 1
kemampuan membaca serta usia siswa
Mendorong minat untuk bekerja 1
Bahasa
Kesederhanaan struktur kalimat 1
Kalimat soal tidak mengandung arti ganda 1
Kejelasan petunjuk dan arahan 1
Sifat komunikatif bahasa yang digunakan 1
Kebenaran isi/materi 1
Merupakan materi/tugas yang esensial 1
Dikelompokkan dalam bagian-bagian logis 1
Kesesuaian dengan pendekatan Open Ended 1
Isi
Kesesuaian tugas dengan urutan materi 1
Peranannya untuk mendorong siswa dalam 1
menemukan konsep/prosedur secara mandiri
Kelayakan sebagai perangkat pembelajaran 1
Total 20
Sumber: Sara (dalam Mia Yolanda, 2021)

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang diberikan terhadap

instrument oleh pakar/ahli maka akan ditetapkan validasi isi (content validity).

Validasi yang ditetapkan terhadap lembar aktivitas siswa yang digunakan dilihat

dari hasil kesepakatan dari 5 orang ahli/pakar di bidang pendidikan matematika

untuk selanjutnya adalah menggunakan lembar aktivitas siswa pada tahap uji coba

yang dikembangkan telah efektif.

3.6.2 Lembar Validasi Instrumen Tes

Tabel 3.5 Kisi-Kisi LEmbar Validasi Kemampuan Komunikasi Matematika


Aspek Indikator Jumlah
Item
Materi/Isi Kesesuaian pertanyaan dengan kompetensi dasar yang 1
ingin dicapai
Kesesuaian pertanyaan dengan kemampuan yang ingin 1
dicapai
Kesesuaian soal dengan ranah kognitif yang diukur
Konstruksi Kejelasan rumusan pertanyaan 1
Pertanyaan tidak memberikan pernyataan bermakna 1
ganda
Kejelasan gambar/grafik/tabel/diagram yang digunakan 1
dalam pertanyaan
Keindependenan tiap pertanyaan 1
Bahasa Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa 1
Indonesia
Penggunaan bahasa yang komunikatif 1
Kejelasan dan kemudahan dalam memahami pertanyaan 1
Alokasi Kesesuaian alokasi waktu dengan jumlah dan tingkat 1
Waktu kesulitan pertanyaan
Skor 11
Tabel 3.6 Kisi-kisi lembar Validasi Self Efficacy

3.6.3 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Tes kemampuan komunikasi matematika berupa soal-soal yang berkaitan


