Anda di halaman 1dari 13

3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMA Negeri 1 Simpang Kanan Tahun Ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah
siswa 84 orang.

3.2.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel menggunakan teknik cluster
random ydan diberikan perlakuan berbeda yang terdiri dari kelas X MIA 1 berjumlah 28 siswa sebagai
kelas kontrol dan X MIA 3 yang terdiri dari 28 siswa sebagai kelas eksperiment dari 3 kelas X MIA di SMA
Negeri 1 Simpang Kanan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan di SMA Negeri 11 Medan, Jl. Pertiwi No. 93 Medan, Bantan,
Kec. Medan Tembung, Kota Medan Prov. Sumatera Utara.

3.1.2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-April semester genap Tahun Ajaran
2020/2021. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April dikarenakan pada bulan
tersebut materi yang dipelajari yakni materi tentang Getaran Harmonis

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah bentuk konkrit dari kerangka konsep yang telah disusun tadi. Variabel yang
terdapat dalam penelitian ini adalah:

3.3.1. Variabel bebas

Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah:

1) Modul;

2) Pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis discovery learning dan penggunaan modul.

3.3.2. Variabel Terikat


Variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah: 1) kemampuan berpikir kritis; dan
2) hasil belajar siswa pada materi momentum dan tumbukan.

3.4. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and development (R&D) yang
digunakan untuk menghasilkan produk baru dan selanjutnya dikaji keefektifan produk tersebut. Model
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah model ADDIE (Analysis, Design, Develop,
Implementation, and Evaluation). Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa modul materi
momentum dan tumbukan berbasis discovery learning untuk siswa SMA kelas X sesuai kurikulum 2013
revisi 2016.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development) yaitu
pengembangan dengan tujuan untuk mengembangkan bahan ajar fisika pada materi Momentum dan
Impuls untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan bahan ajar yang telah dikembangkan
dengan model Discovery Learning melalui Zoom Cloud Meeting dengan pembelajaran Google Classroom
tanpa bahan ajar yang telah dikembangkan.

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode research and development (R&D) atau diartikan sebagai
penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan
dan pembelajaran (Brog dan Gall dalam Sugiyono, 2017). Menurut Sugiyono (2017), research and
development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut.

3.3. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian jenis penelitian dan pengembangan (Research and
Development), yakni jenis penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk pada hasil
akhirnya. (Sani et al, 2018). Research and Development adalah tahapan dalam mengembangkan produk
baru. Dalam dunia pendidikan, jenis penelitian ini adalah langkah mengembangkan suatu produk, yang
dimana nantinya produk ini melewati berbagai serangkaian tahapan dalam mengembangkan suatu
produk..

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development)
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dan untuk mengetahui tingkat validitas
produk yang dikembangkan. Model pengembangan yang digunakan yaitu model ADDIE, terdiri dari
tahap analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi
(implementation), dan evaluasi (evaluation). Model ADDIE dipilih karena model ini memiliki langkah-
langkah yang jelas, sistematis, efektif, dan efisien. Penelitian pengembangan e-modul fisika inovatif
berbasis saintifik ini dimulai dari menganalisis atau melakukan observasi. Kemudian membuat rancangan
dan melakukan pengembangan modul fisika.

