Anda di halaman 1dari 13

RESUME KULIAH METODE PENELITIAN PERTEMUAN TERAKHIR

DOSEN : PROF. Dr. SUGIYONO, M.Pd


Oleh :
Yudi Kristanto (NIM : 22104261004)

A. Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan atau R & D


Apa yang dimaksud dengan Penilitian dan Pengembangan? Ada beberapa
pengertian mengenai Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris
Research and Development (R & D).
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Metode
Penelitan dan Pendidikan, beliau menyebutkan bahwa Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Prof. Dr. Sugiono dalam bukunya Metode Penelitan dan Pendidikan,
beliau menyebutkan bahwa metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam
bahasa Inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah suatu metode atau
langkah untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan dan
menyempurnakan produk yang telah ada, dan digunakan untuk menguji kefektifan
produk tersebut.

B. Konsep dan Pentingnya Metode Penelitian dan Pengembangan ( R & D)


Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-
bidang Ilmu Alam dan Teknik. Namun demikian metode ini bisa juga digunakan
dalam bidang ilmu;ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen,
dan lain-lain.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru
berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-
praktik pendidikan. Penelitian fenomena-fenomena yang bersifat fundamental
pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedangkan

1
penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied
research).
Metode penelitian dan pengembangan merupakan penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi
adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis dengan
penelitian yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau
disambungkan dengan penelitian dan pengembangan.
Suatu produk yang baik akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau
perangkat lunak, memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik
tersebut merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis,
prosedur berkenaan dengan hal yang telah ditemukan atau dihasilkan dari penelitian
dasar. Misalnya karakteristik dari discovery learningmerupakan hasil temuan dari
penelitian dasar yang menyatakan bahwa discovery learning bertolak dari asumsi
bahwa siswa mempunyai potensi, kekuatan, dan kemampuan untuk belajar sendiri.
Pembelajaran ini juga bertolak dari asumsi bahwa discovery learning bisa
dilakukan oleh semua siswa dan pada semua mata pelajaran. Discovery learning
juga bertolak dari hipotesis bahwa belajar yang menekankan aktivitas siswa lebih
berhasil dibandingkan dengan hanya menekankan aktivitas guru, dikarenakan
belajar yang menekankan aktivitas siswa lebih membangkitkan motivasi beajar,
kemampuan berpikir tingkat tinggi, kreativitas, kemandirian, dan lainnya.
Berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut, model pembelajaran discovery
dalam mata pelajaran dan jenjang pendidikan tertentu dikembangkan melalui
penelitian dan pengembangan. Hasil dari pengembangan tersebut berupa
pembelajaran discovery diterapkan dalam praktik pendidikan di sekolah. Penerapan
dari produk-produk penelitian dan pengembangan diteliti dengan menggunakan
penelitian terapan. Dengan demikian, ketiga jenis penelitian ini saling terkait dan
saling mendukung satu sama lain. Kemajuan-kemajuan di dalam pendidikan dan
kurikulum pembelajaran sangat didukung oleh hasil-hasil penelitian dari ketiga
jenis penelitian ini. Penelitian dasar mengembangkan konsep-konsep, prinsip-
prinsip, teori-teori. Peneletian dan pengembangan mengambangkan model-model
proses, bahan, sarana-fasilitas, dan penelitian terapan mengembangkan praktik
pelaksanaan pendidikan dan kurikulum pembelajaran.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang
digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode

2
penelitian deskriptif digunakan dala penelitian awal untuk menghimpun data
tentang kondisi yang ada. Kondisi tersebut mencakup: (1) kondisi produk-produk
yang telah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang
akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala
sekolah, siswa, serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan
penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan,
mencakup unsur manusia, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji oba
pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba,
dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-
penyempurnaan.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang
dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi
pengkuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada
kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada
kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara random.
Pembandingan hasil dari kedua kelompok tersebut menunjukkan keampuhan dari
produk yang dihasilkan.
Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi
pembalajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem pembelajaran. Strategi
ini banyak digunakan untuk mengembangkan model-model, desain atau
perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan
pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajar, media
pembelajaran serta manajemen pembelajaran.
C. Langkah-langkah Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu
siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Contohnya untuk
meningkatkan kemampuan guru-guru yang tersebar dalam suatu daerah yang sangat
luas membutuhkan bahan latihan atau penataran yang disusun dalam bentuk modul.
Langkah selanjutnya adalah menetukan karakteristik atau spesifikasi dari produk