dengan materi yang dipelajari, berguna untuk mengungkapkan kemampuan
komunikasi matematika siswa. Tes kemampuan berbentuk tes uraian agar dapat
diketahui bagaimana pola jawaban siswa dalam menyelesaikan soal komunikasi
matematika tersebut. Pada tabel berikut kisi-kisi kemampuan komunikasi konsep
matematika siswa, sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Aspek Bentuk Indikator Skor
Soal
1. Mengekspresikan ide-ide Uraian Siswa tidak dapat 0
serta konsep pemahaman menyatakan konsep
dalam pemecahan masalah dalam pemecahan
matematika melalui masalah matematika ke
komunikasi dalam bahasa/simbol
matematika atau tidak
ada jawaban sama sekali
Siswa mulai 1
mengeksperiskan ide
matematika ke dalam
bahasa atau simbol
matematika tetapi tidak
memahami konsep
sehingga informasi yang
diberikan tidak berarti
apa – apa.
Siswa hanya dapat 2
menyatakan sebagian
kecil konsep dalam
pemecahan masalah
matematika ke dalam
bahasa atau simbol
matematika
Siswa dapat menyatakan 3
semua konsep dalam
pemecahan masalah ke
dalam bahasa atau
simbol matematika
dengan benar tetapi
tidak lengkap
Siswa dapat menyatakan 4
semua konsep dalam
pemecahan masalah
matematika ke dalam
bentuk bahasa atau
simbol matematika
dengan lengkap dan
benar.
3. Menginterpretasikan Uraian Siswa tidak dapat 0
gambar ke dalam menginterpretasikan
model matematika gambar ke dalam model
matematika atau tidak
ada jawaban sama
sekali.
Siswa mulai 1
menginterpretasi tetapi
tidak memahami konsep
sehingga informasi
yang diberikan tidak
berarti.
Siswa hanya dapat 2
menginterpretasikan
sebagian kecil gambar
ke dalam model
matematika.
Siswa dapat 3
menginterpretasikan
semua gambar ke dalam
model matematika
dengan benar tetapi
tidak lengkap.
Siswa dapat 4
menginterpretasikan
semua gambar ke dalam
model matematika
dengan lengkap dan
benar.
4. Menuliskan informasi Uraian Siswa tidak dapat 0
dari pernyataan soal ke menuliskan informasi
dalam bahasa dari pernyataan soal ke
matematika dalam bahasa
matematika atau tidak
ada jawaban sama
sekali.
Siswa mulai menuliskan 1
informasi dari
pernyataan soal, tetapi
tidak memahami konsep
sehingga jawaban yang
di berikan tidak berarti
Siswa hanya dapat 2
menuliskan sebagian
kecil informasi dari
pernyataan soal ke
dalam bahasa
matematika.
Siswa dapat menuliskan 3
semua informasi dari
pernyataan soal ke
dalam bahasa
matematika dengan
benar tetapi tidak
lengkap.
Siswa menuliskan 4
informasi dari
pernyataan soal ke
dalam bahasa
matematika dengan
lengkap dan benar.
Sumber: Mustika Andriana (2019),

Agar memenuhi kriteria alat evaluasi penelitian yang baik maka alat
evaluasi tersebut harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan validitas isi
dan uji validitas butir soal. Tujuan dilakukannya validasi isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
digunakan. Sedangkan uji validitas butir soal untuk mengukur butir soal
manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya.(Wayan,
2017:70)
Untuk menguji validitas butir soal digunakan rumus Korelasi Product
Moment dengan angka kasar, sebagai berikut:1
N ∑ xy−( ∑ x ) ( ∑ y )
r xy =
√ {( N ∑ x )−(∑ x ) } {( N ∑ y )−(∑ y ) }
2 2 2 2

Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor total
x = Skor butir soal
y = Skor total
N = Banyak Siswa
Kriteria pengujian validitas adalah setiap item valid apabila r xy >r tabel ¿
diperoleh dari nilai r product moment ¿ .

b. Reliabilitas Tes

1
Indra Jaya dan Ardat, (2013), Penerapan Statistika Untuk Pendidikan, Medan:
Citapustaka Media Perintis, hal. 147.
Menurut Arikunto, sebuah tes bisa dikatakan reliabel apabila tes tersebut
digunakan secara berulang terhadap peserta didik yang sama hasil
pengukurannya relatif sama. Dalam menghitung reliabilitas untuk soal tes
uraian menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: (Indra Jaya & Ardat,
2013: 147)

[ ][ ∑ σi
]
2
n
r 11= 1−
n−1 σt
2

Keterangan :
r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

∑ σ i2 = Jumlah varians skor tiap – tiap item


2
σt = Varians Total
n = Jumlah Soal
Tabel 3.8 Tingkat Reliabilitas Tes
Indeks Reliabilitas Klasifikasi
0,0 ≤ r 11< 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r 11< 0,4 0 Rendah
0,40 ≤ r 11< 0,6 0 Sedang
0,60 ≤ r 11< 0,8 0 Tinggi
0,80 ≤ r 11<1 , 00 Sangat tinggi
Sebelum tes digunakan, harus divalidasi terlebih dahulu oleh 5 orang ahli
di bidang pendidikan matematika. Validitas yang dimaksud adalah validitas muka
dan validitas isi. Validitas muka mengacu kepada kejelasan bahasa dan
gambar/representasi dari setiap butir tes yang diberikan. Sedangkan validitas isi
mengacu kepada kesesuaian antara materi yang diberikan dengan tujuan yang
ingin dicapai, indikator kemampuan pemecahan masalah yang diukur dan
kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa. Validitas instrumen difokuskan
pada isi, format dan ilustrasi serta kesesuaian dengan materi program linier

3.6.4 Instrumen Self Efficacy

1. Validitas Butir Angket Self Efficacy Siswa


Validitas adalah mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2013).