3.5.1. Analisis (Analysis)

Pengembangan bahan ajar modul dilakukan setelah melakukan beberapa analisis di antaranya yaitu:
analisis masalah, analisis kebutuhan siswa, dan analisis tugas. Analisis masalah dilakukan untuk
mengetahui beberapa permasalahan di lapangan. Hasil studi lapangan menunjukkan bahan ajar di SMA
Negeri 1 Simpang Kanan memiliki kekurangan di antaranya kurang menarik, materi yang dimuat terlalu
dalam sehingga sulit dipahami oleh siswa, jumlah bahan ajar yang terbatas hingga adanya kesalahan
konten dalam bahan ajar. Analisis kebutuhan siswa dilakukan untuk mengetahui jenis bahan ajar yang
sesuai dengan karakteristik siswa di suatu sekolah. Berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan
bahan ajar yang dibutuhkan siswa adalah bahan ajar yang memiliki kelayakan dalam hal isi, bahasa,
ilustrasi, dan metode pengembangan. Isi bahan ajar hendaknya benar dan tidak menyesatkan,
disapaikan dengan bahasa yang komunikatif, ilustrasi gambar yang jelas dan menarik, dan metode
pengembangan yang dekat dengan siswa. Analisis tugas dilakukan untuk mengetahui variasi tugas yang
pernah dilakukan yang selanjutnya dapat ditindak lanjuti dalam penelitian ini. Setiap tugas yang
diberikan oleh guru memiliki tujuan agar perkembangan keterampilan siswa dapat tercapai, salah
satunya keterampilan berpikir kritis. Pemberian tugas untuk merangsang keterampilan berpikir kritis
siswa pun telah dilakukan. Terkait materi fisika, siswa memiliki kendala dalam memahami materi
momentum dan tumbukan. Kesulitan ini bermula ketika siswa tidak mampu memahami konsep
momentum dan tumbukan. Analisis yang telah dilakukan menghasilkan data observasi yang kemudian
dijadikan dasar perumusan modul yang dikembangkan. Modul yang dirumuskan oleh peneliti adalah
modul berbasis discovery learning.

3.5.2. Desain (Design)

Perancangan modul dilakukan berdasarkan data observasi pada tahap analisis. Modul yang dirancang
adalah modul berbasis discovery learning. Jadi rancangan modul yang dikembangkan menggunakan
strategi pembelajaran discovery. Tahap ini juga yang akan menentukan materi dan alur pembelajaran
yang akan disusun dalam modul. Adapun materi dalam modul adalah momentum dan tumbukan
sementara alur pembelajaran dirancang agar dapat merangsang keterampilan berpikir kritis siswa.
Rancangan yang telah disusun selanjutnya dikembangkan menjadi modul berbasis discovery learning.
Dalam penelitian ini juga digunakan Desain Pretest-Posttest Kelompok kontrol (Control Group Pretest-
Posttest Design) dalam uji coba modul. Desain ini dipilih karena ada dua kelompok (kelas) yang menjadi
sampel. Penentuan desain juga disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan selama penelitian,
yaitu pemberian tes awal (pretest) yang dilanjutkan dengan pemberian perlakuan selama rentang waktu
tertentu, dan diakhiri dengan pemberian tes akhir (posttest). Desain penelitian dapat digunakan sebagai
berikut :
Tabel 3.1.Control Group Pretest Posttest Desaign

(Sugiono, 2010)

Keterangan :

T₂

T₁ Pretes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan Postes kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol sesudah perlakuan Perlakuan dengan modul pembelajaran berbasis discovery learning

Y - Perlakuan tanpa modul pembelajaran berbasis discovery learning

3.5.3. Pengembangan (Develop)

Pengembangan modul discovery learning dilakukan dalam beberapa tahap di antaranya uji kelayakan
bahan ajar modul oleh ahli media untuk menilai aspek penyajian, aspek bahasa, kepraktisan bahan ajar
dan ahli materi untuk menilai kelayakan materi dalam bahan ajar modul. Setiap uji kelayakan dilakukan
pemeriksaan kembali terhadap bahan ajar modul berdasarkan saran dari validator. Hasil pemeriksaan ini
selanjutnya menjadi bahan revisi agar bahan ajar modul yang dikembangkan menjadi lebih baik.