3
yang akan dihasilkan. Materi latihan apa yang harus diberikan dan bagaimana
proses pembelajarannya. Materi dan proses pembelajaran tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan guru yang akan
mempelajarinya, serta sumber-sumber belajar yang ada di daerah mereka masing-
masing. Setelah itu barulah dibuat draf produk, atau produk awal yang masih kasar,
kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas
dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan uji coba dilakukan
pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi diadakan
penyempurnaan-penyempurnaan. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan dilakukan
secara terus-menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik atau produk standar.
Untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil
dengan menggunakan metode eksperimen.
Menurut Borg dan Gall (1989) ada sepuluh langkah pelaksanaan penelitian
dan pengembangan yaitu:
1. Penelitian dan pengumoulan data.
2. Perencanaan.
3. Pengembangan draf produk.
4. Uji coba lapangan awal.
5. Merevisi hasil uji coba.
6. Uji coba lapangan.
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan.
9. Penyempurnaan produk akhir.
10. Diseminasi dan implementasi.
Penjelasan lebih rinci dari tiap tahapan dapat diikuti dalam uraian
berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information
collecting). Meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian
dalam skala kecil.
a. Pengukuran Kebutuhan (need assessment)
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa
perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau
paket belajar, dan lain-lain, atau perangkat lunak seperti program-
program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan,

4
kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dan
lain-lain. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
memilih produk yang akan dikembangkan.
1) Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang
pendidikan?
2) Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu,
keindahan dan kepraktisan?
3) Apakah para pengembang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan produk
ini?
4) Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu
yang tersedia?

Kriteria pertama merupakan kriteria pertama, produk


pendidikan yang dihasilakn harus betul-betul penting dan
dibutuhkan dalam pendidikan. Tidak ada gunanya yang tidak
digunakan, makin banyak yang menggunakan makin bermanfaat
suatu produk pendidikan. Suatu produk banyak digunakan karena
banyak membawa hasil dan mudah digunakan. Dengan demikian
produk yang akan dikembangkan hendaknya yang akan
memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan,
kurikulum dan pembelajaran.
Pemilihan suatu produk yang akan dikembangkan sebaiknya
didasarkan atas pengukuran dan pemumpulan data kebutuhan.
Masalah-masalah atau kelemahan apa yang dihadapi sekolah saat
ini? Diantara masalah tersebut mana yang paling mendesak dan
mempunyai pengaruh besar terhadap pelaksanaan pendidikan.
Produk yang dikembangkan harus ampuh untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. pemilihan produk yang akan
dikembangkan disesuaikan dengan bidang keahlian para
pengembang, kelayakan waktu, peralatan dan biaya.
b. Studi Literatur
Untuk mengembangkan suatu produk pendidikan diperlukan
studi literatur. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-
konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu

5
produk. Produk pendidikan terutama produk yang berbentuk
model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya
memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali
konsep-konsep atau teori yang mendukung suatu produk perlu
dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur
juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan,
kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau
diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan
keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui
langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk
tersebut.
c. Penelitian dalam Skala Kecil
Dari beberapa pengalaman penelitian dan pengembangan,
hasil pengukuran kebutuhan belum cukup untuk memberikan
dasar-dasar kongkrit bagi pengembangan suatu produk. Kedua
hasil studi tersebut masih perlu dilengkapi dengan penelitian
langsung ke lapangan, bagaimana hal yang akan diproduksi itu
dilaksanakan.

2. Perencanaan
Berpegang pada hasil dari studi literatur, pengukuran dan
pemngumpulan data kebutuhan dan penelitoan dalam skala kecil, dapat
disusun rencana pengembangan produk. Perencanaan ini meliputi
rancangan produk yang akan dihasilkan, serta proses
pengembangannya.
Rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup:
(1) tujuan dari penggunaan produk, (2) siapa pengguna dari produk
tersebut, (3) deskripsi dari komponen-komponen produk tersebut, dan
(3) deskripsi dari komponen-komponen produk dan penggunaannya.
Tujuan pengguna produk perlu dirumuskan sejelas dan sekongkrit
mungkin. Dalam teknologi instruksional tujuan dirumuskan dalam
bentuk objektif yang menggambarkan perilaku-perilaku yang bisa
diamati atau diukur.