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai

sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Jadi validitas butir

angket adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir angket, dalam

mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir angket tersebut. Tahap-tahap

penghitungan koefisien validitas butir angket ini adalah menghitung koefisien

validitas suatu butir angket dengan menggunakan rumus Korelasi Product

Moment Angka Kasar Pearson (Arikunto, 2013) sebagai berikut:

N ( ΣXY )−( ΣX )( ΣY )
r xy =
√ { N ( ΣX 2 )−( ΣX )2 }{ N ( ΣY 2 )−( ΣY )2}
Keterangan :

rXY : Koefisien korelasi antara variabel X dan varibel Y, dua variabel

yang dikorelasikan.

X : Skor tiap-tiap item

Y : Skor total

N : Banyaknya siswa peserta angket

Selanjutnya menentukan thitung dengan cara mensubstitusikan nilai rxy

masing-masing butir angket ke rumus


t hitung=r xy
√ N−2
1−r 2xy (Sudjana, 2002)

Menentukan validitas suatu butir angket. Kriteria yang harus dipenuhi agar

t(1−α) ( dk )
suatu butir anget dikatakan valid adalah jika thitung>ttabel dengan ttabel=

untuk dk = N – 2 dan α (taraf signifikansi) dipilih 5%. Jika instrumen itu valid,

maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:
0,80 < rxy  1,00 validitas sangat tinggi (ST)

0,60 < rxy  0,80 validitas tinggi (TG)

0,40 < rxy  0,60 validitas sedang (SD)

0,20 < rxy  0,40 validitas rendah (RD)

0,00 < rxy  0,20 validitas sangat rendah (SR), ( Arikunto, 2013)

2. Reliabilitas Butir Angket Self Efficacy Siswa

Menguji reliabilitas angket self efficacy Siswa digunakan rumus Alpha,

karena rumus Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 1 dan 0 misalnya angket atau soal berbentuk uraian (Arikunto,

2010). Menentukan koefisien reliabilitas angket dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach sebagai berikut:

r 11=
n
n−1 (
Σ s 2i
1− 2
st ) (Arikunto, 2013)

r11 : koefisien reliabilitas angket

n : banyaknya butir angket


2 2
NΣ Y −( Σ Y )
s 2t =
N ( N−1 ) : variansi total
2 2
NΣ X −( Σ X )
s 2i =
N ( N −1) : variansi masing-masing butir angket
2 2 2 2
Σ s i =s1 +s 2 +. . .+ s 5 :jumlah variansi masing-masing butir

angket.

Pengujian reliabilitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang

dilibatkan adalah sampel. Pengambilan keputusan reliabel tidaknya angket

tersebut harus dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Oleh karena
itu setelah koefisien reliabilitas angket diperoleh maka ditentukan thitung dengan

mensubstitusikan r11 ke rumus:

t hitung=r 11
√ N −2
1−r 211 (Sudjana, 2002)

Selanjutnya menentukan signifikansi koefisien reliabilitas angket.

Kriteria yang harus dipenuhi agar koefisien reliabilitas angket termasuk signifikan

t(1−α) (dk )
adalah jika thitung>ttabel dengan ttabel= untuk α (taraf signifikansi) yang

dipilih 5% dan dk = N –2. Selanjutnya mencocokkan koefisien reliabilitas angket

dengan kriteria tolak ukur sebagai berikut

0,90 ¿ rxy ¿ 1,00 reliabilitas sangat tinggi.

0,70 ¿ rxy< 0,90 reliabilitas tinggi.

0,40 ¿ rxy< 0,70 reliabilitas sedang.

0,20 ¿ rxy< 0,40 reliabilitas rendah.

0,00 ¿ rxy< 0,20 reliabilitas kecil.