3.5.4. Penerapan (Implementation)

Tahap penerapan modul bertujuan untuk mengukur efektivitas modul yang dikembangkan. Tahap ini
dilakukan dalam uji skala besar bersamaan dengan digunakannya modul discovery learning dalam
kegitan belajar mengajar. Data untuk menguji keefektifan diperoleh dari pemberian post-test sesudah
penggunaan modul. Modul dinyatakan efektif jika 75% dari peserta post-test memenuhi KKM.
Penggunaan modul juga digunakan untuk mengukur kreativitas siswa melalui hasil modul siswa tentang
materi momentum dan tumbukan. Tahap implementasi diakhiri dengan meminta tanggapan siswa uji
skala besar terhadap modul yang dikembangkan.

3.5.5. Evaluasi (Evaluation)

Tahap akhir dalam penelitian ini adalah mengevaluasi keefektifan modul yang dikembangkan. Tahap ini
dilakukan dengan meninjau hasil post-test siswa dan tanggapan siswa terkait modul yang
dikembangkan.

3.6. Prosedur Analisis Bahan Ajar (Buku) Fisika

Pada tahap ini, peneliti menentukan dan menganalisis bahan ajar (buku) fisika materi momentum dan
tumbukan dari 3 pengarang yang berbeda berdasarkan standar penilaian bahan ajar BSNP. Buku buku
tersebut adalah :

1. Aktif dan Kreatif Belajar Fisika Untuk SMA/MA Kelas X Penulis: K.Kamajaya dan W.Purnama

Penerbit: Grafindo Media Pratama


2. ESPS Fisika Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan 34/50 Ilmu-Ilmu Alam
Penulis: Sudar, Heru, B. I, dan Purjiyanta, E. Penerbit: Erlangga

3. Fisika untuk SMK/MAK Kelas X Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa Penulis: Sudirman Penerbit:
Erlangga Buku standar yang digunakan adalah buku FISIKA Jilid 1 Edisi Kelima yaitu Buku Douglas C,
Giancolli. Materi yang dianalisis dari bahan ajar tersebut adalah momentum dan tumbukan. Tujuan
analisis ini untuk melihat kelebihan dan kekurangan bahan ajar pada materi hukum momentum dan
tumbukan dalam beberapa buku. Analisis materi meliputi isi buku yaitu ada atau tidaknya pengantar
buku, glosarium, daftar pustaka, indeks, kunci jawaban, ringkasan, dan soal

a. Tahap Analisis

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa persiapan untuk melakukan penelitian ini
yaitu tahap analisis. Tahap analisis adalah langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
analisis kebutuhan dimulai dari menentukan buku yang akan dianalisis lalu menganalisis silabus sesuai
dengan kurikulum 2013. Setelah menyelesaikan analisis silabus maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis materi Laju Reaksi dengan meninjau buku kimia SMA yang menjadi buku pegangan guru
ataupun siswa yang berasal dari beberapa penerbit sebagai dasar pembuatan draf modul.

b. Perencanaan Produk

Adapun proses pembuatan modul ini dengan mengintegrasikan model pembelajaran Discovery Learning
pada pokok bahasan laju reaksi. Langkah- langkah penyusunan desain produk penelitian ini, antara lain
yaitu mendesain cover modul semenarik mungkin dan berhubungan materi laju reaksi, menyesuaikan
kompetensi dasar berdasarkan kurikulum K13 yang terdapat dalam silabus kimia kelas XI sehingga
tujuan pembelajaran yang akan dicapai tertulis dengan jelas. Bahan ajar modul yang terintegrasi model
Discovery Learning pada pokok bahasan laju reaksi ini menggunakan ukuran kertas A4.

c. Tahap Pengembangan

1. Pembuatan Modul

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mendapatkan produk bahan ajar dimana pada tahap
pengembangan ini modul dibuat sesuai dengan BSNP yang didalam modul tersebut diintegrasikan
pembelajaran discovery learning.

2. Revisi Modul

Pada tahap revisi modul peneliti merevisi (memperbaiki) bahan ajar modul terintegrasi discovery
learning pada materi laju reaksi yang telah dikembangkan berdasarkan hasil dan saran penilaian validasi
yang dilakukan.