6
Dalam merumuskan pengguna produk disebutkan siapa subjek
pengguna produk tersebut. Di samping subjeknya juga perlu dijelaskan
spesifikasinya, seperti latar belakang pendidikan, jabatan atau
kepangkatan, tugas dan peranannya, pengalaman, tugas-tugas non
struktural yang diembannya, dll.
Hal selanjutnya yang perlu dirumuskan adalah komponen-
komponen produk. Produk pendidikan yang berbentuk paket pelatihan
mencakup rumusan tentang: tujuan pelatihan, materi pelatihan, proses
pembelajaran dan media pembelajaran, tugas dan evaluasi hasil
pembelajaran, serta sumber-sumber belajar yang digunakan baik dalam
bentuk buku, maupun sumber yang ada di masyarakat.
Dalam proses pengembangan produk yang akan dihasilkan, perlu
dirumuskan lebih rinci, mulai dari penentuan produk, penyusunan draf
atau produk awal, uji coba draf/produk awal di lapangan,
penyempurnaan draf, uji coba draf yang sudah disempurnakan,
pengujian produk akhir, sampai dengan distribusi dan diseminasi
produk yang dihasilkan.
Kegiatan selanjutnya adalah merencanakn subjek uji coba dan
lokasi uji coba, baik untuk uji coba awal, uji coba lebih luas maupun
pengujian produk akhir. Karena produk yang akan dihasilkan adalah
produk standar, maka jumlah subjek yang terlibat dan lingkup lokasi
penelitian dan pengembangan harus representatif unyuk populasi
nasiaonal, propinsi atau kota/kabupaten.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam perenanaan pengembangan
adalah perhitungan biaya, orang-orang yang akan membantu dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan pengembangan, alat dan bahan yang
diperlukan serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
semua kegiatan penelitian dan pengembangan.
Untuk pelaksanaan uji coba hal yang perlu direncanakan dengan
seksama adalah instrumen-instrumen yang diperlukan selama uji coba
pengembangan dan pengujian, baik instumen untuk pengamtan maupun
pengukuran hasil. Untuk pengolahan dan pelaporan hasil yang
diperlukan adalah teknik-teknik analisis hasil pengamatan dan

7
pengukuran serta bentuk-bentuk sajian hasil pengolahan seperti grafik,
profil, tabel, deskripsi, naratif, dan lain-lain.

3. Pengembangan Produk Awal


Hasil-hasil pengukuran dan analisis kebutuhan memberikan
masukan tentang jenis-jenis produk pendidikan apa yang diperlukan
sekolah saat ini. Hasil studi literatur meberikan masukan tentang
beberapa karakteristik penting dari produk yang akan dikembangkan,
serta bentuk-bentuk produk yang telah dikembangkan di tempat lain.
Hasil penelitian dalam lingkup terbatas memberikan gambaran tentang
bahan dasar dan/atau produk-produk sejenis yang telah digunakan,
pelaksanaan produk yang ada, dan kemungkinan faktor-faktor yang
akan mendukung dan menghambat penggunaan produk yang akan
dikembangkan. Sosok atau bangun produk tersebut masih merupakan
produk awal, bersifat tentatif yang akan disempurnakan melalui
serentetan kegiatan uji coba.
Meskipun masih merupakan produk awal, bersifat draf kasar, tetapi
sudah disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Draf atau produk
awal dikembangkan oleh para pengembang bekerja sama atau dengan
bantuan para ahli atau orang-orang yang punya keterampialn yang
dibutuhkan. Sebelum diuji cobakan di lapangan diperlukan evaluasi
atau “uji coba di atas meja” (desk try out atau desk evaluation).
Uji coba atau evaluasi ini semata-mata bersifat perkiraan atau
judgement berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para
pengembangan dan para ahli. Uji coba atau evaluasi oleh para ahli juga
diperlukan untuk melihat kelayakan produk secara lebih makro. Uji
coba lapanagan akan mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus demi
kasus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum atau
digeneralisasikan.