Skala SE siswa dalam matematika terdiri atas 24 item pernyataan dengan

empat pilihan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju (STS). Kisi-kisi tersebut dapat dilihat melalui instrumen self

efficacy matematis disajikan pada Tabel 3.9 di bawah ini :

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy


Variabel Indikator Nomor Butir
Self Efficacy Tingkat Kesulitan Tugas (Level)
a. Pengharapan efikasi pada tingkat 1, 2, 3*, 4*
kesulitan tugas
b. Analisis pilihan perilaku yang akan 5, 6,
dicoba (merasa mampu melakukan)
7*, 8*, 9, 10,
c. Menghindari situasi dan perilaku di
luar batas kemampuan
Derajat kemantapan, keyakinan atau
pengharapan (strength)
a. Pengharapan yang lemah, 11*, 12*,13,
pengalaman yang tidak 15,17
menguntungkan
b. Pengharapan yang mantap bertahan 14*, 19*, 18, 21
dalam usahanya.
Luas bidang perilaku (generality) 22, 23,24, 25*
a. Pengharapan hanya pada bidang
tingkah laku yang khusus 28, 29,30, 26*,
b. Pengharapan yang menyebar pada 27*
berbagai bidang perilaku
Keterangan : * = pernyataan negatif (Widodo, 2016)
Sedangkan butir angket self efficacy matematis siswa terdapat pada

lampiran. Pemberian skor setiap pilihan dari pernyataan skala SE berdasarkan

pedoman penskoran pada Tabel 3.10 di bawah ini :

Tabel 3.10 Skor Alternatif Jawaban Angket


Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam menentukan suatu kesimpulan penelitian pengembangan, dilakukan


berdasarkan data-data yang diperoleh. Data-data yang diperoleh dari hasil
penilaian diolah dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut :

3.7.1 Teknik Analisis Data Kepraktisan Perangkat Pembelajaran


Menggunakan Pendekatan Open Ended

1. Respon Tim Ahli atau Validator

Kepraktisan perangkat pembelajaran menggunakan Pendekatan Open


Ended dilihat dari dua penilaian, yaitu penilaian ahli dan penilaian atas
keterlaksanaan perangkat pembelajaran dengan menggunakan perangkat
pembelajaran menggunakan Pendekatan Open Ended. Penilaian kepraktisan
perangkat berdasarkan penilaian ahli dilakukan bersamaan dengan penilaian
validitas. Penilaian ahli tersebut tampak pada rekomendasi validator atas
penggunaan perangkat.
A : Dapat digunakan tanpa revisi
B : Dapat digunakan dengan sedikit revisi
C : Dapat digunakan dengan banyak revisi
D : Tidak dapat digunakan
2. Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran

Kepraktisan Perangkat Pembelajaran diukur berdasarkan hasil penilaian


pengamat untuk menyatakan dapat tidaknya Perangkat dilaksanakan di kelas
dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang disediakan (Intended -
Operational atau IO). Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi
keterlaksanaan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
Kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis data keterlaksanaan yang diperoleh
dari hasil observasi adalah sebagai berikut .
a. Melakukan rekapitulasi data penilaian kevalidan media penelitian ke
dalam tabel yang meliputi: aspek (Ai), indikator (Ii), dan nilai Vji untuk
tiap-tiap ahli.
b. Menentukan rata-rata nilai dari ahli untuk setiap indikator dengan rumus
n
∑ P ji
j=1
Ii =
n (Susanto, 2012)

Keterangan:
Vji adalah data nilai dari penilai ke-j terhadap indikator ke-i,
n adalah banyaknya penilai (ahli dan praktisi)
c. Menentukan rata-rata nilai untuk setiap aspek dengan rumus :
m
∑ I ij
A i = j=1
m
(Susanto, 2012)

Keterangan:
Ai adalah rerata nilai untuk aspek ke-i,

Iij adalah rerata untuk aspek ke-i indikator ke-j,

m adalah banyaknya indikator dalam aspek ke-i

d. Menentukan nilai Va atau nilai rata-rata nilai untuk semua spek dengan
rumus
n
∑ Ai
IO= i=1
n
Hobri(dalam Lili, Gani, dan Salempa) 2017