3. Validasi Modul
Bahan ajar Modul berbasis discovery learning akan divalidasi oleh dosen kimia FMIPA UNIMED dan guru
kimia SMAN 18 Medan sebagai validator ahli materi. Responden diminta untuk menilai berdasarkan
penilaian validasi modul yang telah ditetapkan BSNP dan memberikan pendapat atau saran terbaik
tentang kualitas modul yang dikembangkan.

4. Implementasi

Bahan ajar Modul yang sudah divalidasi oleh dosen Kimia dan guru yang sudah ditentukan, selanjutnya
peneliti akan memperbaikinya. Bahan ajar Modul yang sudah selesai diperbaiki, layak untuk digunakan
peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Sampel yang digunakan peneliti sebanyak 1 kelas sebagai kelas
eksperimen, dengan harapan peneliti Bahan ajar Modul yang sudah dirancang sedemikian rupa ini dapat
maka hasil belajar yang didapat siswa juga akan maksimal dan diharapkan nilai yang didapat siswa/i
lebih tinggi dari nilai KKM kimia.

5. Evaluasi

Tahap menguji pencapaian pemahaman siswa terkait materi Laju Reaksi setelah menggunakan Bahan
ajar Modul dengan memberikan waktu postest. Pada akhir Bahan ajar Modul, sudah disediakan Soal
dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal terkait materi Laju Reaksi. Soal yang sudah disediakan
dalam kurun waktu pengerjaan selama 30 menit, diharapkan hasil belajar siswa mendapatkan nilai
sesuai KKM yaitu 70 atau diatas nilai KKM kimia setelah menggunakan Bahan ajar Modul yang sudah
dikembangkan oleh peneliti. Responding siswa

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini mengadaptasi dari model ADDIE yang masing-masing telah disesuaikan dengan tahapan
dari model tersebut yakni:

3.4.1 Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahapan awal ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah menganalisis atau melakukan observasi
langsung ke SMAS GKPI Padang Bulan Medan. Observast dilaksanakan dengan melakukan wawancara
kepada salah satu guru fisika di sekolah fersebut. Hal iní bertujuan untuk memperoleh informasi
seputaran kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah dan melakukan analisis terhadap
kebutuhan siswa berdasarkan iaformasi yang diperoleh melalui guru bidang studi dengan melakukan
wawancara langsu g dengan topik pembahasan yakni, sistem kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut,
jenis sumber belajar yang digunakan peserta didik, jenis bahan ajar yang sudah pernah dikembangkan
guru, dan kendala yang dialanii dalam pembelajaran daring. Pada tahap ini peneliti sudah memikirkan
bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang
diperoleh di lapangan.

3.4.2 Tahap Desain Modul Berbasis PBL (Design)


Setelah selesai melakukan tahap analisis, maka peneliti merancang suatu bahan ajar berupa e-modul.
fase ini dilaksanakan dengan menyusun unsur-unsur yang diperlukan dalam e-modul yang meliputi
penentuan tema, desain, gambar dan isi materi yang tercakup dalam modul serta urutan penyajian.

3.4.3 Tahap Pengembangan Modul Berbasis PBL (Development)

Fase ini adalah lanjutan dari tahapan sebelumnya dengan kegiatan berupa mengembangkan produk
yang telah dirancang di tahap design. Uraian kegiatan yang dilakukan pada fase ini, yakni:

a. Penulisan draft

Dalam penulisan draft, hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ini adalah melihat kerangka
pengembangan serta kebutuhan produk yang ingin dikembangkan, ialah sebagai berikut:

1. Produk dirancang kedalam format elekironik yang didalamnya dilengkapi dengan cover, isi materi, dan
daftar pustaka

2. Melakukan validasi oleh validator ahli setelah produk pengembangan e-modu sudah selesai

3. Validasi dilakukan sampai produk tersebut dinyatakan berkategori layak serta valid menurut validator
ahli Data yang diperoleh pada tahapan ini berupa saran perbaikan dari masing- masing validator.
Selanjutnya prod .k pengembangan tersebut akan dilakukan revisi berdasarkan saran perbaikan oieh
dosen ahli. Data-data tersebut kemudian dihitung berdasarkan setiap aspek yang telah ditentukan
seperti kelayakn isi, penyajian, dan kebahasaan. Melalui skor yang diperoleh diperoleh, maka
didapatkan kesimpulan tentang kualitas e-modul berdasarkan angket penilain BSNP yang dimodifikasi.