4. Uji Coba dan Penyempurnaan Produk Awal


Setelah mendapat masukan dan penyempurnaan-penyempurnaan
berdasarkan hasil evaluasi atau uji coba di atas meja, selanjutnya
dilakukan uji coba lapangan di sekolah ataupun di laboratorium. Uji

8
coba di lapangan lebih baik karena berpraktik dalam situasi yang
sesungguhnya, karena baik keadaan dan jumlah siswa, maupun sarana
dan fasilitas pembelajarannya sesuai dengan keadaan nyata di sekolah.
Untuk contoh paket latihan keterampilan mengajar, kegiatan
pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan pertemuan, rapat
atau diskusi dengan guru-guru peserta latihan. Dalam pertemuan
tersebut pengembang pertama-tama menjelaskan tujuan umum
pelatihan, langkah-langkah umum yang akan dilakukan serta beberapa
hal pokok yang perlu mendapat perhatian. Setelah itu para peserta diber
kesempatan untuk membaca hasil dari pengembang (paket 1) dan
pengembang memberi penjelasan jika ada hal yang belum dipahami.
Yang sangat penting dalam kegiatan ini adalah para peserta
memberikan masukan komentar, kritik, dan saran untuk
penyempurnaan paket latihan yang kemudian didiskusikan kembali,
dicari kesimpulannya oleh para peserta dan para pengembang bagi
penyempurnaan paket latihan.
Hasil diskusi tersebut dibahas kembali oleh para pengembang.
Paket latihan tersebut yang telah disempurnakan, diberikan kembali
kepada subjek uji coba untuk dilaksanakan.
Langkah selanjutnya guru-guru peserta latihan uji coba
melaksanakan apa yang dirancang dalam paket latihan di kelas masing-
masing. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru terlebih dulu
membuat rencana pembelajaran atau merevisi perencanaan
pembelajaran yang telah ada disesuaikan apa yang dituntut dalam paket
pelatihan.
Selama pembelajaran berlangsung, para pengembang melukakan
pengamatan secara intensif. Pengembang mencatat hal-hal penting
berkenaan dengan respon siswa terhadap apa yang dilakukan dan
disampaikan guru. Pengamatan dilakukan dengan pendekatan kualitatif
(pencatatan deskriptif-naratif) dengan format yang telah disediakan.
Setelah guru mengajar dalam satu atau beberapa pertemuan, di luar
jam pelajaran guru dan para pengembang mengadakan pertemuan untuk
membahas hasil pengamatan yang perlu mendapatkan klarifikasi dan
penyempurnaan. Berdasarkan hasil diskusi itu guru membuat atau

9
menyempurnakan persiapan mengajar untuk pertemuan selanjutnya.
Selesai melaksanakan satu paket latihan (keterampilan mengajar) guru
membuat persiapan dan melaksanakan pembelajran (keterampilan
mengajar) yang lain dengan topik dan bahasan yang lain lagi.
Selanjutnya uji coba lagi dan dilakukan lagi proses pengamatan oleh
para pengembang, dan dilakukan penyempurnaan paket latihan. Begitu
seterusnya sampai produk paket-paket latihan (keterampilan mengajar)
selesai disempurnakan.

5. Uji coba dan Penyempurnaan Produk Yang Telah Disempurnakan


Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji
coba penyempurnaan produk masih harus dilakukan satu kali petaran
lagi. Hal itu dilakukan karena produk yang dihasilkan adalah produk
standar, yang berlaku secara nasional, atau untuk lingkup propinsi,
minimal lingkup kota/kabupaten.
Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan
produk yang telah disempurnakan. Dalam tahap ini dilkukan uji coba
produk dengan sampel yang lebih besar karena sampel harus mewakili
populasi baik dalam jumlah maupun dalam karakteristiknya.
Langkah-langkah pada tahap ini sama dengan langkah-langkah
pada tahap uji coba produk awal. Demikian seterusnya pengamat,
diskusi dengan guru, serta rapat antar tim pengembang dilakukan secara
beulang-ulang sampai semua paket selesai diujicobakan dan
disempurnakan sehingga diperoleh paket latihan final.