Keterangan:
Io adalah nilai rerata total untuk semua aspek
Ai adalah rerata nilai untuk aspek ke-i,
n adalah banyaknya aspek

Selanjutnya rerata nilai aspek (IO) ini dirujuk pada interval penentuan
tingkat keterlaksanaan perangkat sebagai berikut :

1 ≤ IO < 2 Sangat rendah


2 ≤ IO < 3 rendah
3 ≤ IO < 4 sedang
4 ≤ IO < 5 tinggi
IO = 5 sangat tinggi
Kriteria menyatakan perangkat memiliki derajat IO yang baik adalah
minimal tingkat IO yang dicapai adalah tinggi. Jika tingkat pencapaian IO yang
dicapai adalah tinggi. Jika tingkat pencapaian IO dibawah tinggi, maka perlu
dilakukan peninjauan dan revisi pada buku perangkat pembelajaran berdasarkan
masukan (koreksi) para pengamat. Selanjutnya dilakukan uji coba. Uji coba ini
dapat dilakukan berungkali sampai diperoleh perangkat yang ideal dari ukuran
derajat IO.
Jika terdapat kekonsistenan antara hasil penilaian ahli dan praktisi
(intended-perseived) dengan hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat
dilapangan oleh pengamat (intended-operation) yaitu sama-sama memberikan
hasil penilaian yang tinggi, maka perangkat memenuhi kriteria kepraktisan.
3.7.2 Teknik Analisis Data Keefektifan Perangkat Pembelajaran

1. Analisis Data Ketuntasan Belajar Siswa

Menurut Trianto (2010) berdasarkan ketentuan kurikulum penentuan ketentuan


belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah
kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan,
yaitu: kemampuan pada setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap
sekolah berbeda dan daya dukung setiap siswa berbeda. Maka dalam penelitian
ini, sesuai dengan KKM di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka
ketuntasan individual adalah 70 dan ketuntasan secara klasikal adalah 85%.

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk mengetahui persentase kemampuan


siswa yang diperoleh tiap siklus digunakan rumus:

skor siswa
Nilai akhir= x 100
skor total

Untuk melihat ketuntasan secara klasikal digunakan rumus:


banyaknya siswa yang tuntas belajar
Ketuntasan klasikal= × 100 %
banyaknya subjek penelitian

Tindakan dianggap berhasil jika secara klasikal minimal 85%


siswa tuntas. Jika kurang dari 85%, tindakan dianggap belum berhasil.

2. Analisis Data Respon Siswa

Data respon siswa yang diperoleh melalui angket dianalisis berdasarkan


persentase. Persentase tiap respon dihitung dengan cara jumlah respon siswa tiap
aspek yang muncul dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikali 100 %.
f
RS= x 100 % Iftana (dalam Yamasari, 2010)
n
Keterangan :
RS = Persentase siswa dengan kriteria tertentu
f = Banyak siswa yang setuju
n = Jumlah seluruh siswa
Respon siswa dikatakan positif jika 80% atau lebih siswa merespon dalam
kategori positif (senang, baru, berminat, jelas, dan tertarik) untuk setiap aspek
yang direspon.
3. Waktu Pembelajaran

Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran


dianalisis berdasarkan persentase. Persentase aktivitas siswa yaitu frekuensi setiap
aspek pengamatan dibagi dengan jumlah frekuensi semua aspek pengamatan
dikali 100 % atau,

Frekuensi setiap aspek pengamatan


Persentase aktivitas siswa= x 100 %
Jumlah frekuensi semua aspek pengamatan

Penentuan kriteria keefektifan aktivitas siswa berdasarkan pencapaian waktu


ideal yang ditetapkan dalam penyusunan rencana pendekatan matematika realistik,
.seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.11. Keefektifan Aktivitas Siswa

Persentase Efektif (P)