3.4.4 Tahap Implementasi Modul Berbasis Problem (Implementation) Fase ini disebut juga sebagai
tahapan uji coba produk. Tujuan dilakukannya tahap ini yaitu untuk mengetahui tingkat keefktifan
produk melalui tes yang sebelumnya telah diran.cang peneliti serta melihat respon peserta didik
terhadap e- modul tersebut.

3.4.5 Tahap Evaluasi Modul Berbasis Problem (Evaluation)

Fase ini disebut juga tahapan penutup dari model yang digunakan. Pada tahap ini dapat dilihat apakah
produk yang dikembangkan dapat dinyatakan valid atau tidak. Maka dilakukan penilaian dan analisis
data dari validator ahli, guru bidang studi, dan analisis respon peserta didik tentang ketertarikan mereka
dalam pengembangan e-modul berbasis problem based learning dengan melihat hasil belajar yang
diperoleh setelah selesai menggunakan bahan ajar materi momentum dan impuls yang telah
dikembangkan. Tahapan ini juga dilaksanakan untuk mengetahui kritik dan saran untuk kebutuhan revisi
e-modul. Rician kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini ditampilkan dalam Gambar 3.1 berikut.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

3.4.1 Tahap Analisis (Analysis)


Tahap pertama model pengembangan yang peneliti lakukan adalah menganalisis potensi atau masalah
yang ada di sekolah SMA Swasta GKPI Medan melalui kegiatan observasi. Dalam kegiatan observasi ke
sekolah SMA Swasta GKPI Medan peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi fisika untuk
mengetahui informasi seputar pembelajaran. Guru diberikan pertanyaan tentang bahan ajar yang
digunakan, bahan ajar yang telah dikembangkan oleh guru, bahan ajar yang dibutuhkan peserta didik,
serta kendala yang dialami guru saat mengajar selama proses pembelajaran daring. Setelah
mengumpulkan berbagai data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk memperkuat
dan mengembangkan produk tertentu yang dapat mengatasi masalah tersebut.

3.4.2 Tahap Desain (Design)

Pada tahap ini peneliti merancang pembuatan modul, dimana peneliti mengumpulkan bahan yang akan
dijadikan sebagai pembuatan produk, seperti menentukan tujuan pembelajaran dan kompetensi-
kompetensi peserta didik yang harus dicapai. Produk yang ingin dibuat peneliti berupa e-modul berbasis
saintifik berbantuan kvisoft flipbook maker pada materi Fluida Statis.

3.4.3 Tahap Pengembangan (Development)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengevaluasi dan merevisi sumber belajar yang telah ditentukan
pada tahap desain. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menghasilkan e-modul fisika berbasis saintifik secara menyeluruh

b. Mengembangkan panduan belajar peserta didik Pada prosedur ini peneliti mengembangkan e-modu!
fisika berbasis saintifik pada materi Fluida Statis untuk SMA Kelas Xi. Modul yang dikembangkan
merupakan e-modu!.

c. Melakukan revisi formatif Peninjauan dilakukan oleh validator ahli materi dan media.

d. Mengadakan uji coba. Dalam hal ini peneliti tidak melakukan uji coba secara utuh. Peneliti hanya
menunjukkan produk dalam waktu singkat, kemudian mengambil data respon guru dan peserta didik
melalui angket yang disebarkan.