6. Pengujian Produk Akhir


Untuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan memiliki
keunggulan dalam praktik, maka dilakukan pengujian produk akhir.
Dalam pengujian ini sudah tidak ada lagi penyempurnaan produk sebab
produk sudah dipandang smpurna dalam uji coba paket putaran kedua.
Pengujian produk dapat dilakukan pada sekolah-sekolah dan guru-guru
yang sama pada putaran kedua, tetapi dengan topik atau pokok bahasan
yang berbeda. Pengujian bisa juga dilakukan pada sekolah-sekolah dan
guru yang berbeda, hal ini lebih baik karena belum punya pengalaman

10
menggunakan produk itu. Dalam penilitian disebutnya tidak ada unsur
kematangan.
Dalam pengujian ini juga sebaiknya digunakan kelompok kontrol,
yaitu sekolah-sekolah dan guru-guru yang memiliki karakteristik dan
kemampuan yang sama (random), minimal berpasangan (matching)
dengan kelompok pengujian atau kelompok eksperimen. Kegiatan pada
tahap ketiga ini memang ditujukan untuk menguji dampak dari
penggunaan keterampilan mengajar terhadap pengethuan dan
keterampilan siswa.
Pengujian ini dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen. Model
desain yang digunakan adalah “The Randomized Preteset-Posttest
Control Group Design” merupakan desain eksperimen murni karena
kedua kelompok eksperimen dirandom. Atau minimal menggunakan
desain “The Mathcing Only Pretest-Posttest Control Group Design”
desain ini termasuk ke dalam eksperimen kuasi, karena kedua
kelompok desain hanya dipasangkan.
Dalam pelaksanaannya kedua kelompok baik yang menggunakan
desain pertama maupun kedua, diberi pretest. Kemudian kelompok
eksperimen belajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan
mengajar, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pendekatan
biasa. Setelai selesai mempelajari semua pokok bahasan kemudian
kedua kelompok diberi post test. Hasil yang dibandingkan: antara hasil
pretest dan post test pada kelompok eksperimen, pretest-posttest
kelompok kontrol. Pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
serta post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test menunjukkan
keberartian hasil belajar, perbedaan signifikan antara hasil post test
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh
penggunaan keterampilan mengajar.

7. Diseminasi, Implementasi dan Institusionalisasi


Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji
keampuhannya, langkah selanjutnya adalah diseminasi, implementasi
dan institusionalisasi. Diseminasi merupakan langkah untuk

11
mensosialisasikan dan menyebarkan hasil. Diseminasi produk-produk
yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga dibawah Departemen
Pendidikan Nasional sangat mudah. Dengan legalisasi dan instruksi
dari Menteri, Dirjen atau minimal Direktur, maka suatu produk dalam
tempo yang singkat bisa didiseminasikan ke Dinas-dinas Pendidikan
dan ke sekolah-sekolah untuk kemudian diimplementasikan dan
diinstitusionalisasikan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian dan Pengembangan


a. Kelebihan
1) Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang
memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui
serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli
2) Pendekatan R & D akan selalu mendorong proses inovasi produk/ model
yang tiada henti / memiliki nilai suistanibility yang cukup baik sehingga
diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model yang selalu
actual sesuai dengan tuntutan kekinian
3) Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat
teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis
4) Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif , mulai dari
metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.

b. Kekurangan
1) Pada Prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relative
panjang, karena prosedur yang harus ditempuh pun relative kompleks.
2) Pendekatan R&D dapat dikatakan sebagai penelitian “here and now”,
penelitian ini tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena pada
dasarnya penelitian ini pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.

E. Kesimpulan

Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk


mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Produk-produk pendidikan yang dihasilkan baik yang

12
berupa hardware maupun software diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
dan efektifitas pendidikan yang berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.
Sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif


dan R&D). Bandung: Alfabeta

Syaodih, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Frayudha, A. D. (2014, Agustus). Cara Menggunakan Metode Riset and


Development. Retrieved November 7, 2015, from
http://agadefra.blogspot.co.id/2014/08/cara-menggunakan-metode-riset-and.html

13

Anda mungkin juga menyukai