Kategori Aktivitas siswa Interval Toleransi
Waktu Ideal
PWI 5 %

(1) (2) (3)

1. Memperhatikan/mendengarkan
25 % dari WT 20 %  PWI  30 %
penjelasan guru/teman

2. Membaca/memahami masalah
15 % dari WT 10 %  PWI  20 %
kontekstual dalam buku siswa/LKS

3. Menyelesaikan masalah/
menemukan cara dan jawaban dari 25 % dari WT 20 %  PWI  30 %
masalah

4. Berdiskusi/bertanya kepada teman


25 % dari WT 20 %  PWI  30 %
atau guru

5. Menarik kesimpulan suatu prosedur


10 % dari WT 5 %  PWI  15 %
atau konsep
6. Perilaku siswa yang tidak relevan
0% 0 %  PWI  5 %
dengan KBM

Sumber: Dimodifikasi dari (Sinaga, 2007)

Keterangan:

PWI adalah persentase waktu ideal

WT adalah waktu tersedia pada setiap pertemuan

Kriteria pencapaian keefektivitas aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah


jika keenam kategori aktivitas siswa di atas terpenuhi dengan toleransi 5 %.
Dengan catatan kriteria batas toleransi 3 dan 5 harus dipenuhi. Hasil analisis
digunakan untuk merevisi perangkat.

3.7.3 Teknik Analisis Data Untuk Menganalisis Peningkatan Kemampuan


Komunikasi Siswa

Analisis data untuk mengetahui bagaimana peningkatan komunikasi


matematis siswa dapat diperoleh dari data indeks gain ternormalisasi sebagai
berikut:
postes−Pretes
Indeks Gain Ternormalisasi = (Hake, 1999)
Skor Ideal−Pretes

Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi (g) adalah:

g > 0,7 : tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 : sedang

g ≤ 0,3 : rendah (Hake, 1999)

3.7.4 Teknik Analisis Data Untuk menganalisis Peningkatan Self Efficacy


Siswa

Analisis data untuk mengetahui bagaimana self efficacy siswa sebelum


dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran
menggunakan pendekatan open ended yang telah dikembangkan dapat diperoleh
dari data hasil pemberian angket self efficacy yang kemudian dengan menentukan
skor rata-rata, standar deviasi dan menentukan pengelompokan (tinggi, sedang
dan rendah), rumus-rumusnya sebagai berikut :
a). Mencari rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
n

∑ xi
X = i=1
n
Keterangan :
X =¿ Rata-rata
n

∑ xi = Jumlah seluruh data


i=1

n = banyaknya data

b) Mencari standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

√ [ ]
2 2

SD=
∑x −
∑x
N N

Keterangan :
SD = standar deviasi

∑ x =¿ tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N


2

[ ]
2
∑x = semua skor dijumlahkan, dibagi N lalu dikuadratkan.
N

c) Menentukan batas-batas kelompok


Kriteria pengelompokan berdasarkan rerata dan standar deviasi dapat
dilihat dari Tabel 3.13 Sebagai berikut :
Tabel 3.12 Pengelompokan Self Efficacy Siswa
Tingkat Self Efficacy Siswa Kriteria
Tinggi Siswa yang memiliki skor self efficacy ≥ X + SD
Sedang Siswa yang memiliki skor self efficacy diantara
kurang dari X + SD dan lebih dari X −SD
Rendah Siswa yang memiliki skor self efficacy ≤ X −SD
3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Open Ended
Perangkat pembelajaran menggunakan Pendekatan Open Ended yang
dikembangkan ini dapat digunakan dalam pembelajaran matematika materi
segiempat bagi siswa SMAS Swakarya Salapian jika perangkat memenuhi
indikator keberhasilan, yaitu 1. perangkat pembelajaran menggunakan Pendekatan
Open Ended pada pembelajaran matematika dinilai valid, praktis dan efektif. 2.
pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan Pendekatan Open Ended
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa 3.
pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan Pendekatan Open Ended
dapat meningkatkan Self Efficacy siswa.

Anda mungkin juga menyukai