3.4.4 Tahap Implementasi (Implementation)

Implementasi merupakan langkah untuk menerapkan e-modul yang sudah disusun. Tahap implementasi
dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan e-modul berbasis saintifik hasil
pengembangan terhadap ketertarikan atau minat belajar peserta didik.

3.4.5 Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap ini merupekan tahap terakhir dari tahap pengembangan ADDIE. Pada tahap ini dapat dilihat
apakah produk yang dikembangkan dapat dinyatakan valid atau tidak. Maka dilakukan penilaian dan
analisis data dari hasil validasi oleh ahli, guru dan angket respon peserta didik untuk mengetahui
ketertarikan peserta didik dalam penggunaane-modul berbasis saintifik dalam meningkatkan minat
belajar peserta didik pada materi fisika Fluida Statis. Tahap evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui
kritik dan saran untuk kebut::han revisi e-modul yang telah dikembangkan. Secara keseluruhan prosedur
penelitian dapat dilihat pada gambar tahapan pengembangan e-modul dibawah.

Gambar 3. 1 Tahap Pengembangan Model ADDIE

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik analisa data penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari hasil penelitian pada angket
yang sesuai dengan standar BSNP. Data kualitatif yang diperoleh berdasarkan penilaian dan saran
perbaikan dari validator ahli dan respon siswa untuk pengembangan modul berbasis discovery learning
dalam bahan pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian dimulai dari
wawancara, lembar validasi, pretest, posttest, angket dan dokumentasi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitan ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yakni menggunakan wawancara dan
kuesioner.

3.6.1 Teknik Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan dengan metode tanya jawab antara narasumber dengan
pewawancara untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Narasumber dalam kegiatan wawancara
adalah guru fisika di SMAS GKPI Padang Bulan Medan yakni Bapak Tito Lubis, S.Pd,. kegiatan ini
dilakukan pada kegiatan awal penelitiaan dengan tujuan memperoleh informasi permasalahan yang
ditemukan dalam kegiatan pembelajaran. Teknik ini juga digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh
peneliti dalam mengembangkan sebuah produk pengembangan yang sesuai dengan pokok
permasalahan yang ditemukan dan nantinya diperoleh masukan untuk mengembangkan bahan ajar e-
modul dengan menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker.

3.6.2 Teknik Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang biasa dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang
disusun dalam bentuk pertanyaan maupun pertanyaan secara tertulis yang berhubungan dengan topik
yang dikaji. Kuesioner diberikan kepada responden yang dalam hal ini yakni peserta didik untuk
mengetahui tanggapan mereka terhadap aspek-aspek yang ingin ditentukan peneliti melalui e-modul
PBL menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker. Kuesioner diberikan ketika materi pada e-modul telah
selesai dipelajari oleh peserta didik. Selain untuk siswa, kuesioner juga diberikan kepada semua validator
ahli dan guru bidang studi sebagai instrument dalam menentukan tingkat kelayakan produk
pengembangan.

3.6.3 Tes Hasil Belajar Siswa

Tes berfungsi untuk mengukur keefektifan produk yang dikembangkan terdiri dari soal yang akan
dijawab oleh peserta didik. Tes digunakan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik setelah menggunakan e-modul PBL.Tes ini berisi 20 soal pilihan berganda dengan
lima pilihan (option) yang akan dijawab oleh siswa dengan rentang waktu yang telah ditentukan oleh
peneliti.

3.9 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kuantitatif berupa skor jawaban angket validator dan respon siswa. Data kualitatif meliputi tanggapan
dan saran oleh validator, guru dan siswa terhadap bahan ajar pada materi pokok momentum dan impuls
yang telah dikembangkan. Analisis data dalam penelitian pengembangan adalah deskriptif, teknik
analisis data terbagi menjadi dua bagian yaitu analisis data hasil angket validasi ahli, tanggapan guru dan
angket siswa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian pengembangan e-modul ini menggunakan dua jenis, yaitu
wawancara dan kuesioner (angket).

3.5.1 Teknik Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas
melakukan per.gumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang
diwawancarai. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data oleh peneliti yang melakukan
studi pendahuluan (observasi) untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara yang
dilakukan untuk mengetahui data awal dalam penelitian dan informasi yang diperoleh digunakan
sebagai masukan untuk mengembangkan bahan ajar e-modul dengan menggunakan aplikasi kvisoft
flipbook maker. Teknik wawancara dilaksanakan pada awal penelitian oleh peneliti di SMAS GKPI.
Wawancara dilakukan dengan Bapak Tito Lubis S.Pd, selaku guru bidang studi fisika dalam analisis
kebutuhan peserta didik pada awal penelitian.

3.5.2 Teknik Angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka. Angket digunakan pada saat mengevaluasi dan uji coba
e-modul untuk mengetahui tanggapan terhadap e-modul. Evaluasi bahan ajar e-modul dengan
menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker dilakukan oleh para ahli yaitu validator ahli materi,
validator ahli media dan oleh guru. Sedangkan uji coba bahan ajar e- modul berbantuan kvisoft flipbook
maker dengan memberikan angket pada peserta didik untuk mengetahui tanggapan peserta didik.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan yakni berupa observasi, wawancara, dan angket atau
kuesioner dalam teknik pengumpulan data dalam penelitian.

3.5.1. Observasi
Dalam pelaksanaan penelitian, obeservasi bermanfaat dalam meninjau keadaan sekolah baik itu sarana
prasarana, kondisi dan kebeutuhan siswa dalam pembelajaran di sekolah tersebut. Dalam penelitian ini,
produk yang telah dikembangkan akan disesuaikan dengan kebutuhan para peserta didik.

3.5.2. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi melalui narasumber yang akan
diwawancara. Teknik ini dilakukan agar dapat mengetahui suatu informasi, yang dimana informasi ini
bisa dijadikan sebagai studi awal dalam melakukan penelitian. Wawancara yang dilakukan berupa
wawancara dengan guru kelas dan peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Medan. Manfaat dari wawancara
ini untuk mengetahui kendala yang dialami guru ketika mengajar dan untuk mengetahui kurikulum yang
digunakan dalam proses pembelajaran di SMA tersebut. Produk yang akan dihasilkan kedepannya sesuai
dengan kebutuhan dalam sekolah tersebut.

3.5.3. Angket atau Kuesioner

Angket yang akan digunakan bertujuan untuk megetahui kelayakan dan respon terhadap produk yang
dikembangkan. Dalam menguji kelayakan bahan ajar modul elektronik ini, modul elektronik akan
divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi pendidikan. Dalam melihat respon kemenarikan
modul elektronik akan dinilai oleh para para peserta didik, yang dimana dilakukannya uji coba kelompok
kecil dan uji coba kelompok besar.

3.6. Prosedur Penelitian

Tahapan yang perlu dilakukan dalam pengembangan bahan ajar modul elektronik ini ada beberapa
tahapan. Dalam penelitian ini, model yang digunakan yaitu model peneltian ADDIE. Dimana model ini
berupa analysis, design, development, implementation dan evaluation (Angko & Mustaji, 2013). Salah
satu alasan mengggunakan model ini dikarenakan model ini lebih sistematis dan terarah setiap
tahapannya. Tahapan dari model penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Tahapan Pengembangan ADDIE

1. Tahapan Analysis (Analisis)

Tahapan awal yang dilakukan pada model pengembangan ADDIE yakni melaksanakan analisis di SMA
Negeri 11 Medan. Dalam analisis ini, hal yang dilakukan yakni melakukan observasi dan wawancara yang
dimana tujuan untuk mendapat suatu informasi yang dibutuhkan. Sesudah mendapatkan berbagai
informasi dan data, dijadikan sebagai rujukan dalam mengembangkan produk kedepannya (Aminah S,
2018)

2. Tahapan Design (Perencanaan)

Tahapan kedua dalam ADDIE ini yaitu, menurut Cahyadi (2019) salah satu tahapan perencanaan
(Design), yakni:

a. Merumuskan Materi.
Dalam modul elektronik yang akan dikembangkan, materi yang akan dimuat harus sesuai indikator
pembelajaran. Setelah melihat indikator pembelajaran, kemudian menyusun materi apa saja akan
dimuat dalam modul elektronik. Setelah menyusun materi apa saja yang akan dimuat, langkah
selanjutnya itu mengembangkan produk.

b. Menentukan Desain E-Modul

Setelah merumuskan materi, hal yang perlu dilakukan selanjutnya yaitu mendesain modul elektronik.
Dalam mendesain modul elektronik ini, modul didesain dengan memperhatikan indikator dan komposisi
warna yang bagus dalam mendesain. Dalam penyusunan produk yang akan dikembangkan, modul
elektronik disusun dengan faktor-faktor modul elektronik untuk biasanya. faktor-faktor dalam
penyusunan modul elektronik yaitu:

1. Tujuan instruksional khusus

2. Petunjuk dasar

3. Lembar kegiatan

4. Lembar latihan bagi siswa

5. Rangkuman

6. Lembar evaluasi

7. Kunci jawaban tes formatif (Litaimer D, 2019).

3. Tahapan Development (Pengembangan)

Tahapan berikutnya setelah tahapan desain yaitu tahapan pengembangan. Pada tahapan ini semua
konsep yang dirancang dalam tahap desain dikongkretkan sehingga dapat direalisasikan ke tahapan
selanjut (Aminah S. 2018). Produk yang dikembangkan dikongkretkan melalui proses berikut:

a. Penulisan Kerangka E-Modul

Dalam penulisan kerangka modul elektronik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penulisan
draft e-modul lebih baik:

1. Dalam penulisan draft harus berisikan dari bagian cover, materi, dan daftar pustaka.

2. Setelah proses penyiapan e-modul selesai, langkah selanjutnya yakni melakukan validasi terhadap
modul elektronik yang dikembangkan.

b. E-modul yang setelah disusun kerangkanya serta dikembangkan kemudian divalidasi untuk
mengetahui apakah produk yang dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam proses pembelajaran
(Wardianti & Jayanti, 2018). Sebelum melanjutkan ke proses berikutnya yaitu tahap implementasi, skor
penilaian para ahli dianalisis atau dikoreksi sesuai kriteria yang teah ditentukan.
4. Tahapan Implementation (Implementasi)

Modul elektronik yang dinyatakan valid, akan dilakukan pengujicobaan pada proses pembelajaran fisika
di SMA Negeri 11 Medan. Pengujicobaan ini dilakukan dengan cara siswa menilai modul elektronik yang
sudah dikembangkan dan membaca materi yang ada di dalam modul elektronik tersebut. Pengujicobaan
ini dilaksanakan terhadap kelompok kecil dan kelompok besar (Sugiyono, 2019). Peserta didik akan
diberikan angket respon e-modul dan diisi untuk mengetahui respon peserta didik dari modul elektronik
yang telah mereka gunakan. Hasil yang diperoleh nantinya akan dijadikan bahan acuan untuk merevisi
modul elektronik sehingga menjadi lebih baik dalam proses pembelajaran.

5. Tahapan Evaluation (Evaluasi)

Tahapan terakhir dari model penelitian ADDIE yaitu tahap evaluasi. Dalam tahapan ini seluruh masukan
dan saran yang telah diberikan para ahli dan para peserta didik kemudian dievaluasi. Hal ini dilakukan
supaya produk (modul elektronik) yang dikembangkan sempurna untuk digunakan untuk proses
pembelajaran di dalam kelas (Noviyanti & Gamaputra, 2020).

Anda mungkin juga menyukai